Keperawatan jiwa
tingkat II.5
JULIANI /165
LENY/173
DARMA/181
AGUS SURYA/188
BENI/196
Pokok bahasan
Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter
Etiologi / sebab
Faktor Faktor yang mempengaruhi harga diri
presipitasi
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
Factor pencetus tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
terjadinya lain, dan idealdiri yang tidak realistis.
gangguan
konsep diri Faktor biologis
pada setiap Adanya kondisi sakit fisik secara yang dapat
orang mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter
.3 Tanda dan gejala
Stuart and Sundeen (1991) mengemukakan 5 dari 10 cara individu
mengekspresikan secara langsung harga diri rendah.
• Mengejek dan mengkritik diri sendiri
Klien mempunyai pandangan negatif tentang dirinya, klien sering mengatakan
dirinya bodoh, tidak tahu apa-apa.
• Merendahkan / mengurangi martabat
Menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yang nyata dimiliki.
• Rasa bersalah dan khawatir
Klien menghukum diri sendiri ini dapat ditempatkan berupa fobia obsesi. Klien
menolak dirinya sendiri.
• Manifestasi fisik
Termasuk tekanan darah tinggi, penyakit psikosomatis...
• Menunda keputusan
Sangat ragu-ragu dalam mengambil keputsan : rasa aman terancam.
• Gangguan berhubungan
Proses terjadi
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari
harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga
terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari
lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin
kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif untuk
mendorong individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah
kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu
situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa
diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah kronis.
rentang
• Aktualisasi : Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang sukses.
• Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
• Harga diri rendah : perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis.
• Kerancauan identitas : kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis.
• Depersonalisasi : perasaan tidak realistik dalam keasingan dari diri
sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan asing
baginya.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka
pendek atau jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan ( Stuart & Gail, 2007 ).
Mekanisme koping
Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawatan (Direja, 2011). Data-data tersebut
dikelompokan menjadi faktor predisposisi, presipitasi,
penilaian, terhadap stresor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimlilki klien. Data-data
yang diperoleh selama pengkajian juga dapat
dikelompokan menjadi data subjektif dan data
objektif.
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
Keluhan utama atau alasan masuk
Faktor presdisposisi
Faktor presipitasi
. Konsep diri
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang,
atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit
sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah ini.
Faktor presdisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis (Fitria, 2009).
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis
adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya
penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009).
Adapun isi dari pengkajian tersebut
adalah :
Konsep diri
1) Gambaran diri : Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian
yang disukai.
2) Ideal diri : Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
3) Harga diri : Penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal diri.
4) Identitas : Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan
individu.
5) Peran : Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.
Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah kronik
b. Risiko Harga diri rendah kronik
c. Harga diri rendah situasional
d. Risiko Harga diri rendah situasional
(NANDA – I 2018 -2020).
Intervensi
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan
umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan
keperawatan.
Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
permasalahan dari diagnosis tertentu.
Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan
khusus telah tercapai.
Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi
dari diagnosis tertentu.
Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan
yang perlu dicapai atau dimilki klien (Direja, 2011).
Harga diri rendah situasional
1) Tum : Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
2) Tuk :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain.
c) Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.
d) Klien dapat berkenalan.
e) Klien dapat menentukan topik pembicaraan.
f) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
berkenalan dengan orang lain (perawat).
g) Klien dapat berinteraksi dengan secara bertahap berkenalan
dengan orang kedua (pasien lain).
. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi
nyata implementasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana (Direja, 2011)
Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat
dilakukan menggunakan pendekatan S.O.A.P yaitu
subjektif, objektif, analisis,
CONTOH FORMAT DAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUANG KONSEP DIRI
HARGA DIRI RENDAH
( HDR )