Anda di halaman 1dari 13

KOROSI

Korosi adalah perusakan suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia
atau elektro kimia dengan lingkungannya

Akibat reaksi korosi, maka sebagian logam akan hilang atau menjadi
senyawa lain yang lebih stabil

Kerugian akibat reaksi korosi :


• Menyebabkan penampilan yang kurang menarik
• Berkurangnya kekuatan suatu konstruksi … Runtuh, meledak
• Kerusakan peralatan dapat menghentikan seluruh proses produksi
• Dapat menimbulkan pencemaran suatu produk … obat, minuman
• Membutuhkan biaya yang besar untuk pencegahan korosi
Mekanisme terjadinya korosi

Korosi kimia : Korosi yang terjadi tanpa melibatkan elektrolit (korosi


oksidasi langsung )

Korosi elektro kimia : Korosi yang terjadi bila ada elektrolit (cairan
yang mengandung ion-ion positif dan negatif , sehingga dapat
menghantarkan arus listrik )

Laju korosi dipengaruhi oleh :


 Jenis logam / paduannya
 Jenis dan konsentrasi elektrolit
 Kecepatan aliran / gerakan elektrolit (kecuali korosi sel konsentrasi)
 Besar kecilnya sel galvanik
 adanya tegangan
 Temperatur
Reaksi antara seng (Zn) dengan asam klorida (HCl) :

Bila Zn + 2HCl --- Zn Cl2 + H2 atau


Zn --- Zn++ (reaksi oksidasi terkorosi disebut reaksi anodik)
2H++ 2e -- H2 (reaksi reduksi disebut juga reaksi katodik)

Gambar : Pembentukan karat pada seng


(M.G. Fontana, Corrosion Engineering, McGraw - Hill Book Company, 1986)
Korosi pada besi dalam air

Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan
atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air, reaksinya
disebut reaksi oksidasi.

Anode : Fe(s) →Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dilepaskan mengalir


menuju daerah lain (katodik),
Selanjutnya elektron ditangkap
oleh oksigen dan berekasi dengan
ion H+ yang berasal dari udara
menghasilkan air.
Reaksi penyerapan elektron
disebut reaksi reduksi yang
berlangsungnya pada katode.

Katode : O2(g) + 4H+(aq) + 4e → 2H2O(l)

Ion besi yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi kemudian membentuk
senyawa oksida yang terhidrasi menjadi Fe2O3 . nH2O (karat besi).
Penghubung listrik Katoda

Elektroda
Anoda

Gambar 1. Mekanisme sel korosi basah sederhana.

 Anoda melepaskan elektron dari atom-atom logam (reaksi oksidasi) untuk


membentuk ion logam yang bermuatan positif
 Larutan terjadi pelepasan H2 dan reduksi O2, akibat H+ dan H2O yang tereduksi
 Reaksi tsb terjadi dipermukaan logam yang menyebabkan pengelupasan akibat
pelarutan logam kedalam larutan secara berulang-ulang
Jenis korosi

 Korosi Merata : Korosi yang terjadi pada seluruh permukaan


logam yang bersentuhan dengan elektrolit
Paling banyak menghilangkan logam, tetapi justru yang
paling tidak berbahaya
 Korosi Galvanik : Korosi yang terjadi akibat perbedaan
potensial elektroda dan berada dalam satu elektrolit
Logam yang kurang mulia akan menjadi anoda
Tabel potensial
elektroda (E) untuk
beberapa logam
 Korosi Sel Konsentrasi / korosi celah : Korosi yang terjadi akibat adanya
perbedaan konsentrasi oksigen
Dibawah endapan pasir, tetesan air, dll
 Korosi Erosi : Korosi yang dipercepat akibat adanya erosi yang
ditimbulkan oleh gerakan cairan
Pipa, sudu pompa, baling-baling kapal, lambung kapal

 Korosi Tegangan : Korosi yang terjadi akibat adanya tegangan dan


berada dilingkungan yang korosif
Lipatan plat, kepala paku

 Korosi Batas Butir / Intergranular) : Korosi yang terjadi dalam


struktur mikro suatu logam
Cr yang mengendap pada batas butir, sehingga akan
terbentuk sel galvanik pada stainless steel
Pencegahan korosi :

1. Perancangan konstruksi yang tepat


a. Pemilihan bahan yang tepat (sesuaikan dengan lingkungannya )
b. Hindari belokan yang tajam
c. Bila memungkinkan merubah kondisi lingkungan, dll)
2. Pelapisan permukaan (minyak, cat, elektro plating)
3. Proteksi katodik
 Arus terpasang : Memberikan arus listrik ( DC ) yang berlawanan
arah dengan arah arus hasil reaksi korosi
 Anoda tumbal : Mengatur struktur agar menjadi katoda (potensial
elektroda dibuat lebih positip  korosi galvanik)
4. Proteksi anodik : Memperbesar arus hasil reaksi korosi hingga
mencapai daerah pasifnya
Proteksi Metode Arus Terpasang pada Pipa Bawah Tanah

Penerapan Metoda Anoda Tumbal, pada: a). Pipa bawah


tanah
b). Kapal Laut
Untuk menghitung laju korosi, antara lain dapat menggunakan metode
kehilangan berat atau weight gain loss (WGL)

Dimana
R = laju korosi (mil per year)
W = kehilangan berat (mg)
D = Berat jenis (g/cm3)
A = Luas permukaan (inchi2)
T = Rentang waktu yang digunakan untuk pengujian (jam)

Satuan laju korosi mpy diatas dapat dikonversi dalam beberapa tipe
satuan lainnya, antara lain :
1 mpy = 0.0254 mm/year = 25.4 μm/year = 2.90 mm/h

Anda mungkin juga menyukai