Kelompok 6
Kelompok 6
PENELITIAN KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Penyebab Insiden BBLR
2014 World Provinsi Nusa
kematian berat
Health Tenggara
bayi lahir
Statistics Barat
rendah (BBLR)
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Angka kehamilan usia
remaja di dunia
49 per 1.000 kehamilan
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Sustainable
Development Goals
(SDGs)
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Penyebab AKB Di Indonesia
BBLR
Asfiksia
38, 94%
5,68% Sepsis Neonatorum
21,73% Pneumonia
5,68% Kelainan Bawaan
Dll
27,97%
2014 World Penyebab Insiden BBLR
Health kematian berat Provinsi Nusa
Statistics bayi lahir Tenggara
rendah (BBLR) Barat
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Angka BBLR di Dunia (Juta) Angka Kejadian BBLR Di
Setiap Negara
Negara Maju 7%
Negara Maju
Negara Negara
Berkembang Berkembang
15%
19
Indonesia Nusa Tenggara Barat
10,2%
12,5%
BBLR BBLR
Non BBLR Non BBLR
89,8%
87,5%
2014 World Penyebab Insiden BBLR
Health kematian berat Provinsi Nusa
Statistics bayi lahir Tenggara
rendah (BBLR) Barat
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Tertinggi
Kabupaten Dompu
menyumbang kasus BBLR
yaitu 158 dari 5.540 kelahiran
sekitar 2.9%
Penyebab Insiden BBLR
2014 World Provinsi Nusa
kematian berat
Health Tenggara
bayi lahir
Statistics Barat
rendah (BBLR)
1 2 3 4 5 6
jumlah angka
kematian bayi BBLR negara Faktor resiko
(AKB) di maju dan terjadinya BBLR
Indonesia berkembang
tahun 2017
Faktor Ibu
Faktor Janin
Faktor BBLR
Faktor Lingkungan
Penelitian Terdahulu
Berhubungan : Tidak Berhubungan :
Tujuan Khusus
Manfaat Praktis
Memberikan pengetahuan
kepada pembaca serta
masyarakat luas
Tinjauan Pustaka
Definisi Definisi Kehamilan Klasifikasi Kehamilan Resiko
Kehamilan Resiko Tinggi Tinggi
Psikologis
• Sosial
Kehamilan Biologis
• Ekonomi
yang terjadi Sosial
• Adat dan
pada remaja Ekonomi
Budaya
putri berusia Terhadap
• Pergaulan
<20 tahun kesehatan
Bebas
reproduksi
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Definisi Klasifikasi
Berat badan kurang dari 2500 gr. Reflexs tonus leher lemah, reflexs menghisap dan
Panjang badan kurang dari 45 cm. menelan serta reflexs batuk belum sempurna Tulang
Lingkar kepala kurang dari 33 cm. rawan telinga belum terbentuk
Lingkar dada kurang dari 33 cm. Refleks-refleks masih lemah
Masa Gestasi kurang dari 37 cm, Alat kelamin luar: pada perempuan labia mayora
kulit lebi tipis dari bayi normal dan lebih belum menutupi labia minora, pada laki-laki belum
transparan. terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae
Kepala lebih besar dari pada badan dan sulit testis belum terbentuk). Sedangkan karakteristik BBLR
ditemukan banyak lanugo terutama pada dahi, Pernapasan belum teratur dan sering mengalami
Ubun-ubun dan sutura lebar teraba lebar. Tangisan bayi lebih lemah dari bayi normal.
• KEK(kekurangan
energi kronik)
• Usia kehamilan • Kehamilan
<20 dan > 35 ganda
tahun
• Penyakit • Komplikasi • Cacat janin
• Jarak kehamilan kehamilan
• Tinggi badan < 45 • Umur kehamilan
cm
• Anemia
Patofisiologis BBLR Diagnosis BBLR
•Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht (normal:33 -38% ) mungkin
dibutuhkan.
•Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
•Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres pernafasan bila ada.
Rentang nilai normal:
pH : 7,35-7,45.
TCO2 : 23-27 mmol/L.
PCO2 : 35-45 mmHg.
PO2 : 80-100 mmHg.
Saturasi O2 : 95 % atau lebih.
Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
Diagnosis
Hipotermi
Rentan
terhadap
infeksi
Sistem
kardiovaskuer
Sistem
pembuluh
darah
Hubungan Kehamilan Usia Remaja
Dengan BBLR
Kerangka
Teori
= Variabel tidak
diteliti
= Variabel diteliti
Kerangka
konsep
Kehamilan
Usia BBLR
Remaja
Hipotesis
Adanya hubungan
kehamilan usia remaja
dengan kejadian BBLR di
RSUD Tanjung Kabupaten
Lombok Utara tahun 2018
METODE
Populasi
Sampel
Waktu dan
Tempat
𝑁𝑍 1−𝑎/2 ² 𝑃(1 − 𝑃)
𝑛=
𝑁𝑑2 + 𝑍 1−𝑎/2 ² 𝑃 (1 − 𝑃)
Keterangan :
n =Jumlah sampel yang dibutuhkan
N = Jumlah populasi yang diketahui
P = Jumlah proporsi suatu penyakit
Z(1-α/2)2 = Tingkat kepercayaan
d = Alpha 0.05 untuk sampling error 5%
Diketahui :
N : 300
P : 0,5 (Jika proporsi suatu penyakit tidak diketahui maka nilai P adalah 0,5
Z(1- a/2)2 : 1,96 karena tingkat kepercayaan untuk penelitian sebesar 95%.
d : besar penyimpangan = 0,05.
Maka,
(300) 1,96 2 𝑥0,5 1 − 0,5
𝑛=
(300) 0,05 2 + 1,96 2 𝑥0,5(1 − 0,5)
288,12
=
1,7104
= 168,45
= 168 sampel
Variabel
Penelitian
Variabel Terikat
(Dependent) berat
bayi lahir rendah
Variabel Definisi Hasil Ukur Alat ukur Cara Ukur Skala ukur
BBLR Berat bayi lahir kurang dari Non BBLR : (≥ Rekam Medis Mencatat Nominal
2500 gram (Pantiawati, 2.500 gram) berdasarkan data
kelahiran
Kehamilan Usia Kehamilan yang terjadi Kehamilan Usia Rekam Medis Mencatat Nominal
Non Remaja :
Remaja pada wanita remaja usia berdasarkan data
( ≥ 21 tahun)
14-19 tahun (Pudiastuti, rekam medis
Kehamilan Usia
2011) sesuai dengan data
Remaja
rekam medis
(≤ 20 tahun)
Instrumen dan Bahan
Penelitian
Frekuensi
Kehamilan
Jumlah (n) Persentase (%)
Total
Frekuensi
Berat Badan Bayi
BBLR
Non BBLR
Total
Analisis Bivariat
Berat Badan BayiLahir
Jumlah 95%CI POR
Kehamilan BBLR Non BBLR P-Value
N % N % N %
Kehamilan Usia
Remaja
Kehamilan Usia
Non Remaja
Jumlah
P-value ≤ 0.05 berarti Ho
Bila OR >1 menunjukkan
ditolak ( P-value ≤ α). Uji
bahwa faktor yang diteliti
statistik menunjukkan merupakan faktor resiko.
adanya hubungan yang
signifikan. Bila OR = 1 menunjukka
nbahwa faktor yang diteliti
bukan merupakan faktor
P-value ≥ 0.05 berarti Ho resiko.
gagal ditolak ( P-value ≥
α). Uji statistik Bila OR < 1 menunjukkan
menunjukkan tidakadanya bahwa faktor yang diteliti
hubungan yang signifikan merupakan faktor protektif
Masalah Etika Penelitian
Anonymity Confidentiality Balancing Harm and
Benefit