Magnet : Bahan tertentu yang mempunyai kemampuan menarik
besi dan baja.
Magnet dapat digolongkan sebagai magnet permanen atau
sementara, tergantung pada kemampuannya mempertahankan sifat magnet.
Baja yg dikeraskan atau campuran nikel dan kobalt tertentu, jika
diberi sifat magnet maka utk mempertahankan sifat magnetnya lama sekali dan disebut magnet permanen.
Tetapi jika sepotong besi-lunak dijadikan magnet, ia
mempertahankan sebagian kecil sifat magnetnya, setelah gaya magnetnya dihilangkan dan disebut magnet sementara. Magnet sisa memegang peranan penting dalam kerja generator, magnet-magnet sementara mampu mempertahankan sifat magnet walaupun sedikit.
Magnet permanen digunakan secara luas dalam
instrumen listrik dan dalam alat-alat ukur.
Magnet sementara besi-lunak digunakan dalam
generator dan motor di mana diinginkan mengontrol banyaknya sifat magnet yang ada dalam magnet. Bahan yang ditarik atau ditolak oleh magnet disebut bahan magnet. Jika suatu bahan mudah dimagnetkan, dikatakan mempunyai permeabilitas tinggi.
Besi-lunak yang relatif lebih mudah dimagnetkan,
mempunyai permeabilitas tinggi. Baja sukar dimagnetkan, jadi mempunyai permeabilitas yang jauh lebih rendah daripada besi-lunak.
Sebuah batang baja jika dimagnetkan disebut magnet
batang.
Daerah pada ujung magnet di mana gaya tariknya terbesar
disebut kutub magnet. II. Medan Magnet dan Garis Gaya
Gaya magnet mempunyai arah tertentu pada semua titik dan
menuruti garis lengkung dari utara dan selatan. Garis yang demikian disebut garis gaya atau garis fluksi. Walaupun garis sebenarnya adalah garis khayal sekitar magnet, mereka menolong dalam membentuk gambaran sifat kemagnetan.
Medan magnet : ruang sekitar magnet atau ruang yang di dalam
gaya magnet.
Di dalam magnet, setiap garis gaya lewat dari kutub selatan ke
kutub utara, sehingga membentuk lup tertutup atau rangkaian magnet lengkap yang berdiri sendiri; yakni garis-garis tersebut tidak memotong atau terbenam ke dalam garis-garis magnet lainnya. Medan magnet yang mengelilingi magnet disebut fluksi magnet, dan satuan SI dari fluksi magnet adalah weber (wb).
Intensitas fluksi magnet atau fluksi setiap satuan luas
disebut keraptan fluksi (flux density). Satuan SI untuk kerapatan fluksi adalah tesla (T) dan sama dengan kerapatan satu weber setiap meter persegi.
Lintasan dalam mana fluksi magnet dibentuk disebut
rangkaian magnet. Rangkaian magnet dari magnet batang terdiri dari lintasan fluksi magnet yang malalui magnet dan ruang sekitarnya. Perlawanan yang diberikan oleh fluksi magnet dalam rangkaian magnet disebut reluktansi (reluctance) rangkaian.
Udara mempunyai reluktansi yang jauh lebih besar
daripada besi dan baja. Oleh sebab itu, rangkaian magnet seperti yang digunakan dalam generator dirancang dengan celah udara yang sangat kecil dan bagian terbesar dari lintasan yang dilalui oleh fluksi adalah besi. III. Tarikan dan Tolakan Magnet
Aturan tarikan dan tolakan magnet yaitu kutub magnet
yang sama akan tolak menolak dan kutub magnet yang tak sama akan tarik menarik. IV. Sifat Magnetisme
Jika magnet batang dipotong menjadi dua, setiap bagian
merupakan magnet lengkap yang mempunyai kutub utara dan kutub selatan.
Jika secara fisik dimungkinkan memotong magnet itu menjadi
potongan yang banyak sekali, logislah jika setiap molekul akan merupakan magnet.
Teori weber tentang sifat magnetisme didasarkan pada anggapan
bahwa setiap molekul magnet adalah magnet kecil.
Berdasarkan teori tersebut, suatu batang besi atau baja tak
bermagnet tersusun dari molekul magnet kecil yang sesungguhnya sedemikian rupa sehingga magnetisme setiap molekul dinetralkan oleh molekul yang berdekatan. Tetapi jika gaya pemagnetan dikenakan pada besi atau baja, molekul diatur menjadi corak tertentu dengan kutub utara dan kutub selatannya menunjuk arah yang berlawanan. Magnetisme setiap molekul yang bekerja dalam arah yang sama membentuk kutub utara dan selatan magnet.
Setelah gaya pemagnetan dihilangkan dari sepotong
baja yang dikeraskan, molekul baja memegang teguh posisinya selama-lamanya, sedangkan molekul dari batang besi-lunak cenderung kembali ke posisinya semula. V. Medan Sekeliling Konduktor yang Mengalirkan Arus
Pada tahun 1819, oersted menemukan bahwa ada hubungan
tertentu antara kelistrikan dan magnetisme. Penemuan ini dan percobaan selanjutnya oleh Henry dan Faraday meletakkan dasar untuk pengembangan mesin listrik modern.
Aturan sederhana yang disebut aturan tangan kanan untuk
konduktor, telah menetapkan hubungan arah arus dan medan. Bayangkan konduktor sedang dipegang oleh tangan kanan dengan ibu jari menunjuk arah aliran arus. Maka telunjuk menunjuk arah medan di sekeliling konduktor. VI. Medan Sekeliling Kumparan
Medan yang dihasilkan oleh kumparan serupa dengan pada
magnet batang, yaitu fluksi muncul dari salah satu ujung kumparan dan masuk pada ujung yang lain. Ujung kumparan tempat munculnya fluksi disebut kutub utara kumparan.
Polaritas setiap kumparan dapat ditentikan dengan cara
aturan tangan-kanan untuk kumparan, yang dapat dinyatakan sebagai berikut : Bayangkan kumparan sedang digenggam oleh tangan kanan dengan jari menunjuk arah arus dalam kumparan; ibu jari kemudian menunjuk ke arah kutub utara dari kumparan. VII. Gaya Gerak Magnet (GGM)
Ukuran kemampuan kumparan untuk menghasilkan fluksi
disebut gaya gerak magnet (magnetomotive force, disingkat ggm).
Gaya gerak magnet berkaitan dengan ggl dalam rangkaian
listrik dan dapat dianggap sebagai tekanan magnetik, sama seperti ggl dianggap sebagai tekanan listrik.
Ggm kumparan berubah sesuai dengan arus yang mengalir
dalam kumparan dan jumlah lilitan kumparan.
Perkalian arus dalam amper dan jumlah lilitan disebut
amper lilitan dari kumparan. Amper lilitan diambil sebagai satuan praktis ggm. VIII. Elektromagnet
Kumparan dengan ggm tertentu menghasilkan jumlah
fluksi yang lebih besar jika inti besi dimasukkan ke dalam kumparan, karena permeabilitas besi jauh lebih besar dari udara. Magnet yang sangat kuat disebut elektromagnet, dan dapat dibuat dengan menempatkan kumparan di sekeliling inti besi.
Kekuatan elektromagnet tergantung pada banyaknya
amper-lilitan kumparan pembangkit dan pada permeabilitas intinya. Besi-lunak adalah bahan yang biasa digunakan untuk inti dari sebuah elektromagnet karena permeabilitasnya yang tinggi.
Kekuatan elektromagnet dengan jumlah lilitan tertentu
pada kumparan pembangkit dapat berubah dengan berubahnya arus yang melalui kumparan. Inilah cara untuk mengubah banyaknya fluksi, dan begitupun dengan besarnya ggl yang dihasilkan dalam generator. IX. Saturasi
Dalam kumparan dengan inti udara, fluksi yang
dihasilkan berbanding lurus dengan amper-lilitan dari kumparan. Hal ini juga kira-kira benar untuk kumparan berinti-besi sampai ke tingkat tertentu dari magnetisasi inti. Di atas titik ini, kenaikan amper- lilitan menghasilkan kenaikan fluksi yang semakin kecil dan inti dikatakan saturasi atau jenuh. Kejenuhan besi dapat diterangkan dengan teori Weber tentang magnet. Karena amper-lilitan kumparan pembangkit naik dari nol, molekul yang dipindahkan ke dalam posisi yang dimagnetkan adalah relatif mudah karena banyak molekul yang tak beraturan dalam besi yang tak bermagnet. Jika sebagian besar molekul ini diatur dalam suatu tingkat terbatas, besi dikatakan mencapai saturasi.
Kenaikan amper-lilitan lebih lanjut menghasilkan kenaikan
yang lebih kecil dalam sifat magnetisme besi karena tinggal sedikit molekul sisa yang dapat dibawa ke posisi yang dimagnetkan. Daftar Pustaka : Lister, Eugene C., Mesin dan Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta, 1988.