Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

HORDEOLUM

PEMBIMBING
dr. Henry A. W, SpM
dr. Agah Gadjali, SpM
dr. Harmansyah, SpM
dr. Gartati Ismail, SpM
dr. Mustafa K. Shahab, SpM
Di susun oleh
Ilyas Ismail Shaleh
(1102011122)
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Khafida Handayasa


Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 11- 06- 1992
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Jl. Cempaka III NO.3 RT/ RW 06/02.
Cempaka Putih Jakarta Pusat 10520
Status : Menikah
Tangggal pemeriksaan: 19 Oktober 2018
ANAMNESIS ( Autoanamnesis pada tanggal 19 10 2018)
Keluhan Utama
Benjolan pada kelopak mata atas kiri sejak 3 minggu sebelum masuk rumah
sakit

Keluhan Tambahan
Nyeri pada benjolan dan terasa seperti ada yang menjanggal pada mata kiri
dan terasa gatal.

Riwayat penyakit sekarang


Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun datang ke poli mata RS
POLRI dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kiri atas sejak 3 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya pasien merasa mata nyerih, gatal
dan terasa seperti ada yang menjanggal pada mata, lalu kelopak mata kiri
menjadi bengkak, merah dan mata terasa nyeri. Pasien juga merasakan gatal
dan nyeri jika mata sebelah kiri ditekan. pasien mengaku belum pernah
melakukan pengobatan untuk matanya tersebut. Keluhan seperti keluar
kotoran, mata berair dan penglihatan kabur disangkal oleh pasien. Demam
dan nyeri kepala juga disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien sudah pernah mengalami hal seperti ini kurang lebih
1th yang lalu
 Riwayat kebiasan pasien naik motor ke kantor tidak
menggunakan masker dan kacamata
 Riwayat penggunaan kacamata (-)
 Riwayat benturan pada mata atau trauma benda lain (-)
 Riwayat diabetes mellitus (-)
 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat alergi makan dan obat (-)

Riwayat penyakit keluarga


 Riwayat penyakit keluarga dengan sakit yang sama disangkal
 Riwayat penyakit diabetes disangkal
 Riwayat penyakit hipertensi disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : kompos mentis
 Tanda vital: Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : afebris
STATUS OFTALMOLOGI
OD OS

Visus 6/6 6/6

TIO N/ palpasi N/ palpasi

Posisi Hirshberg Ortoforia Ortoforia

Gerakan bola mata

Palpebral Superior Edema (-), hiperemis (-), Edema (+), hiperemis

massa (-), nyeri tekan (-) (+), massa (+), nyeri

tekan (+) konsistensi

kenyal, permukaan rata

Palpebral inferior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis(-),

massa (-), nyeri tekan (-) massa(-), nyeri tekan (-)

Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), papil (-), Hiperemis (-), papil (-),

Superior edema (-) edema (-)

Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), papil (-), Hiperemis (-), papil (-),

Inferior edema (-) edema (-)

Konjungtiva Bulbi Tenang, Injeksi Tenang, Injeksi

konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi

siiar (-) siiar (-)


Kornea Jernih, ulkus (-) Jernih, ulkus (-)

Bilik Mata Depan Dalam, jernih Dalam, jernih

Iris Kripti (+), coklat Kripti (+), coklat

Pupil Bulat, isokor 3mm, RCL Bulat, isokor 3mm, RCL

(+), RCTL (+) (+), RCTL (+)

Lensa Jernih Jernih

Vitreus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

pemeriksaan pemeriksaan

Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

pemeriksaan pemeriksaan
Resume
Pasien perempuan berusia 26 tahun datang dengan
keluhan benjolan di kelopak mata atas kiri sejak 3 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya pasien merasa
mata kiri nyerih dan terasa seperti ada yang menjanggal pada
mata, lalu kelopak mata kiri menjadi bengkak, merah, gatal dan
mata terasa nyeri jika ditekan.

 Pemeriksaan Fisik
Palpebral superior

Inspeksi dan palpasi : hiperemis (+) bengkak (+), massa (+)


nyeri tekan (+), konsistensi kenyal
DIAGNOSIS KERJA
Hordeolum Internum palpebra superior OS

PENATALAKSAAN
Non- medikamentosa
 Kompres air hangat selama 10-15 menit sebanyak 3 kali dalam
sehari

Medikamentosa
 Topical : Cendo Tobroson (4 dd gtt OS)
 Sistemik : Cefixim ( 2 dd 200mg )

PROGNOSIS
 Quo Ad Vitam : Ad Bonam
 Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
 Quo Ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam
 Quo Ad Cosmeticam : Ad Bonam
ANATOMI PALPEBRA
Struktur palpebra ( Panjang palpebra adalah 25-30mm dan
lebarnya 2mm)
1. Lapisan Kulit : tipis, longgar, dan elastis, dengan
sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Musculus Orbikularis Okuli : Fungsi otot menutup
palpebra / mata dan dipersarafi N.VII
3. Jaringan Areolar
4. Tarsus : Lapisan jaringan fibrosa padat dan jaringan
penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom
5. Konjungtiva Palpebra : melekat pada tarsus
TEPIAN PALPEBRA
1. Tepian anterior
 bulu mata
 glandula Zeiss (modifikasi kelenjar sebasea kecil yang
bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata) dan
 Moll ( modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam
satu baris dekat bulu mata)

2. Tepian posterior
 glandula Meibom ( modifikasi dari kelenjar sebasea)

3. Punktum lakrima : berfungsi menghantarkan air mata ke


bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis
HORDEOLUM
Definisi

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra.


Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan
besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan superfisial
adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-
95% kasus hordeolum.

Epidemiologi
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa
hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata
yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran.
insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin.
Faktor resiko hordeolum adalah sebagai berikut :
a. Penyakit kronik.
b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti blefaritis.
d. Diabetes.
e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia
f. Penyakit hordeolum sebelumnya.
g. Higiene dan lingkungan yang tidak sehat.
h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.
Stadium Hordeolum
1. Stadium infiltrat
Ditandai dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan
dan keluar sedikit kotoran.

2. Stadium supuratif
Ditandai dengan adanya benjolan yang berisis pus (core)
Klasifikasi
1. Hordeolum eksternum
 infeksi pada kelenjar Zeiss atau
Moll
 Penonjolan terutama ke daerah kulit
kelopak dan ikut pergerakan kulit
dan mengalami supurasi
 Nanah dapat keluar dari pangkal
rambut,

2. Hordeolum internum
• infeksi kelenjar Meibom yang
terletak didalam tarsus
• penonjolan terutama ke daerah
kulit konjungtiva tarsal.
• Tidak ikut bergerak dengan
pergerakan kulit, serta jarang
mengalami supurasi dan tidak
memecah sendiri
PATOGENESIS
Hordeolum eksterna diawali dengan pengecilan lumen dan statis hasil
pembentukan nanah dalam lumen kelenjar sekresi kelenjar
oleh infeksi Staphylococcus aureus yang
mengenai kelenjar Zeis dan Moll Mengakibatkan

mencetuskan infeksi sekunder


oleh Staphylococcus aureus
Terbentuk

nanah dalam lumen kelenjar dan


abses

Hordeolum interna terjadi akibat Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini


adanya infeksi sekunder kelenjar memberikan reaksi pada tarsus dan
Meibom di lempeng tarsal jaringan sekitarnya
DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
 Nyeri pada kelopak mata
 Bengkak
 Eritem
 Edem seperti gambaran abses kecil
 Terasa panas dan tidak nyaman pada kelopak mata
 Sakit bila ditekan pada kelopak mata
 Ada rasa yang mengganjal
 Diagnosa hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan oftalmologis
Diagnosis banding
 Kalazion.
 Dakriosistitis.
 Selulitis preseptal.
 Konjungtivitis adenovirus.
 Karsinoma sel basal

Penatalaksanaa
Non medikamentosa
1. Kompres hangat 3-4 kali sehari selama 10-15 menit untuk membantu
drainase
2. Membersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun
atau shampo
3. Menghindari pemakaian make up pada mata
4. Jangan menekan atau menusuk hordeolum
5. Jangan menggunakan lensa kontak
Medikamentosa
 Topikal
o Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam
selama 7-10 hari
o eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna

 Sistemik
o Eritromisin 250mg atau 125 250mg diklosasilin 4 kali sehari,
o cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari
selama 7hari.
o alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan
clindamycin 300mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
1. Dilakukan anestesi infiltrat dengan prokain atau lidokain
didaerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
a. Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fliktuasi pus,
tegak lurus pada margo palpebra.
b. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo
palpebra.
Pembahasan kasus
Teori Kasus
Anamnesis  Nyeri pada kelopak mata‬  Terasa seperti ada yang
 Bengkak menjanggal pada mata
 Eritem ‬  Bengkak
 Edem seperti gambaran abses kecil
 Merah
 Terasa panas dan tidak nyaman pada kelopak
 Gatal
mata
 Mata terasa nyeri jika
 Sakit bila ditekan ‬pada kelopak mata
ditekan
 Ada rasa yang mengganjal ‬

Pemeriksaan  Kelopak mata bengkak Palpebra superior kiri


 Hiperemis  Bengkak
 Nyeri tekan  Merah
 Nyeri tekan

Tatalaksana Non Medikamentosa  Di lakukan kompres

 Untuk mempercepat peradangan kelenjar hangat 3 kali selama 10

dapat diberikan‬kompres hangat 3-4 kali menit

sehari selama 10-15 menit untuk  Diberikan antibiotik

membantu drainase. topikal dan sistemik

Medikamentosa
 Antibiotik diindikasikan bila dengan
kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan dan bila proses peradangan
menyebar ke sekitar daerah hordeolum
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai