Anda di halaman 1dari 44

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS

Disusun oleh:
Rofifah Dwi Putri, S.Ked 04084821618228
Salsabil Dhia Adzhani, S.Ked 04084821517048

Pembimbing: dr. Afriani, Sp.S


Laporan Kasus
IDENTIFIKASI

 Nama : Tn. Wawan Ruswandi


 Umur : 36 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Sungaililin Musi Banyuasin
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Supir
 Status : Menikah
 No. RM : 965946
 Tanggal Kunjungan: 11 Agustus 2016
ANAMNESA
(AUTOANAMNESA DAN ALLOANAMNESA PADA 11 AGUSTUS 2016)

 Penderita datang berobat ke poli saraf RSMH karena mengeluh nyeri


yang dirasakan dari pinggang kanan menjalar ke tungkai kanan.
 Sejak ± 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh nyeri menjalar dari
pinggang ke tungkai kanan. Nyeri yang dirasakan tajam, seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri tajam ini menjalar ke paha kanan, tungkai bawah
kanan, hingga ke jari-jari kaki kanan. Nyeri awalnya timbul ketika
bangun tidur. Nyeri dirasakan semakin berat saat pasien melakukan
perubahan posisi (tidur ke duduk atau duduk ke berdiri), saat batuk,
mengedan, dan bersin. Nyeri dirasakan berkurang dengan posisi
berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Rasa kebas (+), kesemutan
(-), kelemahan sesisi tubuh (-), kelemahan pada tungkai kanan (-).
ANAMNESA
(AUTOANAMNESA DAN ALLOANAMNESA PADA 11 AGUSTUS 2016)

 Tidak ada demam maupun penurunan berat badan yang drastis, BAB
tidak lancar, BAK yang tiba-tiba terganggu, nyeri saat ingin BAK, BAK
sedikit-sedikit, dan rasa tidak puas setelah BAK. Penderita mengaku
tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Penderita merupakan supir
mobil yang telah dijalani selama + 10 tahun. Pasien juga mengaku
bahwa nyeri yang dirasakannya ini tidak menggangu aktivitas. Riwayat
merokok ada, riwayat penyakit kencing manis tidak ada, riwayat
penyakit jantung tidak ada, riwayat penyakit darah tinggi tidak ada.
 Penderita kemudian berobat ke spesialis saraf dan disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya.Penderita belum pernah
mengalami gejala dan keluhan yang serupa sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
(11 AGUSTUS 2016)

STATUS PRESENS
 Status Internus
 Kesadaran : GCS: 15 (E:4, M:6, V:5)
 Gizi : Cukup
 Suhu Badan : 36 ºC
 Nadi : 85x/m
 Pernapasan : 22 x/m
 Tekanan Darah: 130/80 mmHg
 Kepala : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
 Leher : JVP (5-2) cmH2O
 Jantung : HR = 85 x/m, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru : vesikuler (+) Normal, ronkhi (-), wheezing (-)
 Hepar : tidak teraba
 Lien : tidak teraba
 Ekstremitas Atas : edema (-/-)
 Ekstremitas Bawah : edema (-/-)
 Kulit : tidak ada kelainan
 Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
 Status Neurologikus
 KEPALA
 Bentuk : Brachiocephali  Deformitas : (-)
 Ukuran : Normal  Fraktur : (-)
 Nyeri fraktur : (-)
 Simetris : simetris
 Pembuluh darah: normal
 Hematom : (-)
 Pulsasi : (-)
 Tumor : (-)

 LEHER  Deformitas : (-)


 Sikap : lurus  Torticolis : (-)
 Tumor : (-)  Pembuluh darah: tidak ada
 Kaku kuduk : (-) pelebaran
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
 Penciuman t.a.k t.a.k
 Anosmia (-) (-)
 Hyposmia (-) (-)
 Parosmia (-) (-)

N.Opticus Kanan Kiri


 Visus t.a.k t.a.k
 Campus visi V.O.D V.O.S

 Anopsia (-) (-)


 Hemianopsia (-) (-)
 Fundus Oculi (tidak dilakukan)
 Papil edema (-) (-)
 Papil atrofi (-) (-)
 Perdarahan retina (-) (-)
N. Occulomotorius, trochlearis dan abducens
Kanan Kiri Pupil Kanan Kiri
 Diplopia (-) (-)  Bentuknya bulat
 Celah mata (-) (-)
 Besarnya Ø 3 mm
 Ptosis (-) (-)
 Isokori/anisokor isokor
Sikap bola mata
 Strabismus (-) (-)  Midriasis/miosis(-) (-)
 Exophtalmus (-) (-)  Refleks cahaya
 Enophtalmus (-) (-)  Langsung (+) (+)
 Deviation conjugae(-) (-)  Konsensuil (+) (+)
 Gerakan bola mata tidak ada
 Akomodasi(+) (+)
hambatan
 Argyl Robertson(-) (-)
N.Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
 Menggigit tidak ada kelainan
 Trismus tidak ada kelainan
 Refleks kornea tidak ada kelainan
Sensorik
 Dahi tidak ada kelainan
 Pipi tidak ada kelainan
 Dagu tidak ada kelainan
N.Facialis
Kanan Kiri
Motorik
 Mengerutkan dahi tidak ada kelainan
 Menutup mata tidak ada kelainan
 Menunjukkan gigi tidak ada kelainan
 Lipatan nasolabialis tidak ada kelainan
 Bentuk Muka
 Istirahat simetris
 Berbicara/bersiul tidak ada kelainan
Sensorik
 2/3 depan lidah tidak ada kelainan
Otonom
 Salivasi tidak ada kelainan
 Lakrimasi tidak ada kelainan
 Chvostek’s sign (-) (-)
N. Statoacusticus
N. Cochlearis N. Vestibularis
kanan kiri kanan kiri
 Suara bisikan b.d.d  Nistagmus (-) (-)
 Detik arloji b.d.d  Vertigo (-) (-)
 Tes Weber b.d.d
 Tes Rinne b.d.d
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
 Arcus pharingeus : tidak ada kelainan
 Uvula : tidak ada kelainan
 Gangguan menelan : tidak ada kelainan
 Suara serak/sengau : tidak ada kelainan
 Denyut jantung : tidak ada kelainan
Refleks
 Muntah : tidak ada kelainan
 Batuk : tidak ada kelainan
 Okulokardiak : tidak ada kelainan
 Sinus karotikus :tidak ada kelainan
Sensorik
 1/3 belakang lidah :tidak ada kelainan
N. Accessorius N. Hypoglossus
 Mengangkat bahu: tidak ada  Mengulur lidah: tidak ada
kelainan deviasi
 Memutar kepala: tidak ada  Fasikulasi (-)
kelainan  Atrofi papil (-)
 Disartria (-)
MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
 Gerakan Cukup Cukup
 Kekuatan 5 5
 Tonus Normal Normal
 Refleks fisiologis
 Biceps Normal Normal
 Triceps Normal Normal
 Radius Normal Normal
 Ulna Normal Normal
 Refleks patologis
 Hoffman Ttromner (-) (-)
 Leri (-) (-)
 Meyer (-) (-)
TUNGKAI Kanan Kiri
 Gerakan Kurang Cukup
 Kekuatan 4 5
 Tonus Normal Normal
 Klonus
 Paha (-) (-)
 Kaki (-) (-)
 Refleks fisiologis
 KPR Normal Normal
 APR Normal Normal
 Refleks patologis
 Babinsky (-) (-)
 Chaddock (-) (-)
 Oppenheim (-) (-)
 Gordon (-) (-)
 Schaeffer (-) (-)
 Rossolimo (-) (-)
 Mendel Bechterew (-) (-)
SENSORIK
 Tidak ada kelainan

FUNGSI VEGETATIF
 Miksi : tidak ada kelainan
 Defekasi : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS
 Kyphosis : tidak ada
 Lordosis : tidak ada
 Gibbus : tidak ada
 Deformitas : tidak ada
 Tumor : tidak ada
 Meningocele : tidak ada
 Hematoma : tidak ada
 Nyeri ketok : tidak ada
GEJALA RANGSANG MENINGEAL
 Kaku kuduk (-)
 Kerniq (-)
 Lasseque (-)
 Brudzinsky (-)
 Neck (-)
 Cheek (-)
 Symphisis (-)
 Leg I (-)
 Leg II (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS HNP
 Straight Leg Raise positif
 Lassuque menyilang positif
 Kernig positif
 Valsava positif
 Naffziger positif
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait Keseimbangan dan Koordinasi
 Ataxia : tidak ada kelainan Romberg : tidak ada kelainan
 Hemiplegic : tidak ada kelainan Dysmetri : tidak ada kelainan
 Scissor : tidak ada kelainan - jari-jari : tidak ada kelainan
 Propulsion : tidak ada kelainan - jari hidung : tidak ada kelainan
 Histeric : tidak ada kelainan - tumit-tumit : tidak ada kelainan
 Limping : tidak ada kelainan Rebound phenomen : tidak ada kelainan
 Steppage : tidak ada kelainan Dysdiadochokinesis : tidak ada kelainan
 Astasia-Abasia: tidak ada kelainan Trunk Ataxia : tidak ada kelainan
Limb Ataxia : tidak ada kelainan
GERAKAN ABNORMAL FUNGSI LUHUR
 Tremor : (-)  Afasia motorik : (-)
 Chorea : (-)  Afasia sensorik : (-)
 Athetosis : (-)  Apraksia : b.d.d
 Ballismus : (-)  Agrafia : b.d.d
 Dystoni : (-)  Alexia : b.d.d
 Myocloni : (-)  Afasia nominal : b.d.d
DIAGNOSIS

 DIAGNOSIS KLINIK : NPB + Iskialgia dextra


 DIAGNOSIS TOPIK : radiks posterior Vertebrae
Lumbalis
 DIAGNOSIS ETIOLOGI : susp. Hernia Nukleus Pulposus
Vertebrae Lumbalis
PEMERIKSAAN LANJUTAN

 Rontgen Vertebra Lumbosakral AP/Lateral


 MRI Lumbosakral
TATALAKSANA
Non Medikamentosa Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien  Inj ketorolac 1amp
tentang penyakit,  Ranitidin 2x150mg
kemungkinan penyebab dan
 Na Diklofenak 2x30mg
pilihan terapi
 Amitriptilin 2x5mg
 Fisioterapi
 Gabapentin 3x100mg
 Tirah baring
 Korset lumbal untuk mencegah
gerakan lumbal yang
berlebihan
PROGNOSIS

 Quo ad Vitam : dubia ad bonam


 Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
ANATOMI
 Diskus intervertebralis terdiri dari dua
bagian utama: nukleus pulposus di tengah
dan annulus fibrosus disekelilingnya.
Diskus dipisahkan dari tulang yang diatas
dan dibawanya oleh lempengan tulang
rawan yang tipis (hyalin cartilage plate).
 Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang
viskus terdiri dari proteoglycan (hyaluronic
long chain) mengandung kadar air yang
tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat
higroskopis. Nukleus pulposus berfungsi
sebagai bantalan dan berperan menahan
tekanan atau beban.
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
 Keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus
fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis
atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga
menimbulkan gangguan.
DERAJAT HNP
 Protruded intervertebral disc, nukleus terlihat menonjol ke satu arah
tanpa kerusakan annulus fibrosus.
 Prolapsed intervertebral disc, nukleus berpindah tetapi masih didalam
lingkaran annulus fibrosus.
 Extruded intervertebral disc, nukleus keluar dari annulus fibrosus dan
berada dibawah ligamentum longitudinal posterior.
 Sequestrated intervertebral disc, nukleus telah menembus ligamentum
longitudinal posterior.
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah :
 Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
 Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
 Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
FAKTOR RISIKO
 Beberapa Faktor risiko yang dapat dirubah :
 Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau
menarik barang berat, sering membungkuk atau gerakan memutar
pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang
konstan seperti supir.
 Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,
latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.
 Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu
kemampuan diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari
dalam darah.
 Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat
menyebabkan strain pada punggung bawah.
Analisis Kasus
Tn W, 36 tahun, berobat ke poli Neurologi RSMH dengan
keluhan nyeri yang dirasakan dari pinggang kanan
menjalar ke tungkai kanan.

Sejak ± 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh nyeri


menjalar dari pinggang ke tungkai kanan. Nyeri yang
dirasakan tajam, seperti ditusuk-tusuk. Nyeri tajam ini
menjalar ke paha kanan, tungkai bawah kanan, hingga ke
jari-jari kaki kanan, dirasakan semakin berat saat pasien
melakukan perubahan posisi (tidur ke duduk atau duduk ke
berdiri), saat batuk, mengedan, dan bersin.

Penderita mengaku tidak memiliki riwayat trauma


sebelumnya. Penderita merupakan supir mobil yang telah
dijalani selama +10 tahun. R/ merokok (+), R/ DM (-), R/
penyakit jantung (-), R/ penyakit darah tinggi (-). Penderita
belum pernah mengalami gejala dan keluhan yang serupa
sebelumnya.
FAKTOR RISIKO

Tidak dapat diubah


• Usia
• Laki-laki

Dapat diubah
• Pekerjaan sebagai supir
• Merokok
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalis
 Kesadaran : (E:4, M:6, V:5) : 15
 Gizi : Sedang
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Pernapasan : 22 x/m
 Nadi : 85 x/m
 Suhu Badan : 36ºC
 Status Neurologikus
 Nn. Cranialis : tidak ada kelainan
Fungsi Motorik: Lka Lki Tka Tki
Gerakan Cukup Cukup Cukup Cukup
Kekuatan 5 5 4 5
Tonus Normal Normal Normal Normal
Klonus - -
R. Fisiologis Normal Normal Normal Normal
R. Patologis - - - -
 Fungsi Sensorik : tidak ada kelainan
 Fungsi Luhur : tidak ada kelainan
 Fungsi Vegetatif : tidak ada kelainan
 GRM : tidak ada
 SLR : (+)
 Lasseque menyilang : (+)
 Kernig : (+)
 Valsava : (+)
 Naffziger : (+)
 Gerakan abnormal : tidak ada
 Gait dan Keseimbangan : tidak ada kelainan
DIAGNOSIS
 DIAGNOSIS KLINIK : NPB + Iskialgia dextra
 DIAGNOSIS TOPIK : radiks posterior Vertebrae Lumbalis
 DIAGNOSIS ETIOLOGI: susp. Hernia Nukleus Pulposus Vertebrae
Lumbalis

 PEMERIKSAAN LANJUTAN
 Rontgen Vertebra Lumbosakral AP/Lateral
 MRI Lumbosakral
TATALAKSANA
Non Medikamentosa Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien  Inj ketorolac 1amp
tentang penyakit,  Ranitidin 2x150mg
kemungkinan penyebab dan
 Na Diklofenak 2x30mg
pilihan terapi
 Amitriptilin 2x5mg
 Fisioterapi
 Gabapentin 3x100mg
 Tirah baring
 Korset lumbal untuk mencegah
gerakan lumbal yang
berlebihan
Terimakasih
 Kak wayan
 Indikasi dilakukan tindakan operatif pada hnp

 Namira
 Kenapa hnp paling sering pd l5-s1

 Asni
 Faktor risiko pada kasus

Anda mungkin juga menyukai