Anda di halaman 1dari 7

Hepatitis B

Etiologi Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV).
HBV merupakan famili Hepanadviridae yang dapat menginfeksi manusia
(Barathawidjaja,2009).
Virus ini mengandung DNA yang mempunyai empat open reading frame: core
(C), surface (S), polymerase (P), dan X. Gen C mengkode protein nukleokapsid
yang penting dalam membungkus virus dan HBeAg. Gen S mengkode protein
envelope. Gen X penting dalam proses karsiogenesis (Barathawidjaja,2009).
HBV mempunyai 3 bentuk morfologi, yaitu (Barathawidjaja,2009) :
Bagaimana penyakit ini ditularkan?
• sferikal pleomorfik
Menurut (Akbar,2007) Hepatitis B ditularkan kepada orang lain apabila
berdiameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung saja, dan lebih darah atau cairan tubuh (misalnya air liur, air mani dan lelehan vagina)
banyak di jumpai dari partikel lainnya.
yang berisi virus hepatitis B memasuki tubuh seseorang melalui:
• tubular/filament
• Kulit pecah
Berdiameter 22-200 nm, memiliki komponen selubung.
• Selaput lendir
• partikel virion lengkap/ partikel Dane
diameter 42 nm terdiri dari genom HBV dan selubung •Aliran darah dengan bersama-sama menggunakan alat suntik, atau
menggunakan jarum setelah seorang yang terinfeksi, luka jarum, atau alat
tercemar.
•Berhubungan kelamin dengan seorang yang terinfeksi tanpa menggunakan
kondom.
•Hepatitis B juga dapat ditularkan kepada bayi pada saat lahir dari ibu yang
terinfeksi.
Diagnosis hepatitis B
Diagnosis hepatitis B dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan darah, yakni tes antigen dan antibodi untuk virus hepatitis B, serta pemeriksaan darah untuk melihat
fungsi hati.

Ada tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi untuk hepatitis B, yakni (Griffin K., 2008) :

• Hepatitis B surface antigen (HbsAg). Tes ini dilakukan untuk menilai penularan virus hepatitis B. Hasil tes negatif (-) berarti tidak ada virus hepatitis B dalam
darah. Sedangkan hasil tes yang positif (+) menandakan bahwa memiliki virus hepatitis B dalam tubuh dan berpotensi menyebarkan virus ini ke orang lain.
Namun, tes ini tidak dapat membedakan apakah infeksi ini sedang terjadi (akut) atau telah terjadi di masa lampau (kronis).
• Hepatitis B core antigen (HbcAg). Tes ini seringkali dilakukan apabila hasil HbsAg menunjukkan hasil positif, karena dengan tes ini dapat dilihat apakah
hepatitis B yang dialami bersifat akut atau kronis. HbcAg positif pada umumnya berarti terdiagnosa menderita hepatitis B kronis (jangka panjang), atau dapat juga
berarti sedang dalam masa pemulihan dari hepatitis B akut.
• Antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg). Tes ini menunjukkan kekebalan terhadap virus hepatitis B. Apabia anti-HbsAg positif, besar kemungkinan
akan terlindungi dari virus hepatitis B. Hasil tes yang positif dapat berarti pasien telah mendapatkan vaksin hepatitis B atau telah berada dalam masa pemulihan
dari hepatitis B akut.
Selain ketiga tes di atas, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk melihat fungsi hati. Tes fungsi hati ini akan melihat apakah
terdapat peningkatan enzim hati, yang menandakan bahwa hati Anda bekerja lebih keras daripada biasanya, sedang dalam tekanan, atau sedang mengalami
kerusakan.
Gejala hepatitis b
Beberapa gejala umum hepatitis B antara lain (Akbar,2007) :
• Kehilangan nafsu makan.
• Mual dan muntah.
• Nyeri di perut bagian bawah.
• Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang menguning).
• Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala.
Golongan obat hepatitis b
(Barathawidjaja,2009)
• Model viral supressor meliputi : analog sintetik dari bahan pembentuk virus
hepatitis B yang nantinya akan menghalangi replikasi virus.
• Model immunomodulator meliputi semua bahan yang memacu respon imun
untuk menghancurkan sel hati yang terinfeksi dengan virus hepatitis B dan
membersihkan hati dari virus
• Anti Virus : Lamivudin, adevovir dipivoxil
Daftar pustaka
Akbar H. N., 2007. Hepatitis B in: Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. 1 st ed.
Jakarta: Jayabadi pp. 201-4.
Baratawidjaja.K. G., 2009. Immunologi Dasar. 8 th ed. Jakarta: FKUI pp. 560
– 83.
Griffin K., 2008. Crash Course: Immunology and Haematology. 3 rd ed.
USA: Mosby Elsevier pp. 20-60.

Anda mungkin juga menyukai