Anda di halaman 1dari 12

CEDERA

INHALASI

S A R A H V E R O N I K A S I A N I PA R
1810211131
• Cedera inhalasi adalah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan perubahan (kerusakan)
mukosa saluran nafas akibat paparan terhadap iritan yang menimbulkan menifestasi klinik
distress pernafasan.
• Rx yang timbul berupa inflamasi akut dengan edema dan hipersekresi mukosa saluran nafas.
• Pada px fisik umumnya dijumpai luka bakar di daerah muka dengan bulu hidung terbakar,
dijumpai karbon atau sisa pembakaran di sekitar mulut, lidah dan tenggorokan.
• Pada px laring dan bronkus, tampak patologi mukosa berupa eritem, edema, terkadang ulserasi,
dan hipersekresi.
• Edema mukosa masif di saluran
nefas bagian atas (sekitar glotis)
menyebabkan obstruksi lumen
akut disertai distress
pernafasan, dapat menyebabkan
kematian
• Cedera dibawah glotis
didominasi oleh proses inflamasi
akut pd mukosa yg berlanjut dgn
disrupsi dan maserasi epitel→
epitel bercampur dengan sekret
membentuk gumpalan yg
kental karena mengandung
fibrin→obstruksi lumen→distress
pernafasan→ kematian
• Rx inflamasi mukosa→ pelepasan mediator inflamasi dan serbukan sel radang (neutrofil, PMN)
→ karena ada patologi mukosa, respon inflamasi berubah →akibatnya edema interstisium di
sekitar alveoli dan penumpukan fibrin→ pada mukosa alveoli terbentuk membran tebal→difusi
oksigen dan gangguan perfusi oksigen. Kelainan ini sering disebut Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS)

• Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (lbh dari 10 liter per menit) dapat memicu timbilnya
stress oksidatif yg menyebabkan cedera parenkim paru sehingga berlangsung proses
fibrioproliferatif yg memperburuk prognosis
AKTIVASI MEDIATOR
• Beberapa mediator pro inflamasi (eikosanoid yg diaktivasi oleh oksidan dan leukotrin)
• Neutrofil protease diproduksi oleh sel-sel yang rusak menyebabkan terjadinya sloughing
mucosa.
• Neuropeptida (diproduksi di sub mukosa) berperan sebagai bronkokonstriktor,
menyebabkan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler
• Endopeptidase ( diproduksi di mukosa) berperan menetralisir agen-agen, pada cedera inhalasi
jumlahnya sedikit bahkan hilang → peningkatan neuropeptida → meningkatkan iritabilitas
saluran nafas, dan gangguan permeabilitas kapiler
Mediator Sekunder
• Oksidan yang berasal dari asap, sel-sel
yang mengalami
• Protease yang dilepas dari proses
inflamasi di saat aktivitas antiprotease
menurun
• Sitokin (TNF, IL1) yang dilepas dari sel-
sel cedera
• Meningkatkan neuropeptida yang
menghasilkan bronkokonstriksi,
bronkorea dan perubahan permeabilitas
kapiler sepanjang saluran nafas.
• Penurunan endopeptidase alami sebagai
akibat kerusakan mukosa (neutral endo
peptidase, NEP)
Gangguan Mekanisme Bernafas
• Adanya eksar melingkar di permukaan
rongga toraks (khususnya dinding dada)
menyebabkan gangguan ekspansi rongga
toraks pada proses respirasi (terutama
inspirasi) pemenuhan paru. Dengan
keterbatasan ekspansi paru ini volume
inspirasi berkurang sehingga
menyebabkan gangguan proses
pertukaran oksigen
• Cedera pada rangka tulang rongga
toraks, mis. Frktur tulang iga, hal ini
sering terjadi pd kasus luka bakar sbg
suatu koinsidensi. Keduanya
menyebabkan distress pernafasan yg
dapat menyebabkan kematian
• Tanda tanda keracunan karbondioksida:
sakit kepala, bingung, koma, aritma
TATA LAKSANA TRAUMA INHALASI PADA PASIEN LUKA BAKAR
1. Tetapkan adanya indikasi trauma inhalasi: adanya riwayat trauma pada ruangan tertutup, luka
bakar wajah, bulu hidung / mata terbakar, suara serak, jelaga pada lubang hidung, konjungtivitis,
takipnea, sputum jelaga, meningkatnya kadar CO dlm darah (darah tampak lebih merah
cerah)
2. Lakukan intubasi segera karena edema jalan nafas bisa progresif. Kegagalan dalam
mendiagnosa trauma inhalasi dapat berakibat obstruksi jalan nafas yang bisa menyebabkan
kematian.
3. X-ray dada dan analisa gas darah dapat digunakan untuk mengeksklusikan trauma inhalasi
4. Direk Bronkoskopi saat ini digunakan sebagai alat bentuk terkuat untuk diagnosis pasien
trauma inhalasi.
Diagnosis trauma inhalasi yang
mengarah pada intoksikasi sistemik:
• Intoksikasi sistemik tersering akibat
trauma inhalasi adalah akibat karbon
monoksida (CO)
Tanda dan gejala berupa:
• Penurunan kesadaran
• Nyeri kepala
• Bingung dan disorientasi
• Tanda-tanda hipoksia
• Kulit tampak merah cerah
• Konfirmasi diagnosis dengan analisa gas
darah untuk mengetahui kadar
carboxcy-hemoglobin (%)
Tata laksana intoksikasi sistemik:
• Respiratory support dengan highflow oxygen menggunakan non rebreathing mask (15L/ menit)
• Lakukan perlindungan terhadap pasien dengan penurunan kesadaran
• Washout CO akan dipercepat dengan pemberian oksigen konsisten

Anda mungkin juga menyukai