Anda di halaman 1dari 13

Juergen Lutz , MD, Jennifer Linn, MD, Jan H.

Mehrkens, MD Niklas Thon, MD, Robert Stahl, MD,


Klaus Seelos, MD, Hartmut Brückmann, MD, PhD Markus, Holtmannspötter, MD

Abdul Wahab Rasyid, MD


 Trigeminal neuralgia ditandai dengan nyeri berulang terasa seperti di tusuk atau
disayat pada daerah sensory dari nervous trigeminal
 Penyebab paling sering adalah penekanan atau kompresi oleh pembuluh darah
pada nervous trigeminal disebut sebagai; Neurovascular Compression Syndrome
(NVCS):
 Superior cerebellar artery (60-90%).
 Anterior inferior cerebellar artery.

 Terapy standar pada NVCS yaitu dengan microvascular decompression


 Preoperatif menggunakan MRI diperlukan untuk melihat neurovascular contact dan
menyingkirkan penyebab lainnya.
 Study histopatologis menyatakan bahwa adanyanya kerusakan axon dan mielin
pada specimen jaringan yang diperoleh saat postoperasi pasien trigeminal
neuralgia karena NVCS.
 MRI dengan Teknik diffusion tensor imagine (DTI) dapat memungkinkan kita untuk
melihan lokasi, orientasi dan anisotropy pergerakan molekul dari traktus di white
matter berdasarkan fractional anisotropy (FA). hasilnya akan dapat evaluasi dengan
cara melihat apparent diffusion coefisien (ADC) dimana semakin tinggi nilai ADC
maka semakin banyak diffuse atau kerusakan dari traktus oleh karena
demielinisasi.
20 pasien yang mengalami trigeminal neuralgia
selama 2 tahun. Diperiksa oleh bedah saraf
dengan pengalaman lebih dari 12 tahun sebagai 20 Patient
bedah saraf functional menggunakan kriteria Age 39-77 years
international headache society (IHS), Dilakukan
pemeriksaan preoperative menggunakan MRI
9 Men
11 Women
Age 39-47 years
Age 47-77
yeras
 Pemeriksaan menggunakan 3.0 T MRI fokus pada fossa posterior:
 Axial fluid attenuated invertion (5 mm section thickness).
 Axial- T2 ( 3 mm section thickness).
 Whole brain 3D T1 (1.4 section thickness).

 Ditambahkan dengan high-spatial-resolution sequences


 3D fast imaging employing steady-state (FIESTA); 0.6 mm section thickness)
 contrast material enhanced gradient echo MR angiographic sequence; 0.8 mm section
thickness.
 Spin echo single-shot echo planar diffusion tensor imaging sequence; 2 mm section thick-
ness
 3D FIESTA dan MRI kontras angiogram dievaluasi oleh 2 neuroradiologis dengan
pengalaman 5 tahun dibidang diffusion tensor dan cranial nerve imagine. Dimana
sebelumnya tidak diketahui oleh peneliti sisi lesi nya. Berdasarkan gambar
tersebut maka dapat ditentukan FA dan ADC dan dinilai.
 Clinical and surgical finding

8 pasien sisi
lesi kiri
20 pasien
12 pasien sisi
60 % pasien mengalami isolasi lesi
lesi kanan
pada salah satu cabang nervus
trigeminal.
 Anatomic imagine finding
Berdasarkan FIESTA dan MRI kontras angiogram
10 % NVCS

 Diffusion tensor imagine


by anterior
inverior 90% NVCS by
o FA lebih rendah pada sisi ipsilateral lesi
cerebellar
artery superior
o ADC hamper sama kedua sisi lesi namun lebih
cerebellar
cenderung mingkat pada sisi ipsilateral dari lesi artery
 FA menurun secara signifikan ipsilateral dari pada lesi disebabkan oleh
degenerative oleh jaras yang ada di white matter.
 ADC cenderung sama pada kedua sisi baik ipsilateral lesi maupun kontralateral
dari pada lesi, manun sedikit meningkat pada sisi ipsilateral dari pada lesi
disebebkan oleh proses demielinisasi akibat hilangnya membrane dari mielin dan
axon.

Anda mungkin juga menyukai