Anda di halaman 1dari 18

OM SWASTIASTU

Etika Legal Home Care


Kelompok 2
Insert the Sub Title of Your Presentation

• AA.Istri Sinta Putri Maharani (163)


• I Gusti Ngurah Rai WA (164)
• Ni Kadek Dian Sukawati (191)

TINGKAT 2.5
Aspek Legal dalam Home Care
Perawat professional harus memahami batasan legal
yang mempengaruhi praktik keseharian mereka. Hal ini
berhubungan dengan dengan penilaian yang baik dan
menyuarakan pembuatan keputusan yang menjamin
asuhan keperawatn yang aman dan sesuai bagi klien.
Pedoman legal yang harus diikuti perawat dapat
diperoleh dari undang-undang, hukum pengaturan, dan
hukum adat ( Potter & Perry, 2005).
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di
rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur


dengan teknik yang tinggi, seperti pemberian pengobatan
dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b) Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien
seperti pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan
informasi dari perawat.
c) Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan
pemerintah lainnya tentang perawatan di rumah.
Aspek Etik dalam Home Care
Kode etik keperawatan
indonesia ( PPNI, 2000) yaitu
Kode etik menurut ANA (1985) perawat wajib merahasiakan
menyebutkan bahwa perawat segala sesuatu yang diketahui
menjaga hak klien terhadap sehubungan dengan tugas
privasi dengan bijaksana yang dipercayakan
melindungi informasi yang kepadanyakecuali jika
bersifat rahasia. diperlukan oleh yang
berwenang sesuai ketentuan
hokum yang berlaku
(Muhamad Mu’in, 2015).
Perizinan dan Akreditasi Home Care
1. Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
a) Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
mana yang sesuai dengan hukum.
b) Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c) Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri.
d) Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan
dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas
dibawah hukum.
2. Landasan Hukum :
a) UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b) PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
c) UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d) UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e) Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f) Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g) Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas
h) SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
i) PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j) Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Perizinan

Perizinan home care diatur dalam Kemenkes no 148 tahun 2010 tentang izin dan p
enyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/ 2013. Perizinan diatur SSI per
aturan yang ditetapkan pemerintah pusat maupun daerah (Fatchulloh, 2015). Perizi
nan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan p
raktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerinta
h daerah.
Persyaratan perizinan:
a. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris tentang
yayasan di badan kesehatan
b. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada
Dinas Kesehatan Kota setempat
c. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
d. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok
e. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan harus memiliki SIK
f. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
g. Mendapatkan rekomendasi dari PPNI
Akreditasi

Standar penilaian akreditasi oleh Komite


Joint Commission International
(JCI)merupakan
1 standar penilaian
penerapan home care berfokus pada
pasien.
2 Penilaian tersebut meliputi
keselamatan pasien, akses dan asesmen
pasien, hak dan tanggung jawab pasien,
perawatan pasien dan kontinuitas
pelayanan,
4
manajemen obat pasien,
serta pendidikan pasien dan keluarga.
Kebijakan Home Care di Indonesia
a. Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan
pengalaman serta dalam memberikan pelayanan
berkewajiban mematuhi standar praktek.

b. Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu


program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

c. Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus


senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya,
dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh pemerintah
maupun organisasi profesi.
Kebijakan Home Care di Indonesia

d.Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa


seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan.
Pelayanan dalam keadaan darurat ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.

e. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus


mencantumkan SIPP diruang prakteknya. Perawat
yang menjalankan praktek perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek.
Tanggung Jawab Perawat

Tanggung jawab (responsibility) merupakan


penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap
tugas – tugas yang berhubungan dengan peran
tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam
pengetahuan, sikap, dan bekerja sesuai kode etik.
04
Tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan
dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

01 Tanggung jawab perdata

02 Tanggung jawab pidana

03 Tanggung jawab administratif


Tanggung Gugat Perawat (Accountability)

Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk


partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan
dan belajar dengan keputusan itu terhadap
konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki
tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan
kegiatan – kegiatan profesinya. Perawat harus
mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan
yang dilakukannya.
Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut ;

‐ Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang


yang telah ada.
‐ Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan.
‐ Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan
pertumbuhan pribadi pada pihak professional perawatan
kesehatan.
‐ Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.
THANKS!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai