Anda di halaman 1dari 18

ASKEP KOLELITIASIS

SUMARDA, Ners,MM
• Adanya batu yg terdpt didlm kandung empedu
atau saluran empedu ( duktus koleduktus)
Cedera tg blkg Kehamilan multiple Anemia sirosis Bakteri ( kolangitis,
Puasa berkepanjangan hepatic kolesistitis )
TPN
Penurunan BB b/d kalori
dan mebatsab lemak ( mis Bilirubin tak
P↘pembentukan
P↗kadar
diet dan operasi bypass terkonjugasi misel
prohgestron
lambung )

Statis bilier Kalsium Kalsium palmitat


Penyakit Cronh
bilirubinat
Reseksi usus

P↘garam empedu

Obesitas
Resistensi insulin Batu pigmen
Batu kolestrol
DM tipe II
Hipertensi
hiperlipidemia

P↗sekresi kolestrol BATU EMPEDU


BATU EMPEDU

Oklusi dan obstruksi


dari batu

Obstruksi duktus
Intervensi bedah sistikus atau duktus
Intervensi endoskopik biliaris

Pre operatif Pasca operatif Tekanan diduktus biliaris


akan me↗dan
pe↗kontraksi peristaltik

Respon psikologis
Port de entrée Kerusakan jaringan
Misinterprestasi
pascabedah pasca bedah Respon Gang GI Respon sistemik
perawatan dan
pengobatan local saraf

cemas Resiko infeksi Nyeri Mual ,muntah Peningakat suhu tbh


anoreksia

Kelelahan, malaise, pemakaian energy Intake nutrisi dan


berlebihan berlebihan pasca nyeri cairan tidak adekuat Hipertermi

Intoleran aktivtas Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari Penurunan cairan tbh
kebutuhan

Resiko
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Pengkajian
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Evaluasi diagnostik /pemeriksaan penunjang
• Pengkajian kleliatiasis 4 tahap
– Asimtomatik batu empedu – batu kandung
empedu yang lama tanpa menyebabkan gejala
atau komplikasi
– Kolik bilier – PQRST
– Komplikasi dari bantu empedu
• Kolelitiasis menyebabkan kandung empedu menjadi
distensi dan meradang
• Empema kandung empedu
• Nekrotik kandung empedu mengakibatkan perforasi abses
perikolesistik
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakitkeluarga
• Pemeriksaan fisik : TTV biasa Nor
kemungkinan didptkan perub berhub dg
perubahan inflamasi sistemik
• Pada pemeriksaan fisik fokus pada area abd
didapatkan
• Insp : ikterus, seluruh tbh terutama pd sklera sbg
respon pe↗bill dlm darah.urine coklat, feces
seperti tanah liat
• Ausk : pada kasus yg parah suara hipoaktif
• Perkusi : timpani akibat abdominal kembung
• Palp : distensi abd, teraba massa dan nyeri tekan
di abd atas/ kuadran kanan atas. Hal ini ini dpt
diperoleh dg pasien menghirup, sementara
pemerisaan tetap menjaga tekanan dibawah
kosta kanan
• Pemeriksaan Lab
– Didptkan : lekositosis ,hiperbill. Pd kasus yg parah
pe↗ ringan enzim hati dpt disebabkan oleh cedera
peradangan hati yg berdekatan. Protombin me↘bilqa
alirann darahn empedu intestin me↘. Hal ini
terjadinya kr obstruksi shg menyebabkan pe↘
absorbsi vit K
• Pemeriksaan USG : menujukkan adanya
bendungan/hambatan kr adanya batu empedu
dan distensi sal empedu
• Pemeriksaan Cholecystogram : menunjukan
adanya batu di sistem billier
• CT Scan : utk mendeteksi adanya kista, dilatasi pd
sal empedu
Dx. Keperawatan dan intervensi
•Nyeri b.d respon inflamsi bilier, kerusakan jr lunak pasca
operasi
•Tujuan : Nyeri berkurang atau teradaptasi
•Kriteria hasil
•Secara subyektif pernyataan nyeri berkurang
•Skala nyeri 0-1 (0-4 )
•TTV dlm batas nor,wajah pasien rilek

Intervensi Rasional
Jelaskan dan bantu pasien dg Pendekatan dg menggunakan relaksasi dan
tindakan pereda nyeri non farmaakologi lainya telah meninjukkan
nonfarmakologi noninvasif kefektifan dlm mengurangi nyeri
Intervensi Rasional
Lakukanm manajemen nyeri tanpa Manaj nyeri merupakan kunci dr
intervensi bedah pelaksanaan pasien pasca bedah.
Keadekuatan kontrol nyeri pasca bedah
esofagektomi mrpkan unsur yg paling
penting dlm menurukan motalitas dan
mobiditas
•Kaji nyeri dg pendekatan PQRST PQRST dpt secara komprehensif
menggali nyeri pasien
•Berikan posisi fowler Menurunkan tekanan intraabdomen
•Kompres hangat pd area abd ka Efek dilatasi dinding empedu
atas memberikan resp[on spasme
akanmenurun
•Istrihatkan pasien pd saat nyeri Istirahatkan secara fisiologis akan
muncul menurunkan kebutuhan O2 yang
diperlukan utk memenuhi kebut
metabolisme basal
Intervensi Rasional
•Ajarkan teknik relaksasi Meningkat intake O2 sehingga akan me↘ nyeri
pernapasan dlm pd saat nyeri sekunder dari iskemia jr lokal
muncul Distraksi dpt me↘ stimulus internal
Manaj sentehuan pd saat nyeri berupa
•Ajrkan teknik distraksi pd saat sentuhan dukungan psikologis dpt membantu
nyeri menurunkan njyeri
•Lakukan manajamen sentuhan
Lakukan manaj nyeri
keperawatan pada pasienn
pasca intervensi bedah meliputi
:
•Kaji nyeri dg pendekatan PQRST Apabila pasien mengalami skalanrei 3 (0-4 )
merpkan peringatan – memberi manispestasi
klinik yg bervariasi dari komplikasi pasac bedah
kolisistektomi
•Atur posisi fisiologi Lokasi insisi didaerah subkostal pd pembedahan
kandung empedu cenderung membuat pasien
tdk ingin membalikkan serta menggerakkan tbh
dan cendrung bernapas dangkal utk menecegah
nyeri
•Bantu aktivitas penurun respon nyeri •Olehkarena aerasi paru, pe↗aktivtas
secara bertahap diperlukan utk
mencegah komlikasi pascaopratif shg
pemberian analgetik perlu dilakukan
sesuai resep
Pasien harus dibatu untuk
mengembalikan tubunya, bernapas
dalam dan bergerak jika diperlukan.
Penggunaan bantal pada luka insisi
dapat mengurangi rasa nyeri
•Beri O2 3lt/mnt •Pembrian O2 sebagai pemeliharaan
untuk intake O2 optimal dan
menurunkan respon nyeri akibat
kekurangan O2 pasca bedah
•Tingkat pengetahuan tentang: •Pengetahuan yg akan dirasakan
sebab-sebab nyeri dan membantu mengurangi nyerinya dan
menghubungkan berapa lama nyeri dapat membantu mengembangkan
akan berlangsung. kepatuhan pasien terhadap rencana
trepeutik
Kolaborasi dengan •Extracorporeal Shock-wave Lithotripsy (ESWL)
tim medis untuk Prosedur noninvasive ini menggunakan gelombang
pemberian: kejut berulang (repeated shock waves) yang diarahkan
•Analgetik kepada batu empedu di dalam kandung empedu atau
•Intervensi nonbedah duktus koledokus dengan maksud untuk memecahkan
dengan litotripsi batu tersebut menjadi sejumlah fragmen. Gelombang
kejut dihasilkan dalam media cairan oleh percikan
listrik, yaitu piezoelektrik atau oleh muatan
elektromagnetik
•Energi ini disalurkan kedalam tubuh lewat rendaman
air atau kantong yang berisi cairan. Gelombang kejut
yang dikonvergensikan tersebut diarahkan kepada
batu empedu yang akan dipecah. Oleh karena adanya
perbedaan tahanan antarjaringan, energy gelombang
kejut yang kecil akan diserap sebelum mencapai
sehingga kerusakan pada jaringan sekitar batu akan
minimal jika jaringan dengan kandungan air yang
besar atau jaringan padat (paru, saluran cerna,
tulang) dihindari.
•Setelah batu dipecah secara bertahap,
pecahnya akan bergerak spontan dari
kandung empedu atau duktus koledokus
dan dikeluarkan melalui endoskop atau
dilarutkan dengan pelarut atau asam
empedu yang diberikan peroral. Oleh
karena prosedur ini tidak memerlukan
insisi dan juga perawatan rumah sakit,
pasien biasanya dirawat sebagai pasien
rawat jalan. Sebagian besar pasien yang
menjalani prosedur ini akan kembali kepada
aktivitas rutin mereka dalam waktu 48 jam
setelah dilakukan tindakan.
Pelarutan batu empedu Beberapa metode telah digunakan
untuk melarutkan batu empedu
dengan menginfus suatu bahan
pelarut(monooktanoin atau metal
tertier butyl eter [MTBE]) ke dalam
kandungan empedu. Pelarut tersebut
dapat diinfuskan melalui jalan berikut
ini: melalui selang atau kateter yang
yang dipasang perkutan langsung
kedalam kandung empedu; melalui
selang Atau drain yang dimasukkan
melalui T-tube untuk melarutkan batu
yang belum dikeluarkan pada saat
pembedahan melalui endoskop ERCP;
atau kateter biker transnasal.
Terapi endoskopik Prosedur ebdoskop ERCP terutama berguna
dalam menegakkan diagnosis dan menangani
pasien dengan gejala yang muncul setelah
menjalani pembedahan karena dianggap dapat
membahayakan jiwanya.
Intervensi bedah Penanganan bedah pada batu empedu
dilaksanakan untuk mengurangi keluhan nyeri,
untuk menghilangkan penyebab kolik bilier dan
untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan
dapat efektif jika gejala yang dirasakan pasien
sudah mereda atau bisa dikerjakan sebagai suatu
prosedur darurat bilamana kondisi pasien sudah
mereda atau bisa dikerjakan sebagai suatu
prosedur darurat bilamana kondisi pasien
mengharuskannya

Anda mungkin juga menyukai