Anda di halaman 1dari 30

PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM

PERMEN KARET SECARA KROMATOGRAFI


CAIR KINERJA TINGGI

Ryke Dwiko Putri


P2.31.35.014.064

Pembimbing : Joko Sulistiyo, S.T, M.Si dan Priyanto Dwi Nugroho, M.Si
Latar Belakang

Perkembangan pemanis Pemanis Sintesis Aspartam Pada


pada Industri Pangan Permen Karet
Penetapan Kadar
Aspartam dalam Permen
Karet

Peraturan Kepala BPOM


NO.4 TH 2014 Konsumsi permen karet Kerusakan neuron,
oleh anak-anak hepar, kelenjar limfa
Tujuan
Menetapkan Kadar Aspartam Dalam Permen Karet
dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Metode
Metode Pengujian :
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
(KCKT)
Aspartam

Aspartam
L-Phenylalanine- N-L-α-
aspartyl-1-methlyl ester

Rumus Molekul : 𝐶14 𝐻18 𝑁2 𝑂5 .


Berat Molekul : 249,301 g/mol
Pemerian : berwarna putih, tidak berbau, rasa manis, dan
berupa bubuk
Alat Dan Bahan
Timbangan analitik pH Meter Ultrasonik
“Extend Sartorius” “ Metler Toledo”

Penyaring membran Syiringe 100 µl KCKT Sampel


0,45 µm “ Shimadzu LC 20 ADVp”
Permen Karet
(Acrodisc PSF GxF/ GHP)
Komponen Pada Alat KCKT
Kondisi KCKT
Kolom : Oktadesil Silan (C18)
pada partikel 100 µm;
150 x 4,60 mm atau
kolom lain yang sesuai.
Fase Gerak : larutan dapar natrium
dihidrogen fosfat 𝟐𝑯𝟐 O
pH2,6– asetonitril
(82,5: 17,5 )
Laju alir : 1,2 ml/menit
Detektor :Ultraviolet pada
panjang gelombang 210
nm.
Volume penyuntikan: 20 µl
Larutan Uji

Timbang ± 0,5 g Sampel dimasukkan + 25 ml larutan dapar Sampel dimasukkan kedalam


sampel permen karet kedalam erlenmeyer Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : asetonitril, labu tentukur 50 ml
kemudian disonifikasi

Hasil penyaringan dimasukkan Saring sampel dengan Saring larutan uji


kedalam vial, sampel dilakukan duplo penyaring membran 0,45 µm dengan kertas saring
Larutan Baku

Dipipet 0,5 ml
lar.baku induk,

(Baku Induk 1000 ppm) (Baku Intermediet 10 ppm)


Ditimbang seksama ±
10 mg baku aspartam
Sampel dimasukkan kedalam Dimasukkan kedalam labu
labu tentukur 10 ml, + 5 ml tentukur 50 ml, + 25 ml larutan
larutan dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O :
asetonitril, tepatkan hingga asetonitril, tepatkan hingga
tanda batas tanda batas
Larutan Baku Seri
(Baku Induk 1000 ppm)
(Baku Seri 10 ppm) (Baku Seri 40 ppm)

Dipipet 0,5 ml baku induk, Dipipet 2,0 ml baku induk,


dimasukkan ke labu tentukur 50 ml, (Baku Seri 50 ppm) dimasukkan ke labu tentukur 50 ml,
+ 25 ml larutan dapar + 25 ml larutan dapar
Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : asetonitril, Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : asetonitril, tepatkan
tepatkan hingga tanda batas hingga tanda batas

Dipipet 5 ml baku induk, dimasukkan


ke labu tentukur 2,5 ml,
+ 25 ml larutan dapar
Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : asetonitril, tepatkan
hingga tanda batas
Larutan Baku Seri

(Baku Seri 1 ppm) (Baku Intermediet 10 ppm) (Baku Seri 2 ppm)

Dipipet 1 ml baku intermediet, Dipipet 2 ml baku intermediet,


dimasukkan ke labu tentukur 10 ml, dimasukkan ke labu tentukur 10 ml,
+ 5 ml larutan dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : + 5 ml larutan dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O :
asetonitril, tepatkan hingga tanda batas asetonitril, tepatkan hingga tanda batas

(Baku Seri 2,5 ppm) (Baku Seri 5 ppm)

Dipipet 2,5 ml baku intermediet, Dipipet 5 ml baku intermediet,


dimasukkan ke labu tentukur 10 ml, dimasukkan ke labu tentukur 10 ml,
+ 5 ml larutan dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O : + 5 ml larutan dapar Na𝐇𝟐 𝐏𝐎𝟒 . 𝟐𝐇𝟐 O :
asetonitril, tepatkan hingga tanda batas asetonitril, tepatkan hingga tanda batas
Data kromatogram uks
Data uji kesesuaian sistem

UKS Waktu Retensi Area Faktor Ikutan


UKS 1 7.802 725578 1.098
UKS 2 7.782 720056 1.101
UKS 3 7.873 724842 1.099
UKS 4 7.749 715283 1.109
UKS 5 7.717 716184 1.112
UKS 6 7.741 714194 1.113
Rata-rata 7.777 719356 1.105
% RSD 0.717 0,688 0.594
Maksimum 7.873 725578 1.113
Minimum 7.717 714194 1,098
1. Presisi Berdasarkan waktu retensi

Keterangan Waktu Retensi (x) (x -𝑥ҧ ) 𝑑2


(d)

Baku 1 7,802 0,025 0,000625


Baku 2 7,782 0,005 0,000025
Baku 3 7,873 0,096 0,009216
Baku 4 7,749 -0,028 0,000784
Baku 5 7,717 -0,06 0,0036
Baku 6 7,741 -0,036 0,001296
∑ 46,664 0,002 0,015546
𝑥ҧ 7,777 0,00033 0,002591
1. Presisi
Berdasarkan Luas Area

Keterangan Area (x) (x -𝑥ҧ ) 𝑑2


(d)
Baku 1 725578 6221.883 38711828,1
Baku 2 720056 699.833 489766,228
Baku 3 724842 548.833 301217,662
Baku 4 715283 -4073.167 16590689,4
Baku 5 716184 -3172.167 10062643,5
Baku 6 714194 -5162.167 26647968,1
∑ 4316137 -4936,952 92804113
𝑥ҧ 719356.167 -822,8253333333 15467352,2
2. Faktor Ikutan dan 3. Efisiensi Kolom
Hasil kromatogram serapan larutan baku aspartam
Data waktu retensi, luas area dan faktor ikutan baku

Keterangan Waktu retensi Luas area Faktor ikutan

Baku 1 7,773 24338 1,084

Baku 2 7,755 48924 1,087

Baku 3 7,760 62558 1,104

Baku 4 7,778 129900 1,108

Baku 5 7,747 249898 1,090

Baku 6 7,771 1224187 1,125

Baku 7 7,787 1548409 1,,133


Kurva Kalibrasi Aspartam
1800000
1600000
1400000
y = -23783+31743x
1200000
R² = 0,9992
1000000
Area

800000
600000
400000
200000
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
Hasil kromatogram serapan larutan uji
permen karet
Data waktu retensi, luas area dan faktor ikutan larutan uji

Keterangan Waktu retensi Luas Area Faktor Ikutan

Sampel 1 7,785 57748 0,992

Sampel 2 7,785 58007 0,986


Kadar Aspartam Dalam Permen Karet

Kadar Sampel 1 A 238,48 mg/kg

SAMPEL
PERMEN
KARET

Kadar Sampel 1 A 233,35 mg/kg


Persyaratan

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 2014 yaitu Batas
maksimum penggunaan bahan tambahan
pangan pemanis aspartam dalam kategori
pangan permen karet yaitu 3000 mg/kg.
Kesimpulan

• Presisi Uji Kesesuaian


Penetapan Kadar
waktu Sistem (Efisiensi Aspartam
Kolom)
retensi • Faktor
• Efisiensi • Sampel 1A
(MS) Ikutan sebesar 238,48
• Presisi kolom (MS) mg/kg (MS) dan
Luas Area (MS) Uji Kesesuaian Sampel 1B
Sistem (Faktor sebesar 233,35
(MS) Ikutan) mg/kg (MS)
Uji Kesesuaian
Sistem (Presisi)
Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan


metoda lain selain KCKT yang dapat digunakan untuk pengujian
pemanis buatan aspartam dalam jenis permen karet lainnya atau
dalam makanan untuk dijadikan pembanding hasil. KCKT dapat
diandalkan untuk dipilih sebagai metode pengujian pemanis
aspartam dalam permen karet dikarenakan pemisahan nya cepat
dan daya pisah yang baik.
2. Sampel pengujian perlu lebih diperbanyak lagi
Daftar Pustaka

Aprianti, Y. 2007. Analisis Pemanis Buatan Natrium Sakarin Dan Aspartam Dalam Permen Karet Secara
Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Depok: Departemen Farmasi FMIPA Univeristas Indonesia.

Aziza, C. 2003. Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat, Kofeina Dan Aspartam di Dalam
Beberapa Minuman Ringan Bersoda Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Depok: Departemen Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia.

Bhatt, N dan Hinal, S. 2015. Chewing Gum and Bubble Gum: The Wonders of Gum Base. Gujarat India. World
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science Volume 4.

Cahyadi, W. 2008. Bahan Tambahan Pangan edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Estiasih, T dan Putri, W. 2015. Komponen Minor & Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmita. 2006. Anilisis Kuantitatif Bahan Baku Dan Sediaan Farmasi. Depok: Departemen Farmasi FMIPA
Univeristas Indonesia
Irawati, U. 2007. Pengaruh Aspartam Terhadap Kadar Kreatinin Serum Dan Struktur Histologis Ren Mencit (Mus
Musculus L.) Strain Swiss. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Daftar Pustaka
Jhonson, E. L dan Stevenson, R. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro Seri 1. Jakarta: Dian Rakyat.

Mulja, M dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University Press.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 1. 2015.
Kategori Pangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 4. 2014.
Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis. Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka
Rezky, L. 2011. Efek Pengunyahan Permen Karet Gula dan Xylitol Terhadap Status Saliva. Yogyakarta.

Rohman, A. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Rohman, A dan Gholib, I. 2010. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar.

Rohman, A dan Gholib, I. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar. Sudjadi. 1998. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius.

Sulaiman, W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Andi

Sumantri, A. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

United States Pharmacopeia Convention Inc. 2016. USP 39 NF 34 Vol 4. Philadelphia: The United States
Pharmacopeial Convention.

Winarno.F.G dan Rahayu, T. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai