Anda di halaman 1dari 14

“Sistem Dokumentasi Rawat Jalan

dan Rawat Inap”

1. Mariati
2. Devi Arisandi
3. Indri Kesumawati
4. yusnita
5. Rismawati
6. Atika Sari
KELOMPOK IV

1
2
3
Setelan pasien mendapatkan pelayanan
yang cukup dari poliklinik, ada beberapa
kemungkinan kelanjutannya, antara lain :
1. Pasien boleh langsung pulang.
2. Pasien diminta datang kembali. Pasien
diberi slip perjanjian oleh petugas
poliklinik untuk datang kembali pada
hari dan tanggal yang telah ditetapkan.
3. Pasien sirujuk atau dikirim kerumah
sakit lain.
4. Pasien harus dirawat (menjalani rawat
inap)

4
5
6
B. SISTEM DOKUMENTASI RAWAT INAP
Pasien yang memerlukan perawatan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pasien
tidak urgen, pasien urgen tetapi tidak darurat
dan pasien gawat darurat. Pada pasien yang
tidak urgen, penundaan perawatan pasien
tidak akan menambahkan gawat penyakitnya.
Pasien yang urgen tapi darurat gawat dapat
dimasukan kedalam daftar tunggu. Pasien
emergency atau gawat darurat, harus
langsung/diprioritaskan untuk segera
mendapatkan perawatan.
Ketentuan umum penerimaan pasien rawat
inap, antara lain : semua pasien yang
menderita segala macam penyakit, diterima di
sentral opname pada waktu yang ditetapkan,
kecuali kasus darurat; diagnosis medis harus
tercantum dalam surat permintaan dirawat;
sedapat mungkin menyertakan tanda tangan
persetujuan untuk tindakan; pasien dapat
diterima untuk menjalani rawat inap, apabila
ada rekomendasi dokter, atau dikirim oleh
dokter poliklinik/unit gawat darurat. 7
Prosedur penerimaan pasien rawat inap
a. Pasien tidak urgen atau pasien urgen tetapi
tidak darurat.
1) Pasien sudah memenuhi syarat atau peraturan
untuk derawat.
2) Setiap saat pasien atau keluarganya dapat
menanyakan pada central opname apakah
ruangan yang diperlukan sudah tersedia
3) Apabila ruangan sudah tersedia, maka : pasien
bisa segera mendaftar di tempat penerimaan
pasien rawat inap (TPPRI).
4) Pada saat mendaftar, pasien akan mendapat
penjelasan mengenai kapan dapat masuk
ruangan, bagaimana cara pembayaran serta
tarif-tarifnya dan peraturan pasien rawat inap.

8
5). Petugas TPPRI akan membuatkan kartu identitas
pasien dirawat. Kartu identitas pasien dirawat
minimal berisi nama lengkap pasien, jenis
kelamin pasien, nomor rekam medis, nama
ruangan dan kelas, diagnosis awal (diagnosis
kerja), serta nama dokter yang mengirim.
6). Apabila pasien pernah berobat ke poliklinik atau
pernah dirawat maka TPPRI akan menghubungi
bagian rekam medik untuk meminta nomor
catatan medis.
7). Petugas TPPRI juga akan segera menghubungi
petugas keuangan untuk menyelesaikan
pembayaran uang muka.
8). Apabila pembayaran uang muka telah selesai,
maka pasien diantar ke ruangan petugas.

9
10
11
a. Bagian penerimaan pasien bertanggungjawab sepenuhnya mengenai
pencatatan seluruh informasi yang berkenan dengan diterimanya
seorang pasien di rumah sakit.
b. Bagian penerimaan pasien harus segera memberi tahukan bagian-
bagian lain terutama bagian yang berkepentingan langsung.
c. Semua bagian harus memberikan tahukan bagian penerimaan pasien,
apabila pasien dijinkan meninggalkan rumah sakit.
d. Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang
terpakai dan yang tersedia di seluruh rumah sakit.
e. Rekam medis yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh
setiap bagian selama pasien dirawat.
f. Instruksi yang jelas harus diketahuai oleh setiap petugas yang bekerja
dalam proses penerimaan dan pemulangan pasien.

12
Ada enam indikator pelayanan rawat inap di sebuah rumah
sakit, antara lain:
a. BOR : Bed Occupancy Rate (Rata-rata penggunaan tempat
tidur) perhitungan dalam persen (%)
b. LOS : Long of Stay, kesatuannya dalam hari.
c. TOI : Turn Over Interval, selisih antara tanggal dengan
tanggal berikutnya.
d. BTO : Bed Turn Over, tempat tidur dalam setahun
mengalami berapa kali ganti pasien
e. GDR : Gross Death Rate.
f. NDR : Nett Death Rate, Kemantian yang ada dalam 48 jam
atau lebih.

13
TERIMA KASIH
.................
............
........

14

Anda mungkin juga menyukai