Anda di halaman 1dari 20

GEOMETRIK JALAN (TS 63603)

PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS


TEKNIK – UNTAD

By : Ir. Ismadarni, M. Si
ARTI & Maksud dari
GEOMETRIK JALAN
◙ Geometrik jalan merupakan bagian dari
perencanaan jalan yang dititik beratkan pada
perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi
fungsi dasarnya.
◙ Maksudnya adalah perencanaan bentuk fisik dari route
suatu ruas jalan secara lengkap mencakup elemen-
elemen geometrik jalan
◙ Elemen-elemen geometrik jalan meliputi :
• ALINYEMEN HORISONTAL
• ALINYEMEN VERTIKAL PERHITUNGAN & PENGGAMBARAN
• POTONGAN MELINTANG

◙ Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika


dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pemakai jalan.
FUNGSI & TUJUAN
GEOMETRIK JALAN
◙ Fungsi dasar jalan adalah memberikan
pelayanan yang optimum pada arus
lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-
rumah
◙Tujuan perencanaan geometrik jalan
adalah menghasilkan infra struktur
yang aman, efisien dalam pelayanan
lalu lintas dan memaksimalkan
rasio tingkat penggunaan/biaya
pelaksanaan
1. KARENA
TUNTUTAN
KEBUTUHAN
MENGAPA LALU LINTAS
SUATU JALAN
PERLU DIBANGUN
ATAU
DITINGKATKAN ? 2. UNTUK
MENDUKUNG
PERKEMBANGAN
SUATU WILAYAH
JALAN DIBANGUN DAN DITINGKATKAN
KARENA
TUNTUTAN KEBUTUHAN LALU LINTAS
• PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT BERDAMPAK
KEPADA ADANYA PERKEMBANGAN LALU LINTAS
KENDARAAN DARI TAHUN KE TAHUN
• PERKEMBANGAN KENDARAAN TERSEBUT BUKAN SAJA
DARI SEGI JUMLAHNYA TETAPI JUGA MENCAKUP
KARAKTERISTIK KENDARAANNYA

OLEH KARENA ITU JALAN DIBANGUN HARUS SESUAI


DENGAN KEBUTUHAN LALU LINTAS KENDARAAN YANG
AKAN MENGGUNAKAN
MENGAPA JALAN DIBANGUN HARUS
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERTIMBANGAN EFESIENSI
(TIDAK MUBAZIR)

NANTINYA TIDAK DITEMUKAN JALAN


YANG DIBANGUN YANG KELAS DAN
FUNGSINYA TINGGI TETAPI SEPI AKAN
LALU LINTAS
PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN
UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN
SUATU WILAYAH

• SUATU WILAYAH LAMBAT BERKEMBANG KARENA


AKSES TRANSPORTASI JALAN YANG TIDAK
MENDUKUNG
• STATEGI MEMBANGUN WILAYAHNYA DULU BARU
AKSES JARINGAN JALAN DIBANGUN DAN
DITINGKATKAN SECARA BERTAHAP
CONTOH: WILAYAH PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI
PERENCANAAN JALAN BERKAITAN DENGAN
ANALISA PENGARUH JALAN TERHADAP
PERKEMBANGAN WILAYAH SEKITAR

• PEMBANGUNAN JALAN UNTUK MENGHUBUNGKAN SENTRA


SENTRA KEGIATAN/PRODUKSI SUATU WILAYAH DAN
MEMBUKA KETERISOLASIAN WILAYAH
• MEMPERLANCAR ARUS DISTRIBUSI BARANG DAN JASA KE
SELURUH PELOSOK WILAYAH

• SUATU WILAYAH DAPAT BERKEMBANG DENGAN PESAT

DAPAT DILIHAT DARI AKTIVITAS RODA PEREKONOMIAN


YANG SEMAKIN TINGGI
BAGAIMANA STRATEGI PERENCANAAN YANG
DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI
INEFESIENSI DALAM PERENCANAAN JALAN

• KEBUTUHAN LALU LINTAS BIASANYA


DIDASARKAN PADA KONDISI AKHIR
LALU LINTAS
• SEHINGGA PEMBANGUNAN JALAN
DILAKUKAN DENGAN PRINSIP
TUMBUH SECARA BERTAHAP
TERDAPAT HUBUNGAN YANG ERAT
ANTARA STRUKTUR RUANG WILAYAH
DENGAN PRASARANA JALAN

KLASIFIKASI DAN FUNGSI JALAN

HAKEKATNYA ADALAH UKURAN


STANDAR UNTUK PERWUJUDAN
KESELAMATAN PENGGUNA JALAN
KLASIFIKASI DAN FUNGSI JALAN

• KLASIFIKASI FUNGSIONAL
– Sistem Jaringan Primer
• Arteri Primer
• Kolektor Primer
• Lokal Primer
– Sistem Jaringan Sekunder
• Arteri Sekunder
• Kolektor Sekunder
• Lokal Sekunder

• KLASIFIKASI JALAN
• Klasifikasi Fungsi Jalan
• Kelas Jalan
• Medan Jalan
• Wewenang Pengelolaan
KARAKTERISTIK JALAN
• BAGIAN-BAGIAN JALAN
– DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan)
– DAMIJA (Daerah Milik Jalan)
– DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan)
• POTONGAN MELINTANG JALAN
– Jalur Lalu Lintas
– Lajur
– Bahu Jalan
– Median
– Fasilitas Pejalan Kaki
• VOLUME LALU LINTAS
– S M P (Satuan Mobil Penumpang)
– Volume Lalu Lintas Rencana
• VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rencana)
• VJR (Volume Jam Rencana)  VJR = VLHR * K/F
– Kecepatan Rencana
• JARAK PANDANG
– Jarak Pandangan Henti (Jh)
– Jarak Pandang Mendahului (Jd)
TAHAPAN PERENCANAAN JALAN

• PENENTUAN TRASE JALAN


– Metode Konvensional
– Metoda Modern Dengan Teknik Fotogrametri
• ANALISIS LALU LINTAS
– Volume dan Jumlah Lalu Lintas
– Sifat dan Komposisi Lalu Lintas
– Kapasitas
• PENENTUAN KECEPATAN RENCANA
• PERENCANAAN GEOMETRIK (HORISONTAL &
VERTIKAL)
• PERHITUNGAN KUANTITAS PEKERJAAN TANAH
• PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
• PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA
• KEAMANAN LALU LINTAS
• ANALISIS EKONOMI DAN KEUANGAN
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

• STANDARD PERENCANAAN
– Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.
13/1970 Direktorat Jenderal Bina Marga
– Spesifikasi Standard untuk Perencanaan Geometrik
Jalan Luar Kota, SubDit Perencanaan Teknik, Direktorat
Jenderal Bina Marga, 1990
– Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
No. 038/BM/1997, Direktorat Jenderal Bina Marga
– Standard Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

1. Penyediaan Gambar Situasi, Skala 1:1000


2. Penentuan Trace Jalan
3. Penentuan Koordinat PI
4. Kriteria Perencanaan:
• Alinyemen Horisontal
• Alinyemen Vertikal
• Pelebaran Pada Tikungan
• Kebebasan Samping
5. Penentuan Jenis Tikungan
• Full Circle (FC)
• Spiral – Circle – Spiral (SCS)
• Spiral – Spiral (SS)
6. Penggambaran Hasil Rencana
• Plan (Alinyemen Horisontal)
• Profil Memanjang (Alinyemen Vertikal)
• Penampang Melintang (Cross Section)
Gambar Situasi
Skala 1:1000

PROSES PERENCANAAN
Penentuan Trace Jalan

GEOMETRIK JALAN
Penentuan Koordinat PI & PV

Perencanaan Alinyemen Perencanaan Alinyemen


Vertikal Horisontal

Coba Tikungan Full Circle

Pakai Tikungan
R > Rmin Yes
Full Circle

No

Coba Tikungan
Spiral – Circle - Spiral
No

Pakai Tikungan
Lc > 20 Yes
Spiral – Circle - Spiral

No

Pilih Tikungan
Spiral - Spiral

Perencanaan Super Perencanaan Pelebaran Perencanaan Kebebasan


Elevasi Perkerasan Pada Tikungan Samping

Gambar Penampang
Melintang

Yes

Gambar Perencanaan:
· Plan
· Profil Memanjang
· Penampang Melintang
PERENCANAAN GEOMETRIK
• Adalah aspek-aspek perencanaan bagian-bagian jalan (trase,
lebar, tikungan, landai, & jarak pandangan) dan juga kombinasi
dari bagian-bagian tersebut sesuai dengan tuntutan dan sifat-
sifat lalu lintas dengan tujuan untuk menciptakan hubungan
yang baik antara waktu dan ruang dengan kendaraan agar
dicapai efisiensi, keamanan dan kenyamanan secara optimal
dalam batas-batas kelayakan ekonomi.

• Perencanaan geometrik terkait dengan arus lalu lintas,


perencanaan konstruksi jalan berkaitan dengan beban lalu
lintas.

• Perencanaan geometrik merupakan tahap lanjutan setelah


proses perancangan (planning). Proses planning berkaitan
dengan analisis pengaruh jalan terhadap perkembangan
wilayah, sifat lalu lintas yang harus dilayani, & kualitas
pelayanan.
KEADAAN FISIK DAN TOPOGRAFI MEDAN

• Sangat mempengaruhi perencanaan bagian-bagian jalan


• Keadaan tanah dasar mempengaruhi lokasi dan bentuk geometrik
jalan
• Tanah dasar jelek atau air tanah yang tinggi maka mungkin trase
harus pindah atau perlu timbunan tinggi
• Di daerah dengan curah hujan tinggi perlu lereng melintang lebih
besar atau alinyemen jauh lebih tinggi dari tanah asli.
• Untuk daerah datar perlu perencanaan drainase yang baik
• Daerah pegunungan mempengaruhi pemilihan lokasi dan bagian-
bagian jalan lainnya, bahkan type jalan.
• Daerah pertanian dan industri banyak kendaraan truk yang
berbeda dengan daerah pemukiman atau wisata dimana banyak
mobil penumpang
• Jalan di rural area banyak kendaraan kecepatan tinggi yang perlu
syarat perencanaan lebih berat dibanding jalan untuk urban area
yang didominasi kendaraan kecepatan rendah
• Pemilihan trase di rural lebih bebas dari pada di perkotaan.
LALU LINTAS
• Data lalu lintas merupakan dasar utama perencanaan geometrik dan penentuan
tingkat pelayanan jalan
• Volume lalu lintas menentukan jumlah jalur, jumlah lajur, dan lebar perkerasan
• Besaran volume lalu lintas dinyatakan dalam SMP (Satuan Mobil Penumpang)
• Data dasar adalah Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
• Dari LHR dihitung Volume Lalu Lintas Rencana yaitu:
– VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rencana), &
– VJR (Volume Jam Rencana)  VJR = VLHR * K/F
• Komposisi lalu lintas
• Kecepatan Rencana:
– Adalah kecepatan yang dipilih untuk perencanaan yang mengkorelasikan
bentuk-bentuk setiap bagian jalan yang mempengaruhi keamanan perjalanan
kendaraan.
– Kecepatan ini merupakan kecepatan menerus tertinggi dimana kendaraan dapat
berjalan dengan aman bila cuaca mengijinkan dan kepadatan lalu lintas rendah,
sehingga hanya bentuk jalan saja yang menentukan keamanan perjalanan
kendaraan.
– Penentuan Kecepatan Rencana harus dilakukan secara seksama dengan
mempertimbangkan:
• Sifat medan
• Type jalan
• Biaya konstruksi (pembangunan)
• Antisipasi trend perkembangan kecepatan kendaraan yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai