Anda di halaman 1dari 20

PENDAMPINGAN RE AKREDITASI

PUSKESMAS
Hal yang perlu diperhatikan untuk Re
Akreditasi Puskesmas
• Rekomendasi yang diberikan oleh surveyor
pada survey sebelumnya sudah
ditindaklanjuti seluruhnya
Memastikan rekomendasi yang diberikan
surveyor pada saat penilaian akreditasi yang
pertama telah ditindaklanjuti semuanya oleh
Puskesmas
• Semua dokumen regulasi yang disusun sudah
memenuhi persyaratan tata naskah
Memastikan dokumen regulasi internal yang
ada di Puskesmas seragam seluruh Puskesmas
dan sesuai dengan tata naskah. Puskesmas
diberi kebebasan apakah sesuai dengan
persyaratan tata naskah yang berada di buku
pedoman penyusunan dokumen akreditasi
ataukah sesuai tata naskah pemerintah daerah
setempat.
• Semua dokumen regulasi minimal sudah
direview satu kali dan jika diperlukan dilakukan
revisi sesuai dengan kebutuhan dan perubahan
peraturan perundangan (jika ada)
Puskesmas pernah melakukan review dokumen
regulasi internal minimal satu kali dalam 3 tahun
terakhir dan jika memang diperlukan revisi sesuai
kebutuhan ataupun perubahan peraturan
perundangan maka dilakukan revisi. Seandainya
dokumen regulasi internal tersebut masih relevan
dan belum perlu direvisi maka dokumen tersebut
tidak perlu di revisi akan tetapi tetap dilakukan
kegiatan review.
• Telusur akan difokuskan pada implementasi
setahun terakhir (tidak menutup
kemungkinan meluas telusur tahun-tahun
sebelumnya).
Telusur akan difokuskan pada implementasi
setahun terakhir atau tahun ketiga.
• Proses pengajuan sama dengan proses
pengajuan survei yang pertama.
Tidak ada perbedaan proses pengajuan survey
yang pertama dan survey ulang akreditasi
Puskesmas
STRATEGI
• 1. Komitment Setiap Pegawai dan Lintas Sektor
Dengan menjaga komitmen ini, setiap permasalahan
yang dihadapi oleh Puskesmas, kembalikanlah ke
komitmen awal dimana telah menyatakan siap
bersama-sama mewujudkan pelayanan yang
berkualitas
 berkomitmen artinya menyatakan tanggung jawab
untuk bekerja dengan semangat dan integritas. Bukan
hanya komitmen internal yang diperlukan, tetapi juga
komitmen eksternal seperti lintas sektor dan
masyarakat itu sendiri, untuk menyatakan
keterlibatannya dan bersama-sama Puskesmas
mewujudkan masyarakat kecamatan yang sehat.
2. Komunikasi, Koordinasi, Konsultasi Serta
Pengarahan dan Pembinaan
Pegawai Puskesmas harus bekerja mengedepankan
komunikasi dan koordinasi. Kita harus hilangkan ego
profesi atau ego jabatan dan tentu saling mendukung
dalam melaksanakan kegiatan.
Komunikasi dan koordinasi kita kategorikan menjadi
dua, yaitu komunikasi dan koordinasi secara internal
dan eksternal.
Pegawai Puskesmas harus duduk bersama
menentukan dan mengidentifikasi peran lintas program
dan peran lintas sektor untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan. Selain itu, juga harus ditentukan dan
disepakati alur kewenangan dan alur komunikasi,
kerjasama antara pengelola
3. Perkuat Visi Misi, Tujuan, Tata Nilai dan Kebijakan
Mutu
Visi Misi Tujuan dan Tata Nilai serta Kebijakan
Mutu Puskesmas bukan hanya sekedar disusun lalu
dipajang dalam bingkai dan menjadi pelengkap
dinding puskesmas.
 Tetapi menjadi arah Puskesmas, setiap kegiatan
dan pelayanan Puskesmas haruslah mencerminkan
visi misi tujuan dan tata nilai serta kebijakan mutu
ini.
4. Sistem Informasi Puskesmas dan Pengendali
Dokumen dan Arsip Diperkuat
Semua pelaporan dan data harus satu pintu
melewai sistem informasi puskesmas. Jika pemegang
program/unit melapor ke dinas kesehatan, harus
melewati pengantar dari sistem informasi
puskesmas.
Hal ini untuk menertibkan data-data yang ada di
Puskesmas terlebih lagi untuk kepentingan analisis
dan perencanaan tentu sangat ditunjang dengan
data yang valid.
5. Tertib Administrasi Harus Dipatuhi
Hal yang wajib dilakukan oleh Puskesmas adalah
tertib administrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan. Pelayanan harus se-efektif dan se-efisien
mungkin dilaksanakan tentu dengan menjaga mutu
pelayanan.
Puskesmas harus menyusun prosedur kegiatan dan
duduk bersama menyepakati tata naskah, alur
pelaporan, alur pendokumentasian dokumen dan
lain sebagainya.
6. Peraturan Internal dan Indikator Perilaku Klinis Harus
Dilaksanakan
Puskesmas harus menyusun dan menyepakati bersama
peraturan internal ini (code of conduct) yang mengatur
perilaku setiap pegawai Puskesmas bahkan kepala Puskesmas
sekali pun. Apa saja peraturan internal tersebut?
Misalnya budaya malu; malu datang terlambat, malu
pulang cepat, malu kerja tanpa sop, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan perilaku klinis harus ditetapkan misalnya
penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan lain
sebagainya.
Harus ada petugas yang ditunjuk untuk memantau
indikator perilaku ini secara berkala. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kualitas SDM dan tentunya kualitas pelayanan di
Puskesmas. Jika ditemukan masih ada pegawai yang tidak
mematuhi indikator perilaku ini maka perlu dilakukan
pembinaan
7. Manajemen Sarana Prasarana dan Alat Medis
dan Non Medis
Pengelola barang atau bendahara barang yang
telah ditunjuk harus memahami uraian tugasnya.
Bendahara barang pertama-tama membuat daftar
inventaris sarana prasarana dan alat-alat medis
maupun non medis. Kemudian membuat rencana
dan jadwal pemeliharaannya. Persoalan
pemeliharaan bukan saja urusan bendahara barang,
namun tanggung jawab setiap pegawai
8. Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3) diimpelentasikan
Perencanaan
Perencanaan di Puskesmas haruslah melalui tahapan yang
sesuai prosedur. Luaran perencanaan Puskesmas ini dapat
berupa Renstra 5 tahunan, RUK Puskesmas, RKA, RPK
Puskesmas dan harus disinkronkan dengan pendanaan di PKM
baik JKN, BOK, Jampersal maupun dana lainnya.   Adapun
proses perencanaan ditingkat Puskesmas yaitu:Puskesmas
menyusun jenis kegiatan dan pelayanan berdasarkan
kebutuhan dan harapan masyarakat dan juga capaian yang ada
di Puskesmas.
Proses untuk mendapatkan data tersebut diantaranya
melalui pendataan keluarga sehat, survei SMD, hasil MMD,
forum-forum masyarakat atau lintas sektor, data-data
epidemiologi, capaian kinerja, dan data-data lainnya di
Puskesmas.
- Penguatan Penggerakan dan Pelaksanaan
Program dan pelayanan yang telah rencanakan dan
dijadwalkan pada RPK bulanan kemudian
dilaksanakan baik itu intervensi berbasis keluarga,
pelayanan di dalam gedung maupun program-
program intervensi luar gedung yang bersentuhan
langsung dengan sasaran tentu dengan
memperhatikan hak dan kewajiban pengguna serta
sasaran kegiatan
- Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Untuk pengawasan dapat berupa pengawasan internal yang
dilakukan oleh Kepala Puskesmas, setiap penanggung
jawab, tim mutu dan tim audit internal.
Pengawasan internal termaksud monitoring ketepatan
jadwal, waktu, tempat dan sasaran yang dilakukan oleh
pimpinan Puskesmas dan penanggung jawab kepada
pelaksana program atau pelayanan. Pengawasan lainnya yaitu
secara eksternal dari lintas sektor, dinas kesehatan,
masyarakat.
 Pengawasan dan pengendalian kegiatan dan pelayanan
dapat melalui lokmin, pertemuan diluar lokmin maupun
pemantauan secara langsung di lapangan.
Tujuannya yaitu meninjau sejauh mana proses kegiatan
yang sudah berjalan, apa saja kendala dan hambatan yang
dihadapi pelaksana program dengan mengumpulkan capaian
kinerja, kemudian dianalisis dan dibuat rencana tindak lanjut
untuk memperbaiki kinerja.
9.Tim Komunikasi Informasi dan Penanganan
Pengaduan Publik
Tim ini melakukan tugasnya dengan berkolaborasi
pada setiap pegawai dalam pelaksanaan pengelolaan
komunikasi informasi dan penanganan pengaduan
public.
Secara rutin mengumpulkan informasi hasil survey
assesment (survei kepuasan pelanggan, survei umpan
balik dari pemegang program dan lain-lain),
mengumpulkan informasi keluhan yang masuk ke call
center, kotak saran, tatap mukalangsung melalui unit
pelayanan, pustu dan poskesdes.
10. Penanggung Jawab Mutu dan Tim Menjadi Ujung Tombak
Mutu Pelayanan
 Tim ini menjadi kunci atau garda terdepan dalam menjaga
kualitas pelayanan di Puskesmas. Hal yang dilakukan oleh tim
ini secara garis besar yaitu;
• Pertama, mengajak semua pegawai untuk mengikrarkan
komitmen mereka untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas.
• Kedua, bersama-sama semua pegawai menyusun indikator
kinerja manajerial, kinerja UKM dan mutu klinis, indikator
perilaku klinis serta kebijakan mutu dan sasaran
keselamatan pasien.
• Ketiga, menyusun dan mensosialisasikan manual mutu atau
pedoman mutu yang digunakan puskesmas sebagai
pedoman untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai