1
3
Introduction 2 5
Session
Greet an audience and
determine the main
questioner.
Explain about our topic,
4
there is explain about
About Us how Islam and Pluralism CONCLUSION
in Indonesia. Discussion completed
We will introduce our self
from group six. Q&A and the speaker summed
up the topic.
Question and Answer
session between main
questioner and speaker.
LET WE INTRODUCE OURSELVES…
1. Annisa Amalia
3. Agianti Sugihati
4. Labisa Wafdan
5. Abdul Aziz
6. Ria Puspitaningrum
7. Nia Susilowati
ABOUT US
We are super awesome!
OUR TOPIC
Tokoh-tokoh
Konsep Pluralisme
Pluralisme di
Agama
Indonesia
2 4
1 3 5
Pandangan Al- Kaitan Pluralisme
Sejarah Pluralisme
Qur’an terhadap dengan Budaya
Agama
Pluralisme Agama Lokal
Sejarah Pluralisme
Agama
Berbagai Versi Sejarah Munculnya Pluralisme
Versi Pertama
Pluralisme agama berawal dari agama
Versi Kedua
kristen yang dimulai setelah Konsili
Vatikan II pada permulaan tahun 60-an
Pluralisme agama berasal dari India.
yang mendeklarasikan “keselamatan
Misalnya Rammohan Ray (1773-1833)
umum” bahkan untuk agama-agama
pencetus gerakan Brahma Samaj. Ia
diluar kristen.
mencetuskan pemikiran Tuhan satu
dan persamaan antar agama (ajaran ini
penggabungan antara Hindu-Islam).
Dalam dunia Islam sendiri pemikiran pluralisme
agama muncul setalah perang dunia kedua. Diantara
pencetus pemikiran pluralisme agama dalam Islam
yaitu Rene Guenon (Abdul Wahid Yahya) dan Frithjof
Schuon (Isa Nuruddin Ahmad). Karya-karya mereka
ini sarat dengan pemikiran dan gagasan yang
menjadi inspirasi dasar bagi tumbuh kembangnya
wacana pluralisme agama. Selain kedua orang
tersebut juga ada Seyyed Hossein Nasr, seorang
tokoh muslim Syi’ah moderat, merupakan tokoh yang
bisa dianggap paling bertanggung jawab dalam
mempopulerkan pluralisme agama di kalangan Islam
tradisional.
Islam dan Pluralisme Agama
Djohan Effendi
Djohan Effendi lahir di Kandangan, Hulu Sungai
Selatan pada tanggal 1 Oktober 1939.Ia adalah Harun Nasution
menteri sekretariat negara Kabinet Persatuan
Nasional era Presiden Abdurrahman
Wahid.Pemikiran Islam, nama Djohan Effendi, Prof Dr Harun Nasution lahir pada tanggal
bukan nama asing. Ia sudah malang-melintang 23 September 1919 di Pematang Siantar
sebagai pemikir Islam Inklusif yang sangat Liberal Sumatera Utara.
dan sangat mendukung JIL(Jaringan Islam
Liberal). Dalam memahami agama, Djohan
sampai pada kesimpulan: “Pada setiap agama
terdapat kebenaran yang bisa diambil.” Karena
itu, ia sangat prihatin pada segala bentuk
pertetangan yang mengatasnamakan agama.
Tokoh-Tokoh Pluralisme Islam
Dawam Raharjo
Semua kebudayaan adalah sama tak ada yang lebih tinggi. Jika hal ini yang dimaksud
berarti istilah baik dan buruk adalah memiliki makna yang sama. Sebab semua dipukul
rata. Tidak ada yang lebih unggul. Padahal dalam ajaran Islam suatu kebaikan adalah
lebih tinggi derajatnya dari sesuatu yang lebih buruk. Sesuatu yang benar lebih
mendapatkan tempat dari pada kesalahan. Islam juga sangat jelas membendakan haq
dan bathil, muslim dan musyrik.
Dari kedua konsep tentang pluralisme dan multikulturalisme di atas dapat dipahami
bahwa keduanya berorientasi pada tidak membeda-bedakan antara masing-masing
komunitas untuk kontinuitas keharmonisan, tetapi keduanya juga mempunyai titik tekan
yang berbeda, pluralisme lebih pada nilai-nilai agama, sedangkan multikulturalisme
pada nilai-nilai budaya.
Thank You!
Any Questions?
“Pluralisme No!
Pluralitas Yes! ”