Iaiglobal.or.id
Sejarah:
KDPPLKS ini pertama kali disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI)
pada 27 Juni 2007 dan masih berlaku hingga saat ini.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No.
0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi
syariah yang sebelumnya oleh DSAK IAI dialihkan
kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah
(DSAS) IAI.
Tujuan?
Tujuan kerangka dasar untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, untuk
melaksanakan tugasnya.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk mengatasi masalah akuntansi
syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi syariah.
3. Auditor, untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan
sesuai dengan prinsip syariah.
4. Para pemakai laporan keuangan syariah, untuk menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan
akuntansi keuangan syariah.
bamwaluyopoliteknik.blogspot.id
Tujuan Laporan Keuangan Syariah
1.Menyediakan informasi keuangan
2.Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab
sosial
Asas Transaksi Syariah
Transaksi syariah berasaskan pada rinsip:
1. Persaudaraan (Uhkhuwah)
Uhkhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal
(ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling
menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
2. Keadilan (‘adalah)
Menempatkan sesuatu yang hanya pada tempatnya dan memberikan
sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
3. Kemaslahatan (maslahah)
Segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual, serta individu dan kolektif.
4. Keseimbangan (tawazun)
Keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik,
sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian.
5. Universalisme (syumuliyah)
Dapat dilakukan dengan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan agama, suku, ras, dan golongan.
Karakteristik Transaksi Syariah
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat
komersial maupun aktivitas social yang bersifat non-
komersial. Transaksi syariah komersial dapat berupa investasi
untuk mendapatkan bagi hasil, jual beli barang untuk
mendapatkan laba, dan pemberian layanan jasa untuk
mendapat imbalan. Adapun transaksi non-komersial; dapat
dilakukan dengan berupa pemberian pinjaman atau talangan,
penghimpunan dan penyaluran dana social seperti zakat,
infak, sedekah, wakaf, hibah. Kedua transaksi harus
memenuhi persyaratan syariah.
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain :
Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
ridha
Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan
baik (thayib)
Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas
Tidak mengandung unsur riba; kezaliman; haram
Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar
serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan.
Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
Asumsi Dasar Akuntansi Syariah
Asumsi dasar yang dipergunakan dalam akuntansi syariah
tidak beda dengan asumsi dasar pada akuntansi umum yaitu :