Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS

GIZI BALITA DI POSYANDU AMANAH DESA SUNGAI GEDANG


WILAYAH KERJA PUSKESAS SINGKUT V SAROLANGUN
TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh:
LIA S.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2019
Latar Belakang
 Kelompok penduduk yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan dan
gizi adalah anak balita.
 Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2013 adalah
kekurangan gizi atau marasmus yang disebut juga malnutrisi sebesar 9,4%
 Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 menyatakan bahwa untuk mencapai
pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, makanan tambahan
diberikan mulai umur 6 bulan sampai 5 tahun
 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun Tahun 2017,
dari 1984 balita usia 0-4 tahun hanya 30% yang mendapatkan makanan
tambahan dari ibunya dan 70 % sudah belum diberikan makanan makanan
tambahan
 Berdasarkan data yang didapat dari Posyandu Desa Sungai Gedang
Kabupaten Sarolangun tahun 2017, yaitu dari 138 bayi usia kurang dari 4
tahun sudah diberikan makanan makanan tambahan atau sekitar 63,7 %
 Pola pemberian makanan tambahan pada bayi mal nutrisi dari 5 orang ibu
yang diwawancarai ternyata 3 diantara ibu yang tidak memberikan
makanan tambhan akan kesembuhan penyakit balitanya. Selama
memberikan Makanan tambahan 3 orang balita pernah mengalami diare
dan dari pengamatan langsung tidak ada balita yang mengalami
pertumbuhan yang baik.
Rumusan Masalah
” Bagaimana hubungan pemberian makanan tambahan terhadap
status gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun 2019?”

Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan
terhadap status gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun
2019

 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi pemberian makanan
tambahan pada balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi status gizi pada balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesas
Singkut V Sarolangun Tahun 2019
 Untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan
terhadap status gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun
2019
 Status gizi adalah konsumsi gizi makanan pada
seseorang yang menentukan tercapainya tingkat
kesehatan. Apabila tubuh berada dalam tingkat
kesehatan gizi optimum,dimana jaringan jenuh oleh
semua zat gizi, maka disebut status gizi yang
optimum.
 Kurang gizi merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan, khususnya di berbagai negara
berkembang
 Pemberian Makanan Tambahan adalah program
intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi
dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status
gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi
anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi
yang baik sesuai dengan umur anak tersebut
 Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi status gizi:

1. Pengetahuan
2. Keadaan Infeksi
3. Konsumsi Makanan
4. Pengaruh Budaya
5. Faktor Sosial Ekonomi Status Gizi Balita
a) Keadaan keluarga
b) Pendidikan
c) Perumahan
d) Pekerjaan
e) Pendapatan keluarga
f) Kekayaan
6. Produksi Pangan
7. Pelayanan Kesehatan dan
pendidikan

Sumber : Supariasa, Bakri, dan Fajar (2012), Marimbi (2010)


 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pemberian makanan tambahan Status Gizi Balita


pada balita

Skema 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
 Defenisi Operasional

Skala
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur

1. Status Gizi Keadaan kesehatan Observasi  Timbangan 0: Kurang Baik, Ordinal


individu-individu atau jika index <-
 Tabel
kelompok-kelompok yang 2SD atau
ditentukan oleh derajat >+2
kebutuhan fisik akan 1: Baik jika
energi dan zat-zat gizi lain index -2SD
yang diperoleh dari pangan sampai +2SD
dan makanan yang (Supariasa,
dampak fisiknya diukur 2012).
secara antropometri yaitu
berat badan disesuaikan
dengan jenis kelamin.

2. Pemberian Pemberian makanan yang Observasi Makanan 0: Tidak, jika


makanan dibutuhkan oleh balita Tambahan skore <
tambahan dalam membantu mean (5,7)
 Hipotesa Penelitian
Ha : Ada hubungan pemberian makanan
tambahan terhadap status gizi balita
di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesmas
Singkut V Sarolangun Tahun 2019
H0 : Tidak ada hubungan pemberian
makanan tambahan terhadap status
gizi balita di Posyandu Amanah Desa
Sungai Gedang Wilayah Kerja
Puskesmas Singkut V Sarolangun
Tahun 2019
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan penelitian ini
adalah analitik dengan pendekatan case control.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan di lakukan di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun sebagai
tempat penelitian

Populasi dan Sampel


 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
balita anak di Desa Gedang sebanyak 118 orang dengan jumlah
balita kurang gizi sebanyak 18 orang.
 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple
random sampling
Etika Penelitian
 Informen concent ( Lembar persetujuan penelitian)
 Anonimity ( Tanpa nama)
 Confidentiality ( Kerahasiaan)

Prosedur Pelaksanaan Penelitian


 Pada penelitian ini peneliti mendapatkan surat pengantar
penelitian dari LPPM STIKes Prima Nusantara program studi S1
kebidanan untuk melakukan survey awal penelitian di Posyandu
Amanah yang mana surat pengantar tersebut peneliti sendiri
yang mengantarkan ke Posyandu Amanah tersebut.
 Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Posyandu Amanah
kemudian untuk tahap awal penelitian peneliti melakukan survey
awal ( studi pendahuluan) terlebih dahulu pada balita Malnutrisi
usia 4 tahun untuk melihat apakah penelitian tepat dilakukan
disana serta alat ukur yang digunakan apakah dapat mengukur
pertumbuhan dalam penelitian tersebut. Berdasarkan survey awal
yang telah dilakukan maka ditetapkanlah posyandu Amanah
Desa Gedang sebagai tempat penelitian.
 Selanjutnya peneliti menyusun sebuah proposal penelitian untuk
diseminarkan dihadapan tim penguji STIKes Prima Nusantara
pada bulan Januari 2019.
Prosedur Pengolahan Data dan Analisa Penelitian
 Teknik Pengolahan Data
Editing
Coding
Tabulating
Cleaning
 Analisa Data
 Analisa Univariat
Teknik analisa data yang digunakan dipenelitian ini
menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu presentasi
atau proporsi.
 Analisa Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan. Dalam analisis ini menggunakan pengujian
statistic rumus Chi-Square dengan taraf yang digunakan adalah
5% atau P value 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan variabel
yang lain. P value ≤ α 0,05, Ho ditolak artinya ada hubungan
yang signifikan antara variabel satu dengan variabel yang
lainnya, sedangkan P value > α, Ho ditolak artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan variabel
yang lainnya.
Analisa Univariat
 Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Pada
Balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja
Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019

No Pemberian Makanan Frekuensi Persentase (%)


Tambahan

1 Ya 17 56,7%
2 Tidak 13 43,3%
Total 30 100%
 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pada Balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah
Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019

No Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 15 50%
2 Kurang Baik 15 50%
Total 30 100%
 Analisa Bivariat
 Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status
Gizi Balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah
Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019

Status Gizi

Kurang Total P- OR
Baik
Pemberian value
Baik
Makanan
N % N % N %
Tambahan
Tidak 10 76,9 3 23,1 13 100

Ya 5 29,4 12 70,6 17 100 0,027 8,000

Total 15 50 15 50 30 100
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesmas
Singkut V Sarolangun Tahun 2019
 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa hasil analisis univariat
variabel pemberian makanan tambahan diperoleh hasil bahwa jumlah
balita yang mendapatkan makanan tambahan sebanyak 17 orang
(56,7%) sedangkan balita yang tidak mendapatkan makanan
tambahan sebanyak 13 orang (43,3%).
 Menurut peneliti masih ada balita yang tidak mendapatkan makanan
tambahan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah
kebersediaan orangtua untuk mengikuti kegiatan posyandu secara
rutin. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran dan
pengetahuan orangtua tentang pentingnnya memenuhi kebutuhan
gizi bagi balita. Orangtua hanya memberikan jenis makanan tertentu
dengan jumlah yang kurang dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
balitannya. Hal ini menyebabkan berat badan balita tidak akan
mengalami peningkatan atau bahkan mungkin akan mengalami
penurunan yang akan berdampak pada status gizi balita yang buruk.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Pada Balita di Posyandu Amanah Desa
Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun
2019
 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil analisis univariat
variabel status gizi diperoleh hasil bahwa jumlah balita yang memiliki
status gizi dalam kategori baik sebanyak 15 orang (50%) sednangkan
balita yang memiliki status gizi dalam kategori kurang baik sebanyak 15
orang (50%).
 Menurut peneliti status gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah ketersediaan bahan makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi balita. Apabila makanan untuk balita tersedia maka
anak lebih mudah bagi orangtua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anaknya. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita
adalah kurangnya kesadaran orangtua dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita. Masih banyak orangtua yang hanya memberikan jenis
makanan tertentu untuk anakanya sehingga anak akan menjadi cepat
bosan dan menyebabkan nafsu makannya yang buruk. Selain itu masih
banyak orangtua yang mudah menyerah apabila anaknya tidak nafsu
makan atau hanya mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit.
Mereka hanya bergantung pada susu formula untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi balitanya padahal balita harus mendapatkan berbagai
jenis makanan yang memiliki berbagai kandungan nutrisi
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status
Gizi Balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
 Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa terdapat
hubungan pemberian makanan tambahan terhadap status
gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun
2019 dengan nilai p-value = 0,027, sehingga P-value > α
(0,027 > 0,05).

 Menurut peneliti hal ini disebabkan karena pada balita


yang mendapatkan makanan tambahan kebutuhan
nutrisinya akan terpenuhi dengan baik. Dengan banyaknya
asupan makanan yang cukup dan jenis yang beragam
maka kebutuhan nutrisi balita untuk pertumbuhannya
akan terpenuhi, sebaliknya balita yang tidak mendapatkan
makanan tambahan hanya mendapatkan malanan yang
berasal dari orangtua yang mungkin hanya beberapa jenis
dengan jumlah yang masih kurang sehingga kebutuhan
zat gizinya belum terpenuhi dengan maksimal.
 Selain itu juga diperoleh bahwa terdapat balita yang
sudah mendapatkan pemberian makanan tambahan
akan tetapi memiliki status gizi yang kurang baik.
Menurut peneliti hal ini disebbakan oleh beberapa
faktor. Salah satunya adalah makanan tambahan yang
diberikan tidak dihabiskan oleh balita. Faktor lain
yang mungkin bisa menjadi penyebab adalah
kurangnya ketersediaan makanan dalam keluarga
yang disebabkan oleh banyaknya anggota dalam
keluarga sedangkan jumlah makanan yang terbatas
sehingga walaupun balita sudah mendapatkan
makanan tambahan akan tetapi status gizinya masih
kurang karena asupan nutrisinya hanya sedikit. Zat
gizi yang diperlukan oleh balita tidak bisa hanya
mengandalkan dari pemberian makanan tambahan
tetapi juga ketersediaan makanan dalam keluarga.
Adanya penyakit infeksi juga menjadi salah satu
penyebab balita memiliki status gizi yang kurang
walaupun sudah menadapatkan makanan tambahan.
 Selain itu juga diketahui bahwa terdapat balita
yang tidak mendapatkan makanan tambahan akan
tetapi memiliki status gizi yang baik. Menurut
peneliti hal ini disebabkan karena kebutuhan zat
gizi balita sudah terpenuhi oleh orangtua di
rumahnya. Meskipun tidah mendapakan makanan
tambahan dalam kegiatan posyandu, balita sudah
mendapatkan makanan yang cukup di rumahnya
yaitu berbagai jenis makanan dengan jumlah yang
cukup. Hal ini disebabkan karena peran orangtua
yang sudah cukup optimal. Orangtua mengerti
jumlah kebutuhan nutrisi bagi balitanya sehingga
mengusahakan berbagai cara agar kebutuhan
balitanya terpenuhi yaitu dengan meberikan
makanan yang bervariasi.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
 Sebagian besar balita mendapatkan pemberian
makanan tambahan yaitu sebanyak 17 orang
(56,7%)
 Balita yang memiliki status gizi baik dan status
gizi kurang baik memiliki jumlah yang sama yaitu
masing-masing sebanyak 15 orang (50%)
 Terdapat hubungan pemberian makanan
tambahan terhadap status gizi balita di Posyandu
Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja
Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
dengan nilai p-value > α (0,027 > 0,05)
Saran
Adapun saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
 Tempat Penelitian
 Diharapkan kepada tempat penelitian dan seluruh fasilitas
kesehatan agar sistem pelayanan kesehatan dapat
melakukan penyuluhan bahwa pemberian makanan
tambahan sangat mempengaruhi statug gizi balita.
 Diharapkan kepada tempat penelitian untuk dapat lebih
meningkatkan program untuk kesehatan balita seperti
melakukan pemberian makanan tambahan secara merata
pada balita.
 Bidan/ Petugas
 Diharapkan petugas kesehatan aktif mengamati tumbuh
kembang balita terutama status gizi balita agar dapat
menghindari terjadinya gizi buruk pada balita.
 Peneliti Selanjutnya
 Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat
melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda atau
menambah variabel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai