Anda di halaman 1dari 61

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

KEUANGAN DAERAH

OLEH:
DRS. WISMA ENDRIMON, M.PD

1
SISTEMATIKA

1. Konsep Umum Pemerintahan dan Pemerintahan


Daerah
2. Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Keuangan Daerah
4. Kemitraan Pemerintah Daerah dan DPRD
5. Penutup
1. KONSEP UMUM PEMERINTAHAN DAN
PEMERINTAH DAERAH

DASAR HUKUM
1. UUD 1945
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
4. Beberapa PP dan peraturan per-UU- lainya
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

Pasal 18 UUD 1945

PEMERINTAH

PROVINSI KAB/KOTA

KECAMATAN

KELURAHAN/DESA/NAGARI
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

Asas Penyelenggaraan Pemerintahan


1. Desentralisasi : Penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI
2. Dekonsentrasi : Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu
3. Medebewind : Penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kab/kota
dan/atau desa serta dari pemerintah kab/kota kepada desa
utuk melaksanakantugas tertentu (Tugas Pembantuan)
KONSEP UMUM (LANJUTAN)

Tujuan Pemberian Otonomi Daerah antara lain:


1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat dengan pertimbangan :
a. Jika Pemerintah Pusat saja yang berperan, tidak akan mampu mengerti
semua permasalahan yang ada di daerah-daerah yang mengandung
muatan lokal yang berbeda satu sama lain.
b. Mengurangi kepadatan beban kerja di Pemerintah Pusat
c. Pemerintah akan lebih tanggap pada tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.

2. Meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip


demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

6
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

 Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban


daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan
 Daerah Otonom (Daerah) adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI
 Daerah otonom : Provinsi
Kabupaten
Kota
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

Asas penyelenggaraan pemerintahan daerah :


a. Asas kepastian hukum
b. Asas tertib penyelenggara negara
c. Asas kepentingan umum
d. Asas keterbukaan
e. Asas proporsionalitas
f. Asas profesionalitas
g. Asas akuntabilitas
h. Asas efisiensi dan
i. Asas efektivitas
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

 Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi


hak dan kewajiban dari setiap tingkatan pemerintahan untuk mengatur
dan mengurus fungsi tersebut menjadi kewenangan dalam rangka
memberikan pelayanan kpd masy.
 Urusan yang tidak diserahkan (sentralisasi)
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan dan Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter
6. Agama
 Urusan Pemerintahan ada sebanyak 31 bidang urusan yang meliputi
26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan
 Urusan wajib adalah urusan pemerintah yang wajib diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan pelayanan dasar
 Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
KONSEP UMUM (LANJUTAN…)

 Pemerintah (Pemerintah Pusat) adalah Presiden RI


yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI
sesuai UUD RI Tahun 1945
 Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnyadalam sistem
dan prinsip NKRI sesuai UUD RI Tahun 1945
 Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah
 DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
2. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DASAR HUKUM
1. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan
Nasional
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
5. PP No. 21 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga
6. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
7. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyususnan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
9. Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No.8 Tahun
2008
KONSEP UMUM
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Sistem :
adalah suatu kesatuan yang utuh terdiri dari beberapa sub sistem yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya
Perencanaan;
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Pembangunan
Adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik dengan menggunakan
sumber daya yang ada
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
Daerah.

14
PRINSIP UMUM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. DISUSUN SESUAI DENGAN KEWENANGAN DAERAH SEBAGAI SATU KESATUAN


DALAM SISTEM PERENCANAAN NASIONAL
2. MENJAMIN KETERKAITAN DAN KOSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, EVALUASI DAN PENGENDALIAN
3. PERIODENYA :JANGKA PANJANG (20THN), JANGKA MENENGAH (5 THN) DAN
JANGKA PENDEK (1 THN)
4. PERENCANAAN SESUAI BATAS KEWENANGAN, YANG DIDASARKAN PADA VISI,
MISI DAN ARAH KEBIJAKAN PASANGAN CALON KDH/WAKIL KDH TERPILIH DAN
BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK.
5. PELAKSANAAN OLEH SETIAP UNIT KERJA SESUAI DENGAN TUPOKSI DAN
KEDUDUKAN SETIAP UNIT KERJA DI DALAM KONSTELASI PERENCANAAN
LIMA TAHUNAN DAERAH.
6. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN YANG TERUKUR, BAIK HORISONTAL
(LKPJ-KDH KEPADA DPRD) MAUPUN VERTIKAL KEPADA PEMERINTAH (LPPD).
KONSEP UMUM (LANJUTAN...)

RPJPN:
Rencana pembangunan jangka panjang nasional yang selanjutnya
disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 20 (duapuluh) tahun.
RPJMN:
Rencana pembangunan jangka menengah nasional yang selanjutnya
disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 5 (lima) tahunan.
RKP
Rencana kerja pemerintah yang selanjutnya disingkat dengan RKP adalah
dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun.

16
KONSEP UMUM (LANJUTAN...)
RPJPD :
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20
(dua puluh) tahun.
RPJMD:
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
RKPD:
Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
RENSTRA SKPD:
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra
SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
RENJA:
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
17
RUANG LINGKUP PERENCANAAN

NASIONAL DAERAH
Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Jangka Panjang Daerah
(RPJPN) (RPJPD)
Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Jangka Menengah Daerah
(RPJMN (RPJMD)
Rencana Strategis ( RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA)
Kementerian / Lembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah

Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah


(RKP) Daerah (RKPD)

Rencana Kerja ( RENJA) Rencana Kerja (RENJA) Satuan


Kementerian / Lembaga Kerja Perangkat Daerah

18
DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH
SESUAI UU NO. 17/2003, UU NO. 25/04 DAN UU NO. 32/04

UU 25 THN 2004 HORISON WAKTU

JANGKA • 20 TAHUN.
• RPJP
PANJANG DITETAPKAN 6 BULAN SETELAH
(NASIONAL DAN DAERAH) PELANTIKAN PRESIDEN. DAERAH MENYU
(20 THN) SUN RPJP DAERAH SETELAH RPJP
NASIONAL DITETAPKAN

JANGKA • RPJM • 5 Tahun


MENENGAH • RENSTRA SKPD RPJM Ditetapkan paling lambat 6 bln
setelah Kdh terpilih dilantik dan dituangkan
(5 THN) ke dalam Perda sedangkan Renstra SKPD
ditetapkan dalam bentuk SK KDH.

• RKPD • 1 Tahun
JANGKA
• RENJA SKPD Peraturan Kepala Daerah
PENDEK
• APBD
(1 THN) • DPA
19
ISI RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG (RPJP)

NASIONAL DAERAH

Penjabaran Tujuan Mengacu pada RPJP


Nasional kedalam: Nasional dan memuat:
– Visi; – Visi;
– Misi; – Misi;
– Arah
– Arah
Pembangunan
Pembangunan Daerah;
Nasional;

20
ISI RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH (RPJM)
RPJM NASIONAL RPJM DAERAH
Penjabaran visi, misi, program Penjabaran visi, misi, program
Presiden; Kepala Daerah;
Berpedoman pada RPJP Berpedoman pada RPJP Daerah
Nasional dan memperhatikan RPJM
Nasional

Isi: Isi:
1. Strategi Pemb. Nasional 1. Strategi Pemb. Daerah
2. Kebijakan Umum 2. Kebijakan Umum
3. Kerangka Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Keuangan
4. Program kementerian, Daerah
lintas kementerian, 4. Program SKPD, lintas SKPD,
kewilayahan, dan lintas kewilayahan, lintas
kewilayahan yang memuat kewilayahan yang memuat
kegiatan dalam: kegiatan dalam:
– Kerangka Regulasi – Kerangka Regulasi
– Kerangka Anggaran – Kerangka Anggaran

21
ISI RENSTRA-KL & RENSTRA-SKPD

Renstra-KL Renstra-SKPD
Berpedoman pada Berpedoman pada RPJM
RPJM Nasional Daerah

Isi: Isi:
1. Visi-Misi 1. Visi-Misi
2. Tujuan, Strategi, 2. Tujuan, Strategi, dan
dan Kebijakan Kebijakan
3. Program-program 3. Program-program
4. Kegiatan Indikatif 4. Kegiatan Indikatif

22
ISI RENCANA KERJA
PEMERINTAH/DAERAH (RKP/D)
RKP RKP Daerah
Penjabaran RPJM Nasional Penjabaran RPJM Daerah;
Mengacu pada RKP

Isi: Isi:
1. Prioritas Pembangunan 1. RENCANA KERANGKA
Nasional EKONOMI DAERAH
2. Rancangan Kerangka 2. PROGRAM PRIORITAS
Ekonomi Makro PEMB.DAERAH
3. Arah Kebijakan Fiskal 3. RENCANA KERJA,
4. Program Kementerian, PENDANAAN DAN
lintas kementerian, PERKIRAAN MAJU
kewilayahan, dan lintas
kewilayahan yang
memuat kegiatan dalam:
– Kerangka Regulasi
– Kerangka Anggaran

23
ISI RENJA-KL & RENJA-SKPD

Renja-KL Renja-SKPD
Penjabaran Renstra Penjabaran Renstra
KL SKPD

Isi: Isi:
1. Kebijakan KL 1. Program dan Kegiatan
Pembangunan
2. Program dan
Kegiatan 2. LOKASI KEGIATAN
Pembangunan 3. INDIKATOR KINERJA
– Dilaksanakan 4. KELOMPOK SASARAN
Pemerintah 5. PAGI INDIKATIF dan
PERKIRAAN MAJU
– Mendorong
Partisipasi
Masyarakat
24
PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH

TAHAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG

Musrenbang Kelurahan/Nagari
Musrenbang Kecamatan
Forum SKPD Kab/Kota
Musrenbang Kab/Kota
Musrenbang Provinsi
Musrenbang Nasional

25
MUSRENBANG KELURAHAN

Pengertian
1. Musrenbang Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan
stakeholders kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi
permasalahan kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak
hasil musyawarah) untuk menyepakati kegiatan tahun anggaran
berikutnya;
2. Tujuan.
Tujuan Musrenbang Kelurahan antara lain sebagai berikut:
1. Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang
diperoleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat di bawahnya.
2. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas
pada Musrenbang Kecamatan.

26
MUSRENBANG KELURAHAN (2)

Keluaran.
Keluaran yang dihasilkan Musrenbang Kelurahan adalah:
1. Dokumen Rencana Kerja Pembangunan
Kelurahan yang berisi:
 Prioritas Kegiatan pembangunan skala kelurahan yang akan
didanai oleh kelurahan atau swadaya.
 Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan
melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dilengkapi
dengan kode kelurahan dan kecamatan dan masih akan
dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan.
2. Daftar nama delegasi untuk mengikuti
Musrenbang Kecamatan.
3. Berita acara Musrenbang Kelurahan.

27
MUSRENBANG KELURAHAN (3)
Peserta.
Peserta Musrenbang Kelurahan adalah komponen
masyarakat (individu atau kelompok) yang berada di
kelurahan, seperti: ketua RT/RW; Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), ketua adat,
kelompok perempuan, kelompok pemuda, organisasi
masyarakat, pengusaha, kelompok tani, komite
sekolah dan lain-lain.
Narasumber.
Lurah, Ketua dan Anggota LPM, Camat atau dan aparat
kecamatan, LSM dll.

28
MUSRENBANG KECAMATAN
1. Pengertian.
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders
kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari
kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas kelurahan di kecamatan
tersebut sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota pada tahun berikutnya.

2. Tujuan.
Musrenbang Kecamatan berttujuan:
1. Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat
kelurahan yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan di
wilayah kecamatan yang bersangkutan.
2. Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan Tk.kec.
yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan Kel.
3. Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan pembangunan kecamatan
sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota.

29
MUSRENBANG KECAMATAN (2)
Keluaran.
Keluaran dari Musrenbang Kecamatan adalah:
1. Daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah
kecamatan menurut fungsi/SKPD atau gabungan
SKPD, yang siap dibahas pada Forum Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Musrenbang Kota, yang akan
didanai melalui APBD Kota dan sumber pendanaan
lainnya.
2. Terpilihnya delegasi kecamatan untuk mengikuti
Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan
Musrenbang Kota.
3. Berita Acara Musrenbang Tahunan Kecamatan.

30
MUSRENBANG KECAMATAN (3)
Peserta.
Peserta Musrenbang Kecamatan adalah wakil dari kelurahan dan wakil
dari kelompok-kelompok masyarakat yang beroperasi dalam skala
kecamatan (misalnya: organisasi petani, organisasi pengrajin, dan
lain sebagainya).
Narasumber.
1. Dari Kota: Bappeda, perwakilan SKPD dari kota, pejabat SKPD di
kecamatan yang bersangkutan, kepala unit pelayanan di
kecamatan, anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang
bersangkutan.
2. Dari Kecamatan: Camat, aparat kecamatan, LSM yang bekerja di
kecamatan yang bersangkutan, dan para ahli/profesional yang
dibutuhkan.

31
FORUM SKPD KOTA
Pengertian.

1. Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub


fungsi, kegiatan/sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama
antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan
pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau
gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD
yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD
terkait.

2. Pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD


memperhatikan masukan kegiatan dari kecamatan, kinerja
pelaksanaan kegiatan SKPD tahun berjalan, rancangan awal
RKPD serta Renstra SKPD. Namun demikian, dalam hal salah
satu dokumen tersebut belum tersedia, bisa pelaksanaan Forum
SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD tetap dilakukan.

32
FORUM SKPD KOTA (2)
Tujuan.
Forum SKPD Kota bertujuan untuk:
1. Mensinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari 2
kecamatan dengan Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat
Daerah (Renja-SKPD).
2. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dimuat dalam Renja-
SKPD.
3. Menyesuaikan prioritas Renja-SKPD dengan plafon/ pagu dana
SKPD yang termuat dalam prioritas pembangunan daerah
(Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah).
4. Mengidentifikasi keefektifan berbagai regulasi yang berkaitan
dengan fungsi SKPD, terutama untuk mendukung terlaksananya
Renja-SKPD.

33
FORUM SKPD KOTA (3)

Keluaran.
Keluaran yang dihasilkan dari Forum-SKPD Kota adalah:
1. Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD yang
memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran SKPD.
2. Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan
dari APBD setempat, APBD Propinsi maupun APBN yang termuat
dalam Rancangan Renja-SKPD disusun menurut kecamatan dan
kelurahan. Selanjutnya, prioritas kegiatan setiap kecamatan
disampaikan kepada masing-masing kecamatan oleh para
delegasi kecamatan.
3. Terpilihnya delegasi dari Forum SKPD yang yang berasal dari
organisasi kelompok-kelompok masyarakat skala kota untuk
mengikuti Musrenbang Kota.
4. Berita Acara Forum SKPD Kota.
34
FORUM SKPD KOTA (4)
Peserta.
Peserta Forum SKPD Kota terdiri dari para delegasi kecamatan dan
delegasi dari kelompok-kelompok masyarakat di tingkat kota yang
berkaitan langsung dengan fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang
bersangkutan. Ini mencakup antara lain Dewan Pendidikan untuk Forum
Pendidikan; Ikatan Bidan Indonesia di daerah untuk Forum Kesehatan
dan lain sebagainya.
Narasumber.
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota, Kepala dan para pejabat
Bappeda, anggota DPRD dari Komisi Pasangan Kerja masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota, LSM yang memiliki bidang kerja
sesuai dengan fungsi SKPD, ahli/profesional baik yang berasal dari
kalangan praktisi maupun akademisi.

35
MUSRENBANG KOTA/KAB

Pengertian.
Adalah musyawarah stakeholders kota untuk mematangkan
rancangan RKPD berdasarkan Renja SKPD hasil Forum SKPD
dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja
SKPD yang digunakan untuk pemutakhiran RKPD.

Tujuan.
Musrenbang Kota bertujuan untuk:
1. Mendapatkan masukan bagi penyempurnaan awal RKPD memuat
prioritas pembangunan daerah, pagu indikatif dll
2. Mendapatkan rincian rancangan awal RKA SKPD, khususnya
berhubungan dengan pembangunan.
3. Mendapatkan rincian rancangan awal kerangka regulasi
menurut SKPD yang berhubungan dengan pembangunan).

36
MUSRENBANG KOTA (4)
Peserta.
Peserta Musrenbang Kota adalah delegasi dari
musrenbang kecamatan dan delegasi dari forum
SKPD
Narasumber.
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota,
DPRD, LSM, Perguruan Tinggi, Tim Penyusun
RKPD, Tim Penyusun renja SKPD, TAPD, Panggar
para pejabat Bappeda Propinsi.

37
MUSRENBANG KOTA (3)

Keluaran.
Keluaran yang dihasilkan dari Musrenbang Kota adalah:
1. Penetapan arah kebijakan, prioritas pembangunan dan
plafon/pagu anggaran.
2. Daftar kegiatan prioritas yang dipilah berdasarkan sumber
pembiayaan.
3. Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat Kota.
4. Rancangan pendanaan

Rancangan RKPD

38
RENCANA KERJA PEMERINTAHAN DAERAH
(RKPD)
Rencana Pembangunan
Tahunan Daerah Memuat :

atau disebut dengan Rancangan kerangka ekonomi


daerah
Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Prioritas pembangunan dan
kewajiban daerah

dokumen perencanaan Rencana kerja yang terukur dan


daerah untuk periode
1 (satu) tahun pendanaannya

Ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 39


KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA)
DAN
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
(PPAS)

(PP NOMOR 58 TAHUN 2005 DAN


PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 SEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH DALAM PERMENDAGRI NOMOR 59
TAHUN 2007)

40
KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA)
adalah
DOKUMEN YANG MEMUAT KEBIJAKAN BIDANG
PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN SERTA ASUMSI
YANG MENDASARINYA UNTUK PERIODE 1 (SATU) TAHUN

Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum


APBD berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

Kepala daerah menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD tahun


anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD
selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan.

Rancangan kebijakan Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah


bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluaan RAPBD selanjutnya
disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD.
41
PROSES PENYUSUNAN KUA (1)

ditetapkan
Pedoman
Mendagri Penyusunan
Setiap tahun APBD
berpedoman
RKPD pada
selambat-lambatnya
pertengahan Juni
berdasarkan th anggaran berjalan
menyusun Rancangan
Kepala menyampaikan
Kebijakan DPRD
Daerah Umum APBD kepada

dibahas bersama dalam pembicaraan


pendahuluaan RAPBD
disepakati menjadi

Kebijakan
Umum APBD
42
PROSES PENYUSUNAN KUA (2)

PEDOMAN PENYUSUNAN APBD PEMERINTAH


DAERAH
YG DIKELUARKAN
OLEH MENDAGRI

Pokok-pokok kebijakan yang RANCANGAN


memuat sinkronisasi kebijakan KUA
pemerintah dg pemerintah daerah
Prinsip dan kebijakan penyusunan
APBD tahun anggaran berkenaan
Teknis Penyusunan APBD
Hal-hal khusus lainnya DPRD

43
PROSES PENYUSUN KUA (3)

Siapa Penyusun KUA ???

Rancangan KUA disusun oleh Kepala


Daerah dibantu oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) yang
dipimpin oleh Sekretaris Daerah

44
PROSES PENYUSUNAN KUA (4)

Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan


Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola
keuangan daerah kepada Kepala Daerah paling lambat
awal Bulan Juni
Rancangan KUA Disampaikan Kepala Daerah Kepada
DPRD paling lambat pertengahan Bulan Juni Tahun
Anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD
Rancangan KUA yang telah dibahas disepakati menjadi
KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun
anggaran berjalan

45
PENYUSUNAN NOTA KESEPAKATAN KUA

KUA yang telah disepakati dituangkan dalam Nota


Kesepakatan yang ditandatangani oleh Kepala Daerah
dan Pimpinan DPRD
Jika Kepala Daerah berhalangan, ybs dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani
Nota Kesekapatan KUA
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap,
penandatanganan nota kesepakatan KUA dilakukan oleh
penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

46
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN
SEMENTARA (PPAS)
•PPAS adalah: Program prioritas dan patokan batas
maksimum anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
•Plafon anggaran sementara: adalah jumlah rupiah batas
tertinggi yang dapat dianggarkan oleh tiap-tiap satuan kerja
perangkat daerah, termasuk didalamnya belanja pegawai
•Plafon anggaran yang disepakati oleh Pemerintah Daerah
dengan DPRD bersifat sementara, artinya bahwa plafon
anggaran harus ditindaklanjuti dengan Peraturan Kepala
Daerah menyangkut batasan plafon anggaran yang bersifat
tetap.
Prioritas dan Plafon Anggaran PPAS) SKPD yang telah
ditetapkan selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan
rencana kerja dan anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat
Daerah pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah
47
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN

Menguraikan tentang prioritas dan plafon


anggaran yang disepakati mencakup capaian
sasaran program, dasar pertimbangan
penentuan besaran pagu indikatif untuk
mencapai sasaran program serta hal-hal
yang perlu mendapat perhatian SKPD dalam
menjabarkan program lebih lanjut ke dalam
masing-masing kegiatan

48
PENGERTIAN PRIORITAS
Prioritas adalah suatu upaya mengutamakan sesuatu daripada
yang lain dengan proses dinamis yang dinilai paling penting
dengan dukungan komitmen untuk melaksanakan keputusan
tsb.
Penetapan prioritas tidak hanya mencakup keputusan apa yang
penting untuk dilakukan, tetapi juga menentukan skala atau
peringkat wewenang/urusan/fungsi atau program dan
kegiatan yang harus didahulukan dibanding program atau
kegiatan lain
Tujuan prioritas : Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan
masyarakat yang dianggap paling penting dan paling luas
jangkauannya, agar alokasi sumber daya dapat digunakan
secara ekonomis, efisien dan efektif, mengurangi tingkat
risiko dan ketidakpastian serta tersusunnya program atau
kegiatan yang lebih realistis

49
LANGKAH-LANGKAH DALAM
PEMBAHASAN PPAS
KUA

Tentukan Skala Prioritas dalam


Urusan wajib dan Urusan Pilihan

Tentukan Urutan Program dalam Masing


Masing urusan

Menyusun Plafon Anggaran Sementara


Untuk masing-masing program berdasarkan
Prioritas kegiatan 50
PENYUSUNAN NOTA KESEPAKATAN PPAS

PPAS disusun yang telah disepakati masing-masing


dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani
oleh Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD
Jika Kepala Daerah berhalangan, ybs dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani
Nota Kesekapatan PPA
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap,
penandatanganan nota kesepakatan PPA dialkukan oleh
penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

51
3. KEUANGAN DAERAH (APBD)

DASAR HUKUM
1. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
5. PP No. 21 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga
6. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
7. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Aturan lainnya yang terkait
RPJPD RPJMD RKPD

KUA

Prioritas &
Plafon Ang Sem

RKA APBD
RAPBD

Penjabaran
RKA SKPD APBD

DPA SKPD
53
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Perencanaan

Keuda
Pelaksanaan
Penatausahaan
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Pengawasan

. Pasal 1 PP 58/2005 (6) 54


SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
(ASPEK PERENCANAAN)
(UU 17/2003, UU 25/2004, UU 32/2004, UU 33/2004)
RPJMD RPJM
5 Tahun 5 Tahun
Renstra
SKPD
1Tahun 1 Tahun

Ranja RKPD RKP


SKPD
1 Tahun

Dibahas
KUA PPAS bersama
DPRD

NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DG KDH

Pedoman
RPJMD Penyusunan
RKA-SKPD

TAPD

Ranperda
55
APBD
STRUKTUR APBD

APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan


rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan
dalam Perda
STRUKTUR APBD TERDIRI DARI :
Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan
Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun2
anggaran berikutnya
STRUKTUR APBD TERDIRI DARI :

1. Pendapatan Daerah terdiri dari :


a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana Perimbangan
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah

2. Belanja Daerah terdiri dari :


a. Belanja Tidak Langsung antara lain :belanja pegawai, belanja
bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga.
b. Belanja Langsung direncanakan antara lain belanja pegawai,
belanja barang dan jasa dan serta belanja modal.

3. Pembiayaan terdiri dari :


a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaran Pembiayaan
SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEU. DAERAH
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban/plporan Pengawasan
RPJMD Rancangan Penatausahaan
DPA-SKPD Pendapatan
• Bendahara penerimaan
RKPD wajib menyetor Disusun
penerimaannya ke
rekening kas umum Sesuai SAP
Verifikasi daerah selambat-
KUA PPAS lambatnya 1 hari kerja

DPA-SKPD Penatausahaan
Nota Belanja
Kesepakatan Laporan Keuangan
• Penerbitan SPM-UP,
SPM-GU, SPM-TU dan Pemerintah Daerah
Pelaksanaan APBD SPM-LS oleh Kepala
SKPD • LRA
Laporan
Pedoman • Penerbitan SP2D oleh
• Neraca Keuangan
Penyusunan Pendapatan PPKD
• Lap. Arus Kas diperiksa oleh
RKA-SKPD • CaLK BPK
Belanja Penatausahaan
Pembiayaan
RKA-SKPD
• Dilakukan oleh PPKD
Pembiayaan

RAPBD Kekayaan dan Raperda


Kewajiban daerah Pertanggung-
Laporan Realisasi • Kas Umum jawaban APBD
Evaluasi • Piutang
Raperda Semester Pertama • Investasi
• Barang
APBD oleh • Dana Cadangan
Gubernur/ • Utang
Mendagri
Perubahan APBD Akuntansi
APBD Keuangan Daerah 58
D. KEMITRAAN PEMDA DAN DPRD
Unsur Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD
Pasangan KDh dan Wakil KDh dipilih secara langsung, Pemda dan DPRD
memiliki kedudukan yang setara dibidang programming dan budgetting,
sehingga perlu mengembangkan pola-pola hubungan kerjasama yang
saling mengisi dalam konteks checks and balances dan menghindarkan
kompetisi terselubung.
Dalam proses penyusunan Kebijakan Umum dan Prioritas APBD, DPRD berhak
melakukan konsultasi dan dialog dengan konstituen di wilayah
pemilihannya melalui mekanisme jaring aspirasi masyarakat dengan
tetap berpedoman pada Renstra Daerah atau RPJM.
Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD menetapkan kesepakatan tentang KUA-
PPAS dan APBD
Pengawasan politik oleh DPRD terhadap Pemda memiliki perbedaan yang
mendasar dari pengawasan teknis yang dilaksanakan oleh lembaga
pengawasan fungsional (BPK ,Inspektorat dan Auditor lainnya sesuai
sesuai aturan berlaku ).
Sebelum menyampaikan LKPJ kepada DPRD, kinerja Pemda terlebih dahulu
diaudit oleh BPK.
Tekad bersama untuk melaksanakan
pembangunan dengan niat yang tulus dan
jujur, sebagai bagian peningkatan harkat
dan martabat manusia dan bangsa
Indonesia.

60
61

Anda mungkin juga menyukai