Anda di halaman 1dari 29

Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Ajeng Purwandani (165020301111074)


Annisa Zulfaa Puspitarini (165020301111082)
Rizki Aprilia Dewi (165020301111057)
Pengertian
 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLK Syariah) merupakan pengaturan akuntansi yang memberikan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan atas transaksi
syariah.
 Berbeda dengan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) pada SAK
umum yang mengacu kepada transaksi konvensional. KDPPLK Syariah
memberikan konsep dasar paradigma, asas transaksi syariah, dan karakteristik
syariah.

Iaiglobal.or.id
Sejarah:
 KDPPLKS ini pertama kali disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI)
pada 27 Juni 2007 dan masih berlaku hingga saat ini.
 Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No.
0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi
syariah yang sebelumnya oleh DSAK IAI dialihkan
kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah
(DSAS) IAI.
Tujuan?
 Tujuan kerangka dasar untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, untuk
melaksanakan tugasnya.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk mengatasi masalah akuntansi
syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi syariah.
3. Auditor, untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan
sesuai dengan prinsip syariah.
4. Para pemakai laporan keuangan syariah, untuk menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan
akuntansi keuangan syariah.
bamwaluyopoliteknik.blogspot.id
Tujuan Laporan Keuangan Syariah
1.Menyediakan informasi keuangan
2.Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab
sosial
Asas Transaksi Syariah
 Transaksi syariah berasaskan pada rinsip:
1. Persaudaraan (Uhkhuwah)
Uhkhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal
(ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling
menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
2. Keadilan (‘adalah)
Menempatkan sesuatu yang hanya pada tempatnya dan memberikan
sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
3. Kemaslahatan (maslahah)
Segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual, serta individu dan kolektif.
4. Keseimbangan (tawazun)
Keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik,
sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian.
5. Universalisme (syumuliyah)
Dapat dilakukan dengan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan agama, suku, ras, dan golongan.
Karakteristik Transaksi Syariah
 Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat
komersial maupun aktivitas social yang bersifat non-
komersial. Transaksi syariah komersial dapat berupa investasi
untuk mendapatkan bagi hasil, jual beli barang untuk
mendapatkan laba, dan pemberian layanan jasa untuk
mendapat imbalan. Adapun transaksi non-komersial; dapat
dilakukan dengan berupa pemberian pinjaman atau talangan,
penghimpunan dan penyaluran dana social seperti zakat,
infak, sedekah, wakaf, hibah. Kedua transaksi harus
memenuhi persyaratan syariah.
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain :
 Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
ridha
 Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan
baik (thayib)
 Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas
 Tidak mengandung unsur riba; kezaliman; haram
 Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
 Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar
serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
 Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan.
 Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
Asumsi Dasar Akuntansi Syariah
 Asumsi dasar yang dipergunakan dalam akuntansi syariah
tidak beda dengan asumsi dasar pada akuntansi umum yaitu :

Kelangsungan Usaha Dasar Akrual


(going concern) (accrual basis)
Kelangsungan Usaha (going concern)
 Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkan
usahanya di masa depan. Karena itu, entitas syariah
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan mengurangi
secara material skala usahanya.
Dasar akrual
 Dengan dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui
pada saat kejadian serta diungkapakn dalam catatan akuntansi dan
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual
memberikan informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi
masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas,
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta
sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di
masa depan. Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan
pembagian hasil usaha tidaklah menggunakan dasar akrual,
melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagaian hasil
usaha.
Unsur-unsur Laporan Keuangan Syariah
1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
komersial:
a) Laporan posisi keuangan
b) Laporan laba rugi
c) Laporan arus kas
d) Laporan perubahan ekuitas
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
sosial:
a) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
b) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
3. Laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.
Laporan Posisi Keuangan
 Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan memperoleh entitas syariah.
 Kewajiban merupakan hutang entitas syariah masa kini yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan
arus keluar dan sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat
ekonomi.
 Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana
entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan
dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan.
 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer.
Laporan Laba Rugi (Laporan Kinerja)
 Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
 Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan
kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam periode
laporan keuangan.
Laporan Arus Kas
 Aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasilan utama
pendapatan perusahaan. Pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih.
 Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran dan penerimaan
kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
 Aktivitas pendanaan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul
dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok
modal perusahaan.
Laporan Perubahan Ekuitas
 Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
 Setiap pos pendataan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas.
 Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait
 Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
 Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya
 Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan
Laporan sumber dan penggunaan
dana zakat
 Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki)
1. Zakat dari dalam entitas syariah
2. Zakat dari pihak di luar entitas syariah
 Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk:
fakir, miskin, riqab, orang yang terlilit hutang (gharim),
muallaf, fiisabilillah, orang yang dalam perjalanan (ibnu
sabil), amil.
 Kenaikan atau penurunan dana zakat
 Saldo awal dana zakat
 Saldo akhir dana zakat
 Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh
wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima
zakat (mustahiq). Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab
dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria
wajib zakat
Laporan sumber dan penggunaan
dana kebajikan
 Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan: infak,
sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku, pengembalian dana kebijakan
produktif, denda, pendapatan nonhalal.
 Penggunaan dana kebajikan untuk: dana kebajikan produktif,
sumbangan, penggunaan lainnya untuk kepentingan umum,
kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan, saldo awal
dana penggunaan dana kebajikan, saldo akhir dana
penggunaan dana kebajikan.
Laporan penggunaan dana investasi
terikat
 Saldo awal investasi terikat
 Jumlah kelompok investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per
kelompok pada awal periode
 Dana investasi yang diterima dan kelompok investasi yang
diterbitkan bank syariah selama periode laporan
 Keuntungan atau kerugian dana investasi terikat
 Imbalan bank syariah sebagai agen investasi
 Beban administrasi dan beban tidak langsung lainnya yang
dialokasikan oleh bank syariah ke dana investasi terikat
 Saldo akhir dana investasi terikat
 Jumlah kelompok investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per
kelompok pasa akhir periode
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan
bagi hasil
 Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib
 Penyesuaian atas:
a) pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib periode
berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima
b) Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib periode
sebelumnya yang kas atau setara kasnya diterima di periode berjalan
 Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
 Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untukbagi hasil
 Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil:
a) Sudah didistribusikan ke pemilik dana
b) Belum didistribusikan ke pemilik dana
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan aset: diakui dalam neraca jika besar
kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan
diperoleh entitas syariah dan aset tersebut mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Tidak diakui
dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
entitas syariah setelah periode akuntansi berjalan.
 Pengakuan kewajiban: diakui dalam neraca jika besar
kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal. Dalam praktek, kewajiban menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak
diakui dalam neraca.
 Pengakuan dana syirkah temporer: dalam
neraca hanya dapat dilakukan jika entitas syariah memiliki
kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
 Pengakuan penghasilan: diakui dalam laporan laba
rugi jika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
 Pengakuan beban: diakui dalam laporan laba rugi jika
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal.
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Syariah
 Biaya historis
 Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang
diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
 Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar
dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu (mis. Pajak
penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha yang normal.
 Biaya kini (current cost)
 aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya
dibayar bila aset yang sama atau setara aset yang diperoleh
sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara
kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
 Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement
value)
 Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal
(orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian, yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Anda mungkin juga menyukai