Anda di halaman 1dari 62

Pemicu 1

Stevanno Geraldus
405150037
LAPISAN JANTUNG
1. PERICARDIUM ( lapisan luar)
- pembungkus jantung
- dari jaringan ikat
- Terdiri dari 2 lapisan :
1. Pericardium Parietalis (luar)
2. Pericardium Viseralis (dalam)
- Diantara keduanya : RONGGA
PERICARDIUM--- tdk berisi apa2
2. MYOCARDIUM (lap otot jantung)
- lapisan tengah jantung
- Terdiri dari 3 macam otot
1. otot atrium (tipis)
2. otot ventrikel
ventrikel kiri >> tebal dari ventrikel kanan
3. otot serat khusus
SEPTUM CORDIS (batas jantung kiri dan kanan)
- 1 & 2 berkontraksi, 3 tdk (tpt rgs konduksi
jantung
- otot ventrikel lebih tebal dari atrium
3. ENDOKARDIUM
- lapisan dalam jantung
- terdiri dr jaringan epitel (endotel)
- berhubungan langsung dengan ruang
jantung
KATUP JANTUNG
1. KATUP MITRALIS
- 2 daun katup
- antara atrium kiri dg ventrikel kiri
2. KATUP TRIKUSPIDALIS
- 3 daun katup
- antara atrium kanan dg ventrikel kanan
3. KATUP SEMILINARIS PULMONALIS
- antara ventrikel kanan dg arteri pulmonalis
4. KATUP SEMILUNALIS AORTA
- antara ventrikel kiri dg aorta
PEMBULUH DARAH PD JANTUNG
A. MASUK KE JANTUNG
1. vena cava
- masuk ke atrium kanan dari seluruh
tubuh
- vena cava superior dan inferior
- kaya CO2
2. vena pulmonalis
- masuk ke atrium kiri dari paru-paru
- kaya O2
B. KELUAR DR JANTUNG
1. aorta
- keluar dr ventrikel kiri menuju seluruh
tubuh
- kaya O2
2. arteri pulmonalis
- keluar dr ventrikel kanan ke paru-paru
- kaya CO2
ARTERI CORONARIA : pemb darah pd dinding jantung -
-- memberi nutrisi pd otot jantung
PERSARAFAN JANTUNG
Disarafi oleh SARAF OTONOM
1. Saraf simpatis
merangsang (stimulasi) denyut
jantung menjadi kuat dan cepat
2. Saraf parasimpatis
menahan (inhibisi) denyut/kontraksi
jantung menjadi lemah dan lamat
HISTOLOGI
Jantung
Endokardium Subendokardium
• Atrium >> ventrikel • Serat kolagen & elastin, pembuluh darah
• Endotel : poligonal • Serat Purkinje (pada Septum
• Subendotel : fibril kolagen Interventrikularis)
• Muskulo elastika : otot polos, serat elastin

Miokardium Perikardium
• Ventrikel >> atrium • Lapisan dalam : Epikardium
• Serabut otot jantung • Mesotel
• Jaringan ikat : serat retikulin > elastin • Serat elastin
• Regenerasi << • Jaringan lemak
• Pembuluh darah, saraf
Pembuluh Darah
Arteri Vena
Lumen Kecil Besar
Dinding Tebal, kaku Tipis
Membran elastika interna + -
Tunika media Tebal Tipis
Tunika adventisia Tipis Tebal
Serat Elastin, otot Kolagen
Vasa vasarum Sedikit di tunika adventisia Banyak di tunika adventisia
Membran elastika eksterna Suplai tunika adventisia (+) Suplai sampai dengan tunika
media (+/-)
Pembuluh Darah
Lapisan Arteriol A. Kecil A. Sedang A. Besar
T. Intima
a. Endotel + + + + (poligonal)
b. Subendotel +/- +/- + ++
c. Memb. Elast. +/- +/- +/- +/-
Int
T. Media
a. Arah serat Sirkuler Sirkuler Sirkuler Sirkuler
b. Otot polos 1 - 2 lapis 3 - 4 lapis 25 - 40 lapis - (membr.
Fenestrae)
T. Adventisia
a. Arah serat Longitudinal Longitudinal Longitudinal Longitudinal
b. Fibroelastik +/- +/- ++ < +/-
c. Lam. E ekst - - + +/-
d. Otot polos - - - -
Pembuluh Darah
Lapisan Venula V. Kecil V. Sedang V. Besar
T. Intima
a. Endotel + + +/- ++
b. Subendotel - - +/- ++
c. Memb. Elast. - - - +
Int
T. Media
a. Arah serat Sirkuler Sirkuler Sirkuler Sirkuler
b. Otot polos 1 - 2 lapis 2 - 3 lapis 4 - 5 lapis < +/-
T. Adventisia
a. Arah serat Longitudinal Longitudinal Longitudinal Longitudinal
b. Fibroelastik + + ++ ++
c. Lam. E ekst - - - -
d. Otot polos - - + ++
Muscular artery and vein (transverse section)

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Artery and Vein in connective tissue of the vas deferens

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Wall on elastic artery : aorta

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Wall on large vein : portal vein

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Heart : left atrium, atrioventricular valve,
and left ventricular

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Heart : right ventricel, pulmonary trunk,
and pulmonary valve

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Heart : contracting cardiac muscle fibers
and impulse conducting Purkinje fibers

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


Heart wall : Purkinje Fibers

diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations, 11th Edition


FISIOLOGI
Fungsi Sistem KV
• Mengalirkan darah ke berbagi organ
Sirkulasi •

Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
Memerlukan tekanan permulaan yang besar
Sistemik •

Banyak mengalami tahanan
Kolom hidrostatik panjang

Sirkulasi •

Hanya mengalirkan darah ke paru
Hanya berfungsi untuk paru
Pulmona •

Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
Hanya sedikit mengalai tahanan
l • Kolom hidrostatik pendek

• meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk


miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil.
Sirkulasi • Aliran darah koroner meningkat pada:
• 1. Aktifitas
Koroner • 2. Denyut jantung
• 3. Rangsang sistem syaraf simpatis
Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi Koroner
Perjalanan impuls/rangsang
Nodus SA (sino atrial)
traktus internodal
Brachman bundle

Nodus AV (atrio ventrikel)

Bundle of HIS ( bercabang menjadi


dua: kanan dan kiri): Right bundle
branch & Left bundel branch

Serat Purkinye
Peristiwa Mekanik Jantung
• Peristiwa mekanik jantung (siklus jantung)  kontraksi,
relaksasi, & perubahan aliran darah mll jantung; terjadi akibat
perubahan ritmis dari aktivitas kelistrikan jantung
• Setiap siklus jantung tdd 7 fase:
1. Kontraksi ventrikel isovolumetrik Sistol ventrikel
2. Ejeksi cepat
3. Ejeksi lambat
4. Relaksasi ventrikel isovolumetrik
5. Pengisian ventrikel cepat Diastol ventrikel
6. Pengisian ventrikel lambat
7. Sistol atrium
Diagram Wigger
PEMERIKSAAN FISIK
PF
a. Pemeriksaan Umum
b. Nadi
c. Tekanan Darah
d. Pemeriksaan Dada
Pemeriksaan Umum
1.Tangan
Yang perlu diperhatikan adalah apakah terjadi
• Tremor
Tremor dapat terjadi baik pada orang normal maupun
menjadi penanda keadaan patologis, utamanya yang
bersifat neurologis.
• Sianosis perifer
Warna biru, deoksihemoglobin >5 g/dL. Misalnya terjadi
pada vasokonstriksi, syok, gagal jantung serta tidak
tampak pada anemia. Selain itu, hawa dingin juga bisa
menyebabkan sianosis perifer. Juga saat ada obstruksi
vena atau arteri. Penyebab sianosis sentral juga
menyebabkan sianosis perifer. (lihat bawah).4
Pemeriksaan Umum
• Pulsasi kapiler bantalan kuku (Quincke’s sign).
Terjadi pemucatan pada kulit di akar kuku saat
dilakukan penekanan di ujung kuku. terjadi pada
regurgitasi aorta dan tirotoksikosis.
• Splinter hemorrhage di bawah kuku.
Ada sebuah perdarahan kecil yang biasanya
berbentuk garis pada kuku. Bisa terjadi karena
trauma, endokarditis, infektif.
• Jari tabuh
Jari tabuh bisa disebabkan karena karsinoma bronkus,
infeksi/fibrosis paru, penyakit jantung sianosik.
Pemeriksaan Umum
2. Wajah dan Leher
• Pemeriksaan konjungtiva untuk mengetahui adanya anemia
atau tidak
• Lidah atau bibir untuk mengecek sianosis sentral. Sianosis
sentral bisa disebabkan karena saturasi oksigen dalam arteri
menurun.Hal tersebut bisa karena kadar oksigen yang rendah,
penyakit paru, pirai shunt
• Kelopak mata dapat diperiksa untuk mengetahui apakah
terdapat xantelasma berupa plak kuning yang dapat berarti
terdapat hiperlipidemia.
• Retina diperiksa untuk mengetahui adanya kerusakan akibat
hipertensi.
• Kelenjar getah bening atau tiroid diperiksa untuk mengetahui
tanda-tanda penyakit sistemik.
Pemeriksaan Umum
3. Abdomen
• Palpasi pembesaran atau nyeri tekan hati
(hepatomegali), ascites (peningkatan cvp,
gagal jantung), splenomegali (endokarditis
infektif).
4. Ekstremitas bawah , pergelangan kaki
• Yang perlu dinilai adalah adanya edema
serta tanda-tanda penyakit vaskular perifer.
Nadi
• Denyut nadi yang normal berkisar antara 60-
90 kali/menit, melambat seiring usia serta
pada atlet.
• Disebut takikardi jika frekuensi di atas 100 kali
per menit
• Bradikardi jika frekuensi di bawah 60 kali per
menit.
• Dalam keadaan latihan jasmani atau suhu
badan yang tinggi nadi menjadi cepat.
Nadi
• Bandingkan nadi pada radialis dengan denyutan
apeks.
• Jika terjadi penundaan, ada kemungkinan terjadi
fibrilasi atrium.
• Juga dengan nadi femoral/ekstremitas bawah,
yang jika terjadi penundaan bisa dicurigai
aterosklerosis maupun stenosis aorta.
• Pada pemeriksaan nadi, yang perlu kita
perhatikan adalah apakah terdapat denyut nadi
yang iregular serta karakternya.
Tekanan Darah
• Saat istirahat, tekanan sistolik arterial dewasa normalnya <150mmHg,
diastolik <90mmHg.
• istolik bisa meningkat seiring usia serta pada ansietas (white coat
syndrome)
• Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) dapat dilakukan untuk mengukur
tekanan atrium kanan secara tidak langsung. JVP akan meningkat pada
gagal jantung dan kelebihan volume.
• Normalnya adalah berkisar 6-8 mmH2O. Jika kurang dari 5 mmH2O dapat
berarti hipovolemik sementara jika lebih dari 9 mmH2O, dapat berarti
terdapat gangguan pada pengisian kardiak.
• Tekanan atrium dan vena yang merefleksikan sistol atrium dapat meninggi
pada kasus hipertensi pulmonal, stenosis katup pulmonal, dan stenosis
katup trikuspid.
• ika tidak ada gelombang a, dapat berarti fibrilasi atrium. Selama dua
pertiga akhir sistol, tekanan atrium akan meningkat akibat pengisian vena
(gelombang v). Jika terlalu tinggi, dicurigai terjadinya regurgitasi trikuspid.
Pemeriksaan Dada
1. Palpasi
Denyutan apeks biasanya pada ruang sela iga kelima, garis
midklavikular (area mitral). Bisa terdapat beberapa variasi,
di antaranya:
• Menghilang, bisa terjadi pada obesitas, hiperinflasi, efusi
pleura.
• Tergeser: kardiomegali, pneumotoraks
• Tapping (menyentak): stenosis mitral.
• Ganda: hipertrofi ventrikel.
• Heaving (sangat kuat dan stabil): kelebihan tekanan
(hipertensi), stenosis aorta
• Parasternal heave: hipertrofi ventrikel kanan
Pemeriksaan Dada
2. Auskultasi
• Bunyi jantung ada dua, yaitu S1 dan S2.
• S1 terjadi karena penutupan katup mitral dan
trikuspidalis sedangkan S2 terjadi karena
penutupan katup semilunar aorta dan a.
Pulmonalis.
• Bunyi S1 yang kencang dapat menandakan
adanya stenosis katup AV serta ada pemendekan
interval PR. Jika lembut, dapat dicurigai adanya
regurgitasi mitral , PR yang panjang serta gagal
jantung.
Pemeriksaan Dada
• Sementara itu, pada bunyi S2, jika suaranya
kencang: hipertensi sistemik atau pulmonal.
• Splitting: normal pada inspirasi atau olahraga,
terutama anak muda. Splitting yang lebar bisa
terjadi pada aktivasi yang tertunda (misal right
bundle branch block) atau terminasi sistol RV.
• Splitting terbalik: aktivasi tertunda (misal left
bundle branch block) atau terminasi sistol LV
(hipertensi, stenosis aorta).
Pemeriksaan Dada
• Suara S3 yang dapat terdengar karena
pengisian cepat ventrikel pada orang muda
atau penderita gagal jantung pada pasien
>30tahun.
• S4 mendahului S1, terdengar akibat kekakuan
ventrikel dan pengisian abnormal selama
sistol atrium.
• Adanya S3 dan S4 terdengar sesudah S1,
karena pembukaan katup semilunar stenotik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax
• Pemeriksaan radiologi merupakan upaya
pengkajian klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler dan respirasi.
• Tujuan : menilai adanya gangguan kelainan
jantung misal pada kelainan letak jantung,
menilai adanya kelainan paru, menilai adanya
perubahan pada struktur ekstrakardiak
• Macam-macam proyeksi rontgen thorak
– Anterior-posterior (AP)
Pengambilan foto paling sering dilakukan pada pasien gawat.
Cara pengambilan pasien berbaring dengan film diletakkan di punggung
pasien dan kamera berada kira-kira 1,5 m didepan pasien.
Akan lebih baik jika pasien ditidurkan dalam posisi 45 derajat dan pemotretan
dilakukan saat inspirasi.
– Posterior-anterior (PA )
Pengambilan biasanya dilakukan dibagian radiologi. Pada posisi ini kamera
berada di belakang pasien.
– Supine
Pemeriksaan ini dilakukan apabila pasien tidak dapat duduk.
– Posisi lateral
Pengambilan foto lateral tergantung atas indikasi apakah lateral kiri atau
lateralkanan. Posisi ini biasanya di pakai pada pemeriksaan angoografi.
• Interpretasi dasar rontgen thorax  perhatikan densitas atau derajat tebalnya
bayangan hitam pada film
EKG
• Adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung  dicatat dan direkam melalui elektroda
-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh
• Jenis-jenis monitoring EKG :
– EKG istirahat
mengidentifikasi kelainan sistem konduksi,
aritmia,hipertropi, pericarditis, ischemi, lokasi dan luasnya
infark, gambaran pace maker, dan efektifitas pemberian
terapi.
– EKG latihan-sress
Pasien berjalan pada treadmill sambil di monitor EKG dan
tekanan darah untuk mengevaluasi respon jantung saat
stress fisik.
– EKG continous ambulatory
dipantau secara berkesinambungan, maka satu dari ke 12 lead
dapat dihubungkan kelayar osiloskop. Dua lead yang biasa
dipakai untuk pemantauan berkesinambungan adalah lead 2
dan V1. Irama jantung pasien dihubungkan ke monitor melalui
kabel elektroda atau melalui telemetri. Dengan telemetri , sinyal
EKG dihantarkan sebagai gelombang radio dari pemancar
bertenaga batre yang dikenakan pasien. Pasien dapat berjalan-
jalan ketika sedang dipantau
– Holter monitoring
Salah satu lead EKG dapat dipantau dengan pita rekaman kecil
dan direkam pada tape recorder magnetik berkesinambungan
24 – 48 jam. Pasien dapat dipantau siang dan malam untuk
mendeteksi adanya disaritmi atau tanda ischemic miocard selam
melakukan aktifitas sehari-hari
Ekokardiografi
• Ekokardiografi adalah tes ultrasound non invasif memeriksa
ukuran, bentuk dan pergerakan struktur jantung
• menggunakan pemancaran gelombang suara frekwensi tinggi ke
jantung, melalui dinding dada dan mencatat sinyal yang kembali 
Ultrasound dibangkitkan oleh tranduser yang dapat dipegang
dengan tangan dan diletakkan di bagian depan dada  Tranduser
akan mengkap gema, dan menjalarkannya ke mesin ekokardiografi
untuk ditampilkan di layar osiloskop dan direkam dalam pita video.
– Ada 2 tipe yang umum digunakan :
• M-Mode (motion mode)
Cara unidimensional yang pertama diperkenalkan' terdiri dari tranduser
kristal tunggal yang dapat mengirim dan menerima pulsa ultrasound yang
dapat langsung menuju ke jantung mencatat gerakan dari struktur
jantung , mendeteksi ketebalan jantung dan ukuran rongga-rongga
jantung.
• 2. Two- Dimentional
Pandangan melintang jantung 2D yang memberikan daerah pandang yang
lebih luas untuk pemeriksaan anatomi dan strukturan
jantung.Perkembangan terbaru echo termasuk doppler dan pencitraan
aliran warna,memungkinkan visualisasi dan kecepatan aliran darah
melalui jantung. Suatu echokardiografi dapat menunjukkan apakah
jantung mengalami dilatasi dinding atau septum mengalami penebalan
atau adanya effusi perikad
Enzim Jantung
Otot miocard yang mengalami kerusakan akan melepaskan
beberapa enzim spesifik  kadarnya dalam serum
• Creatinin fosfokinase ( CK )
– MCI akut kosentrasi CK dalam serum meningkat dalam waktu 6 -
8 jam setelah onset  puncak setelah 24 jam dan turun kembali
ke normal dalam waktu 3 – 4 hari  tidak spesifik untuk
kerusakan otot jantung
– Ada tiga jenis isoenzim yaitu MM, BB, MB. Isoenzim MB pada
otot jantung (banyak), usus, lidah dan otot difragma tetapi
jumlahnya kecil
– Pemeriksaan CKMB dalam serum  tes yang paling spesifik
pada nekrosis otot jantung.Peningkatan kosentrasi enzim ini
menunjukan adanya infark miocard  mulai meningkat dalam 2
- 3 jam setelah onset infark, mencapai puncaknya 10 - 12 jam
dan umumnya kembali normal dalam waktu 24 jam
• Lactic dehydrogenase ( LDH )
– LDH hampir terdapat di semua jaringan tubuh dan kadarrnya
dalam serum meningkat pada berbagai keadaan
– Pada infark miocard akut kosentrasi akan meningkat dalam
waktu 24 - 48 jam dan mencapai puncakanya 3 - 6 hari setelah
onset dan kembali normal setelah 8 - 14 hari.
– LDH mempunyai lima isoenzim LDH1 lebih spesifik untuk
kerusakan otot jantung
• C-reactive protein ( CRP )
– CRP tidak ditemukan dalam darah orang normal
– ditemukan pada penderita dengan demam reumatik akut
dengan atau tanpa gagal jantung
– Pemerikasaan ini penting untuk mengikuti perjalanan aktifitas
demam reumatik
KIE
Pencegahan
• Hindari makanan yang mengandung kolesterol (LDL) tinggi
 Kolesterol dikenal sebagai penyebab utama terjadinya proses
aterosklerosis, yaitu proses pengerasan dinding pembuluh darah,
terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata. Akibat proses itu,
saluran pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner,
menjadi sempit dan menghalangi aliran darah di dalamnya.
Akibatnya, jantung akan sulit memompa darah. Keadaan tersebut
dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
• Mengonsumsi makanan yang berserat tinggi (sayur dan buah)
 Serat terdiri dari dua jenis, yakni serat larut dan tak larut. Serat larut
tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, tetapi larut dalam air
panas. Serat larut inilah yang membuat perut kenyang lebih lama
dan memberikan energi lebih panjang serta bermanfaat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Umumnya, terdapat
pada buah dan sayur dan juga pada oat (bubur gandum). Serat yang
larut dalam tubuh dapat mengikat kolesterol dan mengeluarkannya
dari tubuh. Peran itulah yang mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah hingga menurunkan resiko penyakit jantung.
• Hindari stres
 Hasil penelitian pada jurnal Clinical Endocrinology and Metabolism
menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol yang tinggi akibat stres
terkait erat dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Stres
dapat menyebabkan arteri yang tertimbun plak menyempit dan ini
menurunkan aliran darah hingga 27 persen.
 Penyempitan yang berarti terlihat bahkan pada arteri yang terkena
penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat
dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang mengandung
plak dan memicu serangan jantung.
• Hindari alkohol
 Alkohol dapat menaikkan tekanan darah, memperlemah
otot jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan
kejang arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung.

• Berhenti merokok
 Merokok meningkatkan tekanan darah dan memasukkan
zat-zat kimia beracun ke dalam tubuh, seperti nikotin dan
karbon monoksida, ke dalam aliran darah. Zat-zat kimia ini,
selanjutnya akan merusak arteri yang penting bagi
kehidupan jantung.

• Kendalikan tekanan darah


 Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pembesaran otot
jantung kiri sehingga jantung beresiko mengalami gagal
fungsi.
• Berolahraga secara teratur
 Olahraga yang teratur (sedikitnya tiga kali seminggu) turut
menurunkan tingkat kolesterol yang jahat (LDL), menjaga
tekanan darah agar tidak meningkat, dan mencegah kelebihan
berat badan.

Anda mungkin juga menyukai