Anda di halaman 1dari 18

MAGNETISME

DISAMPAIKAN OLEH :

SAHARUL ALIM, S.T., M.ENG.


I. Magnet dan Bahan Magnetik

Magnet : Bahan tertentu yang mempunyai kemampuan menarik


besi dan baja.

Magnet dapat digolongkan sebagai magnet permanen atau


sementara, tergantung pada kemampuannya mempertahankan
sifat magnet.

Baja yg dikeraskan atau campuran nikel dan kobalt tertentu, jika


diberi sifat magnet maka utk mempertahankan sifat magnetnya
lama sekali dan disebut magnet permanen.

Tetapi jika sepotong besi-lunak dijadikan magnet, ia


mempertahankan sebagian kecil sifat magnetnya, setelah gaya
magnetnya dihilangkan dan disebut magnet sementara.
Magnet sisa memegang peranan penting dalam kerja
generator, magnet-magnet sementara mampu
mempertahankan sifat magnet walaupun sedikit.

Magnet permanen digunakan secara luas dalam


instrumen listrik dan dalam alat-alat ukur.

Magnet sementara besi-lunak digunakan dalam


generator dan motor di mana diinginkan mengontrol
banyaknya sifat magnet yang ada dalam magnet.
Bahan yang ditarik atau ditolak oleh magnet disebut bahan
magnet. Jika suatu bahan mudah dimagnetkan, dikatakan
mempunyai permeabilitas tinggi.

Besi-lunak yang relatif lebih mudah dimagnetkan,


mempunyai permeabilitas tinggi. Baja sukar dimagnetkan,
jadi mempunyai permeabilitas yang jauh lebih rendah
daripada besi-lunak.

Sebuah batang baja jika dimagnetkan disebut magnet


batang.

Daerah pada ujung magnet di mana gaya tariknya terbesar


disebut kutub magnet.
II. Medan Magnet dan Garis Gaya

Gaya magnet mempunyai arah tertentu pada semua titik dan


menuruti garis lengkung dari utara dan selatan. Garis yang
demikian disebut garis gaya atau garis fluksi. Walaupun garis
sebenarnya adalah garis khayal sekitar magnet, mereka
menolong dalam membentuk gambaran sifat kemagnetan.

Medan magnet : ruang sekitar magnet atau ruang yang di dalam


gaya magnet.

Di dalam magnet, setiap garis gaya lewat dari kutub selatan ke


kutub utara, sehingga membentuk lup tertutup atau rangkaian
magnet lengkap yang berdiri sendiri; yakni garis-garis tersebut
tidak memotong atau terbenam ke dalam garis-garis magnet
lainnya.
Medan magnet yang mengelilingi magnet disebut fluksi
magnet, dan satuan SI dari fluksi magnet adalah weber
(wb).

Intensitas fluksi magnet atau fluksi setiap satuan luas


disebut keraptan fluksi (flux density). Satuan SI untuk
kerapatan fluksi adalah tesla (T) dan sama dengan
kerapatan satu weber setiap meter persegi.

Lintasan dalam mana fluksi magnet dibentuk disebut


rangkaian magnet. Rangkaian magnet dari magnet
batang terdiri dari lintasan fluksi magnet yang malalui
magnet dan ruang sekitarnya.
Perlawanan yang diberikan oleh fluksi magnet dalam
rangkaian magnet disebut reluktansi (reluctance)
rangkaian.

Udara mempunyai reluktansi yang jauh lebih besar


daripada besi dan baja. Oleh sebab itu, rangkaian
magnet seperti yang digunakan dalam generator
dirancang dengan celah udara yang sangat kecil dan
bagian terbesar dari lintasan yang dilalui oleh fluksi
adalah besi.
III. Tarikan dan Tolakan Magnet

Aturan tarikan dan tolakan magnet yaitu kutub magnet


yang sama akan tolak menolak dan kutub magnet
yang tak sama akan tarik menarik.
IV. Sifat Magnetisme

Jika magnet batang dipotong menjadi dua, setiap bagian


merupakan magnet lengkap yang mempunyai kutub utara dan
kutub selatan.

Jika secara fisik dimungkinkan memotong magnet itu menjadi


potongan yang banyak sekali, logislah jika setiap molekul akan
merupakan magnet.

Teori weber tentang sifat magnetisme didasarkan pada anggapan


bahwa setiap molekul magnet adalah magnet kecil.

Berdasarkan teori tersebut, suatu batang besi atau baja tak


bermagnet tersusun dari molekul magnet kecil yang
sesungguhnya sedemikian rupa sehingga magnetisme setiap
molekul dinetralkan oleh molekul yang berdekatan.
Tetapi jika gaya pemagnetan dikenakan pada besi atau
baja, molekul diatur menjadi corak tertentu dengan
kutub utara dan kutub selatannya menunjuk arah
yang berlawanan. Magnetisme setiap molekul yang
bekerja dalam arah yang sama membentuk kutub
utara dan selatan magnet.

Setelah gaya pemagnetan dihilangkan dari sepotong


baja yang dikeraskan, molekul baja memegang teguh
posisinya selama-lamanya, sedangkan molekul dari
batang besi-lunak cenderung kembali ke posisinya
semula.
V. Medan Sekeliling Konduktor yang Mengalirkan Arus

Pada tahun 1819, oersted menemukan bahwa ada hubungan


tertentu antara kelistrikan dan magnetisme. Penemuan ini
dan percobaan selanjutnya oleh Henry dan Faraday
meletakkan dasar untuk pengembangan mesin listrik
modern.

Aturan sederhana yang disebut aturan tangan kanan untuk


konduktor, telah menetapkan hubungan arah arus dan
medan.
Bayangkan konduktor sedang dipegang oleh tangan kanan
dengan ibu jari menunjuk arah aliran arus. Maka
telunjuk menunjuk arah medan di sekeliling konduktor.
VI. Medan Sekeliling Kumparan

Medan yang dihasilkan oleh kumparan serupa dengan pada


magnet batang, yaitu fluksi muncul dari salah satu ujung
kumparan dan masuk pada ujung yang lain. Ujung
kumparan tempat munculnya fluksi disebut kutub utara
kumparan.

Polaritas setiap kumparan dapat ditentikan dengan cara


aturan tangan-kanan untuk kumparan, yang dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Bayangkan kumparan sedang digenggam oleh tangan
kanan dengan jari menunjuk arah arus dalam
kumparan; ibu jari kemudian menunjuk ke arah kutub
utara dari kumparan.
VII. Gaya Gerak Magnet (GGM)

Ukuran kemampuan kumparan untuk menghasilkan fluksi


disebut gaya gerak magnet (magnetomotive force,
disingkat ggm).

Gaya gerak magnet berkaitan dengan ggl dalam rangkaian


listrik dan dapat dianggap sebagai tekanan magnetik,
sama seperti ggl dianggap sebagai tekanan listrik.

Ggm kumparan berubah sesuai dengan arus yang mengalir


dalam kumparan dan jumlah lilitan kumparan.

Perkalian arus dalam amper dan jumlah lilitan disebut


amper lilitan dari kumparan. Amper lilitan diambil
sebagai satuan praktis ggm.
VIII. Elektromagnet

Kumparan dengan ggm tertentu menghasilkan jumlah


fluksi yang lebih besar jika inti besi dimasukkan ke
dalam kumparan, karena permeabilitas besi jauh lebih
besar dari udara. Magnet yang sangat kuat disebut
elektromagnet, dan dapat dibuat dengan
menempatkan kumparan di sekeliling inti besi.

Kekuatan elektromagnet tergantung pada banyaknya


amper-lilitan kumparan pembangkit dan pada
permeabilitas intinya.
Besi-lunak adalah bahan yang biasa digunakan untuk
inti dari sebuah elektromagnet karena
permeabilitasnya yang tinggi.

Kekuatan elektromagnet dengan jumlah lilitan tertentu


pada kumparan pembangkit dapat berubah dengan
berubahnya arus yang melalui kumparan. Inilah cara
untuk mengubah banyaknya fluksi, dan begitupun
dengan besarnya ggl yang dihasilkan dalam generator.
IX. Saturasi

Dalam kumparan dengan inti udara, fluksi yang


dihasilkan berbanding lurus dengan amper-lilitan dari
kumparan. Hal ini juga kira-kira benar untuk
kumparan berinti-besi sampai ke tingkat tertentu dari
magnetisasi inti. Di atas titik ini, kenaikan amper-
lilitan menghasilkan kenaikan fluksi yang semakin
kecil dan inti dikatakan saturasi atau jenuh.
Kejenuhan besi dapat diterangkan dengan teori Weber
tentang magnet. Karena amper-lilitan kumparan
pembangkit naik dari nol, molekul yang dipindahkan ke
dalam posisi yang dimagnetkan adalah relatif mudah
karena banyak molekul yang tak beraturan dalam besi
yang tak bermagnet. Jika sebagian besar molekul ini
diatur dalam suatu tingkat terbatas, besi dikatakan
mencapai saturasi.

Kenaikan amper-lilitan lebih lanjut menghasilkan kenaikan


yang lebih kecil dalam sifat magnetisme besi karena
tinggal sedikit molekul sisa yang dapat dibawa ke posisi
yang dimagnetkan.
Daftar Pustaka : Lister, Eugene C., Mesin dan
Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta, 1988.

SYUKRON KATSIIR

Anda mungkin juga menyukai