Anda di halaman 1dari 67

Asma merupakan penyakit

heterogen, umumnya dengan


karakteristik inflamasi saluran
napas kronik. Asma ditandai
dengan riwayat gejala
pernapasan seperti mengi,
sesak napas, rasa tertekan di
dada dan batuk yang waktu
dan intensitasnya dapat
berubah-ubah, bersamaan
dengan variasi hambatan aliran
ekspirasi.

GINA Updated 2014


 Penyeab pasti ASMA belum diketahui.
Risiko Berkembangnya asma merupakan
interaksi komplek berbagai faktor.

Faktor Risiko Mendapat Asma:


1. Faktor Predisposisi:
• Atopi
• Jenis Kelamin
Anak laki laki > Wanita
2. Faktor Penyebab (Pajanan)
Yang mensensitisasi bronkus dan
timbulnya asma:
a. Alergen dalam ruangan:
• Tungau debu rumah (House Dust Mite)
• Alergen binatang
• Alergen kecoa
• Jamur, dll
b. Alergen di luar ruangan
• Tepung sari
• Biji bijian
• Rumput rumputan

c. Bahan dilingkungan kerja


(accupational)
→ ASMA KERJA
3. Faktor yang berkontribusi:
Meningktnya risiko terjadinya asma
karena adanaya faktor penyebab atau
faktor predisposisi.
• Infeksi Virus(bronkioloitis)pada masa anak
akan timbul asma pada usia dewasa atau
tua
• BBLR →diameter bronkus berkurang→infekai
virus cenderung meningkat
• Merokok Aktif maupun pasif
• Diet : ASI melindungi anak tidak jadi Asma
• Polusi Udara
• Fisik (latihan, Dingin)
• Perubahan cuaca
• Makanan dan Food additives
• Obat obatan (aspirin)
• Emosi (stress)
• Endokrin(Hamil, Menstruasi)
• Lain lain ( Rinitis, Reflux Gastro Esofagus)
 INFLAMASI merupakan Dasar Kelainan
Faal :
› Obstruksi saluran nafas
› Hiperesponsif saluran napas
› Kontraksi otot polos bronkus
› Hipersekresi mukus
 Keterbatasan aliran udara yang
reversibel
 Eksaserbasi
 Asma malam
 Kelainan analisa gas darah
 Kontraksi otot polos bronkus
 Lepas mediator oleh sel inflamasi
 Mediator :
› Sel mast:
 Histamin
 Prostaglandin D2
 Triptase
 Leukotrien C4
Normal Asthma
 Mekanisme pasti?

 Perubahan sifat otot polos bronkus

 Perubahan kontraktiliti

 Perubahan inflasi
 Pemendekan otot polos yang meningkat

 Perubahan dalam aparatur kontraksi


 Hiperplasi kelenjar submukosa dan sel
goblet

 Remodelling dinding saluran napas →


khas pada asma kronik

 Fatal Asma →sumbatan oleh mucus plug


 Penebalan diding saluran napas
(karakteristik remodeling)

 Terjadi pada saluran napas besar dan


kecil

 Terlihat secara patologi dan radiologi


 Episode eksaserbasi gambaran umum
pada asma
 Inciter:
› Udara dingin
› Kabut / Asap
› Exercise
→Bronkokontriksi
 Inducer :
› Alergen

› Sensitisasi zat di tempat kerja


› Ozon
› Infeksi saluran napas oleh virus

→ Inflamasi
 Biopsi Transbronkus → Penumpukan
eosinopil dan makrofag di alveol dan
jaringan peribronkus pada malam hari
 Serangan Akut Berat:
› Gangguan pertukaan gas
› Hipoksemia

Ketidakseimbangan Ventilasi - Perfusi


Pemicu
Alergen, zat kimia,
polusi udara, infeksi virus

Inflamasi

Hiper-responsif Gangguan
saluran napas aliran udara

Pencetus Gejala
Alergen, Batuk , mengi
Olahraga, dada tertekan,
Udara dingin, sesak napas
dll
Adapted from GINA Updated 2014
Gambaran Klinis Asma

› Saat tidak serangan – tidak ditemukan gejala


klinis
› Jika terjadi serangan:
 Sesak napas
 Mengi (wheezing)
 Batuk produkti
 Dada sperti tertekan
Ditentukan oleh
• Frekwensi serangan
• Serangan asma malam
• Gangguan aktivitas
• Nilai faal Paru ( VEP1 atau APE)
• Variabiliti harian

DERAJAT ASMA :
 Asma Intermiten
 Asma Persisten Ringan
 Asma Persisiten Sedang
 Asma Persisten Berat
 Gejala < 1 kali seminggu
 Gejala asma malam <2 kali sebulan
 Serangan singkat tidak menggangu
aktifitas
 Nilai VEP1 atau APE ≥80% nilai prediksi
 Variabiliti <20 %
 Gejala ≥1 kali serangan tapi <1 kali
sehari
 Eksaserbasi dapat menggangu aktifitas
dan tidur
 Gejal asma malam >2 kali sebulan
 Nilai APE/VEP1 >80% nilai prediksi
 Variabiliti 20-30%
 Gejala setiap hari
 Gejala asma malam >1 kali seminggu
 Eksaserbasi mengganggu aktiviti dan
tidur
 Niali VEP1 atau APE ≥80% tetapi ≤ 80%
nilai prediksi
 Variabiliti > 30%
 Gejala berkepanjangan
 Eksaserbasi sering
 Gejala asma malam sering
 Aktivitas fisik terbatas
 Nilai APE/ VEP1 ≤ 60% nilai prediksi
 Variabiliti > 30 %
 Anamnesis
› Batuk, mengi/wheezing, sesak napas
episodik
› Bronkitis/pneumonia berulang
› Riwayat atopi
› Riwayat faktor pencetus
 Apakah penderita mendapat serangan
atau serangan mengi yang berulang
 Apakah penderita mengalami batuk
pada malam hari?
 Apakah batuk atau mengi timbul
sesudah aktifitan?
 Apakah batuk atau mengi atau rasa
berat di dada timbul sesudah terpajan
terhadap alergen atau polutan?
 Apakah flu yang diderita berlanjut
menjadi sesak atau berlangsung lebih
dari 10 hari
 Tanpa serangan – Normal
 Penyakit penyerta
 Saat serangan
› Sesak
› Mengi
› Otot bantu napas
› Pulsus paradoksus
 Laboratorium
 Uji Kulit
 Radiologi
 Pemriksaan Faal Paru
 Darah rutin – Eosinofilia
 Sputum – eosinofil, spiral Curshmann dan
krystal Charcot- leyden
 Serum – IgE spesifik
 Uji kulit
 Prick test
 Scratch test
 Menentukan faktor atopi
 Tidak berkorelasi dengan pencetus
asma
 Foto toraks berguna untuk melihat
adanya komplikasi (Pneumotoraks,
Penumomediastinum, Ateleksisi)
 Untuk menyingkirkan Penyakit lain
 Umumnya normal
 Saat serangan → Hiperinflasi paru
 Penunjang diagnosis

 Arus puncak ekspirasi

 Pemeriksaan spirometri
› VEP1
› VEP1/KVP
 Uji Bronkodilator
 Variabiliti harian
 Uji Provokasi Bronkus
› Riwayat asma (+)
› Pemeriksaan fisis (-)
› Uji faal paru (-)
 Provokasi beban kerja
 Provokasi inhalasi
› Antigen
› Non spesifik :
-histamin
-metakolin
 Dewasa:
› PPOK
› Bronkitis Kronik
› Gagal Jantung Kongestif
› Batuk kronik akibat lain lain
› Disfungsi larings
› Obstruksi mekanis (misal tumor)
› Emboli Paru
 Anak
› Benda asing di saluran pernafasan
› Laringotrakeomalasia
› Pembesaran kelenjar limfe
› Tumor
› Stenosis trakea
› Bronkiolitis
 Prognosis baik :
› Penangani cepat dan tepat
› Tidak ada penyakit komorbid
PENDAHULUAN
 Salah satu penyebab utama kasus
kegawatdaruratan dan rawat inap

 Alasan utama pasien untuk mencari


pertolongan

 Mengancap jiwa
EKSASERBASI

Episode terjadinya
perburukan/bertambahnya gejala klinis
yang timbul

Gawat
darurat Paru
 Terjadi percepatan penurunan FEV1
pada asma yang sering eksaserbasi

 Eksaserbasi pelepasan mediator


remodeling Penyempitan Saluran
Nafas
 Riwayat serangan asma yang
mengancam

 Riwayat ICU, riwayat intubasi

 Riwayat rawat inap 2 kali atau lebih


karena asma
 Riwayat 2 atau lebih ke IGD karena
serangan asma
 Menggunakan 2 atau lebih canister
SABA perbulan
 Membutuhan koertikosteroid oral untuk
kontroler
 Komorbid (Cardiovaskuler)
 Kelainan psikiatrik
 Banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya eksaserbasi

 Semakin banyak faktor risiko akan makin


berat dan makin sering kejadan
eksaserbasi
 Infeksi saluran napas yang berulang
 Gastro-oesophageal-reflux
 Obstruksi Sleep Apnoe
 Penggunaan Inhaler yang salah
 Drugs
 Makanan yang menyebabkan alergi
 Gangguan hormonal
 Gangguan psikologis
 Hipertiroid
 Penurunan imun
 Terpapar zat alergi
 Alergen di tempat kerja
 dll
 RINGAN
› Sesak nafas saat beraktifitas ringan/dapat
berbaring
› Berbicara lancar
› Kegselisahan – berbicara lancar
› Frekwensi nafas meningkat
› Tidak ada retraksi otot pernafasan
› Mengi (Wheezing) terdengar
 RINGAN
› Nadi < 100x/menit
› Pulsus paradoksus < 10 mmhg
› Nilai APE > 80% prediksi/nilai terbaik
› PaO2 > 80 mmhg
› PaCO2 < 45
› Saturasi O2 >95%
 SEDANG
› Sesak nafas saat berbicara/pasien duduk
› Berbicara terputus-putus
› Tidak gelisah
› Frekwensi napas meningkat
› Retraksi otot suprasternal
› Mengi(Wheezing) keras
 SEDANG
› Nadi 100-120x/menit
› Pulsus paradoksus 10-25 mmhg
› Nilai APE 60-80% prediksi/nilai terbaik
› PaO2 <60 mmhg
› PaCO2 <45 mmhg
› Saturasi O2 90-95 %
 BERAT
› Sesak napas saat istirahat/pasien duduk
› Berbicara Kata per kata
› Gelisah
› Frekwensi napas > 30 x /menit
› Retraksi otot suprasternal
› Mengi(Wheezing ) Keras
 BERAT
› Nadi > 120x/menit
› Pulsus paradoksus >25 mmHg
› Nilai APE < 60% prediksi/nilai terbaik
› PaO2 <60 mmhg
› PaCO2 >45 mmhg
› Saturasi O2 <90%
 Penurunan kesadaran
 Silent chest
 Bardikardi
 Gagal nafas
 PaO2 <50 mmhg
 PaCo2 > 50 mmhg
TUJUAN PENATALAKSANAAN

DAPAT MENILAI DAN MENANGANI


EKSASERBASI DENGAN CEPAT DAN
TEPAT
 Menghilangkan dan mengendalikan gejala
 Mencegah eksaserbasi
 Meningkatkan Faal paru
 Tercapai aktivitas normal
 Hindari efek samping obat
 Mencegah Kematian
 Menjadikan asma terkontrol
 Penggunaan berulang dari β2 agonis
kerja singkat (SABA)

 Penggunaan kortikosteroid

 Pemberian oksigen
Apakah gejala berikut menyertai?
PENILAIAN AWAL
A: Airway B:Breathing C:Circulation Mengantuk berat, kebingungan, silent chest

Tentukan terapi berdasarkan status klinis pasien, Konsul ke ICU, terapi dengan SABA dan O2,
Dinilai dari gejala yang paling parah dan persiapkan pasien untuk intubasi

RINGAN atau SEDANG BERAT


Bicara dalam frasa Bicara dalam kata
Memilih posisi duduk dibanding berbaring Posisi tubuh duduk membungkuk ke depan
Tidak gelisah Gelisah
Laju respirasi meningkat Laju respirasi > 30 kali per menit
Otot bantu napas tidak digunakan Otot bantu napas digunakan
Denyut jantung 100-120 denyut/menit Denyut jantung > 120 denyut/menit
Saturasi O2 (di udara) 90-95% Saturasi O2 (di udara) < 90%
APE > 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi APE ≤ 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi
GINA Updated 2014
BERAT
RINGAN atau SEDANG Beta-2-agonis kerja cepat
Beta-2-agonis kerja cepat (SABA) Pertimbangkan kortikosteroid inhalasi
Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi dosis tinggi
hingga 93-95% (pada anak 94-98%) Ipratropium bromida
Kortikosteroid oral Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi
Pertimbangkan ipratropium bromida hingga 93-95% (pada anak 94-98%)
Kortikosteroid oral atau IV
Pertimbangkan magnesium IV
Konsul ke ICU,
Jika pasien terus memburuk, lakukan terapi sebagai terapi dengan SABA & O2,
derajat BERAT dan nilai ulang untuk terapi di ICU dan persiapkan intubasi

PENILAIAN ULANG ATAS KEMAJUAN KLINIS SECARA BERKALA


UKUR FUNGSI PARU pada semua pasien, satu jam setelah terapi awal

VEP1 atau APE <60% dari angka prediksi


VEP1 atau APE 60-80% dari angka prediksi
atau nilai terbaik, atau respon klinis kurang
atau nilai terbaik dan gejala membaik dari
memadai dari derajat BERAT
derajat SEDANG
Lanjutkan terapi seperti diatas dan lakukan
Pertimbangkan untuk pasien dipulangkan
Penilaian secara berkala
Hanya untuk kalangan profesional kesehatan
GINA Updated 2014 ID/RESP/0006/14 AD: 19/09/2014, ED: 19/09/2016
Terapi pada perawatan asma akut

Terapi berikut ini biasanya diberikan bersamaan untuk


mencapai perbaikan secara cepat :

Oksigen
Untuk mencapai saturasi O2 93-95% (94-98% pada anak
usia 6-11 tahun) oksigen harus diberikan dengan nasal
kanul atau masker.

Inhalasi SABA
Terapi SABA inhalasi harus diberikan secara berulang kali
pada pasien asma akut

SABA: Short Acting Beta 2 Agonist


Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2015). Available from www.ginasthma.org.
Accessed on May 26, 2015
Terapi pada perawatan asma akut
Terapi berikut ini biasanya diberikan bersamaan untuk
mencapai perbaikan secara cepat :
Steroid sistemik, penting diberikan jika:
 Pengobatan awal dengan SABA tidak memberikan perbaikan
gejala
 Eksaserbasi terjadi pada pasien yang sedang menggunakan
oral kortikosteroid
 Pasien sebelumnya mempunyai riwayat eksaserbasi yang
memerlukan oral kortikosteroid

Inhalasi Kortikosteroid
ICS dosis tinggi yang diberikan pada satu jam pertama akan
mengurangi kebutuhan rawat inap pada pasien-pasien yang
tidak menerima kortikosteriod sistemik (Evidence A).
Secara keseluruhan ICS ditoleransi dengan baik.
SABA: Short Acting Beta 2 Agonist ; ICS : Inhalasi Kortikosteroid
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2015). Available from www.ginasthma.org.
Meninjau Respon

Lakukan penilaian ulang secara sering untuk


status klinis dan saturasi oksigen, dan berikan
terapi lanjutan sesuai respon pasien

Ukur fungsi paru setelah 1 jam, yaitu sesudah


pemberian 3 kali berturut-turut bronkodilator,
dan bagi pasien yang memburuk meskipun
sudah diberikan bronkodilator dan
kortikosteriod secara intensif maka evaluasi
ulang
ICU : Intensiveuntuk
Care Unit dikirimkan ke ICU.
 Obat Inhalasi:
› Dosis kecil dan efek samping minimal
› Langsung bekerja ke saluran napas
› Mulai kerja cepat
› Praktis
 Kortikosteroid inhalasi
 LABA inhalasi
 Kombinasi Kortikosteroid inhalasi dan
LABA
 Imunisasi
 Bronchyal thermoplasty
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai