DANIEL AMOS S
(17010030)
Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP
Nommensen
Medan
PENDAHULUAN
Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik
seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain
terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering
mendapat trauma dari dunia luar.
A. Katarak Perkembangan/pertumbuhan
Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak
perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih
dalam perkembangannya.
Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau
zonular, katrak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub
posterior), polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior),
katrak inti (katarak nuklearis), dan katrak sutural.
KATARAK
B. Katarak Juvenil
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah
lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya
lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak
juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain.
C. Katarak Senil
Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan
berkembangnya lapisan korteks lensa.
Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan
kupuliform.
KATARAK
Katarak Senil dibagi atas 4 stadium yaitu :
Katarak Insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk
gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar
di perifer dan daerah jernih di antaranya.
Katarak Imatur
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa
menjadi bertambah cembung.
Katarak Matur
Pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran
menyeluruh karena deposit kalsium.
Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut
dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya
korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni).
KATARAK
Perbedaan Stadium Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
KATARAK
D. Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering
menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma,
ablasi retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan terdapat
pada satu mata.
E. Katarak Sekunder
Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak yang
timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau
setelah emulsifikasi fako; berupa penebalan kapsul posterior
proliferasi sel-sel radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal.
KATARAK
F. Katarak Trauma
Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak trauma dapat
terjadi akibat ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini
dapat mengkibatkan katarak pada satu mata atau monokular
katarak.
KATARAK
KLASIFIKASI
Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi
lensa :
a. Katarak Inti/Nuclear
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan
untuk melihat dekat melepas kaca mata nya
Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning ,
lensa akan lebih coklat
Menyetir malam silau dan sukar
KATARAK
b. Katarak Kortikal
Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah
sehingga mengganggu penglihatan
Penglihatan jauh dan dekat terganggu
Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
c. Katarak Subscapular
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar
masuk
Dapat terlihat pada kedua mata
Mengganggu saat membaca
Memberikan keluhan silau dan ”halo” atau warna sekitar
sumber cahaya
Mengganggu penglihatan
KATARAK
PENATALAKSANAAN
A. Katarak Kongenital
Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada usia 2
bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan
pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital
dengan melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul
anterior lensa dan mengharapkan masa lensa yang cair keluar
bersama akuos humor atau difagositosis oleh makrofag. Biasanya
sesudah beberapa waktu terjadi penyerapan sempurna masa lensa
sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan ini disebut afakia.
KATARAK
B. Pembedahan Katarak Senil
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan
waktu kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan
tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk yaitu intrakapsular
atau ekstrakapsular.
1. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum
pada katarak senil karena bersamaan dengan proses
degenerasi lensa juga terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga
dengan memutuskan zonula ini dengan menarik lensa, maka
lensa dapat keluar bersama-sama dengan kapsul lensa.
KATARAK
2. Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek
kapsul anterior lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak
senil bila tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal pada
keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior bekas suatu
uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan
penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia
tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair
keluar, dengan meninggalkan kapsul posterior untuk
menahannya
KATARAK
PROGNOSIS
Tindakan pembedahan secara defenitif pada katarak senilis dapat
memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus.
Sedangkan prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang
memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak
senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus
atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada kelompok
pasien ini.
Trauma mata
DEFENISI
A. Kelompok Mata
Hematom kelopak
pecah pembuluh darah palpebrapenimbunan darah dibawah
kulit kelopak
pukulan tinju/benda keras lain
hematoma kacamata
Tx : kompres dingin (dini)
kompres hangat (lama)
Trauma mata
• Hematoma subkonjungtiva
pecah arteri konjungtiva/a.episklera
Tx : kompres hangat (dini)
hilang dalam 1-2 minggu tanpa diobati
Trauma mata
• Edema kornea
penglihatan kabur, terlihat pelangi sekitar
bola lampu, kornea keruh, uji plasido (+)
• Erosi kornea
terkelupasnya epitel kornea akibat gesekan
keras pada epitel kornea
sakit sekali, mata berair, blefarospasme,
lakrimasi, fotofobia, penglihatan terganggu
fluoreseinwarna hijau
• Iridoplegia
kelumpuhan otot sfingter pupilmidriasis
sukar melihat dekat, silau, pupil anisokor,
tidak bereaksi terhadap sinar
Tx : istirahat
• Iridodialisis
robekan pada pangkal irisbentuk pupil jadi
berubah
melihat ganda dengan satu mata,
pupil lonjong, terjadi bersamaan
dengan terbentuknya hifema
• Trauma asam
Tx : irigasi secepatnya
• Trauma basa/alkali
alkali dapat menembus dengan cepat kornea,
bilik mata depan, hingga retina
Penghancuran jaringan kolagen kornea
Tx : irigasi
Trauma mata
KOMPLIKASI
DEFENISI
1. Profilaksis
2. Simptomatis
Komplikasi
PROGNOSIS