Anda di halaman 1dari 47

HEART

FAILURE
Definisi

 HF is a clinical syndrome characterized by typical symptoms (e.g. breathlessness, ankle


swelling and fatigue) that may be accompanied by signs (e.g. elevated jugular venous
pressure, pulmonary crackles and peripheral oedema) caused by a structural and/or
functional cardiac abnormality, resulting in a reduced cardiac output and/ or elevated
intracardiac pressures at rest or during stress. (ESC 2016)

 Heart failure (HF) is a progressive clinical syndrome caused by inability of the heart to pump
sufficient blood to meet the body’s metabolic needs. (Dipiro 2015)
 Heart failure (HF) “is a complex clinical syndrome that can result from any structural or
functional cardiac disorder that impairs the ability of the ventricle to fill with or eject blood.”
This is further subdivided into HF with reduced left ventricular ejection fraction (LVEF) or HF
with preserved LVEF (HFPEF), previously referred to as diastolic dysfunction. (koda kimble,
2014)
DIASTOLIC DYSFUCTION
reduced muscle mass
(eg,
myocardial infarction [MI]),
restriction in ventricular
filling
dilated cardiomyopathies,
HEART FAILURE
and ventricular
hypertrophy
increased ventricular stiffness,
ventricular hypertrophy, infiltrative
SISTOLIC DYSFUCTION
myocardial diseases, myocardial
ischemia and MI, mitral or tricuspid
valve stenosis, and pericardial
decreased disease
contractility
cardiac function decreases after
myocardial injury
compensatory
mechanism

1) tachycardia and increased


contractility through sympathetic responsible for the
nervous system activation; symptoms of HF and
maintain
(2) the Frank–Starling mechanism, contribute to
cardiac
whereby increased disease progression.
function,
preload increases stroke volume;
(3) vasoconstriction;
(4) ventricular hypertrophy and
remodeling
ETIOLOGI
SYMTOMPS AND SIGN
Goals of Treatment: Improve quality
of life, relieve or reduce symptoms,
chronic
prevent or minimize hospitalizations,
slow disease progression, and prolong
survival.

HF

Goals of Treatment: Relieve


congestive symptoms, optimize
volume status, treat symptoms of low
cardiac output, and minimize risks of
acute drug therapy so the patient can be
discharged in a compensated state
on oral drug therapy.
DIAGNOSIS
Delaying or preventing the
development of overt heart failure
or preventing death before the
onset of symptoms
Pharmacological
treatment

Chronic heart failure with reduced


ejection
fraction
Angiotensin-converting enzyme inhibitors
INDIKASI

– Kecuali kontraindikasi, ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal


jantung simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
– ACEI memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi
perawatan rumah sakit Karena perburukan gagal jantung, dan
meningkatkan angka kelangsungan hidup (kelas rekomendasi I, tingkatan
bukti A).
– Indikasi : Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, dengan atau tanpa gejala
KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi pemberian ACEI :


– Riwayat angioedema
– Stenosis renal bilateral
– Kadar kalium serum > 5,0 mmol/L
– Serum kreatinin > 2,5 mg/dL
– Stenosis aorta berat
Beta-blockers
– Kecuali kontraindikasi, penyekat β harus diberikan pada semua pasien gagal
jantung simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
– Penyekat β memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi
perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung, dan meningkatkan
kelangsungan hidup
Mineralocorticoid/aldosterone receptor
antagonists

 MRAs (spironolactone and eplerenone) block receptors that bind aldosterone and,
with different degrees of affinity, other steroid hormone (e.g. corticosteroids,
androgens) receptors
 Antagonis aldosteron mengurangi perawatan rumah sakit karena perburukan
gagal jantung dan meningkatkan kelangsungan hidup
DIURETIC

Diuretics are recommended to reduce the signs and


symptoms of congestion in patients with HFrEF, but
their effects on mortality and morbidity have not
been studied in RCTs
Diuretics

– Diuretik direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan tanda klinis


atau gejala kongesti (kelas rekomendasi I, tingkatan bukit B)
– Tujuan dari pemberian diuretik adalah untuk mencapai status euvolemia
(kering dan hangat) dengan dosis yang serendah mungkin, yaitu harus diatur
sesuai kebutuhan pasien, untuk menghindari dehidrasi atau reistensi
– Pada saat inisiasi pemberian diuretik periksa fungsi ginjal
dan serum elektrolit  Mulai dengan dosis kecil dan
tingkatkan sampai perbaikan gejala dan tanda kongesti
– Sebagain besar pasien mendapat terapi diuretik loop
dibandingkan tiazid karena efisiensi diuresis dan
natriuresis lebih tinggi pada diuretik loop. Kombinasi
keduanya dapat diberikan untuk mengatasi keadaan edema
yang resisten
– Dosis harus disesuaikan, terutama setelah tercapai berat
badan kering (tanpa retensi cairan),untuk mencegah risiko
gangguan ginjal dan dehidrasi
– Tujuan terapi adalah mempertahankan berat badan kering
dengan dosis diuretik minimal
Pertimbangan praktis terapi gagal jantung dengan diuretik loop
Masalah Saran Tindakan
Hipokalemia/ hipomagnesia Tingakatkan dosis ACEI/ ARB
Tambahkan antagonis aldosteron
Suplemen kalium dan atau magnesium , hanya bila benar benar diperlukan,
misalnya aritmia dll
Hiponatremia simtomatik Restriksi cairan
Stop diuretik tiazide/ ganti diuretik loop, jika memungkinkan
Turunkan dosis/ stop diuretic loop, jika memungkinkan
Pemberian inotropik intra vena
Pertimbangkan ultrafiltrasi
Hiperurisemia simtomatik Pertimbangkan allupurinol
Bila simtom sangat hebat, gunakan kolkisin
Hindari pemberian NSAID
Hipovolemia/ dehidrasi Nilai status volume
Pertimbangkan pengurangan dosis diuretik
Respon tidak adekuat Periksa kepatuhan/ asupan cariran
Tingkatkan dosis diuretik
Kombinasikan diuretik loop dengan diuretik jenis lain dengan aldosterone
dan atau diuretik tiazid
Ingatkan pasien untuk meminum diuretik loop saat lambung kosong
ARB

– Kecuali kontraindikasi, ARB direkomendasikan pada pasien gagal jantung


dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % yang tetap simtomatik walaupun
sudah diberikan ACEI dan penyekat β dosis optimal
– Terapi dengan ARB memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup,
mengurangi angka perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung
INDIKASI KONTRAINDIKASI
– Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % – Sama seperti ACEI, kecuali
angioedema
– Sebagai pilihan alternatif pada
pasien dengan gejala ringan – Pasien yang diterapi ACEI dan
sampai berat (kelas fungsional II antagonis aldosteron bersamaan
- IV NYHA) yang intoleran ACEI – Monitor fungsi ginjal dan serum
elektrolit serial ketika ARB
digunakan bersama ACEI
Hydralazine and isosorbide dinitrate

– Pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %,


kombinasi H-ISDN digunakan sebagai alternatif jika pasien intoleran
terhadap ACEI dan ARB (kelas rekomendasi IIa, tingkatan bukti B)
Indikasi Kontraindikasi
– Pengganti ACEI dan ARB dimana – Hipotensi simtomatik
keduanya tidak dapat ditoleransi
– Sebagai terapi tambahan ACEI jika – Sindroma lupus
ARB atau antagonis aldosteron – Gagal ginjal berat
tidak dapat ditoleransi
– Jika gejala pasien menetap
walaupun sudah diterapi dengan
ACEI, penyekat β dan ARB atau
antagonis aldosteron
DIGOXIN

– Pada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrial, digoksin dapat digunakan
untuk memperlambat laju ventrikel yang cepat, walaupun obat lain (seperti
penyekat beta) lebih diutamakan
– Pada pasien gagal jantung simtomatik, fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
dengan irama sinus, digoksin dapat mengurangi gejala, menurunkan angka
perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung,tetapi tidak
mempunyai efek terhadap angka kelangsungan hidup (kelas rekomendasi
IIb, tingkatan bukti B)

Anda mungkin juga menyukai