Praktik Keperawatan
dlm Sistem Pelayanan / Asuhan Keperawatan
Nursing
started with a
focus on
environmental
health
Florence Nightingale, born May 12, 1820, in Florence, Italy,
died August 13, 1910, in London, England
Nursing History Patient Safety (OJIN, 2003)
Florence Nightingale ( 1859 )
• Advocated for safe care.
• Proposed that nurses through their practice had to put the
patient in the best condition possible for nature to act upon
the patient.
1. Pendahuluan
2. Beberapa terminologi (review)
3. Pengertian & Penyebab KLB
4. Tim Manajemen KLB
5. Investigasi & Penanggulangan KLB
1) Persiapan
2) Tujuan dan Sasaran
3) Langkah-langkah/kegiatan
6. Berakhirnya KLB
7. Latihan
9
1. Pendahuluan
Setiap RS (diharapkan) mempunyai “normal” (baseline)
insidens HAIs; sehingga RS bisa secara dini menduga/
mengetahui adanya peningkatan kasus yang merupakan
“kejadian luar biasa (KLB)”.
Although outbreaks represent only around 10% of cases of
infection acquired in hospital, any major increase in cases is
evidence that an infection has begun to spread and is beginning
to pose a possible serious threat to other patients and staff.1)
Rumah sakit perlu mempunyai perangkat/program pengelolaan
KLB HAIs. Komite PPI harus sangat terlibat dan mendukung
keberhasilan program ini.
Sebagai anggota Komite/Tim PPI, IPCN yang kompeten
(berpengetahuan memadai tentang HAIs, epidemiologi,
statstik/surveilans, manajemen KLB, dll) berperan penting dalam
keberhasilan pengendalian KLB.
10
International Nurses’ Day, May 12
Theme 2014:
Nurses: A Force for Change
Florence Nightingale
Collected data and systematized record-
keeping practice .
Monitored disease mortality rates to show
that with improved sanitation in hospitals,
death rates decreased.
Used the data as a tool for improving city and
military hospitals .
In 1858, she became a Fellow of the Royal
Statistical Society, and in 1874 became an
honorary member of the American Statistical
Association .
11
2. Beberapa Terminologi
Endemi: Keberadaan suatu penyakit/infeksi pada tingkat
prevalensi yang biasa ( “normal” ) di suatu populasi tertentu.
Epidemi: Peningkatan jumlah penyakit/infeksi yang tidak biasa
(lebih tinggi dari yg diharapkan) di suatu populasi tertentu
pada periode tertentu KLB, outbreak
Jumlah
kasus
Endemi Epidemi
Waktu
13
BUKU PEDOMAN
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit)
Edisi Revisi Tahun 2011
3. PENGERTIAN
Kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah.
O
Program Peningkatan Mutu, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
N Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan mutu pelayanan dan mencegah risiko ventilator associated pneumonia
(VAP)
T Definisi Insiden rate ventilator associated pneumonia adalah jumlah kejadian VAP pada pasien
terpasang ventilator mekanik lebih dari 48 jam dibagi total jumlah hari pemasangan
H
Kriteria Inklusi • Seluruh pasien dengan ventilator mekanik > 48 jam
• Ketika masuk Rumah Sakit tidak ada tanda klinis pneumonia dan gangguan paru
• Klinikal: Demam, Temperatur > 380’C atau < 350’C, Sputum purulent, Batuk,
dyspnoe atau tachypnoe, Suara nafas: rales, bronchial
• X ray (≥ 2 foto serial): Infiltrat baru persisten atau progresif, kavitasi, konsolidasi,
pneumatoceles pada bayi berumur < 1 tahun
• Laboratorium: leukosit > 12000/mm3 atau < 4000/mm3, Kultur aspirasi trakheal ≥
105 ppm/ ml
• Perubahan hasil analisa gas darah (↓ sats,P:F ratio<240, ↑O2 req)
• Untuk penderita ≥ 70 tahun, adanya perubahan status mental yang tidak ditemui
penyebab lainnya
Kriteria Eksklusi • Pasien yang telah terpasang ventilator mekanik sebelum masuk RSJPDHK
• Pasien terpasang ECMO, hemodinamik tidak stabil/IABP sebelum operasi
Numerator Jumlah kejadian VAP pada pasien yang terpasang ventilator mekanik dalam waktu
satu bulan
Denumerator Jumlah hari pemasangan ventilator mekanik dalam waktu satu bulan
Alasan Pemilihan Indikator • Kejadian infeksi di rumah sakit bukan saja meningkatkan mortalitas dan morbiditas
pasien, tetapi juga menambah biaya perawatan yang sangat membebani pasien dan
rumah sakit.
• JCI Accreditation Standards for Hospitals 5th ed dan Standar Akreditasi Rumah Sakit
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)
• IKI Direktur Utama
• Pedoman Surveilans Kemenkes 2011
• Definition of HAIs , CDC 2017
Target Sampel & Sample Size Seluruh pasien yang terpasang ventilator mekanik di ruang ICU Dewasa, CVCU, dan
ICU Pediatrik
26
Area Monitoring ICU Dewasa, CVCU, dan ICU Pediatrik
N
Program Peningkatan Mutu, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
T Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan mutu pelayanan dan mencegah risiko infeksi daerah operasi
O
Definisi Infeksi Daerah Operasi adalah Infeksi yang terjadi pada daerah insisi daerah operasi
dalam waktu 30 hari tanpa implan dan 90 hari dengan implan pasca bedah terdapat
paling sedikit satu keadaan berikut :
H • Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas fascia,
• Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara
aseptic,
• Sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan kecuali hasil
biakan negatif
• Paling sedikit terdapat satu dari tanda – tanda infeksi berikut ini : nyeri,
bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal dan dokter yang menangani
menyatakan terjadi infeksi
Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang terjadi infeksi setelah dilakukan pembedahan jantung dan
pembuluh darah serta luka insisi pemasangan Pacu Jantung Menetap (PPM)
Kriteria Eksklusi • Pasien delayed sternal (penundaan penutupan sternum pada pasien pembedahan
jantung)
• Pasien redo operasi jantung
Numerator Jumlah kejadian infeksi daerah operasi jantung dan luka insisi pemasangan PPM
dalam waktu satu bulan
Denumerator Jumlah pasien operasi jantung dan pemasangan PPM dalam waktu satu bulan
Alasan Pemilihan Indikator • Kejadian infeksi di rumah sakit bukan saja meningkatkan mortalitas dan morbiditas
pasien, tetapi juga menambah biaya perawatan yang sangat membebani pasien dan
rumah sakit.
• JCI Accreditation Standards for Hospitals 5th ed dan Standar Akreditasi Rumah Sakit
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)
• IKI Direktur Utama
• Pedoman Surveilans Kemenkes 2011
• Definition of HAIs , CDC 2017
Target sampel & sample size Seluruh pasien yang terjadi infeksi setelah dilakukan operasi jantung dan pemasangan
PPM
Area monitoring Ruang Tindakan, IGD, Rawat Inap dan Rawat Jalan
27 Jelaskan pengumpulan data dan Data dikumpulkan dan dianalisis oleh tim PPI
analisisnya
28
29
30
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
1. Memastikan adanya wabah
2. Menetapkan diagnosa kasus yang dilaporkan
mengidentifikasi agent
3. Menemukan kasus-kasus yang mungkin ada (secara
retrospektif atau konkuren)
4. Menetapan karakteristik kasus (Kumpul & organisasi
data menurut: “Time, Person, Place” dan menghitung
Incidence & Attack Rate
5. Membuat hipotesa
6. Menguji hipotesa
7. Melaksanakan tindakan pengendalian & tindak lanjut
8. Mengevaluasi keberhasilan tindakan pengendalian
9. Mengkomunikasikan dan menulis final report
3. Menemukan kasus-kasus
Menemukan kasus yang mungkin ada (secara retrospektif
atau konkuren).
Kumpulkan data penting dan informasi spesimen dari:
Medical record
Hasil laboratorium
Patient’s chart
5. Membuat Hipotesa
6. Menguji Hipotesa
a. Menguji hipotesa memerlukan studi khusus/dengan pendekatan
epidemiologi inferensial. Banyak investigasi tidak mencapai
tahap ini dan berhenti pada investigasi dengan epidemiologi
deskriptif. Fase pengujian hipotesa merupakan fungsi dari
ketersediaan tenaga/tenaga ahli, severity of the problem, &
resource allocation.
b. Contoh situasi yg memerlukan uji hipotesa: infeksi yang
berkaitan dgn produk komersil, infeksi yang berhubungan dgn
morbiditas besar
c. Analisa data yang data temuan investigasi menentukan sumber
transmisi dan risk factors yang berhubungan dengan penyakit.
d. Jika diperlukan, investigator memperbaiki hipotesa dan
melaksanakan studi tambahan.
Indikasi keberhasilan:
tidak muncul kasus baru
Kondisi kembali ke endemic level
Jika setelah tindakan penanggulanagan tidak ada
perubahan re-evaluasi kasus
Manfaatkan moment outbreak untuk mereview dan
mengkoreksi praktik/tindakan RS yang bisa
berkontribusi bagi terjadinya outbreak di waktu y.a.d.
41 Mars-ManKLB-IPCN-Mei2014
PROGRAM PENGENDALIAN KLB PENYAKIT MENULAR
DAN KERACUNAN PANGAN
1. Perencanaan
Lakukan analisis masalah, mempelajari secara cermat
permasalahan yang ada terkait dengan pengendalian
Kejadian Luar Biasa (KLB). Analisis dapat diawali
dengan kegiatan mengumpulkan semua data yang
terkait dengan KLB tersebut kemudian data itu diolah
dalam bentuk berbagai tampilan dan perhitungan-
perhitungan.
Dari pengolahan tersebut akan didapatkan daftar/
listing masalah. BUKU PEDOMAN
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit)
Edisi Revisi Tahun 2011
Beberapa contoh masalah yang terkait dengan KLB
dan keracunan misalnya:
KLB masih sering terjadi setiap waktu
Setiap KLB terjadi menyerang sejumlah besar
penduduk
Setiap KLB terjadi memerlukan waktu lama untuk
menghentikan
Setiap KLB terjadi selalu disertai korban
meninggal yang cukup banyak
1. Variabel waktu :
1) Kapan periode yang tepat dari KLB ini?
2) Kapan periode paparan (exposure) yang paling mungkin?
3) Apakah KLB ini bersifat ”common source” atau
’propagated source' atau keduanya?
2. Variabel tempat :
1) Dimanakah distribusi geografik yang paling bermakna
dari kasus-kasus (menurut) tempat tinggal? Tempat
kerja? Tempat lain?
2) Berapakah angka serangan (attack rate) pada setiap
satuan tempat/geografik?
3. Variabel orang (kasus) yang terkena :
1) Berapakah angka serangan menurut
golongan umur, dan jenis kelamin
Tidak c d
Terpajan
Jumlah a+c b+d
Tidak 40 71
Exposed a b a+b
Incidens pd terpajan
RR = ------------------------------------------
Incidence pd tak terpajan
a/a+b
RR = -----------
c/c+d
INTERPRETASI
Jika RR = 1
• tidak ada hubungan faktor risiko dg penyakit
• Insidens klp “terpajan ” = insidens klp “tak terpajan”
Jika RR > 1
• ada hubungan positif; variabel “predictor”
mungkin merupakan faktor risiko terjadi penyakit
• insidens pd kelompok “exposed” > insidens daripada kelompok
“non exposed”
Jika RR < 1
• ada hubungan negatif; variabel “predictor”
mungkin faktor protektor kejadian penyakit
• insidens pd kelompok “exposed” < insidens pada
kelompok “non exposed
Penyederhanaan Pengelompokan Langkah2 RCA sesuai JCI
21 LANGKAH JCI Edisi 4 7 KELOMPOK LANGKAH JCI Edisi 4
1: Organize a Team
INISIASI & RUMUSKAN
2: Define the Problem 1
3: Study the Problem MASALAH
4: Determine What Happened
5: Identify Contributing Process Factors 2 TETAPKAN PERISTIWA SENTINEL
6: Identify Other Contributing Factors
7: Measure, Collect, Assess Data on Proximate and Underlying Causes
3 TETAPKAN CRITICAL EVENT / CMP
8: Design and Implement Immediate Changes
9: Identify Which Systems Are Involved—The Root Causes
10: Prune the List of Root Causes 4 TETAPKAN AKAR MASALAH
11: Confirm Root Causes and Consider Their Interrelationships
12: Explore and Identify Risk Reduction Strategies
TETAPKAN UPAYA
13: Formulate Improvement Actions 5
14: Evaluate Proposed Improvement Actions PENANGGULANGAN RISIKO
15: Design Improvements UJI COBA UPAYA
16: Ensure Acceptability of the Action Plan 6
PENANGGULANGAN RISIKO
17: Implement the Improvement Plan
18: Develop Measures of Effectiveness and Ensure Their Success
UJI COBA UPAYA IMPLEMENTASI
19: Evaluate Implementation of Improvement Efforts 7
20: Take Additional Action UPAYA PENANGGULANGAN RISIKO
21: Communicate the Results
71