Anda di halaman 1dari 37

ANGGOTA KELOMPOK 4

1. HANANINGTYAS MAHARANI (230)


2. DESTIA AYU P (231)
3. DINI TRI W (233)
4. LIA DWI A (239)
5. FEBRIANTI S (255)
6. ASTRID PUSPA R (262)
7. DEWI MAFULLA (266)
8. YOLANDA DWITA L (277)
9. FARQAN NUR H (278)
10. DEVINDA FEBRIANI (281)
No Senyawa Organik Senyawa Anorganik

Kebanyakan berasal dari makhluk Berasal dari sumber daya alam mineral
1
hidup dan beberapa dari hasil sintesis (bukan makhluk hidup)
Senyawa organik lebih mudah
2 Tidak mudah terbakar
terbakar
3 Strukturnya lebih rumit Struktur sederhana

Semua senyawa organik Tidak semua senyawa anorganik yang


4
mengandung unsur karbon memiliki unsur karbon

Hanya dapat larut dalam pelarut Dapat larut dalam pelarut air atau
5
organik organik
6 CH4, C2H5OH, C2H6 dsb. NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.
• Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk menyelidiki dan mengetahui
kandungan senyawa-senyawa, jenis ataupun golongan yang terdapat dalam suatu sampel uji.
Analisa kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengujian standard di
dalam laboraturium.
• Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang dilakukan untuk untuk mengetahui kadar suatu
senyawa dalam sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun persentase dalam gram. Teknik ini
membutuhkan ketelitian yang tinggi karena kesalahan dalam pengukuran akan menghasilkan
kesalahan data dalam penelitian. Analisa kuantitatif pada umumnya dilakukan setelah analisa
kualitatif.
Peralatan pelindung yang digunakan oleh seseorang untuk melindungi dan
menjaga keselamatan dirinya saat melakukan pekerjaan yang berpotensi
berbahaya atau resiko kecelakaan kerja.
• Pelindung Badan : Menggunakan jas lab guna terlindungi dari paparan
atau percikan bahan kimia yang digunakan. Disarankan untuk
menggunakan jas dengan lengan panjang.

Jas Laboratorium biasanya terbuat dari bahan katun dan sintetis.


 Apron atau celemek biasanya terbuat dari karet atau plastik, berfungsi
untuk melindungi dari cairan yang bersifat korosif atau mengiritasi.
 Jas Lab jumpsuits disarankan untuk dipakai pada kondisi beresiko
tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak) memberi
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia,
panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.
• Pelindung muka dan mata : Untuk melindungi mata dan wajah dari
kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia dan
radiasi dengan menggunakan kaca mata pelindung dan goggles. Dapat
dipakai pada waktu menangani asam, basa dan terutama bahan-bahan
atau percobaan yang eksplosif.
• Pelindung Tangan : Sarung tangan dapat melindungi tangan dari material panas
atau dingin, permukaan benda kasar, ataupun peralatan gelas yang pecah.
Umumnya jenis sarung tangan yang digunakan di lab adalah berbahan karet.

• Perlindungan Pernafasan : Fungsi masker untuk menghindari terkena


kontaminasi kimia yang masuk ke tubuh lewat pernafasan. Beberapa jenis
perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi
untuk menyaring udara yang masuk.
• Perlindungan Kaki : Proteksi kaki untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan
kimia korosif/beracun, benda berjatuhan, dan percikan zat kimia dapat mengenakan sepatu
biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai.Pemakaian sandal atau sepatu yang
terbuka seperti flatshoes tidak disarankan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Laboratorium adalah semua upaya
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium dari risiko-
risiko yang ada di laboratorium. K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat melakukan praktik di laboratorium.
Pakaian
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu
yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung dengan baik.
Praktik menggunakan bahan kimia
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah
khusus ( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi
(pedih dan gatal)
Pembuangan limbah
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dengan pengenceran air yang
cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi label yg jelas.
Penanganan ketika terkena bahan kimia

a. Jangan panik .


b. Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat kita, oleh karenanya dilarang bekerja sendirian di
laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut, apabila memungkinkan
bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.

e. Bawalah korban keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.

f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya


NAMA
No GAMBAR ALAT FUNGSI CARA KERJA
ALAT
1 Cara menggunakan tabung reaksi adalah
dibersihkanterlebih dahulu laludikalibrasi
Tabung dengan aqua DM setelah itu lap dengan
Untuk melakukan reaksi kimia dalam
reaksi lap kertas isap. Kemudian sampel yang
skala kecil, sebagai tempat untuk
akan direaksikan dimasukkan ke dalam
mereaksikan bahan kimia
tabung reaksi

2 Tempat untuk melakukan titrasi 1. Pegang leher erlenmeyer, masukkan


Erlenmeyer bahan. Sebagai tempat untuk larutan yang akan dititrasi.
menampung larutan yang akan 2. Diguncangkan dengan perlahan -
dititrasi. Erlenmeyer tidak dapat lahan dan hati - hati serta lihat
digunakan untuk mengukur volume perubahan warna yang terjadi.
karena alat ini memiliki ketelitian yang 3. labu erlenmeyer dengan tutup asah
rendah. digunakan untuk pencampuran reaksi
dengan pengocokkan kuat sedangkan
labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan
kecepatan lemah.
3 Gelas Beaker Fungsi : Tempat untuk Bersihkan gelas dengan aquadest
menyimpan, sebanyak tiga kali,kemudian
memanaskan dan membuat masukkan
larutan. Untuk mengukur volume larutan percobaan dan simpan gel
larutan yang tidak membutuhkan as diatas kasa asbes diatas kakitiga
tingkat ketelitian yang tinggi. untuk melakukan pembakaran

4. Fungsi : Digunakan untuk Masukan zat yang akan dititrasi,


Buret titrasi, tapi kemudian tempelkan buret pada
pada keadaan tertentu dapat statip, buka kran yang ada pada
pula buret dengan perlahan
digunakan untuk mengukur
volume
suatu larutan.
5. fungsi : untuk memasukan atau Ambil corong sesuai ukuruan
memindah larutan dari satu wadah yang digunakan agar air
Corong gelas tempat ke tempat lain dan tidak melimpah. Kemudian
digunakan pula untuk proses tuangkan larutan dengan hati-hati
penyaringan setelah diberi kertas kemudian angkat corong
saing pada bagian atas. perlahan.
6. Fungsi : Untuk memisahkan dua Campuran dan dua fase pelarut
larutan yang tidak bercampur dimasukkan ke dalam corong dari atas
karena adanya perbedaan massa dengan corong keran ditutup. Corong
Corong jenis. Corong pisah biasa ini kemudian ditutup dan digoyang
pisah/labu digunakan pada proses ekstraksi. dengan kuat untuk membuat dua fase
ekstraksi Corong pisah hanya bisa larutan tercampur. Lalu, dibalik dan
digunakan untuk pemisahan cair keran dibuka untuk melepaskan
dengan cair. tekanan uap yang berlebihan.
Kemudian didiamkan agar pemisahan
antara dua fase berlangsung.
Penyumbat dan keran corong
kemudian dibuka dan dua fase larutan
ini dipisahkan dengan mengontrol
keran corong.

7. . Fungsi: Untuk menghisap larutan Kempeskan katup yang bersimbol A


Filler (karet dari botol larutan. Untuk larutan (aspirate), Sedot cairan ke atas, dengan
pengisap) selain air sebaiknya digunakan karet menekan bagian atas S (suction),
penghisap yang telah Kemudian tekan katup E untuk
disambungkan pada pipet ukur mengeluarkan cairan dari pipet ukur

8. Pipet ukur Fungsi : Untuk mengukur volume Cairan disedot dengan pipet ukur
larutan dengan bantuan filler sampai dengan
volume yang di inginkan
Sebelum menggunakan pipet volum
Pipet volume Fungsi : Digunakan untuk kita harus pastikan bahwa kondisi pipet
9. atau pipet mengambil larutan dengan volume dalam keadaan kering dan bersih. Lalu
gondok atau tertentu sesuai dengan label yang sediakan bola hisap dan pasangkan ke
volumetrik tertera pada bagian pada bagian pipet bagian atas. Usahakan ujung pipet
yang menggembung. masuk kedalam bagian dalam bola
hisap sehingga pipet tidak mudah lepas
dari bola hisap. Untuk menyedot cairan
kita harus memencet uruf A yang
terdapat pada bola hisap sedangkan
untuk mengeluarkan cairan kita tinggal
memencet tombol E pada bola hisap.
Pastikan cairan harus pas dengan garis
batas cairan.

10. Pertama bagian bola karet yang ada


Fungsi : Untuk meneteskan atau diatas pipet tetes dipencet dan tahan
mengambil larutan dengan jumlah kemudian dimasukkan ke dalam cairan.
Pipet Tetes kecil. Saat pipet dimasukkan bola karet
dipencet lalu lepaskan dan angkat pipet
dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain.
Untuk memindahkan ke dalam wadah
lain pencet kembali karet dibagian atas
pipet secara perlahan,
11. Gelas ukur untuk mengukur volume suatu Bersihkan gelas ukur dengan aquadest
larutan yang akan digunakan. sebanyak tiga kali lalu masukkan
larutan kimia kedalamnya dengan
pipet sebanyak 10ml

12.
Kaca arloji 1. Sebagai penutup saat melakukan Taruhlah bahan diatas kaca arloji yang
pemanasan terhadap suatu
akan ditimbang. Juga sebagai
bahan kimia.
penutup gelas beaker selama percobaan.
2. Sebagai wadah saat menimbang
bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu
bahan dalam desikator.

13. mortal dan Fungsi : Menghaluskan zat yang Bahan yang akan dihaluskan diletakkan
pestle masing bersifat padat/kristal. dalam mortal lalu tumbuk dengan
pastle hingga halus.
14. Kaki tiga Penyangga untuk proses Letakkan pada posisi api pemanasan
pemanasan. dengan tepat.

15. Tempat tabung Tempat menyimpan tabung reaksi Letakkan tabung reaksi pada lubang
reaksi
agar tidak berjamur. pada rak tersebut.

16. Pengaduk Untuk mengaduk sebuah larutan. Aduk larutan tersebut dalam wadah.
17 Labu Ukur Membuat larutan dan Pastikan labu ukur sudah bersih
mengencerkan larutan hingga dan kering. Lalu tuangkan larutan
mencapai volume tertentu. yang akan diencerkan atau yang
akan diukur ke dalam labu ukur.

18 Kawat Kasa Kawat kasa di letakkan diatas alat


Penahan/alas saat proses kaki tiga saat proses pemanasan.
pemanasan.

19 Bunsen lampu Memanaskan larutan. Pastikan tidak terdapat benda


spiritus yang mudah terbakar. Buka
tutup lalu sundut dengan api
ke sumbu Bunsen. Jika ingin
mematikannya, cukup dengan
menutup tutupnya kembali.

20 Plat Tetes Tempat mereaksikan zat-zat Letakkan kertas lakmus


untuk mengetahui pH zat merah/biru pada plat tetes.
tersebut. Kemudian teteskan larutan
yang akan diperiksa pH nya.
21 Pembakar Untuk pemanasan, • Pasangkan selang pada pembakar
bunsen pembakaran dan Bunsen ke tabung gas
sterilisasi jarum osi • Putar collar hingga tidak terdapat celah
atau lainnya. udara yang masuk
• Pastikan katup pada tabung gas dan
katup jarum dalam keadaan tertutup
• Buka katup pada tabung gas
• Putar katup jarum yang terletak di
bawah pembakar Bunsen hingga
terdengar suara desis dari gas
• Nyalakan korek api di atas pembakar
Bunsen
• Untuk mengatur tinggi pendeknya api,
putar katup jarum yang terletak di
bawah pembakar bunsen
22 Labu destilasi Untukmemisahkan 2 Larutan yang akan dipisahkan
komponen cairan komponennya dipisahkan terlebih
dalam suatu larutan dahulu dalam labu destilasi, tunggu
sampai terjadi proses evaporasi.
Embun/uap yang terbentuk akan menuju
kondensor dan mengalami proses
kondensasi. Dalam proses kondensasi ini
uap yang terbentuk akan diubah menjadi
molekul cairan, dan cairan akan disimpan
pada gelas kimia. Sehingga2 komponen
dari larutan tersebut telah terpisah.
23 Kondenso Untuk Uap dari labu destilasi menuju
r mendinginkan uap kondensor. Kondensor terdiri dari 2
destilat yang masuk saluran, saluran bawah sebagai tempat
ke kondensor masuknya air dan saluran atas untuk
sehingga berubah keluarnya air. Dari sirkulasi air tersebut
menjadi cairan. maka uap dapat didinginkan sehingga
berubah wujud menjadi cair.
1.  Rumus Molekul : HNO3 Wadah botol kaca berwarna
Asam Nitrat  Massa Molar : 63,012 g/mol gelap karena bahan kimia
 Termasuk bahan kimia p.a (reagen) didalamnya bisa mengalami
 Titik lebur : −42 °C (231 K) perubahan pada saat terkena
 Titik leleh : 83 °C (356 K) cahaya matahari secara
langsung. Untuk menghindari
hal tersebut maka
dimasukkan ke botol gelap
(Liquid) dan disimpan di dalam lemari
yang tertutup.

2. Asam Asetat • Rumus Molekul : CH3COOH Wadah botol kaca berwarna


• Termasuk bahan kimia p.a (reagen) gelap karena bahan kimia
• Massa molar: 60,052 g/mol didalamnya bisa mengalami
• Titik didih: 118,1°C perubahan pada saat terkena
• Titik lebur: 16,6°C cahaya matahari secara
langsung. Untuk menghindari
hal tersebut maka dimasukkan
(Liquid) ke botol gelap dan disimpan di
dalam lemari yang tertutup.
3 Etanol • Rumus kimia: C2H5OH Wadah botol kaca berwarna gelap karena
• Massa molar: 46,06844 g/mol bahan kimia didalamnya bisa mengalami
• Titik lebur: −114,14 °C perubahan pada saat terkena cahaya matahari
• Titik didih: 78,29 °C secara langsung. Untuk menghindari hal
• Tekanan uap: 58 kPa (20 °C) tersebut maka dimasukkan ke botol gelap dan
• Keasaman (pKa): 15,9 disimpan di dalam lemari yang tertutup.
• Viskositas: 1,200 cP (20 °C)

(liquid)

4 Metanol • Rumus kimia: CH3OH Wadah botol kaca berwarna gelap karena
• Massa molar: 32.04 g/mol bahan kimia didalamnya bisa mengalami
• Titik lebur: –97 °C, -142.9 °F (176 perubahan pada saat terkena cahaya matahari
K) secara langsung. Untuk menghindari hal
• Titik didih: 64.7 °C, 148.4 °F tersebut maka dimasukkan ke botol gelap dan
(337.8 K) disimpan di dalam lemari yang tertutup.
• Keasaman (pKa): ~ 15.5
• Viskositas: 0.59 mPa·s at 20 °C

(liquid)
1. Asam klorida Wadah botol kaca berwarna
 Rumus Molekul : HCl gelap karena bahan kimia
 Termasuk bahan kimia p.a (reagen) didalamnya bisa mengalami
 Massa Molar : 34,46 g/mol perubahan pada saat terkena
 Termasuk bahan kimia p.a (reagen) cahaya matahari secara langsung.
 Titik lebur : −27,32 °C (247 K) Untuk menghindari hal tersebut
 Titik didih : 110 °C (383 K) larutan 20% maka dimasukkan ke botol gelap
dan disimpan di dalam lemari
yang tertutup.
(Aqueous)

2. Asam Sulfat Asam sulfat Wadah botol kaca berwarna gelap


 Rumus Molekul : H₂SO₄ karena bahan kimia didalamnya
 Termasuk bahan kimia p.a (reagen) bisa mengalami perubahan pada
 Massa Molar : 98,08 g/mol saat terkena cahaya matahari
 Titik lebur : 10 °C (283 K) secara langsung. Untuk
 Titik didih : 337 °C (610 K) menghindari hal tersebut maka
dimasukkan ke botol gelap dan
disimpan di dalam lemari yang
(Aqueous) tertutup.
1 Amonium klorida • Rumus kimia: NH4Cl
• Massa molar: 53.491 g/mol
• Titik didih: 338 oC
• Kelarutan dalam air: 297 g/L (0 oC), 372 g/L
(20 oC), dan 773 g/L (100 oC)
• Kelarutan dalam alcohol: 6 g/L (19 oC)

(solid)

2 Natrium karbonat • Rumus kimia: Na2CO3


• Massa molar: 105.99 g/mol
• Titik lebur: 852 °C (anhidrat), 100 °C
dekomposisi (monohidrat), 33,5 °C
dekomposisi (heptahidrat), 32 °C dekomposisi
(dekahidrat)
• Kelarutan dalam air: 7 g/100 mL (0 °C), 16.4
g/100 mL (15 °C), dan 34.07 g/100 mL (27.8
°C)

(solid)
3 Timbal(II) sulfat • Rumus kimia: PbSO4
• Massa molar: 303,26 g/mol
• Titik lebur: 1087 oC
• Kelarutan dalam air: 0,0032 g/100 mL (15 oC),
dan 0,00443 g/100 mL (20 oC)
• Kelarutan dalam alcohol: tidak larut dalam
alkohol

(solid)
4 Barium Sulfat • Rumus kimia: BaSO4
• Massa molar: 233,38 g/mol
• Titik lebur: 1580 °C
• Titik didih : 1600 °C (dekomposisi)
• Kelarutan dalam air: 0,0002448 g/100 mL (20
°C), 0,000285 g/100 mL (30 °C)
• Kelarutan dalam alkohol : tidak larut dalam
alkohol

(solid)
5 Glukosa • Rumus kimia: C6H12O6
• Massa molar: 180,16 g/mol
• Titik lebur: 146 - 150 oC
• Kelarutan dalam air: 909 g/1 L (77 °F)

(solid)

6 Natrium hidroksida • Rumus kimia: NaOH


• Massa molar: 39,9971 g/mol
• Titik lebur: 318 °C (591 K)
• Titik didih : 1390 °C (1663 K)
• Kelarutan dalam air: 111 g/100 mL (20 °C)

(solid)
7 Natrium klorida • Rumus kimia: NaCl
• Massa molar: 58,44 g/mol
• Titik lebur: 801 oC (1074 K)
• Titik didih : 1465 oC (1738 K)
• Kelarutan dalam air: 35,9 g/100 mL (25 °C)

(solid)
8 Natrium bikarbonat • Rumus kimia: NaHCO3
• Massa molar: 84,007 g/mol
• Titik lebur: 50 °C
• Larut dalam air

(solid)
9 Kalium iodida • Rumus kimia: KI
• Massa molar:166,0028 g/mol
• Titik lebur: 681°C
• Titik didih : 1330 oC
• Kepadatan : 3,12 g/cm³
• Kelarutan dalam air: 128 g/100 mL (0 °C),
140 g/100 mL (20 °C)
176 g/100 mL (60 °C)
206 g/100 mL (100 °C)

(solid)
10 Kalium • Rumus kimia: KMnO4
permanganat • Massa molar:158,034 g/mol
• Titik lebur: 240 °C (464 °F; 513 K)
(terdekomposisi)
• Kelarutan dalam air : 6.4 g/100mL (20 °C)
250 g/L (65 °C)
• Larut dalam alkohol dan pelarut organik

(solid)
1 Amonia • Rumus kimia: NH3
• Massa molar: 17.0306 g/mol
• Massa jenis dan fase: 0.6942 g/L, gas
• Kelarutan dalam air: 89.9 g/100 ml pada 0 °C.
• Titik lebur: -77.73 °C (195.42 °K)
• Titik didih: -33.34 °C (239.81 K)
• Keasaman (pKa): 9.25
• Kebasaan (pKb): 4.75

(gas)

2 Nitrogen • Rumus kimia: N2


• Fase: gas
• Titik lebur: 63,15 °K (-210°C, -346 °F)
• Titik didih: 77,36 °K (-195,79 °C, -320,33 °F)

(gas)
3 Klor • Rumus kimia: Cl
• Massa molar: 35,453 g/mol
• Titik lebur: -101,5 °C (171,6 K)
• Titik didih: -33.34 °C (239,11 K)
• Titik krisis : 416,9 K, 7,991 MPa

(gas)

4 • Rumus kimia: N2
• Fase: gas
• Titik lebur: 63,15 °K (-210°C, -346 °F)
• Titik didih: 77,36 °K (-195,79 °C, -320,33 °F)

(gas)
Simbol Hazard
NO SIMBOL MAKNA CARA PENANGGULANGAN

Nama simbol : Irritant Tindakan : Hindarkan kontak langsung dengan


Bahan yang bisa menyebabkan iritasi, dan kulit.
dapat menyebabkan luka bakar pada
kulit maupun gatal-gatal. Bahan tersebut
1 memiliki resiko merusak kesehatan
sedang jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit.

Nama simbol: Oxidizing Tindakan : Hindari dari panas dan juga reduktor

Artinya : Bahan kimia yang bersifat


2 pengoksidasi, bisa menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan panas saat ada kontak
dengan bahan organik dan bahan pereduksi.

Nama simbol : Corrosive Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
Artinya : Bahan bersifat korosif, mampu hindari dari benda yang bersifat logam.
merusak jaringan hidup, dapat mengakibat
3 iritasi pada kulit, gatal-gatal.
Nama simbol : Toxic Tindakan : Jangan ditelan dan jangan
Artinya : Bahan bersifat beracun, dandapat dihirup, hindarkan kontak langsung
4 menyebabkan sakit serius bahkan kematian jika tertelan dengan kulit.
atau terhirup..

Nama simbol : Very Toxic Tindakan : Hindari kontak langsung


pada tubuh dan sistem pernapasan.
Artinya : Bahan bersifat sangat beracun dan sangat
5 berbahaya bagi kesehatan yang juga mampu
menyebabkan sakit kronis bahkan menyebabkan
kematian.

Nama : Explosive Tindakan : Hindari pukulan/benturan,


Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya gesekan, pemanasan, api dan sumber
6 panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.

Nama simbol : Harmful Tindakan : Jangan dihirup dan juga


jangan ditelan dan hindari kontak
7 Artinya : Bahan yang bisa merusak kesehatan langsung dengan kulit.
tubuh apabila kontak langsung dengan tubuh
Nama : Highly Flammable Tindakan : Hindari dari sumber api, api
terbuka dan loncatan api, serta
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik hindaripengaruh pada kelembaban
8 biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah tertentu.
21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembapan.

Nama : Extremely Flammable Tindakan : Jauhkan dari campuran


udara dan sumber api.
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa
9.
gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Nama : Flammable Solid Tindakan : Hindari panas atau bahan


Arti : Padatan yang mudah terbakar. mudah terbakar dan reduktor, serta
hindari kontak dengan air apabila
10.
bereaksi dengan air dan menimbulkan
panas serta api.

Nama : Flammable Liquid Tindakan : Hindari kontak dengan


Arti : Cairan yang mudah terbakar. benda yang berpotensi mengeluarkan
11.
panas atau api.

Nama : Flammable Gas Tindakan : Jauhkan dari panas atau


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat percikan api.
12.
penyimpanan material gas yang mudah terbakar.
13 Nama symbol : Karsinogenik Hindari kontak langsung
dengan kulit, tidak
Efek kesehatan karsioganik (penyebab sel kanker), dihirup dan tidak ditelan
teratogenik (mempengaruhi pembentukan embrio,
mempengaruhi system pernafasan, reproduksi, dll.

14 Nama symbol : Dangerous for the environment Tidak


melepas/membuang
Berbahaya bagi lingkungan. Mempunyai efek buruk bahan kimia langsung ke
bagi ekologi. lingkungan.

15 Nama symbol : Irritant Hindari kontak


langsung, gunakan
Dapat menyebabkan iritasi dan luka pada kulit. sarung tangan.
16 Nama symbol: Compressed gas Hindari kontak langsung
dengan api dan benda-
Bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak apabila benda panas lainnya
tabung dipanaskan/ terkena panas/ pecah dan dapat
menyebabkan kebakaran
17 Nama symbol: Radioactive Kalau tidak terlalu perlu,
jangan menggunakan
Bahan yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif atau bahan ini karena dapat
radiasi mengakibatkan efek racun dalam waktu singkat atau merusak/ mematikan sel-
lama. sel tubuh

Nama : Flammable Tindakan : Jauhkan dari benda-benda


Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala yang berpotensi mengeluarkan api.
18 rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan Bungan api.
Rahajoe, SKM, T., & Wardyo, E. A. (2015). Laporan Praktikum Keselamatan
Kerja (Kimia). Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Hamka, M. (2014). Laporan Praktikum Alat Pelindung Diri (APD). Palembang:


Politeknik Akamigas Palembang.

Widiarti, T. (2015). Laporan Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat dan Bahan.
Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.

Haning, P. Y. (2014). Laporan Praktikum Kimia Organik I. Kupang:


Universitas Katolik Widya Mandira.

Anda mungkin juga menyukai