Anda di halaman 1dari 56

DISKUSI SORE TIM DINAS A2

dr. Elfianto
OTITIS EKSTERNA
Otitis Eksterna

Definisi Peradangan dari kulit liang telinga

Klasifikasi  Berdasarkan bentuk lesi:


Otitis eksterna sirkumskripta
Otitis eksterna difusa

 Berdasarkan penyebab:
Bakteri, virus, jamur
Anatomi dan Fisiologi
Anatomi dan Fisiologi

Memiliki panjang lebih kurang 2,5 cm


Bagian medial dibatasi oleh membran
timpani
MAE  40% pars kartilago, 60% pars
osseus
1/3 luar mengandung adneksa kulit,
2/3 mukosa

Berfungsi untuk menghantarkan suara


Otitis Eksterna Sirkumskripta
(Furunkulosis)
Definisi
 Infeksi pada folikel rambut

 Berawal dari folikulitis dan meluas hingga membentuk


abses kecil (furunkel)

 Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar liang telinga

 Biasanya lanjutan dari trauma pada liang telinga


akibat dikorek
Etiologi dan Patofisiologi

 Obstruksi unit
apopilosebasea

 Kuman tersering:
Staphylococcus
aureus
Lap subkutan  folikel
rambut, gld sebasea,
gld seruminosa
9

GEJALA DAN TANDA


Gejala:
Nyeri telinga yang terlokalisir
Pruritus
Penurunan pendengaran (bila lesi menutup kanal)

Tanda
Furunkel di liang telinga
Hiperemis, edema
Nyeri tarik bagian telinga luar
Nyeri tekan pada tragus
Terapi
10

o Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati


o Pemasangan tampon kassa yang dioleskan
krem steroid dan antibiotika ke liang telinga
o Antibiotik dan analgetik oral
o Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan insisi
furunkel dengan anestesi lokal
Otitis Eksterna Difusa
(Swimmer’s Ear)
Etiologi
 Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa

 Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus piosianius,


streptococci, enterobacter
Faktor Predisposisi

 Sering berenang
 Iklim hangat dan lembab
 Liang telinga sempit dan berambut
 Adanya eksostosis pada kanal
 Trauma atau benda asing pada kanal
 Serumen prop/tidak adanya serumen
 Penggunaan alat bantu dengar
 Diabetes/ immunocompromise
Stadium Penyakit

 Stadium preinflamasi:

 Telinga terpapar faktor predisposisi (panas,


kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen, pH
alkali)  edema stratum corneum dan oklusi
apopilosebasea

 Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga


 Tanda: edema ringan
 Stadium inflamasi akut: derajat ringan
Eritema dan edema
ringan kanal

Sekret jernih pada


kanal

Stadium inflamasi akut: derajat sedang

Kanal lebih edema


dengan eksudat
yang lebih banyak
 Stadium inflamasi akut: derajat berat
Obliterasi lumen
Sekret purulen

Kulit konka eritema dan bersisik



Infeksi meluas ke jaringan lunak
sekitar dan limfonodi servikal

Stadium inflamasi kronis


 bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan
Penebalan kulit liang telinga
Pengelupasan kulit liang telinga
Perubahan kulit daun telinga:
Eczema
Likenifikasi
Ulserasi superfisial
Gejala

 Otalgia
 Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang
telinga, proses radang akan menyebabkan tekanan
yang kuat pada ujung-ujung saraf
 Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang
 Otorea
 Pruritus
 Telinga terasa penuh
 Penurunan pendengaran
 Riwayat telinga kemasukan air
 Riwayat kebiasaan mengorek telinga
Tanda

 Nyeri tekan pinna dan kanal


 Eritema kanal
 Edema kanal
 Debris purulen
 Pembesaran limfonodi periaurikular dan
servikal anterior
Pemeriksaan Tambahan
19

 Laboratorium darah

 Kultur (untuk kasus refrakter)


Dibuat hapusan  kultur dan sensitivitas kuman
Tatalaksana
 Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati  dengan
H2O2 3%
 Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan
antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari
 Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid)
dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau
mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang
berlebihan
 Analgetik oral
 Antibiotik oral  untuk kasus berat
Otomikosis
Etiologi
22

 Etiologi: Aspergillus (80%), Candida, Phycomycetes,


Rhizopus, Actinomyces, Penicillium

 Patogenesis: faktor predisposisi sama dengan otitis


eksterna bakteri

 Lebih sering pada pasien diabetes melitus atau


immunocompromised
Gejala
23

 Rasa penuh pada telinga


 Otorea
 Otalgia
 Penurunan pendengaran (akibat akumulasi debris
mikotik)
 Pernah menggunakan antibiotik topikal  tapi
tidak sembuh
Tanda
Pada otoskopi ditemukan mycelia, debris jamur berwarna
putih, abu-abu atau hitam, kanal eritem
Penatalaksanaan

 Ear toilet => complete removal


 Antifungal topikal
 Nonspesifik: thimerosal (Merthiolate), gentian violet
 Spesifik: clotrimazole drop, nystatin, ketoconazol,
itraconazole
OTITIS MEDIA AKUT
Manifestasi Klinis

Tergantung stadium penyakit

Rasa nyeri di Rasa penuh


dalam Demam dalam
telinga telinga

Keluarnya
sekret ke Gelisah
liang telinga
STADIUM

Stadium Oklusi Tuba Eustachius


• Retraksi membran timpani 
membran timpani cekung , berwarna
pucat
Stadium Hiperemis
• Vasodilatasi pembuluh darah di
membran timpani , edem
STADIUM (cont.)

Stadium supurasi
• Membran timpani menonjol ke arah liang
telinga
• Pasien tampak sakit, gelisah, nadi dan suhu
meningkat, nyeri hebat di telinga
Stadium perforasi
• Membran timpani ruptur  keluarnya
nanah ke liang telinga luar
• Pasien tampak tenang, suhu tubuh menurun
STADIUM (cont.)

Stadium resolusi
• Tergantung daya tahan tubuh pasien
• Bila membran timpani tetap utuh 
keadaan membran timpani dapat
normal kembali
• Perforasi  sekret akan berkurang
dan mengering.
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan dan


Tanda Klinis
• Riwayat ISPA • Keluarnya
(t.u pada anak) cairan/nanah
• Riwayat keluar dari liang
cairan dari telinga
liang telinga • Tergantung
stadium
Tatalaksana

Stadium oklusi
• Tujuan pengobatan  membuka kembali tuba eustachius 
tekanan telinga tengah menjadi positif
• Obat tetes hidung HCL efedrin 0,5% (dgn larutan fisiologis) 
anak > 12 tahun dan dewasa
• Antibiotik  bila penyebab adalah kuman

Stadium hiperemis
• Antibiotik minimal selama 7 hari  amoksisilin
40mg/kgBB/hari (dalam 3 dosis) atau eritromisin 40
mg/kgBB/hari
• Obat tetes hidung
• Analgetik
Stadium Supurasi
• Antibiotik
• Miringotomi bila membran timpani masih
utuh
Stadium perforasi
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
• Antibiotik adekuat
Stadium resolusi
• Tergantung, bila tidak terjadi
resolusi
• Antibiotik tetap dilanjutkan
sampai 3 minggu
Miringotomi

 Insisi pada pars tensa membran timpanidrainase


sekret ke liang telinga luar
 Lokasi insisi  kuadran posterior-anterior

Syarat :
 Pasien harus dalam keadaan tenang dan
kooperatif
Komplikasi :
 Perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar

 Dislokasi tulang pendengaran


Komplikasi OMA

Omsk  terjadi bila OMA berlanjut


lebih dari 4 minggu
Abses sub-periosteal

Meningitis

Abses otak
SERUMEN PROP
Anatomi telinga
DEFINISI

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea,


kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu.

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga


terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi
kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat
terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada
duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai
kelenjar serumen.
 Dalam keadaan normal serumen terdapat di
sepertiga luar liang telinga karena kelenjar
tersebut hanya ditemukan di daerah ini.
Konsistensinya biasanya lunak, tetapi kadang-
kadang kering.
 Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan

keadaan lingkungan.
 Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga
akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah
membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh
gerakan rahang sewaktu mengunyah.
Fungsi serumen
 Serumen mempunyai efek proteksi. Serumen mengikat
kotoran.
 Sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan
untuk dikeluarkan dari membran timpani.
 Pelumas untuk mencegah kekeringan dan

pembentukan fisura pada epidermis.


 Efek bakterisidal, diduga berasal dari komponen

asam lemak, lisozim dan imunoglobulin dalam


serumen.
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul
dan mengeras di liang telinga

1). Obstruksi kanalis akustikus eksternus


2). Liang telinga sempit
3). Produksi serumen banyak dan kental
4). Adanya eksostosis liang telinga
5). Serumen terdorong oleh jari tangan atau
kebiasaan mengorek telinga
Tipe Serumen
 Tipe Basah
 Tipe Kering :
 Lunak dan keras

Serumen tipe lunak dan tipe keras


 Selain dari bentuknya, beberapa faktor dapat membedakan
serumen tipe lunak dan serumen tipe kering :
 Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras
lebih sering pada orang dewasa.
 Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan
bersisik.
 Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada
serumen tipe keras.
 Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling
sering kita temukan di tempat praktek.
SERUMEN PROP
Akumulasi abnormal dari serumen.

Penyebabnya => kerusakan saat memproduksi atau


kerusakan pada saat pembersihan. Hasil produksi
serumen mungkin berhubungan dengan infeksi,
walaupun kebanyakan etiolologinya tidak jelas.

Sumbatan yang terjadi pada pasien dengan efek


serumen menunjukkan adanya lapisan keratin
berlebihan yang menyerupai stratum korneum kulit
kanalis profunda.
ETIOLOGI
Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga
=> gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.

Telinga masuk air sewaktu mandi atau berenang,


serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa
tertekan dan gangguan pendengaran semakin
dirasakan sangat mengganggu.
GEJALA KLINIS
 Pendengaran berkurang.
 Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu

dan menekan dinding liang telinga.


 Telinga berdengung (tinitus)

 Pusing (vertigo) bila serumen telah menekan


membrane timpani
Diagnosis banding
 Penglepasan kulit pada orang tua
 Kolesteatoma

 Keratosis obturans
PENATALAKSANAAN

 Ekstraksi serumen.
 Irigasi atau dengan alat-alat
 Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan
konsistensinya.
 Zat serumenolisis
Serumen lunak: dibersihkan dengan kapas yang
dililitkan pada pelilit kapas.

Serumen keras: dikeluarkan dengan pengait


atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen
tidak dapat dikeluarkan maka serumen harus
dilunakkan lebih dahulu dengan tetes hidrogen
peroksida 3%.
Metode Kuretase untuk mengambil Serumen
Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam
liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma
pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya
dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat
yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Sebelum
melakukan irigasi telinga harus dipastikan tidak ada
perforasi pada membran timpani.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai