Lia
Lia
SKRIPSI
Oleh:
LIA S.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan
terhadap status gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun
2019
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi frekuensi pemberian makanan
tambahan pada balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
Untuk mengetahui distribusi frekuensi status gizi pada balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesas
Singkut V Sarolangun Tahun 2019
Untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan
terhadap status gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai
Gedang Wilayah Kerja Puskesas Singkut V Sarolangun Tahun
2019
Status gizi adalah konsumsi gizi makanan pada
seseorang yang menentukan tercapainya tingkat
kesehatan. Apabila tubuh berada dalam tingkat
kesehatan gizi optimum,dimana jaringan jenuh oleh
semua zat gizi, maka disebut status gizi yang
optimum.
Kurang gizi merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan, khususnya di berbagai negara
berkembang
Pemberian Makanan Tambahan adalah program
intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi
dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status
gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi
anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi
yang baik sesuai dengan umur anak tersebut
Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi status gizi:
1. Pengetahuan
2. Keadaan Infeksi
3. Konsumsi Makanan
4. Pengaruh Budaya
5. Faktor Sosial Ekonomi Status Gizi Balita
a) Keadaan keluarga
b) Pendidikan
c) Perumahan
d) Pekerjaan
e) Pendapatan keluarga
f) Kekayaan
6. Produksi Pangan
7. Pelayanan Kesehatan dan
pendidikan
Skema 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
Defenisi Operasional
Skala
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
1 Ya 17 56,7%
2 Tidak 13 43,3%
Total 30 100%
Distribusi Frekuensi Status Gizi Pada Balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah
Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
1 Baik 15 50%
2 Kurang Baik 15 50%
Total 30 100%
Analisa Bivariat
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status
Gizi Balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah
Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
Status Gizi
Kurang Total P- OR
Baik
Pemberian value
Baik
Makanan
N % N % N %
Tambahan
Tidak 10 76,9 3 23,1 13 100
Total 15 50 15 50 30 100
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita di
Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesmas
Singkut V Sarolangun Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa hasil analisis univariat
variabel pemberian makanan tambahan diperoleh hasil bahwa jumlah
balita yang mendapatkan makanan tambahan sebanyak 17 orang
(56,7%) sedangkan balita yang tidak mendapatkan makanan
tambahan sebanyak 13 orang (43,3%).
Menurut peneliti masih ada balita yang tidak mendapatkan makanan
tambahan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah
kebersediaan orangtua untuk mengikuti kegiatan posyandu secara
rutin. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran dan
pengetahuan orangtua tentang pentingnnya memenuhi kebutuhan
gizi bagi balita. Orangtua hanya memberikan jenis makanan tertentu
dengan jumlah yang kurang dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
balitannya. Hal ini menyebabkan berat badan balita tidak akan
mengalami peningkatan atau bahkan mungkin akan mengalami
penurunan yang akan berdampak pada status gizi balita yang buruk.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Pada Balita di Posyandu Amanah Desa
Sungai Gedang Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun
2019
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil analisis univariat
variabel status gizi diperoleh hasil bahwa jumlah balita yang memiliki
status gizi dalam kategori baik sebanyak 15 orang (50%) sednangkan
balita yang memiliki status gizi dalam kategori kurang baik sebanyak 15
orang (50%).
Menurut peneliti status gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah ketersediaan bahan makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi balita. Apabila makanan untuk balita tersedia maka
anak lebih mudah bagi orangtua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anaknya. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita
adalah kurangnya kesadaran orangtua dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita. Masih banyak orangtua yang hanya memberikan jenis
makanan tertentu untuk anakanya sehingga anak akan menjadi cepat
bosan dan menyebabkan nafsu makannya yang buruk. Selain itu masih
banyak orangtua yang mudah menyerah apabila anaknya tidak nafsu
makan atau hanya mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit.
Mereka hanya bergantung pada susu formula untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi balitanya padahal balita harus mendapatkan berbagai
jenis makanan yang memiliki berbagai kandungan nutrisi
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status
Gizi Balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun 2019
Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa terdapat
hubungan pemberian makanan tambahan terhadap status
gizi balita di Posyandu Amanah Desa Sungai Gedang
Wilayah Kerja Puskesmas Singkut V Sarolangun Tahun
2019 dengan nilai p-value = 0,027, sehingga P-value > α
(0,027 > 0,05).