Anda di halaman 1dari 59

SITUASI HEPATITIS (B DAN C)

DI JAWA TIMUR DAN


PENANGGULANGANNYA

SEKSI P2PM
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWATIMUR

 Pertemuan Peningkatan Kapasitas SDM (Orientasi) dalam Tatalaksana dan


Manajemen di Kabupaten Madiun
 Madiun, 19 Maret 2019
PENDAHULUAN
HEPATITIS VIRUS
KONTAK
KOTORAN -
CAIRAN
MULUT
TUBUH

HEPATITIS HEPATITIS
A B

HEPATITIS HEPATITIS
E C

HEPATITIS
D
FECAL – ORAL (KOTORAN – MULUT)
PEMBAWA
A/E

SEMBUH MEMBUANG
ATAU KOTORAN
PEMBAWA TIDAK CTPS

TERINFEKSI MENYENTUH
SAKIT AKUT MAKANAN ATAU
BENDA

DISENTUH
DIMAKAN
TAK CTPS
HUBUNGAN
SEKS

VERTIKAL
PENASUN
(IBU KE ANAK)

KONTAK
CAIRAN
TUBUH

ALAT TIDAK TRANSFUSI


STERIL HEMODIALISA
SIKLUS HEPATITIS VIRUS ( B / C / D)
PADA PEREMPUAN DAN ANAK

• SEHAT
• PEMBAWA SEJAK KECIL
PUS • SEHAT
• TERINFEKSI DALAM
• TERINFEKSI
• SEHAT KANDUNGAN
• SALAH SATU PEMBAWA • TERINFEKSI SESUDAH
• SALAH SATU KELAHIRAN
TERINFEKSI
• IBU TERINFEKSI HAMIL

WUS ANAK
PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS ( B / C / D)
PADA PEREMPUAN DAN ANAK

• PEMERIKSAAN DINI
PUS
• IMUNISASI HEP B
• IMUNISASI HEP-B • HBIg (PADA IBU +)
• PHBS • PHBS
• TEST PRA NIKAH • PEMERIKSAAN
BERKALA
• IMUNISASI HEP B
• TEST PRA HAMIL
• TEST WAKTU HAMIL

WUS ANAK
KONTAK CAIRAN TUBUH

PEMBAWA
VIRUS

TERINFEKSI KRONIS KOMPLIKASI

TANPA
VIRUS
PROGRES HEPATITIS B & C
PERILAKU
• SEHAT
Hep B Hep C
RISIKO
Imunisasi Imunisasi
ada Belum ada

TERINFEKSI
HEP. B / C • FASE AKUT Obat Obat
menekan sembuh

SIRROSIS
• KRONIS
KANKER

KOMPLIKASI
ASCITES
HEMATEMESIS
MELENA
Cara Penularan

Vertikal

Horizontal
Secara Vertikal (95% )

Dari ibu pengidap


virus Hepatitis B
ke bayi yang
dikandung atau
dilahirkan
Secara HORISONTAL
Hepatitis B menular ketika darah, semen, atau cairan
tubuh lainnya yang terinfeksi virus Hepatitis B masuk ke
dalam tubuh seseorang yang tidak terinfeksi

Hepatitis B FAQs for the Public. CDC


Pasien bedah
umum/tindakan Bayi dari
Hemodialisis Ibu Hep C
gigi Ibu
Hamil
ODHA
Petugas Kes

POPULASI
BERISIKO
Penderita IMS
DDHBC
Mahasiswa
Kesehatan

Keluarga
penderita
Hepatitis WPS/WPSTL

WBP
Napza Suntik
LSL/Gay Waria
BESARAN MASALAH
DI DUNIA :
2 milyar pernah terinfeksi Hepatitis

240 juta hidup pengidap Hepatitis B Kronik


686 ribu meninggal setiap tahun karena sirosis dan kanker hati

150 juta hidup pengidap Hepatitis C Kronik


700 rb meninggal karena hepatitis C

1 orang meninggal setiap 45 detik

INDONESIA 21 juta orang terinfeksi HBV dan HCV


http://www.hepb.org/hepb/statistics.htm. Accessed June 21, 2011
PREVALENSI HEPATITIS B KRONIK DI DUNIA 16

Center for Disease


Control, 2010
Worldwide HCV infection
• 2007: 150 million people
• 2016: 115 million people
Highest: Asia Pacific and Africa

WHO. Guidelines for the screening care and treatment of persons with
chronic hepatitis C infection. Updated version, April 2016
 Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di negara-negara berkembang di dunia
termasuk Indonesia
 Hepatitis  Indonesia endemis
* Hepatitis A & E sering muncul sebagai KLB
* Hepatitis B & C dapat menjadi kronis

Menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius


 Hasil Riskesdas Biomedis (2013):
* HBsAg (+) : 7,1%
* Anti HCV (+) : 1,01%
 Upaya penanggulangan Hepatitis dilakukan al :
- Penggalangan komitmen ditingkat global melalui
resolusi WHA tahun 2010 dan 2014 serta resolusi
regional tahun 2014
- Pengendalian Hepatitis masuk program di Subdit
HPISP mulai 2011
- Target global
 Eliminasi Penularan Hep B dari Ibu ke anak
(PPIA/EMTCT Hepatitis) tahun 2022
 Eliminasi Hep B dan C tahun 2030
 Pencapaian SDGs : indikator menurunkan
Insidens Hep B per 100.000 penduduk

- Eliminasi Hepatitis C 2030  walau imunisasi Hep


C blm ada, tetapi ada obat baru Hepatitis C yaitu
Direct Acting Antiviral (DAA) dgn tingkat
kesembuhan tinggi
10 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
Sample Registration System (SRS) Indonesia, 2014

No. PENYEBAB KEMATIAN %


1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran cerna lain (A09) 1.9

Penyakit Hati masuk urutan ke-7 penyebab kematian utama di Indonesia


HBsAg (+) PADA BUMIL DAN NAKES DARI HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B
PADA 12 PROPINSI YANG MULAI MELAKSANAKAN DDHB TAHUN 2014

9.00

8.00
8.00

7.00

6.00

5.00
4.37

4.24
4.08

3.76
3.76

3.61
3.50
4.00
3.33
3.03

2.80
2.78

2.76
2.67
2.65

2.56
3.00

2.43
2.42

1.79

1.79
1.73

1.66
1.57
2.00
1.46

0.80

0.79

1.00

0.00
Sumbar Jambi Jateng Jatim Sulsel Kalbar Sumut Bengkulu Papua NTB Jabar Sulut Total
Barat

Bumil Nakes

* Sumber data: laporan Pelaksanaan Kegiatan DDHB Tahun 2014, Ditjen PP & PL, Kemenkes
PREVALENSI HEPATITIS B & C PADA KELOMPOK
PENASUN DI 4 KOTA DI INDONESIA TAHUN 2014

* Sumber data: Surveilans Hepatitis B & C Pada Kelompok Penasun Tahun 2014, Ditjen PP & PL, Kemenkes
HBsAg (+) PADA KELOMPOK POPULASI BERISIKO
DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA TAHUN 2015
40.00

34.00
35.00

30.00

25.00

20.00
20.00

15.00
10.67

10.40

7.60
10.00
7.39

6.00

5.60

5.20
4.40

4.40
4.00

4.00
3.94

2.80

5.00

0.00
DKI Jakarta Jawa Timur Bali Papua Kepulauan Riau

Direct Sex Worker Indirect Sex Worker IDU Transgender MSM


HBsAg (+) & Anti HCV (+) PADA POPULASI BERISIKO DI
BEBERAPA KOTA DI INDONESIA TAHUN 2015

4.00

3.60
3.50
3.20

3.00

2.50

2.00

1.50

1.00
0.40

0.50
0.00

0.00
0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0.00
0.00

0.00
0.00
0.00
DKI Jakarta Jawa Timur Bali Papua Kepulauan Riau

Direct Sex Worker Indirect Sex Worker IDU Transgender MSM


Prevalensi Hepatitis C di Indonesia
Data Riskesdas 2007
Populasi Jumlah Anti-HCV (+)
Laki-laki 12.715 1,7%
Perempuan 14.821 2,4%

35
30,94 30,16
30

25
Proporsi kasus hepatitis C (+) di
semua unit pengumpul data 20
berdasarkan golongan umur 15,56
(Surveilans oleh Dirjen P2PL 15
12,27
2007-2012)
10
7,52
4,51
5 3,2
n = 5.064.431 0,89
0,26 0,12
0
0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Anti-HCV (+) 35.453 (0,7%)
Surveilance Pemeriks Anti HCV pada
Kelompok Komunitas saat
Sentinel Hepatitis Implementasi Obat DAA
2015 (%) Hepatitis C Tahun 2017 (%)

70.00
63.20 75.68
80.00 71.43
60.00
70.00

50.00 60.00

50.00 40.00
40.00

40.00
30.00
30.00
20.00 17.10
20.00
10.28
10.00 6.00 6.18 10.00
4.00 4.40 3.60 3.60
0.40 1.60 1.00
- - - 0.00
-
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
WPSTL PENASUN WARIA LSL TOTAL

HBsAg (+) Anti HCV (+) HBsAg (+) & Anti HCV (+) Anti HCV (+)
KASUS BARU HEPATITIS B /TAHUN
VERTIKAL  Setiap tahun
terdapat 5,3 juta bumil,
HBsAg reaktif pada bumil
rata – rata 3% maka setiap
tahun terdapat sebanyak
150.000 orang yang 95%
TULARI KAMI
potensial mengalami
Hepatitis kronis
HORIZONTAL  5% dari
kelompok risti SAYANGI KAMI
GENERASI PENERUS BANGSA
BEBAN BARU BAGI NEGARA AKIBAT HEPATITIS B /TAHUN

Setiap tahun terdapat 5,3 juta bumil, HBsAg reaktif


pada bumil rata – rata 3% maka setiap tahun terdapat
sebanyak 150.000 orang yang 95% potensial
mengalami Hepatitis B kronis
Biaya pengobaan sirosis 1 M transplantasi hati 4-5
M.
30% bayi yang tertular pada 30 tahun kedepan akan
menjadi sirosis  biaya yg dibutuhkan 45.000 x 1 M =
45 T
KEBIJAKAN
TUJUAN P2 HEPATITIS
TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
• Mencegah terjadinya penularan
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
SASARAN STRATEGIS HEPATITIS

1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan


advokasi dan atau sosialisasi tentang Hepatitis
sebesar 90% pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan Deteksi
Dini Hepatitis B dan C pada kelompok populasi
berisiko sebesar 80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan
pengamatan Hepatitis pada kelompok paling bersiko
sebesar 100% pada tahun 2019
INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019

ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN


2022, ELIMINASI HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan 3 10 20 40 80 90
sosialisasi dan atau advokasi ttg
hepatitis.
2 Jumlah Propinsi yang melakukan 7 14 21 28 34 34
kegiatan surveilans Sentinel Hepatitis
pada populasi berisiko
3 % Kab/kota yang melakukan deteksi 3 10 20 30 60 90
dini hep B pada bumil

4 % Kab/kota yang melakukan deteksi NA 10 20 30 60 80


dini hep B dan C pada populasi
beresiko
5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg NA 2,5 5 10 20 30
positif yang mendapatkan akses
perawatan/upaya lanjutan

6 % Orang Dengan Hep C NA 5 10 20 40 60


mendapatkan akses
perawatan/layanan lanjutan
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS

• Pemberdayaan
Meningkatnya
masyarakat PENGENDALIAN HEPATITIS Surveilans
• Keterlibatan
lintas sektor epidemiologi

Meningkatkan Upaya Meningkatkan Deteksi Meningkatkan Akses


promotif dan preventif dini & Mutu Fasyankes

Meningkatkan Jumlah, Jenis, Meningkatkan Kemandirian, Akses


Kualitas, dan Pemerataan Tenaga & Mutu Sediaan Farmasi (Obat,
Kesehatan Vaksin, Biosimilar) & Alkes

MONITORING DAN EVALUASI


Roadmap Pengendalian Hepatitis di Indonesia

2030
Eliminasi
2019 Hepatitis B
90% Kab/Kota dan C
melakukan DDHBC

2017 2022
30%Kab/kota Eliminasi Hep B
melakukan Pemutusan
Penularan
DDHBC 2018
Ibu ke Anak
60% Kab/Kota
melakukan DDHBC

Kab/kota yang melaksanakan


DDHB pada > 90% Bumil
Permenkes RI
No 52 Tahun
2017
TRIPLE tentang
Eliminasi
ELIMINASI Penularan HIV,
Sifilis dan
Hepatitis B dari
Ibu ke Anak
ROADMAP
2018 - ELIMINASI PENULARAN
• Akses Terbuka
2019 HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
2020- • Pra Eliminasi
2021

2022 • Eliminasi

2023- • Pemeliharaan
2025
Integrasi dalam Layanan KIA
Tes Kehamilan,
Gol. Darah
Hemoglobin
GlukoProteinur
ANAMNESIS Tentu in
sTatus
kan Sifilis,
ImunisasiTablet
TFU DJJ HIV,
Fe
Hep B,
sTatus Malaria (pada
gizi Test
daerah
endemis),,
Tata Sputum BTA
Tensi laksana (bila ada
indikasi
TB & ANC Temu
BB TERINTEGRASI
wicara
konseling

TINDAK
LANJUT
Indikator dan Target Ibu hamil dalam ‘triple’
Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil K1
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil K1
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil K1
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil K1
berkualitas
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil K1

Penanganan bagi 100% ibu hamil diobati 100% ibu hamil diobati 100% kasus
ibu hamil dengan ARV, berupa Kombinasi dengan Benzatin hepatitis B pada ibu
hasil positif Dosis Tetap (KDT) Penicilin G 2,4 juta IU hamil dalam
(Tenofovir 300mg + IM sebagai program pengawasan, dirujuk
Lamivudin 300mg + dosis tunggal pada fase ke rumah sakit yang
Efavirens 600mg) setiap dini, diulang 2 kali dgn mampu tatalaksana
hari sekali (tiap 24jam) selang waktu 1 minggu hepatitis B
seumur hidup atau dirujuk
Ibu bersalin di
fasyankes 100% bersalin di fasyankes oleh nakes
Indikator dan Target Ibu hamil dalam ‘triple’
Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Penanganan anak 100% mendapat 100% mendapat 100% mendapat
dari ibu positif pelayanan standar pelayanan standar pelayanan standar
profilaksis ARV dalam 24 pengobatan Benzatin imunisasi HB0 <24
jam, pemeriksaan EID Penicilin G 50.000 jam dan
(virologis kualitatif dgn IU/kgBB IM dosis HBIg <24 jam;
DBS) saat mulai 6 tunggal, pemeriksaan pemeriksaan
minggu, dilanjutkan titer RPR usia 3 bulan serologis HBsAg dan
dengan dibandingkan titer atau virologis
kotrimoksazol profilaksis ibunya, atau Hepatitis B saat bayi
atau pemeriksaan pemeriksaan lain atau usia 9-12 bulan.
serologis pada usia 18 pemantauan klinis
bulan sampai 2 tahun

Anak negatif 100% hasil DBS EID 100% titer RPR negatif 100% pemeriksaan
(keberhasilan negatif, anak sehat tanpa atau sama dengan titer serologis HBsAg
program 3E) ARV ibu anak sehat, tanpa negatif.
cacat atau kematian
STRATEGI PPIA (HEPATITIS B)

DETEKSI
DINI IBU
HAMIL
Bayi
Bayi IBU
Ibu
Vitamin K
HB0<24 jam Tatalaksana HB 1,2,3
sesuai Indikasi
HBIG<24 jam Medis KIE

HBsAg
(+)
PRIORITAS PROGRAM
• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C
berdasarkan karakteristik penyakitnya Hep B (fokus
pada penularan ibu dan anak dan pengendalian FR),
Hepatits C (fokus pemutusan penularan, tatalaksana &
mencegah relaps terutama pd kelompok risti)
• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi
berisiko :
o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll
UPAYA PENCEGAHAN HEPATITIS B
 Upaya pencegahan yang diperlukan:
 Peningkatan cakupan imunisasi HBO sesegera mungkin < 24 jam
 Melakukan deteksi dini pada ibu hamil  untuk penurunan infeksi baru
dg pemberian HBIG dan Imunisasi HBO < 24 jam  95% efektif.

Permenkes RI No 53 Tahun 2015 tentang


Penanggulangan Hepatitis Virus

Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang


Penyelenggaraan Imunisasi

Permenkes RI No 52 Tahun 2017 tentang


Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS
• Peningkatan pengetahuan masy thd gejala, cara penularan, cara pencegahan,
penanganan penderita
• Menghilangkan stigma dan diskriminasi thd penderita
Promosi • Peningkatan komitmen stake holder utk kesinambungan program
Kesehatan

• Penggunaan kondom, APD, mencegah penggunaan jarum suntik yang


terkontaminasi
Perlindungan
Khusus

• Secara Aktif utk Hepatitis A dan Aktif + Pasif untuk Hepatitis B


• Imunisasi Hepatitis B Aktif WAJIB diberikan kepada bayi baru lahir segera stlh
kelahirannya
Pemberian • Imunisasi Hepatitis B Pasif diberikan kepada bayi baru lahir dari ibu dg HBsAg
Imunisasi Reaktif segera stlh kelahirannya
PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS
• Dilaksanakan berbasis faktor risiko dan kejadian melalui analisis terhadap data
yang dikumpulkan melalui penemuan penderita secara aktif dan pasif
Surveilans
Hepatitis Virus
• Dilaksanakan melalui PWS, Kewaspadaan Dini dan Surveilans Sentinel

• Peningkatan PHBS * Skrining darah donor


• Peningkatan kualitas lingkungan * Skrining organ tubuh untuk transplantasi
Pengendalian
Faktor Risiko
• Penggunaan alat-alat medis yang berpotensi terkontaminasi virus hepatitis

• Dilakukan pada faskes (pasif) atau secara khusus di lapangan (aktif)


Deteksi Dini &
• Kalau deteksi dini menunjukkan hasil reaktif, wajib dilaks rujukan pd fayankes
Penemuan rujukan tingkat lanjut
Kasus

• Dilakukan dengan pengobatan dan perawatan pada setiap penderita sesuai


pedoman nasional pelayanan kedokteran atau standar pelayanan/tatalaksana
Penanganan penyakit yang berlaku
Kasus
DUKUNGAN
PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS
Sumber daya kesehatan (SDM, dana, teknologi, sarana
dan prasarana)

Koordinasi, Jejaring dan kemitraan

Peran Serta Masyarakat

Penelitian dan Pengembangan

Pemantauan dan Evaluasi

Pencatatan dan Pelaporan

Pembinaan dan Pengawasan


DETEKSI DINI HEPATITIS B
(DDHB) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

SETIAP BUMIL DATANG KE FASKES DITAWARKAN PEMERIKSAAN


HEPATITIS B, HIV DAN SYPHILIS (BILA FASKES TELAH SIAP)

TTD INFORMED CONSENT DAN WAWANCARA UNTUK


PENGISIAN DATA

LABORATORIUM UTK DIAMBIL DARAH VENA DENGAN


METODE RAPID TEST (HBsAg)

HASIL REAKTIF DIRUJUK UNTUK PENGOBATAN LEBIH LANJUT KE


DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RSUD TIPE B/C
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
(DDHBC) PADA KELOMP RISTI DI PUSKESMAS

KELOMP BERISIKO LAIN DATANG KE FASKES DITAWARKAN


PEMERIKSAAN HEPATITIS B DAN C

TTD INFORMED CONSENT DAN WAWANCARA UNTUK


PENGISIAN DATA

LABORATORIUM UTK DIAMBIL DARAH VENA DENGAN


METODE RAPID TEST (HBsAg dan Anti HCV)

HASIL REAKTIF DIRUJUK UNTUK PENGOBATAN LEBIH LANJUT


KE DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RSUD TIPE B/C
PENANGANAN KASUS
HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
HBsAg REAKTIF HBsAg NON REAKTTIF

Rujuk ke RS yg tlah mampu


melakukan TL Hepatits B Anjurkan pemeriksaan Anti HBS

Anti HBs Non Reaktif :


Penanganan selanjutnya sesuai
SOP RS Anjurkan Vaksinasi Hepatitis B 3x
secara mandiri

Pembiayaan secara
mandiri/BPJS/asuransi lainnya

Hasil pemeriksaan, penanganan dan


rekomendasi tim ahli RS Rujukan
dikirim ke puskesmas sbg feed back
PENANGANAN BAYI LAHIR

IBU dengan HBsAg REAKTIF IBU dg HBsAg NON REAKTTIF

Vitamin K, HBIG, HBO <24 jam Vitamin K, HBO <24 jam

Vaksinasi Hepatitis B berikutnya Vaksinasi Hepatitis B berikutnya


sesuai jadwal program imunisasi sesuai jadwal program imunisasi
nasional nasional

Bayi > 9 bulan, periksa HBsAg dan


Anti HBs
PENANGANAN KASUS
HEPATITIS B PADA KELOMP BERISIKO LAIN
HBsAg REAKTIF HBsAg NON REAKTTIF

Rujuk ke RS yg tlah mampu


melakukan TL Hepatits B dan C Anjurkan pemeriksaan Anti HBS

Anti HBs Non Reaktif :


Penanganan selanjutnya sesuai
SOP RS Anjurkan Vaksinasi Hepatitis B 3x
secara mandiri

Pembiayaan secara
mandiri/BPJS/asuransi lainnya

Hasil pemeriksaan, penanganan dan


rekomendasi tim ahli RS Rujukan
dikirim ke puskesmas sbg feed back
PENANGANAN KASUS
HEPATITIS C PADA KELOMP BERISIKO LAIN

Anti HCV REAKTIF Anti HCV NON REAKTTIF

Rujuk ke RS yg tlah mampu


melakukan TL Hepatits B dan C Penyuluhan (KIE)

Penanganan selanjutnya sesuai


SOP RS

Pembiayaan secara
mandiri/BPJS/asuransi lainnya

Hasil pemeriksaan, penanganan dan


rekomendasi tim ahli RS Rujukan
dikirim ke puskesmas sbg feed back
Pengobatan Hepatitis C
 Perlu pemeriksaan kemungkinan ko-infeksi dengan virus
Hepatitis B (VHB) dan HIV, kemungkinan penyakit
komorbid lain (misal penyakit hati alkohol, NALFD)
 Tatacara pemeriksaan, pengobatan dan obat yang
digunakan, diatur leboh lanjut dalam Pedoman
Tatalaksana Hepatitis C
 Penatalaksanaan Hepatitis C lebih ke Hepatitis C kronik
karena seringkali pasien Hepatitis c datang ke fasyankes
sudah dalam fase kronik
• PEMERIKSAAN HEPATITIS C
 FKTP : Rapid Test Anti HCV
 RS RUJUKAN : HCV VL dg TCM
• PENGOBATAN HEPATITIS C
 Obat baru Hepatitis C yaitu Direct Acting
Antivirus ( DAA) dg tkt kesembuhan
tinggi (>95%)
 Sofosbuvir , Simeprevir dan Ribavirin
 Ko-Infeksi : Daclastavir

KEPMENKES RI NO:
HK.01.07/MENKES/528/2017 tentang
Penunjukan Rumah Sakit Pelaksana
Layanan Hepatitis C

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
RSUD Dr. SOEDONO MADIUN
TANTANGAN KEDEPAN

BESARAN MASALAH

UKM vs UKP DAMPAK PENYAKIT

KESINAMBUNGAN TANTANGAN
ADANYA PERILAKU BERISIKO
PELAKSANAAN KE & INFEKSI LAIN
PROGRAM DEPAN

KOMITMEN &
SDM
KEPEDULIAN
KETERBATASAN AKSES

Back
KESIMPULAN
Hepatitis masih merupakan ancaman untuk
kesehatan masyarakat di Jawa Timur
Konsep pengendalian melalui pendekatan
yang komprehensif
Program pengendalian masih terbatas, baik
dari sisi jenis kegiatan maupun area
cakupan
Perlu komitmen yang kuat dari semua
unsur, termasuk masyarakat, untuk
pengendalian hepatitis

Anda mungkin juga menyukai