Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sudden Deafness
Nurul Atika Putri
I4061162011
Pembimbing
dr. Muslim M. Amin, Sp.ThT-KL
PENDAHULUAN
Tes penala :
Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat,
Schwabach memendek. Kesan : Tuli sensorieural
Audiometri nada murni :
Tuli sensorineural ringan sampai berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Audiometri khusus
Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor : 100% atau kurang dari
70%
Tes Tone decay atau reflek kelelahan negatif. Kesan : Bukan tuli retrokoklea
Audiometri tutur (speech audiometry)
SDS (speech discrimination score): kurang dari 100%, Kesan : Tuli sensorineural
Audiometri impedans :
Timpanogram tipe A (normal) reflek stapedius ipsilateral negatif atau positif
sedangkan kolateral positif. Kesan : Tuli sensorineural Koklea
BERA ( Brainstem Evolved Responce Audiometry)
Menunjukkan tuli sencori neural ringan sampai berat.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hitung sel darah lengkap
LED
Faal Hemotasis dan faktor ENG ( Electtronistagmografi)
kuagalasi Radiologi
Kultur bakterik Arteriografi
Eletrolit pada kadar glukosa
Kolesterol dan trigliserida
Uji fungsi tiroid
Tes autoimun seperti antibodi
antinuklear dan reumatic
TATALAKSANA
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 86 tahun
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Raya Sagatani, Sijangkung
Tanggal dikonsulkan : 6 Juli 2018
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Penurunan pendengaran
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan konsulan dari dokter spesialis bedah
dengan keluhan penurunan pendengaran. Keluhan
penurunan pendengaran dirasakan setelah pasien post
operasi vesicolitotomy. Pasien mengatakan telinga kanan dan
kiri tiba-tiba tidak dapat mendengar, awalnya pasien
merasakan seperti berdenging dan terasa tersumbat
kemudian pasien mengatakan pendengaran mulai menurun
dan tidak dapat mendengar lagi.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi : 86 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36,6oC
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : SND vesikuler (+/+), rhonki (-), Wheezing (-)
Abdomen : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG DISARANKAN
Audiometri
Timpanometri
OAE
BERA
DIAGNOSIS
Sudden Deafness
TATALAKSANA
Non medikamentosa
• Hiperbarik Oksigen
Medikamentosa
• Bed rest total
• O2 2-4 Lpm
• Inj Methylprednisolon 125 mg/12 jam (acc SP. PD) -> tappering
off selama 3 hari
• Inj Neurobion 2x1 amp
FOLLOW UP
Pasien dikonsulkan tanggal 6 Juli
2018 A: Sudden Deafness
S: Pasien mengeluh penurunan P : Injeksi Methylprednisolon
pendengaran tiba-tiba setelah 125 mg/12 jam -> acc
post op vesicolitotomy. Sp.PD
O: Kesadaran : Compos Mentis, Injeksi mersibion 2x1 amp
GDS: 319 mg/dl, TD: 160/80
mmHg
Telinga :
AD : Liang Telinga Lapang,
membran timpani Intak,
cairan (-)
AS : Liang Telinga Lapang,
membran timpani Intak, cairan(-)
FOLLOW UP
7 Juli 2018
S: Pasien mengeluh penurunan pendengaran mulai berkurang
O: Kesadaran : Compos Mentis, GDS : 257 mg/dl, TD : 150/80 mmHg
Telinga :
AD : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
AS : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
A: Sudden Deafness
P : Injeksi Methylprednisolon 62,5 mg/8 jam
Injeksi mersibion 2x1 amp
FOLLOW UP
8 Juli 2018
S: Pasien mengeluh penurunan pendengaran mulai membaik
O: Kesadaran : Compos Mentis, GDS : 227 mg/dl, TD: 150/70 mmHg
Telinga :
AD : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
AS : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
A: Sudden Deafness
P : Injeksi Methylprednisolon 62,5 mg/12 jam
Injeksi mersibion 2x1 amp
FOLLOW UP
9 Juli 2018
S: Pasien menngatakan penurunan pendengaran sudah tidak
dirasakan
O: Kesadaran : Compos Mentis, GDS : 198 mg/dl, TD: 140/70 mmHg
Telinga :
AD : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
AS : Liang Telinga Lapang, membran timpani Intak, cairan (-)
A: Sudden Deafness
P : Methylprednisolon 2 x 4 mg
Injeksi mersibion 2x1 amp
PEMBAHASAN
Dari anamnesis pasien dengan keluhan telinga kanan dan kiri tiba-tiba
tidak mendengar sejak pasien post operasi vesicolitotomy, sebelumnya
pasien merasakan tiba-tiba telinga seperti berdenging dan terasa
tersumbat kemudian tidak mendengar lagi, dimana Sudden Deafness ini
merupakan tuli yang terjadi secara tiba-tiba.
Tuli mendadak bisa disebabkan seperti infeksi, trauma kepala, pajanan
bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, penyakit autoimun, obat
ototoksik, penyakit meniere, masalah sirkulatorik, neuroma akustik. Dari
anamnesa pasien tidak ditemukan adanya penyebab tersebut. Menurut
teori bahwa sebanyak 85% kasus tuli mendadak tidak diketahui
penyebabnya, sementara hanya 15% kasus yang dapat diketahui
penyebabnya dan kemungkinan pada pasien ini termasuk kasus tuli yang
tidak diketahui penyebabnya.
Pada kasus ini terdapat beberapa faktor resiko yaitu diabetes
dan hipertensi. Pada diabetes terjadi peningkatan viskositas
darah yang mengurangi kecepatan aliran darah sehingga
memudahkan terbentuknya mikrotrombus. Pada hipertensi
terjadi penebalan endotel pembuluh darah sehingga lumen
pembuluh darah sempit dan berkurangnya kelenturan
pembuluh darah. Kondisi tersebut memudahkan terjadinya oklusi
pada pembuluh darah koklea yang merupakan pembuluh
darah kecil, end artery dan tidak mempunyai kolateral.
Pemeriksaan anjuran yaitu audiometri dan BERA untuk
menentukan jenis tuli dan derajatnya, sementara timpanometri
dilakukan untuk menilai kondisi telinga tengah. Dan dianjurkan
pula OAE untuk menilai fungsi koklea secara objektif.
Terapi yang diberikan yaitu terapi bed rest untuk
mengurangi stress yang besar pengaruhnya pada
keadaan kegagalan neurovaskular.
Tujuan pemberian oksigen untuk memperbaiki
oksigenasi di koklea.
Methylprednisolon diberikan karena kortikosteroid
merupakan obat anti inflamasi yang digunakan untuk
mengobati ketulian sensorineural mendadak idiopatik.
Neurobion sebagai multivitamin
Pada pasien dianjurkan terapi Hiperbarik Oksigen
dengan tujuan meningkatkan konsentrasi oksigen di
dalam darah.
PROGNOSIS
Prognosis dan keberhasilan penatalaksanaan tuli mendadak
dipengaruhi oleh onset kehilangan pendengaran, ada
tidaknya vertigo, jenis audiogram pertama dan penyakit
sistemik.
Pasien yang diberikan terapi dalam onset kurang dari 5 hari
mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan onset
yang lebih dari 5 sampai 15 hari.
Adanya vertigo mempunyai prognosis yang lebih buruk
dibandingkan tidak disertai vertigo, karena adanya vertigo
berarti kerusakan lebih luas yaitu mengenai sistem
keseimbangan, demikian juga dengan penyakit sistemik yang
memperberat kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah
koklea.
KESIMPULAN
Tuli mendadak bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi,
trauma kepala, pajanan bising yang keras, perubahan tekanan
atmosfir, penyakit autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere,
masalah sirkulatorik, neuroma akustik. Pada kasus ini terdapat
beberapa faktor resiko yaitu diabetes dan hipertensi. Kondisi
tersebut memudahkan terjadinya oklusi pada pembuluh darah
koklea yang merupakan pembuluh darah kecil, end artery dan
tidak mempunyai kolateral.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, bahwa Tn. B, 86
tahun menderita sudden deafness. Pasien mendapat terapi non
medikamentosa dan medikamentosa meliputi : bed rest total,
oksigenasi, injeksi methylprednisolon 125mg/12 jam (tappering off),
dan injeksi mersibion 2x1 amp.
Terima kasih