Anda di halaman 1dari 31

Kelopok 5

Keperawatan jiwa
tingkat II.5

JULIANI /165
LENY/173
DARMA/181
AGUS SURYA/188
BENI/196
Pokok bahasan

 2.1.Mengetahui pengertian HDR (Harga Diri rendah )


 2.2. Mengetahui bagaimana etiologi HDR
 2.3. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala
 2.4. Mengetahui bagaimana proses terjadi HDR
 2.5. Mengetahui apa saja terapi HDR
 2.6. Mengetahui bagaimana mekanisme koping HDR
 2.7. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis HDR
 2.8. contoh Asuhan keperawatan pada klien dengan HDR
Pengertian HDR (Harga Diri rendah )
 Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan harga diri
merasa gagal mencapai keinginan.
 Harga diri rendah adalah evaluasi dari atau perasaan negatif
tentang dii sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung
minimal 3 bulan (Nanda – I 2018 - 2020),
 Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai
keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkanorang lain yang
berpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu yang
gagal, tidak mampu, dan tidak berprestasi.Harga diri rendah
adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima
dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya
(Barry, dalam Fitria 2009)
Pengertian HDR (Harga Diri rendah )
GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH
adalah
gangguan konsep diri dimana harga diri merasa gagal
mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif
dan merasa dirinya lebih rendah dibandingan orang
lain.
Harga diri rendah adalah penilaian subjektif individu
terhadap dirinya; perasaan sadar atau tidak sadar dan
persepsi terhadap fungsi, peran, dan tubuh
Menurut Fitria (2009)
harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Harga diri rendah situsional
adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian
(Kehilangan, perubahan)

 Harga diri rendah kronik


adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waaktu lama.
Etiologi / sebab
 Faktor  Faktor yang mempengaruhi identitas diri
pre-  Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan
disposisi perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga
pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang
percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu

 Faktor yang mempengaruhi peran


 seorang istri yang berperan sebagai kepala rumah tangga
atau seorang suami yang mengerjakan pekerjaan rumah,
akan menimbulkan masalah.
Konflik peran dan peran tidak sesuai muncul dari faktor
biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria.
Peran yang berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai
sejumlah peran.
Etiologi / sebab
 Faktor  Faktor yang mempengaruhi harga diri
pre-  Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak
disposisi realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, dan idealdiri yang tidak realistis.

 Faktor biologis
 Adanya kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter
Etiologi / sebab
 Faktor Faktor yang mempengaruhi harga diri

presipitasi
 Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
Factor pencetus tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
terjadinya lain, dan idealdiri yang tidak realistis.
gangguan
konsep diri  Faktor biologis
pada setiap  Adanya kondisi sakit fisik secara yang dapat
orang mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter
.3 Tanda dan gejala
 Stuart and Sundeen (1991) mengemukakan 5 dari 10 cara individu
mengekspresikan secara langsung harga diri rendah.
• Mengejek dan mengkritik diri sendiri
 Klien mempunyai pandangan negatif tentang dirinya, klien sering mengatakan
dirinya bodoh, tidak tahu apa-apa.
• Merendahkan / mengurangi martabat
 Menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yang nyata dimiliki.
• Rasa bersalah dan khawatir
 Klien menghukum diri sendiri ini dapat ditempatkan berupa fobia obsesi. Klien
menolak dirinya sendiri.
• Manifestasi fisik
 Termasuk tekanan darah tinggi, penyakit psikosomatis...
• Menunda keputusan
 Sangat ragu-ragu dalam mengambil keputsan : rasa aman terancam.
• Gangguan berhubungan
Proses terjadi
 Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari
harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga
terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari
lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin
kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif untuk
mendorong individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah
kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu
situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa
diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah kronis.
rentang
• Aktualisasi : Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang sukses.
• Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
• Harga diri rendah : perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis.
• Kerancauan identitas : kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis.
• Depersonalisasi : perasaan tidak realistik dalam keasingan dari diri
sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan asing
baginya.
Mekanisme Koping
 Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka
pendek atau jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan ( Stuart & Gail, 2007 ).
Mekanisme koping
 Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :

Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas diri


(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )

Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya, ikut


serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau genk )

Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak


menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas

Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas


diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya, penyalahgunaan
obat)
Mekanisme koping
 Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
 Penutupan identitas-adopsi identitas prematur yang
diinginkan oleh orang
 terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
atau potensi diri individu.
 Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai
dengan nilai dan harapan
 yang diterima masyarakat.
Penatalaksanan Medis
 System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi
pada klien dengan harga diri rendah yang kadang
berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna
atau gagal terus menerus.
- Hipothalmus yang juga mengatur mood dan motivasi
- Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi
untuk mengatur arus informasi sensori yang
berhubungan dengan perasaan untuk mencegah
berlebihan di korteks
-Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
 Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur
otak yang dapat digunakan adalah:
 Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang
bertujuan memberikan informasi penting tentang kerja
dan fungsi otak.
 CT Scan, untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
 Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT),
melihat wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada
otak dan menggambarkan perubahan-perubahan aliran
darah yang terjadi.
 Magnetic Resonance Imaging (MRI), suatu tehnik
radiologi dengan menggunakan magnet, gelombang
radio dan komputer untuk mendapatkan gambaran
struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi
perubahan yang kecil sekalipun dalam struktur tubuh
atau otak.
 Selain gangguan pada struktur otak, apabila
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat
tertentu kemungkinan akan ditemukan
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak seperti:
 Acetylcholine (ACh), untuk pengaturan atensi dan mood,
mengalami penurunan.
 Norepinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian
dan orientasi; mengatur fight-flight dan proses pembelajaran
dan memori, mengalami penurunan yang mengakibatkan
kelemahan dan depresi.
 Serotonin, mengatur status mood, mengalami penurunan yang
mengakibatkan klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran
negatif dan tidak berdaya.
 Glutamat, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien
yang kurang energi, selalu terlihat mengantu. Selain itu
berdasarkan diagnosa medis klien yaitu skizofrenia yang
sering mengindikasikan adanya penurunan glutamat
Adapun jenis alat untuk pengukuran
neurotransmitter yang dapat digunakan:

 Positron Emission Tomography (PET), mengukur emisi atau


pancaran dari bahan kimia radioaktif yang diberi label dan
telah disuntik kedalam aliran darah untuk menghasilkan
gambaran dua atau tiga dimensi melalui distribusi dari bahan
kimia tersebut didalam tubuh dan otak.
 Transcranial Magnetic Stimulations (TMS), dikombinasikan
dengan MRI, para ahli dapat melihat dan mengetahui fungsi
spesifik dari otak. TMS dapat menggambarkan proses motorik
dan visual dan dapat menghubungkan antara kimiawi dan
struktur otak dengan perilaku manusia dan hubungannya
dengan gangguan jiwa.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

 Pengkajian
 Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawatan (Direja, 2011). Data-data tersebut
dikelompokan menjadi faktor predisposisi, presipitasi,
penilaian, terhadap stresor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimlilki klien. Data-data
yang diperoleh selama pengkajian juga dapat
dikelompokan menjadi data subjektif dan data
objektif.
 Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
 Keluhan utama atau alasan masuk
 Faktor presdisposisi
 Faktor presipitasi
 . Konsep diri
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
 Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang,
atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit
sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah ini.

 Faktor presdisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis (Fitria, 2009).
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
 Faktor presipitasi
 Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis
adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya
penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009).
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
 Konsep diri
 1) Gambaran diri : Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian
yang disukai.
 2) Ideal diri : Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
 3) Harga diri : Penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal diri.
 4) Identitas : Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan
individu.
 5) Peran : Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.
 Diagnosa Keperawatan
 a. Harga diri rendah kronik
 b. Risiko Harga diri rendah kronik
 c. Harga diri rendah situasional
 d. Risiko Harga diri rendah situasional
 (NANDA – I 2018 -2020).
 Intervensi
 Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan
umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan
keperawatan.
Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan dari diagnosis tertentu.
 Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan
khusus telah tercapai.
 Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi
dari diagnosis tertentu.
 Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan
yang perlu dicapai atau dimilki klien (Direja, 2011).
Harga diri rendah situasional
 1) Tum : Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
 2) Tuk :
 a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
 b) Klien dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain.
 c) Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.
 d) Klien dapat berkenalan.
 e) Klien dapat menentukan topik pembicaraan.
 f) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
berkenalan dengan orang lain (perawat).
 g) Klien dapat berinteraksi dengan secara bertahap berkenalan
dengan orang kedua (pasien lain).
 . Implementasi
 Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi
nyata implementasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana (Direja, 2011)
 Evaluasi
 Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat
dilakukan menggunakan pendekatan S.O.A.P yaitu
subjektif, objektif, analisis,
CONTOH FORMAT DAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUANG KONSEP DIRI
HARGA DIRI RENDAH
( HDR )

Anda mungkin juga menyukai