Anda di halaman 1dari 20

TEORI DISONANSI

KOGNITIF
DAN
PENGAPLIKASIANN
YA
KOMUNIKASI
KESEHATAN
KELOMP
OK 15
ARIFAH NURUL FADLILAH
( K021181005 )
MUFLIHA NAJIYAH (
K021181320 )
MUHAMMAD YASIR AMIN
TEORI DISONANSI
KOGNITIF
PEMBAHASAN TEORI PENGAPLIKASIAN TEORI
DISONANSI KOGNITIF DISONANSI KOGNITIF
TEORI DISONANSI
KOGNITIF
PENGERTIAN FAKTOR YANG
KONSEP & PROSES MEMPENGARUHI
DISONANSI KOGNITIF DA
DISONANSI
ASUMSI KOGNITIF
TEORI PERSEPSI
DIMENSI DISONANSI
SUMBER PENYEBAB KOGNITIF
CARA MENGATASI
TINGKAT DISONANSI KRITIK TERHADAP TEORI
KOGNITIF
ENGERTIAN
Istilah disonansi kognitif pertama kali dipopulerkan ileh seorang psikolog bernama Leon
Festinger pada tahun 1950an.
Menurut Festinger disonansi kognitif adalah ketidak sesuaian yang terjadi antara dua
elemen kognitif yang tidak konsisten yang menyebabkan ketidak nyamanan psikologis serta
mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu agar disonansi itu dapat dikurangi. Istilah
disonansi/disonan berkaitan dengan istilah konsonan dimana keduanya mengacu pada
hubungan yang ada antara elemen. Elemen-elemen yang dimaksud adalah elemen kognitif
(Festinger, 1957).

Teori Disonansi Kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial


yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran,
dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorag untukmengambil langkah
demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut .
LANJUTAN
Terdapat dua macam hubungan antar elemen (Festinger, 1957 dalam Shaw dan
Contanzo, 1982), yaitu :
 Hubungan tidak relevan (irrelevant), yaitu tidak adanya kaitan antara dua elemen
kognitif.
 Hubungan relevan, yaitu hubungan yang tekait sehingga salah satu elemen
mempunyai dampak terhadap elemen yang lainnya. Hubungan ini terdiri dari
dua macam yaitu :
Disonan, Hubungan Konsonan, Hubungan
yang disonan adalah konsonan adalah
hubungan yang hubungan yang berjalan
berlawanan atau tidak secara beriringan dan
sesuai sesuai.
KONSEP & PROSES
DISONANSI
Teori disonansi kognitif memiliki beberapa
konsep utamaKOGNITIF
yaitu kognitif dan disonansi.
 Kognitif merujuk pada pikiran atau pemikiran.
 Disonansi merujuk pada konflik atau
inkonsistensi.
.
Teori disonansi kognitif dibangun berdasarkan gagasan
bahwa setiap individu akan selalu berjuang untuk menuju
pada konsistensi.
THE PROCESS of COGNITVE DISSONANCE

Feelings of
disonance Change that
Step 02 Step 04 removes
inconsistency
RESULT IN RESULT IN REDUCED BY

Inconsistent, attitudes, Step 01 Step 03


thoughts, and behavior Unpleasant
arousal
ASUMSI TEORI
Manusia mempunyai hasrat akan adanya konsistensi pada
DISONANSI KOGNITIF
keyakinan, sikap, dan perilakunya.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis.
Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk
melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
Disonansi mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan
usaha untuk mengurangi disonansi Orang cenderung untuk
menghindari situasi yang menciptakan inkonsistensi dan berusaha
mencari situasi yang mengembalikan konsistensi
SUMBER PENYEBAB
DISONANSI KOGNITIF
Festinger (1957) meneyebutkan empat sumber disonansi yaitu :
Inkonsistensi logis (Logical Inconsistency)
Disonansi yang terjadi karena ketidaksesuaian elemen kognitif dengan hal-hal logis yang
ada
Nilai-nilai budaya (Culture Mores)
Perbedaan budaya yang menyebabkan terjadinya disonansi kognitif.
Pendapat umum (Opinion Generality)
Disonansi dapat terjadi apabila pendapat yang dianut banyak orang dipaksakan kepada
pendapat perorangan
Pengalaman masa lalu (Past Experience)
Jika kognisi tidak konsisten dengan pengetahuan pada pengalaman masa lalu, maka akan
muncul disonansi
TINGKAT DISONANSI
KOGNITIF
Merujuk kepada jumlah inkonsistensi yang dialami seseorang, ada
tiga faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disonansi yang
dirasakan seseorang(Zimbardo, ebbsen&Maslach, 1977):
Kepentingan, atau seberapa signifikan suatu masalah, berpengaruh
terhadap tingkat disonansi yang dirasakan.
Rasio disonansi atau jumlah kognisi disonan berbanding dengan
jumlah kognisi yang konsonan.
Rasionalitas yang digunakan individu untuk menjustifikasi
inkonsistensi. Faktor ini merujuk pada alasan yang dikemukan
untuk menjelaskan mengapa sebuah inkonsistensi muncul.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disonansi yang dirasakan
seseorang (Zimbardo, Ebbsen &Maslach, 1977:80) :
 Kepentingan, atau seberapa signifikan suatu masalah, berpengaruh
terhadap tingkat disonansi yang dirasakan.
 Rasio disonansi atau jumlah kognisi disonan berbanding dengan jumlah
kognisi yang konsonan
 Rasionalitas yang digunakan individu untuk menjustifikasikan konsistensi.
DISONANSI KOGNITIF & PERSEPSI
Terpaan selektif (selective exposure)
Mengurangi disonansi dengan mencari informasi yang konsonan dengan
kepercayaan dan tindakan saat ini.

Pemilihan perhatian (selective attention)


Mengurangi disonansi dengan memperhatikan informasi yang konsonan
dengan kepercayaan dan tindakan selanjutnya.

Interpretasi selektif (selective interpretation)


Mengurangi disonansi dengan menafsirkan informasi ambigu sehingga
menjadi konsisten dengan kepercayaan dan tindakan saat ini

Retensi selektif (selective retention)


Mengurangi tekanan atau perbedaan dengan mengingat dan mempelajari
informasi yang konsisten dengan kepercayaan dan tindakan saat ini
DIMENSI
DISONANSI
KOGNITIF
Concern
Emotional
the deal
(emosional)
Wisdom of (perhatian)
purchase
(kebijaksan
aan)
CARA
MENGATASI
Ada banyak cara untuk mengatasi disonansi kognitif, namun DISONANSI
cara yang paling
efektif untuk ditempuh adalah
Mengurangi pentingnya keyakinan disonan
kita.

Menambahkan keyakinan yang konsonan.

Menghapus disonansi dengan cara tertentu.


KRITIKI TERHADAP TEORI

Teori ini dinilai kurang memiliki kegunaan karena teori ini tidak
menjelaskan secara menyeluruh kapan dan bagaimanaseseorang
akan mencoba untuk mengurangi disonansi.

Kemungkinan pengujian tidak sepenuhnya terdapat dalam


teori ini.Kemungkinan pengujian berarti kemampuan untuk
membuktikan apakah teori tersebut benar atau salah.
PENGAPLIKASIAN TEORI
Dengan Contoh
Rudi (19), merupakan siswa salah satu sekolahan di Kediri. Hobi nya Sepak Bola dan
Touring. apalagi dia seorang pendiam, baik hati, tidak sombong dan selalu
membantu teman yang sering kesusahan. Makanya banyak teman-temanya suka
padanya. Namun dari begitu banyak tingkahnya yang baik, ada satu hal yang tidak
baik yang melekat pada dirinya yaitu suka minum-minuman keras. Meminum-
minuman keras adalah hal biasa bagi seorang rudi. Banyak orang dan bahkan orang
tuanya sendiri sudah memperingatkanya bahwa minum-minuman keras dapat
merusak kesehatan dan otak dan bila sudah over bisa menyebabkan kematian.
Semua peringatan dan bimbingan dari orang-orang disekitarnya tidak juga membuat
dia jera.
NJUTAN PENGAPLIKASIAN TEORI
Dari contoh diatas, rudi mengalami disonansi (ketidak cocokan antara dua kognisi; pengetahuan). Maka rudi
berusaha mengurangi disonansinya dengan melalui tiga cara:
 Mengubah elemen tingkah laku Rudi mengetahui bahwa minum-minuman keras dapat membahayakan
kesehatan dan otak. Maka untuk menghilangkan desonansi, rudi berusaha tidak minum-minuman keras.

 Mengubah eleman kognitif lingkungan rudi mencoba untuk meyakinkan kepada teman-temanya bahwa
minum-minuman keras tidak membahayakan kesehatan dan otak.

 Mengubah elemen kognitif baru rudi mencoba mencari pendapat pada teman-temanya yang mendukung
pendapat bahwa minum-minuman keras tidak akan membahayakan kesehatah dan otak

 Mengurangi disonansi dengan memutuskan bahwa salah satu kognisi tidak penting. Rudi sudah putus asa
akan hidupnya di dunia, sehingga tidak menganggap penting persoalan-persoalan itu. Karena dia ingin
hidup cepat dan mati muda.
THANKS!
ANY QUESTIONS?

KELOMPOK 15
KOMUNIKASI KESEHATAN

“A person who never made a mistake
never tried anything new.”

Anda mungkin juga menyukai