Kasus Besar Anak Kel 5 Fix New
Kasus Besar Anak Kel 5 Fix New
Pertumbuhan
lambat dan
Sesak napas
gangguan
berat badan
Endocar
dial Defisiens
Etiol
fibroelast i karnitin
osis
ogi
Defisiens
Kawasak
i
i disease
selenium
Malforma Defisensi
si arteri kalsium
(Elliot Perry, 2000)
Meskipun kardiomiopati mungkin asimtomatik pada tahap awal,
kebanyakan gejala khas yang muncul seperti pada gagal jantung,
Gejala gagal jantung bisa meliputi :
•sesak napas,
•kelelahan,
•batuk,
•ortopnea,
•dyspnea nokturnal paroksismal,
•dan edema.
Gejala ini biasa muncul pada pasien dengan kardiomiopati
Dilatasi
(Wexler, 2009).
Obat-obatan yang digunakan:
ACEI, if intolerated ARB
Treatment DCM
umumnya ditujukan
untuk meringankan B bloker
(Susanto, 2002)
ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya GERD meliputi:
Mengonsumsi makanan
berasam, cokelat,
bersihan asam dari lumen minuman berkafein,
Kelainan pada lambung
esofagus menurun berkarbonat, alkohol, dan
obat obatan yang dapat
menurunkan tonus LES
(Yusuf, 2009)
PATOFISIOLOGI
NON FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
Ward, Robert M et al. Proton Pump Inhibitor in Pediatrics. A review article. 2013
Ward, Robert M et al. Proton Pump Inhibitor in Pediatrics. A review article. 2013
Gremse, David A. GERD in the Pediatric Patient : Management
Considerations.Medscape General Medicine. 2004
Ward, Robert M et al. Proton Pump Inhibitor in Pediatrics. A review article. 2013
Diare
• Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat. Penyebab yang paling sering yaitu virus atau
bakteri (IPD, )
• “very severe pneumonia”
Lini • Kombinasi :
• -ampicillin 50mg/kgBB atau benzyl penicillin : 50.000
units/KgBB i.m atau i.v tiap 6 jam
(WHO, 2015)
Etiologi :
◦ Mikroorganisme penyebab tersering pada
anak-anak adalah bakteri Streptococcus
pneumoniae, Chlamydia
(WHO ,2005)
Diare
(Field M, 2003)
Secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokkan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri,
virus atau infestasi parasit),
malabsorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab
lainnya.
Penyebab yang sering ditemukan di
lapangan ataupun secara klinis adalah
diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan
(Soenarto Y, 2011)
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Antibiotik selektif
(Depkes, 2011)
Nama Anak Vaigatul Q (P)
No RM 1257xxxx
Umur / BB 1,5 tahun / 7,2 kg
Batuk + + + + - - - + - - + +
Kejang
- + - - - - - - - - - - - -
demam
Mual/muntah/
-/-/- +/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/+ -/-/-
diare
Sesak - + - - - - - - - - - - - -
SPO2 >90% 96 97 96 97 98 97 98 98 96 97 98 97 97
No. Data Lab Normal 5/5/17 7/5/17 9/5/17 15/5/17 22/5/17
Darah Lengkap
Pemeriksaan imunologi
Diff. Count
Hasil ECG
10/5/2017 Hasil Septum atrium : ASD
secundum kecil L to R shunt 0,52 cm + Mitral
berat + Aorta sedang, TR ringan
Tanggal Pemberian Obat
Nama Obat Regimen Dosis
11/5 12/5 13/5 14/5 15/5 16/5 17/5 18/5 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5
Lisinopril 1 x 0,7 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Furosemid 2 x 7 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Carnitin 3x 120 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Digoxin 2x 35 mcg √ √ √ √
Tanggal Pemberian Obat
Nama Obat Regimen Dosis
11/5 12/5 13/5 14/5 15/5 16/5 17/5 18/5 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5
Ampicillin 1 x 0,7 mg √ √ √ √ √
Gentamicin 2 x 7 mg √
1 respule + PZ 1 ml
Salbutamol nebu √ √ √ √ √ √
/12 jam
Tanggal Pemberian Obat
Nama Obat Regimen Dosis
11/5 12/5 13/5 14/5 15/5 16/5 17/5 18/5 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5
Omeprazol 1 x 8 mg IV √ √ √ √ √
Probiotik 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Zinc 1x 20 mg √ √ √ √ √ √
BB pasien 7,2 kg
Obat Perhitungan Dosis aktual Sesuai/tidak sesuai
Ampicillin 50-100 mg/kgBB x 7,2 kg = 360-720 mg dalam 4 dosis terbagi = 90 -180 mg (Dosis lazim antibiotik) 200 mg Sesuai
(Pediatric & Neonatal Dossage Handbook, 2009)
Furosemid Anak 1 bulan-12 tahun 0,5 – 2 mg/ kg 2-3 kali sehari (BNF For Children, 2014-2015) 2x 7 mg Sesuai
Dosis = (0,5-2 mg) x 7,2 = 3,6 – 14,4 mg 2-3 kali sehari
Lisinopril Anak > 6 tahun 0,07 mg/ kg (up to 5 mg) maximum 0,61 mg/ kg atau 40 mg/ hari (AHFS, 2011) - -
Anak 6- 12 tahun 70 microgram/ kg (max. 5 mg ) maximum 600 microgram/ kg atau 40 mg/ hari
(BNF For Children, 2014-2015)
Dosis Captorpril :
Anak 1 bulan- 12 tahun 100 microgram/ kg (max. 6, 25 mg), 100-300 microgram/ kg 2-3 kali sehari, 6
mg/ kg/ hari (max. 4 mg/ kg/ hari)
100 mcg/kg x 7,2 kg= 720 mcg
(BNF For Children, 2014-2015)
Anak 0,1 mg/ kg, 0,2-0,5 mg/ kg/ dosis 6-12 jam
0,1 mg/kg x 7,2 kg= 0,72 mg atau 720 mcg
(Pediatric Medication Handbook, 2016)
Dosis candesartan 1-6 tahun (Medscape):
Dosis awal= 0,2 mg/kg x 7,2 =1,44 mg dalam 2 dosis terbagi = 0,72 mg
Dosis maintenance= 0,05-0,4 mg/kg/hari x 7,2 kg= 0,36-2,88 mg/hari
BB pasien 7,2 kg
Omeprazol Dosis omeprazole untuk GERD yang digunakan pada anak umur 1 tahun 6 bulan (> 1 8 mg/ hari Sesuai
tahun) adalah 0,7 – 3,3 mg /kg BB/ hari.
Dosis menurut literatur : 0,7 – 3,5 mg/kgBB 7,2 kg = 5,04 mg – 23,76 mg / hari
(Ward, Robert M et al. Proton Pump Inhibitor in Pediatrics. A review article. 2013)
Gentamicin 7,5 mg/kg IV q24h hingga 5 hari (who) : 54mg/hari Loading dose Sesuai
8 mg/kg H1, sljtnya 6 mg/kg (drug dose) : 57,6 mg (H1), 43,2 mg (H seterusnya) 55 mg/24 jam
Objective Parameter Nilai Normal 4/5 5/5 6/5 7/5 8/5 9/5 10/5 20/5
RR 12 – 20 x/menit 40 24 32 36 36 28 24 28
HR 60 – 110 x/ menit 124 120 122 132 128 120 120 140
Implementasi
•Di diskusikan pada Apoteker, Dokter dan Perawat
12 Mei 2017
Subjective Pasien di bed tenang, batuk jarang, tidak sesak
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 120
RR 12 – 20 x/menit
12 – 20 x/menit 28 28
HR 60 – 110 x/
60 menit
– 110 x/ menit 140 120
Assesment • Carnitin memiliki efek samping hipertensi (18-21%), fever (5-12%), mual (9-
12%), muntah (9-21%), infeksi (10-24%)
• (medscape, 2017)
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 140
Assesment • Lisinopril dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah, jika diberikan dengan
makanan yang tinggi kalium akan menyebabkan hiperkalemia dan berpengaruh
pada pasien gangguan jantung.
• (medscape, 2017)
Suhu 36 – 37,4 37
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 140
Assesment • Digoksin dan dobutamin menyebabkan ritme jantung tidak teratur karna
mekanisme kerjanya agonis dalam menggiatkan kerja jantung.
• (Drugs.com)
Planning
• Monitor kadar keadaan umum pasien seperti heart rate.
• (Drugs.com)
Objective Parameter
Parameter Nilai Normal Nilai20/5
Normal 21/5 22/5 20/523/5
RR 12 – 20 x/menit 12 – 2028
x/menit 40 36 28 28
HR 60 – 110 x/ menit 60 – 110140
x/ menit 130 140 140 108
Assesment • Kadar digoksin dapat menurun bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan
tinggi serat, dan jus anggur dapat meningkatkan absorbsi digoxin sehingga
kadar digoxin dalam darah meningkat.
• (Drugs.com)
Planning • Hindari pemberian digoxin dengan makanan tinggi serat dan jus anggur, beri
jeda pemberian 30 menit.
• (Drugs.com)
Implementasi • Diinformasikan pada dokter dan perawat
20 Mei 2017
Subjective Pasien di bed tenang, BAB cair dari kemarin sore – pagi ini 4x, batuk jarang, tidak sesak
Suhu 36 – 37,4 37
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 140
Assesment
• Furosemid dan Digoksin meningkatkan resiko aritmia
• (Tatro, 2005)
Planning • Monitor kadar kalium dan magnesium. Menggunakan suplemen elektrolit jika
dibutuhkan. Batasi konsumsi makanan yang mengandung natrium dan
penggunaan diuretik hemat kalium
• (Tatro, 2005)
RR 12 – 20 x/menit 28 40 36 28
HR 60 – 110 x/ menit 140 130 140 108
Assesment • Pasien mendapat terapi lisinopril (ACE I) dan digoxin tanggal 20-23 mei, terjadi
interaksi signifikan antara lisinopril dan digoxin dimana dapat meningkatkan
kadar digoxin.
• (medscape, 2017)
Planning • Lakukan monitoring ketat dan amati tanda-tanda terjadinya toksisitas digoxin
• (medscape, 2017)
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 108
Assesment
• Furosemid dan Gentamicyn meningkatkan auditorio toksisitas
• (Tatro, 2005)
RR 12 – 20 x/menit 28
HR 60 – 110 x/ menit 108
Assesment
• Digoksin dan aminoglikosida menurunkan kadar digoksin
• (Tatro, 2005)
Planning •Monitor kadar kalium dan magnesium. Menggunakan suplemen elektrolit jika
dibutuhkan. Batasi konsumsi makanan yang mengandung natrium dan penggunaan
diuretik hemat kalium
•(Tatro, 2005)
Implementasi • Diinformasikan pada dokter dan perawat
No Hari, uraian Rekomendasi, saran
tangal
1 9 mei Omeprazol diberikan secara Pemberian
2017 injeksi intravena. Setelah omeprazol dilarutkan dengan 100 ml NaCl 0,9 %
atau dekstrosa 5%, omeprazol diberikan 2.5-5 dengan
maksimum laju pemberian 4 ml/min
Penyimpanan
Sediaan omeprazol disimpan pada suhu 25o C (suhu
ruangan) dan terlindung dari cahaya.
Stabilitas
Omeprazol yang dilarutkan dengan NaCl 0,9% stabil
selama 12 jam, dan jika dilarutkan dengan dextrosa 5%
stabil selama 3-6 jam.
(Trissel, 2009)
2 20 mei Ampicillin Pemberian
2017 Ampicillin diberikan secara injeksi intravena secara lambat
10 -15 minutes
Penyimpanan
Sediaan yang belum dikonstitusi disimpan pada suhu -
20oC stabil selama 48 jam
Stabilitas
Ampicilin yang dilarutkan dengan dextrosa 5% pada suhu
5oC stabil selama 4 jam dan pada suhu 27oC stabil selama
no Hari tanggal uraian Rekomendasi, saran
Beggs, S., Thompson, A., Nash, R., Tompson, A., & Peterson, G. (2009). Cardiac failure in children. Proceedings
of the 17th Expert Committee on the Selection and Use of Essential Medicines
Bachert, C., Pawankar, R., Zhang, L., Bunnag, C., Fokkens, W. J., Hamilos, D. L., ... & Naclerio, R. (2014). ICON:
chronic rhinosinusitis. World Allergy Organization Journal, 7(1), 25
Depkes RI, 2016, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/523/2015 tentang Formulariun Nasional, Jakarta.
Dipiro.JT., 2008, Pharmacoterapy Handbook 7th edition, Mc Graw Hill, New York.
Elliot Perry, 2010, Diagnosis and management of dilated cardiomyopathy, Departement of Cardiological
sciences, St George’s Hospital Medical School, London, UK.
Gremse, D. A, GERD in the Pediatric Patient : Management Considerations. Medscape General Medicine. 2004
Hay JR., William w., 2014, CURRENT Diagnosis and Treatment Pediatric Ed 23, Mc Graw Hill, New York.
Jayaprasad, N. (2016). Heart Failure In Children. Heart Views : The Official Journal Of The Gulf Heart Association,
17(3), 92–99.
McCance, Katheryn L., 1994, PATHOPHYSIOLOGI: The Biologic Basis for Diseases in Adults and Children, Mosby
Year Book Inc, St. Louis Missouri.
Sibernagl, S. & Lang, F., 2000, Color Atlas of Pathophysiology, Thieme Stuttgart, New York.
Tygat, G.N., Mccoll, et al. 2008, New Algorithm For The Treatment Of Gastro-oesophageal Reflux Disease,
Alimentary Pharmacology & Therapeutics 27, 249-256.
Ward, R. M., et al. 2013. Proton Pump Inhibitor in Pediatrics , A review article
Wexler, R., Elton, T., Pleister, A., & Feldman, D. (2009). Cardiomyopathy: an overview. American family
physician, 79(9), 778.
Yusuf, I., 2009, diagnosis gastroesophageal reflux disease (GERD) secara klinis dalam PPDS Imu penyakit dalam
FKUI/RSCM vol. 22 no. 3, FKUI, Jakarta.
Depkes RI. Buku Saku Lintas Diare. 2011. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Dinleyici EC, Dalgic N, Guven S, Ozen M, Kara A, Arica V, Metin-Timur O, Sancar M, Kurugol Z, Tanir G, Ozturk D, Aydogdu S,
Tutanc M, Eren M, Vandenplas Y. The effect of a multispecies synbiotic mixture on the duration of diarrhea and length
of hospital stay in children with acute diarrhea in Turkey: Single blinded randomized study. Eur J Pediatr (14). 2012
Field M. Intestinal ion transport and the pathophysiology of diarrhea. J. Clin Invest. 2003; 111(7): 931-943
Hempel, S., Newberry, S.J., Maher, A.R., Wang, Z., Miles, J.N., Shanman, R., Johnsen, B. and Shekelle, P.G., 2012. Probiotics for the
prevention and treatment of antibiotic-associated diarrhea: a systematic review and meta-analysis. Jama, 307(18),
pp.1959-1969.
Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting.
Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 121-136.
Van den Plas, de Hert. Cost/benefit of synbiotics in acute infectious gastroenteritis: spend to save. Benef Microbes. 3(3):189-94.
2012
World Health Organization, 2015, WHO classification and treatment of childhood pneumonia at health facilities
Benitz W.E and David S.T, The pediatric drug handbook 3rd ed