Anda di halaman 1dari 32

Laporan kasus

Pemimbing : Mayor CKM dr. Moh. Andi Fatkhurokhman, Sp. THT-KL


Kolonel (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp. THT-KL

Disusun Oleh : Nabillah


Identitas Pasien
 Nama : Tn. MR
 JENIS KELAMIN : Laki-Laki
 USIA : 74 Tahun
 AGAMA : Islam
 PEKERJAAN : Tidak bekerja
 PENDIDIKAN : S1 Biologi
 ALAMAT : Jln.kavling DKI 1
 TGL. PEMERIKSAAN : 07-06-2018
Anamnesa
 Keluhan utama :Pasien datang dengan keluhan suara sulit
dikeluarkan dan menjadi serak sejak mengalami stroke
pada januari 2018.
 Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengatakan suara nya
terkadang sering hilang atau menjadi serak dan kadang
sedikit pelo terutama bila pasien ingin mengeluarkan suara
yang lebih keras, sejak pasien mengalami stroke ringan
pada januari 2018. Tidak ada Keluhan nyeri tenggorokan
dan nyeri pada saat menelan, namun saat pasien makan-
makanan yang keras atau berukuran besar, pasien harus
makan perlahan agar tidak tersedak. Sesak nafas dan
demam disangkal. Tidak ada mual dan muntah. Saat ini
pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan saraf yang
diingat oleh pasien hanya citicoline saja.
 Riwayat Penyakit dahulu: Keluhan baru pertama kali
dirasa oleh pasien. Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan stroke. Diabetes disangkal.
 Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluarga yang
mengalami hal serupa seperti pasien.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
GCS: 15 E4M6V5
 Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg
HR : 68 x/m
RR : 20 x/m
Status Generalis
 KEPALA : Normocephal
 MATA : Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/- Pupil
Bulat isokor RCL +/+ RCTL +/+
 LEHER : Pembesaran kelenjar getah bening (-) Tiroid (-)
 THORAKS
 Inspeksi : Anteropoosterior : transversal = 1:2 simetris
bilateral
 Palpasi : tidak dilakukan
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : tidak dilakukan
 ABDOMEN
 INSPEKSI : Perut datar dan simetris
 PALPASI : Tidak dilakukan
 PERKUSI : Tidak dilakukan
 AUSKULTASI : Tidak dilakukan
 EKSTREMITAS :Edema dan Sianosis (-)
 NEUROLOGIS
 REFLEKS FISIOLOGIS : Tidak dilakukan
 REFLEKS PATOLOGIS : Tidak dilakukan
 GENITALIA : Tidak dilakukan
Status Lokalis
Tes Penala
Hidung
Cavum oris
Faring dan laring
Faring
Mukosa Warna merah muda
Granula (-)
Post nasal drip (-)
Laring Hiperemis (-) udem (-)
Epiglotis Parese Plika vokalis
Kartilago arytenoid
Plika aryepiglotika
Plika vestibularis
Plika vokalis
Rima Glottis
Trakea
Maxilofacial
Leher
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laringoskopi direct
 Rontgen Thoraks PA
 RESUME
Pasien mengatakan suara nya terkadang sering hilang atau menjadi
serak dan kadang sedikit pelo terutama bila pasien ingin mengeluarkan
suara yang lebih keras, sejak pasien mengalami stroke ringan pada
januari 2018. Tidak ada Keluhan nyeri tenggorokan dan nyeri pada saat
menelan, namun saat pasien makan-makanan yang keras atau
berukuran besar, pasien harus makan perlahan agar tidak tersedak.
Sesak nafas dan demam disangkal. Tidak ada mual dan muntah. Saat
ini pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan saraf yang diingat oleh
pasien hanya citicoline saja. Keluhan baru pertama kali dirasa oleh
pasien. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke. Diabetes
disangkal. Pada Pemeriksaan fisik ditemukan Concha nasalis inferior
edema, Pemeriksaan pasif : Deformitas (-), Tanda radang (-),
Kemencongan pada wajah (-) / wajah simetris , Nyeri tekan pada wajah
(-). Pemeriksaan aktif: Lidah deviasi kekiri, gerakan aktif mencucu,
menyeringai, memencongkan mulut, menaikkan alis dapat dilakukan,
kanan-kiri simetris, Refleks muntah (-).
 DIAGNOSIS KERJA
 Disphagia motorik e.c Post Stroke iskemik
 Disfonia
 DIAGNOSIS BANDING
 Disphagia Mekanik
 PENATALAKSANAAN
 RENCANA LANJUTAN
 Rujuk Bagian Neurologi
 PROGNOSIS
 QUO AD VITAM : Dubia ad bonam
 QUO AD FUNCTIONAM : Dubia ad malam
PENDAHULUAN
Disfagia berasal dari bahasa yunani yang
berarti“gangguan makan”, yaitu kesulitan makan
akibat dari gangguan menelan.

Didefinisikan sebagai rasa nyeri, tidak nyaman, dan atau


kesulitan dalam memulai atau menyelesaikan proses
penelanan.
PENDAHULUAN
 risiko pneumonia aspirasi, malnutrisi, dehidrasi,
penurunan berat badan, dan obstruksi jalan napas

 Penggolongan: neurologis & nonneurologis


EPIDEMIOLOGI
 51-73% pasien stroke mengalami disfagia
 Poststroke disfagia ras Asia> ras kaukasia
 Meningkat seiring usia, terutama pada
populasi geriatri
Anatomi saluran Cerna
Mulut dan gigi
Orofaring
Hipofaring
esofagus
Fisiologi menelan
Fase oral
Fase faringeal
Fase esofageal
Disfagia
Klasifikasi :
Disfagia mekanik
Disfagia motorik
Disfagia oleh gangguan emosi
etiologi
patogenesis
• Kerja otot • Kelainan
rongga mulut persarafan
dan lidah

Ukuran Fungsi
bolus sfingter
manakan seofagus

Diameter Kontraksi
lumen peristaltik
esofagus esofagus
• Penyakit yang • Obstruksi
mendahului saluran
makan
Gejala klinis
 Batuk
 Tersedak
 Perasaan tidak nyaman di tenggorkkan bagian
belakang
 Disfonia dan disartria
 Keluar air liur
 Ketidaksanggupan membersihkan residu makanan di
mulut
 Hilangnya rasa pengecapan dan penciuman
Penegakkan diagnosa
anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik
Evaluasi
Pemeriksaan N Refleks
gerakan
V, VII-XII muntah
volunter faring

Pengamatan Pemeriksaan
Auskultasi
proses rongga mulut
servikal
menelan dan faring

Pemeriksaan Disfonia dan Fungsi


Status kognitif disartria pernafasan
Pemeriksaan penunjang
Endoscopy atau esophagoscopy
Manometry esofagus
X-ray leher
Barium X-ray
Videofluoroskopi swallow Assesment (VFSS)
Flexible Endoscopy evaluation of swallowing (FEES)
Tatalaksana
Medikamentosa :
Sesuai etiologi

Pembedahan :
Sesuai etiologi
Pembedahan gastrostomy
Cricofaringeal myotomy

Gizi :
Modifikasi diet
Suplai nutrisi
hidrasi

Anda mungkin juga menyukai