Anda di halaman 1dari 116

Apakah yang dimaksud dengan sehat ?

• Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi


– sehat fisik,
– sehat sosial
– sehat jiwa
• Sehat fisik yaitu memiliki badan yang sehat
dan bugar.
• Sehat sosial yaitu mampu menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain.
Sehat Jiwa
• Perasaan senang dan bahagia, mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan hidup sehari-hari, dapat
menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri,
melakukan kegiatan yang bermanfaat, aktif
menyumbangkan tenaga, pikiran dan kepedulian
kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
– sehat fisik,
– sehat sosial
– sehat jiwa

• sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik) + (integral) tidak


terpisahkan dari "Kesehatan" .... yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis

•  Titik berat BUKAN pada “penyakit” tetapi pada kualitas


hidup yang terdiri dan "kesejahteraan" dan “produktivitas
sosial ekonomi”.
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri :
1. Merasa senang terhadap dirinya serta
• o Mampu menghadapi situasi
• o Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
• o Puas dengan kehidupannya sehari-hari
• o Mempunyai harga diri yang wajar
• o Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
• o Mampu mencintai orang lain
• o Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
• o Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
• o Merasa bagian dari suatu kelompok
• o Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah" dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
• o Menetapkan tujuan hidup yang realistis
• o Mampu mengambil keputusan
• o Mampu menerima tanggungjawab
• o Mampu merancang masa depan
• o Dapat menerima ide dan pengalaman baru
• o Puas dengan pekerjaannya
• Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan
usaha dan waktu untuk mengembangkan dan
membinanya.
• Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa
bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan
perkembangan.
• Pengaruh lingkungan terutama keluarga
sangat penting dalam membina jiwa yang
sehat.
Mencapai Jiwa yang Sehat
Salah satu cara ... adalah dengan PENILAIAN DIRI
 berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara
bertindak.

Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:


• o Menemukan kepuasan dalam hidup
• o Membina hubungan yang erat dan sehat
• o Menetapkan tujuan dan mencapainya
• o Menghadapi maju mundurnya kehidupan
• o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri:
• 1. Seseorang harus jujur terhadap diri sendiri.
• 2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima
semua kekurangan dan kelebihannya.
• 3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi
kekurangannya
• 4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengan
tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain
• 5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai
dengan kemampuan, tetapi tidak boleh terlalu memaksakan
diri sendiri.
Apa yang dimaksud dengan gangguan
jiwa ?

• Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari


gangguan pikiran, gangguan perasaan, dan
gangguan tingkah laku yang menimbulkan
penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-
hari dari orang tersebut
Gangguan Jiwa

Psikotik Ganguan2
lainnya...
Anxietas

Ganguan
Depresi Mood
• Masalah ggn jiwa (mental disorder)
– masalah kesehatan baik di negara maju,
industri ataupun di negara berkembang.
• setiap tahunnya, hampir 30% penduduk
dunia menderita gangguan mental
• 2/3 jumlah itu tdk mendapatkan layanan
perawatan
• Sekitar 20% pasien yang datang di fasilitas
pelayanan dasar adalah menderita
gangguan jiwa.
• Gangguan jiwa tidak langsung menyebabkan
kematian, tp beratnya gangguan membuat
– ketidak mampuan individu, beban psikososial yang
sangat berat baik bagi individu, keluarga dan
masyarakat
– menghambat pembangunan krn tak produktif dan
efisien
– biaya perawatan dan kehilangan waktu produktif.
– permasalahan hukum karena penderita gangguan
jiwa sering melakukan kekerasan dan mengalami
penganiayaan.
– Bunuh diri , sekitar 1,6 – 1,8 per 10.000 penduduk
–  banyak sumber daya terkuras untuk menangani
masalah kesehatan yang sebetulnya bisa dicegah.
Tujuan Kesehatan JiwaMasyarakat
• Menyadarkan masy thd masalah kes jiwa yg
ada di masy.
• Mencegah timbulnya berbagai gangguan jiwa
• Menanggulangi masalah kes jiwa
• Memberdayakan masy dlm penyelenggaraan
upaya kes jiwa
• Meminimalkan dampak masalah psikososial
dan gang jiwa thd individu, kel dan masy
• Ilmu kedokteran jiwa klinis...berorientasi kpd
klinis dgn memakai terapi individual/kelompok
• Kesehatan jiwa masyarakat...pendekatannya
tidak hanya individu... pendekatan masyarakat
dengan pengobatan masyarakat....
• Perlu kerjasama dengan ..semua
bidang...sosial, ekonomi, politik, budaya,
administrasi, menajemen, LSM, dll...
• Kegiatan dilakukan dengan menggerakkan dan
memberdayakan seluruh potensi yang ada di
masyarakat.....profesi kesehatan Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus
memiliki tenaga yang handal agar promosi, prevensi, kurasi
dan rehabilitasi terhadap masyarakat yang menderita sakit,
beresiko sakit, maupun masyarakat yang sehat dapat
dilakukan secara menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah
pelayanan kesehatan jiwa.
• Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan
keperawatan
• Pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif, holistik, dan
paripurna.
Sasaran Pembangunan Kes Jiwa

1. Upaya kesehatan jiwa masyarakat


2. Upaya kesehatan jiwa dasar
3. Upaya kesehatan jiwa rujukan
1. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat
• Tercapainya kesadaran tentang berlaku hidup sehat
jiwa pada tatanan rumah tangga
• Terbentuknya gerakan, wadah, forum di masy yg
mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan
masalah kes jiwa di masy
• Terlaksananya pergerakan perwujudan perilaku hidup
sehat jiwa di kel dan masy
• Menurunnya prevalensi perilaku merokok dan
penyalahgunaan Napza
• Tersusunnya peraturan mengenai program /kegiatan
kes jiwa masy di tingkat pusat, provinsi dan kota
• Tersusunnya upaya kes jiwa masy di Dinas Kes Kota
2. Upaya Kesehatan Jiwa Dasar
• Terlaksananya pel kes jiwa dasar
– di Puskesmas
– di RSUD Kab/Kota
– pd Institusi pel kes swasta
– pd Perusahaan/industri besar di provinsi
• Terlaksananya pelatihan pd dokter,perawat dan
bidan
• Tersedianya obat psikotropika di sarana kes
3. Upaya Kesehatan Jiwa Rujukan
• Tercapainya keadaan dimana setiap provinsi
mempunyai RS Jiwa untuk melaksanakan sistem
rujukan pel kes jiwa
• Tersedia obat psikotopika di sarana kes yg telah
melaksanakan pel kes jiwa
• Terlaksananya program untuk membentuk “self
help group”kes jiwa di setiap unit psikiatri
• Terjalinnya kerjasama RSJ dgn Fak
Kedokteran/Fak Keperawatan untk melaksanakan
bidang kes jiwa
• Terlaksananya program training
Upaya/Program Kesehatan Jiwa
Upaya pokok:
• Promotif dan preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif

Upaya penunjang:
• Pendidikan dan pelatihan tenaga
• Penyempurnaan administrasi- Manajemen
• Penyempurnaan sistem informasi kesehatan jiwa

Upaya pengembangan:
• Penelitian
• Kerjasama lintas sektor
Program Perencanaan Pulang
• Pengertian : merupakan komponen yg terkait dgn rentang
perawatan dimulai dr segera stlh klien msk RSJ. Hal ini
mrpkn suatu proses yg menggambarkan usaha kerjasama
antara tim kesehatan, keluarga, klien dan org yg penting
bagi klien.

Tujuan :
• meningkatkan perawatan berkelanjutan bagi pasien
• Membantu rujukan klien pd pelayanan yg lain
• Membantu klien dan keluarga memiliki pengetahuan
• Keterampilan dan sikap dlm memperbaiki serta
mempertahankan status kes klien
Gangguan CEMAS (ANXIETAS)

“Anxiety is a state in which the individual experiences feeling of


uneasiness (apprehension) and activation of the autonomic
nervous systems in respons to vague, non specific threat” (
Carpenito, 1989)

“Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas &


berhubungan dgn perasaan yang tidak menentu & tidak berdaya”
(Stuart & Sundeen, 1995)

Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif


yang sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional
yang diartikan sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan
tehadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007)
TINGKAT KECEMASAN
1. Kecemasan ringan (Mild Anxiety)
- berhubungan dgn ketegangan dlm kehidupan sehari-hari
- menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang persepsinya
meluas, menajamkan indera
- dapat memotivasi individu utk belajar & mampu memecahkan
masalah scr efektif & menghasilkan pertumbuhan &
kreativitas
Contoh :
 Seseorang yg menghadapi ujian akhir
 Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan
 Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih
tinggi
 Individu yg tiba-tiba dikejar anjing
2. Kecemasan sedang (Moderate Anxiety)
- memusatkan perhatian pd hal-hal yg penting &
mengenyampingkan yg lain
- perhatian seseorang menjadi selektif, namun dpt melakukan
sesuatu yg lebih terarah (dgn arahan orang lain)
Contoh :
• Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn resiko
tinggi
• Keluarga yg menghadapi perpecahan
• Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan
3. Kecemasan berat (Severe Anxiety)
- lapangan persepsi individu sgt sempit
- perhatian terpusat pd hal yg spesifik & tdk dpt berpikir ttg hal-
hal lain
- semua perilaku ditujukan utk mengurangi ketegangan
- diperlukan banyak arahan/perintah utk dpt terfokus pd area
lain
Contoh :
• Individu yg mengalami kehilangan harta benda & orang yg
dicintai karena bencana alam, kebakaran, dll
• Individu dlm penyanderaan
4. Panik
- individu kehilangan kendali diri & detil perhatian kurang
- tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn perintah
- peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
berhubungan dgn orang lain, penyimpangan persepsi &
hilangnya pikiran rasional
- biasanya disertai dgn disorganisasi kepribadian
Contoh :
• Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi

Kecemasan yg diekspresikan langsung melalui perubahan


fisiologis & perilaku, sedangkan scr tdk langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping sbg upaya utk
melawan kecemasan
ETIOLOGI
• Penyebab gangguan ini kurang jelas, genetik ikut
berperan selain lingkungan, pola asuh,
kepribadian dan stresor yang timbul.
• Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari
aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik
dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang
merupakan stressor muneulnya gejala ini.
• Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama
dari gejala ini adalah: norepinefrin, serotonin dan
GABA yang tidak seimbang.
Menurut PPDGJ III (2001), ansietas
diklasifikasikan sebagai
• Gangguan ansietas fobik seperti
– agorafobia
– fobia sosial
– fobia khas
• Gangguan ansietas lainnya seperti
– gangguan panik
– gangguan ansietas menyeluruh (GAD)
– gangguan campuran ansietas dengan depresi
• Gangguan obsesif kompulsif.
• Reaksi terhadap Stres : Reaksi stres akut, PTSD, gangguan
penyesuaian.
Beberapa teori tentang gangguan anxietas:

A.TEORI PSIKOLOGIS
A. Teori Psikoanalitik
B. Teori perilaku
C. Teori Eksistensial
B.TEORI BIOLOGIS
A. Susunan Saraf Otonom
B. Neurotransmiten
C. Penelitian genetika
D. Penelitian Pencitraan Otak
• Teori psikoanalitik:
Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil
tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila
berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak
berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi,
regresi, ini menimbulkan gejala.
Teori perilaku:
teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli
lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan
meniru respon kecemasan orang tuanya.
Teori eksistensial:
Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di
dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/
kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap
kehampaan eksistensi tersebut.
Sistem saraf otonom:
Stimuli sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu. Sistem kardiovaskular takikardi, muskular nyeri
kepala, gastrointestinal diare dan sebagainya.
Neurotransmiter:
Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang
dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid.
Penelitian genetika:
Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki
sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.
Penelitian pencitraan otak:
Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada
gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.
Gejala umum
• Harus menunjukkan anxietas sebagai gejala
primer (menonjol ) gejala-gejala tersebut
biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
– Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa
seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb....)
– Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai...)
– Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas,
keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb...)
Penatalaksanaan Gangguan Cemas ...
1. Psikoterapi
• a. Suportif
• b. Antara lain : CBT (Cognitive-Behavioral Therapy), dengan cognitive
restructuring,
• c. Relaxation Training, latihan untuk menurunkan bangkitan fisiologik yang
berlebihan

2. Farmakoterapi
# Ansiolitik Benzodiazepin,
a) Diazepam dan Lorazepam, dan Clobazam, Lorazepam, Alprazolam, dll..
# Ansiolitik Non Benzodiazepin
• a) SSRI
• b) Sulpiride , Buspirone.
• c. Antidepresan Trisiklik : Imipramine
• d. Antidepresan Atipikal : Trazodone
• e. Antidepresan Atipikal: Venlafaxine.
Gangguan DEPRESI

• Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan


dengan penyakit organik.
• Datang dengan keluhan somatik, mengeluh
gangguan sistem endokrin, gangguan infeksi dan
peradangan, serta penyakit medis lain seperti
kanker dan penyakit kardiopulmonal
• Depresi yang berdiri sendiri maupun yang
bersamaan dengan penyakit lain harus diobati
dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat
mempengaruhi dan memperburuk penyakit
organik yang sudah ada.
Etiologi
• Faktor Biologis
• berhubungan dengan disregulasi pada neurotransmiter
amin biogenik (norepineprin dan serotonin).
• Faktor Genetika
• Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat
pertama dari penderita gangguan depresi berat
kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar
• Faktor psikososial dan lingkungan
• Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan,
• permasalahan hubungan fungsi keluarga
Gangguan DEPRESI
Kriteria diagnosis depresi menurut PPDGJ III adalah:

A. Gejala utama
1. Suasana perasaan yang tertekan (Afek depresi).
2. Kehilangan minat dan gairah pada hampir segala aktifitas, yang
dirasakan sepanjang hari.
3. Mudah lelah dan menurunkan aktifitas.

B. Gejala tambahan
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang.
2. Harga diri dan rasa percaya diri berkurang.
3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan suram yang suram dan pesimistik.
5. Insomnia dan hipersomnia
6. Nafsu makan berkurang.
7. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk
bunuh diri.

Gejala depresi ini minimal telah berlangsung dua minggu


Pembagian Depresi (menurut PPDGJ-III)

DEPRESI RINGAN ( tanpa atau dengan gejala somatik )


• 2 gejala utama
• 2 gejala tambahan
• Berlangsung 2 mgg

DEPRESI SEDANG ( tanpa atau dengan gejala somatik )


• 2 gejala utama
• 2 gejala tambahan
• Berlangsung 2 mgg

DEPRESI BERAT (tanpa gejala Psikotik atau dengan gejala Psikotik)


• 3 gejala utama
• 4 gejala tambahan
• Berlangsung 2 mgg (atau bila gejala sangat berat atau onset sangat cepat)

Ciri Psikotik : waham, halusinasi, stupor depresif


Penatalaksanaan

1. Psikoterapi
A. Terapi keluarga
B. Psikoterapi interpersonal
C. Terapi perilaku kognitif

2. Terapi dengan obat-obatan


A. Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
B. ADT (Anti Depresan Trisiklik)
C. Genarasi kedua antidepresan
D. Monoamine Oxidase Inhibitor (tipe A)
E. Lithium (gangguan bipolar episode depresi
F. F. Neuroleptika (depresi dengan ciri-ciri psikosis)

3. Psikososial
4. ECT (Electro Convulsan Therapy)
1. Psikoterapi
A. Terapi keluarga
– Melibatkan seluruh anggota keluarga
– Anggota keluarga yang bermakna dengan gangguan depresi dilibatkan dalam terapi
– Diharapkan keluarga mampu mendengarkan aktif, memberi umpan balik positif dan
negatif, menggubah perilakunya.
– Fokus terapi adalah interaksi dalam keluarga.
– Dicapai penurunan derajat depresi dan perbaikan interaksi dalam keluarga.

B. Psikoterapi interpersonal
– Fase pertama, identifikasi pola interpersonal yeng menimbulkan kognisi depresi.
Diharapkan terbentuk hubungan teurapetik.
– Fase kedua, strategi mengubah komunikasi interpersonal.
– Fase ketiga, menerapkan cara-cara untuk mengubah komunikasi interrpersonal.

C. Terapi perilaku kognitif


– Tujuannya adalah mengurangi sikap menghukum dan menyalahkan diri sendiri,
berpikir selalu positif dan meningkatkan kemampuan sosial.
– Terfokus terapi pada penderita.
– Orang tua juga terlibat.
– Mengajar penderita memantau dan catat pikiran serta perilakunya.
– Dapt berkelompok.
2. Terapi dengan obat-obatan
A. Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
– Sertalin (Zoloft) dosis rata-rata (mg/hari) 50-150
– Paroksetin (Seroxat dosis rata-rata (mg/hari) 20-50
– Fluksetin (Prozac) dosis rata-rata (mg/hari)10-40
B. ADT (Anti Depresan Trisiklik)
– Imipramin (Trofranil) dosis rata-rata (mg/hari) adalah 75-300.
– Amitriptilin (Laroxyl) dosis rata-rata (mg/hari) adalah 75-300.
C. Genarasi kedua antidepresan
– Maproptilin (Ludiomil dosis rata0rata (mg/hari) 100-225
– Trazodon (Trazone) dosis rata-rata (mg/hari) 150-600
– Mianserin (Tolvon) dosis rata-rata (mg/hari) 25-100
– Amineptine (survector) yang merupakan antidepresan dopaminergik
D. Monoamine Oxidase Inhibitor (tipe A)
– RIMA (Aurorix) dosis rata-rata (mg/hari 100-200
E. Lithium (gangguan bipolar episode depresi)
F. Neuroleptika (depresi dengan ciri-ciri psikosis)
Psikotik
Sindroma Psikotik
• Hendaya dalam menilai Realita (RTA)
– Kesadaran diri (awareness)
– Daya nilai norma sosial (judgment)
– Daya tilikan diri (insight)
• Hendaya berat dalam fungsi2 mental
– Gejala positif ......
– Gejala negatif.....
• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari
hari....
Sindroma psikosis dapat terjadi pada :
• Sindroma psikosis Fungsional:
– Skizofrenia
– Gangguan Waham menetap
– dll
• Sindroma psikosis Organik :
– Delirium
– Dementia
– Intoksikasi alkohol
– dll
Gangguan Jiwa

Psikotik Ganguan2
lainnya...
Anxietas

Ganguan
Depresi Mood
Skizofrenia
• skhizein = spilit = pecah
• phrenia = mind = pikiran

• Skizofrenia adalah suatu gambaran jiwa yang


terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses pikir, perasaan dan
perbuatan (Eugen Bleuler ).
Etiologi
• Faktor Genetik
o bagi saudara kandung 7 – 15%;
o salah satu orangtua skizofrenia 7 – 16%;
o kedua orangtua menderita skizofrenia 40 – 68%;
o bagi kembar dua telur (heterozigot) 2 -15%;
o kembar satu telur (monozigot) 61 – 86%.

• Faktor Biokimia ....neurotransmiter


• Faktor Psikologis dan Sosial
Ciri – ciri umum skizofrenia antara lain
• a. Delusi
merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak
sesuaidengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia
dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut
dipertahankan secara kokoh dan tidak dapatdiubah-ubah.
• b. Halusinasi
gangguan persepsi pada berbagai hal yang dianggap dapat
dilihat, ..... , meskipun sebenarnya tidak realitas
• c. Disorganisai
ketidakmampuan dalam mengatur arah bicara, reaksi
emosional dan perilaku motoriknya.
• d. Pendataran Afek
ketidakmampuannya dalam mengatur antara reaksi emosional
dan pola perilaku (inappropriate affect) atau afektif yang tidak
sesuai dengan perilaku.
• e. Gejala negatif
ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan
(anhedonia), rendahnya motivasi ( avolisi), tidak
hubungan sosial ( asosial)
• f.Disfungsi sosial atau okupasional:
satu atau lebih daerah fungsi seperti kerja,
hubungan interpersonal, perawatan diri, menjadi
rendah dibandingkan level yang dicapai sebelum
gangguan.
• g.Durasi setidaknya enam bulan.
*Farmakoterapi
* Penggunaan Obat Antipsikosis Tipikal
Haldol (haloperidol)
CPZ
Trifluoperazine
Thioridazine
Perphenazine
Fluphenazine
* Penggunaan Obat Antipsikosis Atipikal
* Risperidone
* Quetiapine
* Olanzopine
* Clozaril
*
*Psikoterapi ....
*Program Psikososial
a. Social Learning Program
b. Social Skills Training.
*Terapi keluarga , kelompok/edukasi
*Terapi Elektrokonvulsif
Bila ada keluarga, kerabat/tetangga yang mengalami
gangguan jiwa ?

• Segera laporkan pada kader kesehatan /tenaga kesehatan


di fasilitas pelayanan kesehatan setempat
• Memberikan informasi kepada keluarga untuk membawa
kerabatnya yang mengalami gangguan jiwa ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat dengan menyiapkan BPJS
• Dukung keluarga / kerabat yang mengalami gangguan jiwa
untuk kontrol dan mengingatkan minum obat secara
teratur dan jika kondisinya telah membaik, libatkan dalam
kegiatan sosial di masyarakat
• Jelaskan bahwa gangguan jiwa dapat diobati, sama dengan
penyakit lain seperti kencing manis, darah tinggi, dll
Psikofarmaka
• Obat yang digunakan untuk gangguan jiwa:
psikofarmaka=psikotropika=phrenotropika
• Terapi gangguan jiwa dengan menggunakan obat-
obatan: psikofarmakoterapi= medikasi
psikotropika
• Obat yang bekerja secara selektif pada susunan
sarap pusat (SSP) dan mempunyai efek-efek
utama terhadap aktifitas mental dan perilaku,
digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Penggolongan Obat Psikotropik
1. Anti-psikotik
2. Anti-depresan
3. Anti-mania
4. Anti-anxietas
5. Anti-insomnia
6. Anti-obsesif kompulsif
7. Anti-panik
1. Anti Psikotik
• Sinonim : Neuroleptics, Major Tranquillizers,
Ataractics, Antipsychotics, Antipsychotic Drugs
Neuroleptika
• Obat Acuan : Chlorpromazine (CPZ)
• Penggolongan :
– Obat anti-psikosis tipikal
– Obat anti-psikosis atipikal
Anti Psikotik Tipikal
1. Phenothiazine
– rantai Aliphatic : Chlorpromazine (Largactil)
– rantai Piperazine : Perphenazine (Trilafon)
Trifluoperazine (Stelazine)
Fluphenazine (Anatensol)
– Rantai Piperidine : Thioridazine (Melleril)

2. Butyrophenone : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)


3. Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide (Orap)
Anti Psikotik Atipikal
1. Benzamide : Sulpiride (Dogmatil)
2. Dibenzodiazepine : Clozapine (Clozaril)
Olanzapine (Zyprexa)
Quetiapine (Seroquel)
Zotepine (Lodopin)
3. Benzisoxazole : Risperidon (Risperdal)
Aripiprazole (Abilify)
Mekanisme Kerja
Hipotesis : aktivitas neurotransmitter Dopamine yang
meningkat.
Anti psikosis tipikal :
Memblokade Dopamine pada reseptor pasca-
sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik
dan sistem ekstrapiramidal. Efektif untuk gejala (+).
Anti psikosis atipikal :
Berafinitas terhadap“Dopamine D2Receptors”
juga terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors”
(antagonists). Sehingga efektif juga untuk gejala (-)
EFEK SAMPING ANTI PSIKOTIK
• CNS: Gejala ekstrapiramidal; otot kaku atau spasme,
wajah topeng, disfagia, akatisia, sakit kepala, ngantuk
• CV: takikardia, aritmia, hipertensi, hipotensi orthostatik
• Mata: pandangan kabur, glaukoma
• GI: mulut kering, mual, muntah, konstipasi, diare, bb
naik
• GU: sering bak, retensi urin, impotensi,eneuresis
• Hematologi: anemia, leukopenia, agranulositosis
• Kulit: rash, dermatitis, fotosensitif
• Endokrin : amenorrhoe, gynaecomastia
• Sindroma neuroleptika maligna (SNM)
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA EFEK
SAMPING
• Gejala ekstrapiramidal: turunkan dosis, beri
THP, SA
• SNM: stop obat, berikan tindakan simptomatis
• Hipotensi orthostatik: monitor TD
• Efek anti kolinergik: minum banyak, diet tinggi
serat
• Agranulositosis: isolasi, antibiotik
• KONTRA INDIKASI relatif ANTI PSIKOTIK
• Gangguan kejang
• Glaukoma
• Klien usia lanjut
• Wanita hamil atau menyusui
Anti-Depresi
• Antidepresan adalah obat untuk mengatasi
atau mencegah depresi
• Obat Acuan : Amitriptyline
• Penggolongan :
1. Tricyclic Compound : Amitriptyline (Amitriptyline)
Imipramine (tofranil)
Clomipramine (Anafranil)
Tianeptine (Stablon)
2. Tetracyclic Compound : Maprotiline (Ludiomil)
Mianserin (Tolvon)
Amoxapine (Asendin)
3. Mono-Amine-Oxydase : Moclobemide (Aurorix)
Inhibitor(MAOI)-Reversible
4.Selective Serotonin : Sertralione (Zoloft)
Re-Uptake Inhibitors(SSRI) Paroxetine (Seroxat)
Fluvoxamine (Luvox)
Fluoxetine (Prozac)
Citalopram (Cipram)
Duloxetine (Cymbalta)
5.Atypical Antidepresants : Trazodone (Trazonne)
Mirtazapine (Remeron)
Venlafaxine (Efexor)
Anti-Depresi
• Mekanisme kerja : Obat Anti-Depresi
Menghambat re-uptake aminergic
neurotransmiter, menghambat penghancuran
oleh enzim “monoamine oxidase”  sehingga
tjd peningkatan jumlah aminergic
neurotransmiter pana sinaps neuron di SSP
Anti-Depresi
• Efek Samping:
- Sedasi
- Efek Antikolinergik
- Efek Anti Adrenergik Alfa
- Efek Neurotoksik
* ES yang tidak berat tergantung tergantung daya
toleransi dari penderita. Biasanya berkurang
selama 2-3 minggu bila diberikan dosis tetap yang
sama.
Anti-Mania

• Sinonim : Mood Modullators, Mood


Stabilizers, Antimanics
• Obat Acuan : Lithium Carbonate
Anti-Mania

• Mekanisme kerja :
Efek anti mania dari lithium carbonate
disebabkan kemampuanya mengurangi
dopamine reseptor supersensitivity,
meningkatkan cholinergic muscarinic activity,
dan menghambat cyclic adenosine
monophospate.
Anti-Mania
• Efek samping lithium berhubungan erat dg
dosis dan kondisi fisik pasien
• Efek samping dini : Mulut kering, haus,
gastrointestinal distres, kelemahn otot,
poliuria, tremor halus
• Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan
BB, odema, lekositosis, ggn daya ingat dan
konsentrasi.
Sindrom Mania
• Butir – butir diagnostik :
*Selama 1 minggu dan hampir setiap hari terdapat
keadaan afek(mood, suasana prasaan) yang meningkat :
Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut :
1. Peningkatan aktivitas(ditempat kerja,dalam hubungan
sosial atau seksual).
2. Lebih banyak bicara dari lazimnya atau ada dorongan
untuk bicara terus menerus.
3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan.
4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang
dapat bertaraf sampai waham/delusi).
1. Berkurangnya kebutuhan tidur.
2. Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu
cepat tertarik kepada stimulus luar yang penting
atau yang tak berarti.
3. Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang
mengandung kemungkinan risiko tinggi dengan
akibat yang merugikan.
Efek Samping Anti-Mania
• Efek samping lithium berhubungan erat dg
dosis dan kondisi fisik pasien
• Efek samping dini : Mulut kering, haus,
gastrointestinal distres, kelemahn otot,
poliuria, tremor halus
• Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan
BB, odema, lekositosis, ggn daya ingat dan
konsentrasi.
• Gejala intosikasi : (kadar serum lithium >1,5mEq/L )
Gejala dini : muntah, diare, tremor, mengantuk,
konsentrasi pikiran menurun, bicara sulit,
pengucapan kata tidak jelas, dan gaya
berjalan tidak stabil.
Anti-Ansietas
• Sinonim : Psycholeptics, Minortranqulizers,
Anxyolitics, Ansiolitika
• Obat Acuan : Diazepam/Chlordiazepoxide
• Penggolongan : Benzodiazepine
Non-Benzodiazepine
• Benzodiazepine
Diazepam (valium,stesolid,dll)
Chlordiazepoxide (cetabrium)
Bromozepam (Lexotan)
Alprazolam (xanax,alqanax,calmlet,dll)
Clobazam (Frisium)

• Non-Benzodiazepin
SSRI
Buspirone (Buspar,Tran-Q,Xiety)
Sulpiride (Dogmatil)
Hydroxyzine (iterak)
Indikasi Pengunaan
• Gejala sasaran : sindrom anxietas
• Butir – butir diagnostik :
*Adanya prasaan cemas atau khawatir yang tidak
realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi
sebagai ancaman prasaan ini menyebabkan individu
tidak mampu istirahat dengan tenang.
Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut :
Ketegangan Motorik :
1.Kedutan otot atau rasa gemetar
2.Otot tegang
3.Tidak bisa diam
4.Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik :
5.Nafas pendek/terasa berat
6.Jantung berdebar-debar
7.Telapak tangan basah dingin
8.Mulut kering
9.Kepala pusing rasa melayang
10. mual,mencret,dan perut tidak enak
11.Muka panas
12.Buang air kecil lebih sering
13.Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang:
14.Prasaan jadi peka
15.Mudah terkejut/kaget
16.Sulit konsentrasi pikiran
17.Sukar tidur
18.Mudah tersinggung
Mekanisme Kerja
• Hipotesis :
Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem
limbik SSP yang terdiri dari
“dopaminergic,noradrenergic,serotoninergic-
neurons”yang dikendalikan oleh GABA-ergic
neurons(suatu inhibitor neurotransmiter)

• Mekanisme kerja :
Obat anti-anxietas benzodiazepine yang berinteraksi
dengan reseptor nya(Benzodiazepine receptor) akan
meng-reinforce, sehingga hiperaktivitas tersebut diatas
mereda.
Efek samping Anti-Anxietas
• Efek samping obat anti-anxietas dapat berupa :
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif melemah)
• Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dll)
• Lama 1-3 bln

*Penghentian Obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat


akan menimbulkan rebound phenomena : pasien menjadi iritable, bingung,
gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, kringat dingin, dan konvulsi.

Penghentian obat ... bertahap


Interaksi Obat
• Benzodiazepine + CNS depressants : potensiasi efek sedasi dan
penekanan pusat napas, risiko timbulnya respiratory failure

• Benzodiazepine + CNS stimulans : antogonis efek anti-anxietas


sehingga efek obat menurun

• Benzodiazepine + Neuroleptika : manfaat efek klinis dari


benzodiazepin mengurangi kebutuhan dosis neuroleptika, sehingga
resiko efek samping neuroleptiiika mengurang.
5. Anti-Insomnia
• Sinonim : Hypnotics, Somnifacient, Hipnotika
• Obat unggulan : Phenobarbital
• Penggolongan :
1. Benzodiazepine
Nitrazepam, Flurazepam, Estazolam
2. Non-Benzodiazepine
Zolpidem
Indikasi
Gejala sasaran : sindrom insomnia
Butir-butir diagnostik :
- Siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan
gangguan kesehatan
- Awal tidur
- Selama tidur
- Bangun lbh cepat
- Merasa tidak segar...
- Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari
Pembagian Sindrom Insomnia
Menurut Lamanya : Dari penyebabnya :
1. Transient Insomnia 1. S.I Psikik
2. Shotterm Insomni 2. S.I Organik
3. Longterm insomnia 3. S.I Situasional
4. S.I Penyerta

# Bila penyebab tidak


ditemukan disebut
“primary insomnia”
Mekanisme Kerja
Proses tidur = suatu siklus yang terdiri dari :
• Stadium jaga (wake, gelombang beta)
• Stadium 1 (gelombang alfa, theta)
• Stadium 2 (gelombang delta 20%)
• Stadium 3 (gelombang delta 20 – 50 %)
• Stadium 4 (gelombang delta >50%)
• Stadium REM (Rapid Eye Movement)
Efek Samping
• Mengantuk
• Supresi SSP
• Oversedation pada usia lanjut
• Benzodiazepine menyebabkan “rage action”
• Berdasarkan Farmakokinetik (waktu paruhnya)
– Singkat - rebound lebih berat
– Sedang – lebih ringan
– Panjang - hangover
Interaksi Obat
• Anti-insomnia + CNS Depressants = efek
supresi SSP meningkat, risiko kematian
meningkat
• Golongan Benzodiazepin jarang menimbulkan
interaksi obat
Pemilihan Obat
Sifat gangguan Sifat obat Golongan Obat Gangguan
tidur

Initial insomnia Sulit masuk Sleep inducing Benzodiazepin Ansietas


proses tidur anti-insomnia (short acting)

Delayed Proses tidur tll Prolong latent Heterosiklik Depresi


Insomnia cepat berakhir phase anti- antidepresan
dan sulit masuk insomnia (trisiklik dan
ke proses tidur tetrasiklik)
selanjutnya
Broken Siklus proses Sleep Phenobarbital Stress
Insomnia tidur normal maintaining atau Psikososial
tidak utuh dan anti-insomnia Benzodiazepin
terpecah - (long acting)
pecah
Pengaturan Dosis
• Pemberian tunggal dosis anjuran 15’-30’ sebelum
tidur
• Dosis efektif dipertahankan 1-2 minggu, secepatnya
tapering off untuk mencegah rebound dan toleransi
obat
• Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil
Lama Pemberian
• 1-2 minggu saja, tidak lebih. Dapat menimbulkan
perubahan sleep EEG 6 bulan.
• Kesulitan pemberhentian karena “Psychological
Dependence”
Perhatian Khusus
Kontraindikasi :
• Sleep Apnoe Syndrome
• Congestive Heart Failure
• Chronic Respiratory Disease

Benzodiazepin pada wanita hamil risiko menimbulkan


“teratogenic effect”. Diekskresi melalui ASI.
Anti-Obsesif Kompulsif
Sinonim : Drugs Used In Obsessive Compulsive
Disorders.
Obat Acuan : Clomipramine
Penggolongan :
1. Trisiklik : Clomipramine
2. SSRI : Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine,
Fluoxetine, Citalopram
Indikasi
1. Minimal 2 minggu dan hampir setiap hari
mengalami gejala o.k dengan ciri-ciri:
- disadari sebagai pikiran, bayangan, impuls dari diri
sendiri
- ego-distonik
- melakukan apa yang dipikirkan tidak akan
membuat puas
- ada pikiran yang tidak bisa dielakkan
2. Gejala – gejala diatas merupakan sumber
penderitaan
Mekanisme Kerja
• Hipotesis : berkaitan dengan hipersensitivitas
dari “serotonergic receptors” di SSP
• Mekanisme obat sebagai “serotonin reuptake
blockers” sehingga hipersensitivitas tersebut
berkurang
Pengaturan Dosis
• Clomipramine mulai dengan 25 – 50 mg/hari (dosis
tunggal pada malam hari, waktu paruh 10 sampai 20
jam)
• Dinaikkan 25 mg/h sampai tercapai dosis efektif
• Dosis maintenance 100 -200 mg/h dan Sertraline
sekitar 100 mg/h
• Pemberian 2 - 3 bulan
• Tapering off
# Berikan terapi perilaku
Efek Samping
• Efek anti-histaminergik
• Efek anti-kolinergik
• Efek anti-adrenergik alfa
• Efek neurotoksis

# Pada overdosis lebih aman menggunakan SSRI


dari trisiklik
Obat Anti-Panik
• Sinonim : Drugs Used In Panic Disorders.
• Obat Acuan ; Imipramine
Penggolongan
1. Trisiklik : Imipramin, Clomipramin
2. Benzodiazepine : Alprazolam
3. RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine Oxydase-
A)
4. SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
Indikasi
Butir – butir diagnostik :
- Selama paling sedikit satu bulan mengalami
beberapa kali serangan anxietas berat
Ciri – ciri :
1. terjadi pada keadaan sebenarnya tidak bahaya
2. terjadi pada situasi yang tidak dapat diprediksi
3. terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala
– gejala anxietas
4. Gejala tersebut merupakan sumber
penderitaan atau mengganggu aktivitas
Mekanisme
Hipotesis : berkaitan dengan hipersensitivitas dari
“serotonergic reseptors” di SSP

Mekanismenya menghambat reuptake serotonin pada


celah sinap antar neuron. Sehingga awalnya
serotonin dan sensitivitas meningkat. 2 – 4 minggu.
Sensitivitas menurun karena penurunan serangan.
Disebut juga “efek bifasik”
Pemberian Obat
• Dosis efektif alprazolam 4 mg/hari – 6 mg/hari
• Untuk trisiklik dosis efektif 150 – 200 mg/h
• Dosis efektif dicapai dalam waktu 3 – 4 bulan
• Imipramin dan Clomipramin dimulai dengan dosis 25
– 50 mg/h, dinaikkan 25 mg/h selang waktu hari – 1
minggu. Dosis efektif 150 – 200 mg/h. Dipertahankan
6 bulan. Dikurangi 1-2 bulan
• Batas pemberian 6 – 12 bulan
Efek Samping
• Efek anti-histaminergik
• Efek anti-kolinergik
• Efek anti-adrenergik alfa
• Efek neurotoksis
Terimakasih
• MEMBERI OBAT
• Prinsip 5 benar ketika memberikan obat
• Pastikan obat diminum
• Bila klien menolak: jelaskan manfaat obat,
konsekuensi bila tidak minum obat. Tetap
menolak rujuk dari untuk mengubah jenis dsb
• Penyimpanan tertib, menghindari
penyalahgunaan
• MONITOR EFEK OBAT
• Monitor efek terapi
• Monitor efek samping, beri tindakan, rujuk
ke dokter
• Beri penjelasan kepada klien tentang efek
obat
Antidepresan


Penggolongan antidepresan (Farmakologi dan Terapi Edisi V ,2007), menjadi :
• · Golongan trisiklik
• Bekerja dengan menghambat ambilan kembali neurotransmiter di otak. Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik
terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmiter. Ada yang
sangat sensitif terhadap norepinefrin, ada yang sangat sensitif terhadap serotonin dan ada pula yang sensitive
terhadap dopamin. Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini adalah imipramin dan amitriptilin.
• · Golongan heterosiklik
• Golongan obat heterosiklik terdiri dari amoksapin, maprotilin, trazodon, bupropion, mirtazapin dan nefazodon.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat ambilan kembali serotonin dan noradrenalin.
• · Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors (SSRI)
• Ex: Fluoxetin, proksetin, setralin, fuvoxamin dan sitalopram. Obat-obat ini merupakan golongan obat yang secara
spesifik menghambat ambilan kembali serotonin.
• · Penghambat monoamine oksidase (MAO)
• Monoaninoksidase dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria.
Penghambat MAO tidak hanya menghambat MAO, tetapi juga enzim-enzim lain, karena itu obat ini mengganggu
metabolisme banyak obat di hati. Penghambatan enzim ini bersifat ireversibel.
• · Golongan serotonin norepinephrin reuptake inhibitor
• Obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah venlafaksin yang bekerja dengan menghambat ambilan kembali
serotonin dan norepinefrin.
• c. Efek samping antidepresan
• Antidepresan dapat menimbulkan banyak efek
samping yang tidak diinginkan. Kebanyakan efek
samping ini bersifat sementara dan hilang dengan
sendirinya setelah beberapa waktu. Beberapa
efek sampingnya yaitu, efek antikolonergik
seperti mulut kering, obstipasi, retensi
urin, tachycardia, serta gangguan potensi dan
akomodasi, efek sedasi, hipotensi ortostatis dan
berkurangnya fungsi seksual (Tjay, 2007)
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri
yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara
berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.
• Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:
• o Menemukan kepuasan dalam hidup
• o Membina hubungan yang erat dan sehat
• o Menetapkan tujuan dan mencapainya
• o Menghadapi maju mundurnya kehidupan
• o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:
• o Merasa hidup ini sulit dikendalikan
• o Merasa stres
• o Menghindari tantangan hidup
• o Memikirkan kegagalan
ANTI ANSIETAS
• Jenis:
• – Benzodiazepine: diazepam (valium), Lorazepam (antivan), Aprazolam
(xanax)

• Indikasi:
• – Indikasi utama dalam penggunaan benzodiazepine adalah:
1. Gangguan ansietas umum
2. Ansietas yang berhubungan dengan depresi
3. Ansietas yang berhubungan dengan phobia
4. Gangguan tidur
5. Gangguan stress pascatrauma
6. Putus obat dan alcohol
7. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit medis
8. Relaksasi musculoskeletal
9. Gangguan kejang
10. Ansietas pra operasi
11. Menurunkan ansietas berat agar bisa diberikan psikoterapi
• Efek samping:
• – CNS: kelambatan mental, sedasi, vertigo,
bingung, tremor, lelah, depresi, sakit kepala, ansietas,
insomnia, kejang, delirium, kaki lemas, ataksia, bicara
pelo
• – CV: hipotensi orthostatik, takikardi, perubahaN
EKG
• – THT: kabur, midriasis, tinitus
• – GI: anoreksia, mual, mulut kering, diare,
konstipasi
• – Kulit: ruam, dermatitis. pruritus
Tindakan keperawatan
• – Anjurkan tidak menggunakan alat
berbahaya, menyopir
• – Benzodiazepine menyebabkan gg ereksi
dan kesulitan orgasme
• – Untuk menghentikan obat perlu
bertahap
• – Monitor ketat pada manula
• – Hindari penyalahgunaan
ANTI DEPRESAN
• Indikasi: depresi, nyeri berat dan kronis,
eneuresis anak > 6th, gg obsesif kompulsif
• Jenis: trisiklik (amitriptilin), MAO inhibitor
• Efek terapi: meningkatkan mood
• Efek samping: mengantuk, gg fungsi
seksual, gg GIT, tremor, hipotensi
• Tindakan keperawatan: monitor efek
samping dan beri pengobatan simptomatis
ANTI MANIK
• Indikasi: gangguan afektif tipe manik
• Jenis: lithium
• Efek terapi: stabilisasi mood
• Efek samping: BB meningkat, perubahan
EKG, nyeri kepala, iritasi gaster
• Tindakan keperawatan: awasi dosis,
pengobatan berkelanjutan, atasi gejala
Gangguan JIWA BERAT (PSIKOSIS)

Anda mungkin juga menyukai