Anda di halaman 1dari 27

Anthony Tjajaindra

102015033
z
Medikolegal dan Analisa
Kasus Pembunuhan dan
Percobaan Bunuh Diri
z
Skenario 2

Seorang anak laki-laki 2 th ditemukan di dalam sebuah rumah dalam keadaan


sudah meninggal, dengan banyak darah yang tercecer di lantai. Didekat mayat
anak, ditemukan ibunya dalam keadaan kejang2 dan dari mulutnya keluar busa.
Oleh warga, ibu dan anak tersebut dibawa ke rumah sakit, dan kejadian ini
dilaporkan ke polisi. Di IGD, si ibu berhasil diselamatkan oleh tim medis, sedangkan
anaknya dipastikan sudah meninggal sebelum tiba di RS dan dikirim ke Ins.Forensik
untuk dilakukan otopsi.

Anda bekerja sebagai dokter di instalasi forensic kemudian melakukan pemeriksaan.


Dari hasil pemeriksaan jenazah anak: ditemukan lebam mayat pada punggung, tidak
hilang pada penekanan. Kaku mayat pada seluruh tubuh. Kuku jari2 tangan dan kaki
berwarna kebiruan. Pada pergelangan tangan kiri, terdapat luka terbuka tepi rata,
dasar jaringan otot, dengan tidak ada pembuluh darah yang terpotong. Pada seluruh
permukaan bibir atas dan bawah terdapat memar berwarna biru kehitaman. Pada
dinding paru dan jantung ditemukan banyak bintik perdarahan, serta pelebaran
pembuluh darah pada organ-organ.
z

Rumusan Masalah
• Seorang anak meninggal dengan
kondisi berlumuran darah dan seorang
ibu yang tergeletak dengan mulut
berbusa disertai dengan kejang.

Hipotesis
• Anak tersebut mengalami
pembunuhan dan terjadi intoksikasi
pada ibunya.
z
Anamnesis

 Keterangan Saksi
 Tidak terlihat adanya orang lain yang keluar masuk rumah maupun
aktivitas dalam 12 jam terakhir. Beberapa hari terakhir sering
terdengar bertengkar hebat antar suami-istri. Pada saat kejadian,
suami sedang berada di kantor.

 Hasil Olah TKP


 Ditemukan satu buah pisau berlumuran darah, gelas berisi cairan
pembasmi serangga. Tidak ada kerusakan pintu dan jendela
rumah maupun barang yang hilang
z
Pemeriksaan Fisik
 Anak
 Ditemukan lebam mayat pada punggung, tidak hilang pada
penekanan. Kaku mayat pada seluruh tubuh. Kuku jari2 tangan
dan kaki berwarna kebiruan. Pada pergelangan tangan kiri,
terdapat luka terbuka tepi rata, dasar jaringan otot, dengan
tidak ada pembuluh darah yang terpotong. Pada seluruh
permukaan bibir atas dan bawah terdapat memar berwarna
biru kehitaman. Pada dinding paru dan jantung ditemukan
banyak bintik perdarahan, serta pelebaran pembuluh darah
pada organ-organ.

 Ibu
 Ibu ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan mengalami
kejang-kejang. Dicurigai mengalami keracunan organofosfat.
z
Prosedur Medikolegal
z
Pengadaan Visum et Repertum
Pasal 133 (1) KUHAP

 Dalam hal peyidik untuk kepentingan peradilan menangani


seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman
atau dokter atau ahli lainnya

PP Nomor 27 Tahun 1993 Pasal 2 ayat 1(a)

 Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia


tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu
Letnan Dua Polisi
z

Pasal 133 ayat 2

 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
atau pemeriksaan bedah mayat

Dugaan
Wewenang Untuk
Tertulis Tindak
Penyidik Korban
Pidana
z
VeR untuk Tersangka
Pasal 120 (1) KUHAP

 Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat


orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus

Pasal 180 (1) KUHAP

 Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan


yang timbul disidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta
keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru
oleh yang berkepentingan

Pasal 1 (28) KUHAP

 Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang


yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan
z
Sanksi Penolakan Pengadaan VeR

Pasal 126 KUHP

 Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau


permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh
pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat
berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk
mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang
siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan undang-
undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua
minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah
z

Pasal 222 KUHP

 Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi


atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
z
Saksi Ahli
Pasal 179 (1) KUHAP

 Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran


kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan

Pasal 224 KUHP

 Barangsiapa yang dipanggil menurut undang - undang akan


menjadi saksi, ahli atau jurubahasa, dengan sengaja tidak
memenuhi sesuatu kewajiban yang sepanjang undang - undang
harus dipenuhi dalam jabatan tersebut, dihukum : Dalam
perkara pidana, dengan hukuman penjara selama - lamanya
sembilan bulan ; Dalam perkara lain, dengan hukuman penjara
selama - lamanya enam bulan
z
Alat Bukti yang Sah

 Pasal 184 KUHAP

Alat bukti yang sah ialah: Keterangan saksi, Keterangan ahli, Surat,
Petunjuk, Keterangan terdakwa

 Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali


apabila dengan sekurang - kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar - benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya
z
Pasal Pembunuhan
 Pasal 44 ayat 3 jo pasal 5 (a) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004

Setiap ornag dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap


orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara: kekerasan fisik,
kekerasan psikis, kekerasan seksual, atau penelantaran rumah tangga

Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah
tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp15.000.000,00
(lima belas juta rupiah). (2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling
banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). (3) Dalam hal perbuatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya korban,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda
paling banyak Rp45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah)
z
Pasal Perlindungan Anak
 Pasal 80 ayat 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman


kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat,
maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) (3) dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah). (4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila
yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya
z
Thanatologi

Sistim Syaraf
Pusat

Kardiovaskular Respirasi
z
Klasifikasi Kematian

Mati Somatic

Mati Suri

Mati Seluler

Mati Serebral

Mati Batang Otak


z
Perubahan Dini

Tubuh Kehilangan Gerak

Kulit Tampak Pucat

Relaksasi Otot Menyeluruh


z
Perubahan Lanjut
Lebam Mayat (Livor Mortis)
• Pengumpalan darah dalam pembuluh darah

Kaku Mayat (Rigor Mortis)


• Aktin dan Miosin menggumpal

Cadaveric Spasm
• ATP menghilang dari otot yang aktif bekerja bertepatan dengan
kematian
Penurunan Suhu Mayat (Algor Mortis)
• Terhentinya Sistim Metabolisme

Pembusukan (Decomposition)
• Proses autolysis dan Aktivitas bakteri
z
Perubahan Sangat Lanjut

Mummifikasi
• Pengeringan tubuh oleh suhu sekitat
yang tinggi dan kelembapan yang rendah
Adiposera
• Hidrolisis jaringan lemak lebih dominan
dibandingkan aktivitas bakteri dalam
tubuh
z
Asfiksia Mekanik

Fase Dyspnea (4 menit)


• Nafas cepat dan berat, TD meningkat

Fase Konvulsi (2 menit)


• Kejang tonic, klonik, opisthotonic; jantung lambat TD turun

Fase Apnea (1 menit)


• Depresi pernafasan, kesadaran menurun, relaksasi spinchter

Fase Akhir
• Paralisis Pusat Pernafasan Lengkap
z Tanda Kardinal

Tardieu’s Spot

Kongesti

Sianosis Bibir dan Ujung Jari

Darah Mencair

Busa Halus pada Bibir dan Ujung Kuku


z
Jenis Asfiksia Mekanik

Penutupan Saluran Nafas Atas


(Smothering, Gagging dan Choking)

Penekanan Dinding Saluran Nafas


(Strangulation, Hanging, Throttling)

Penekanan Dinding Dada dari Luar


(Traumatic Asphyxsia)

Pengisian Saluran Nafas oleh Air


(Drowning)
z
z
z
z
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai