Anda di halaman 1dari 52

ARTROPODA PENYEBAB ALERGI

DAN REAKSI TOKSIK

Dr. Rika Ferlianti, M.Biomed


ARTROPODA PENYEBAB ALERGI
DAN REAKSI TOKSIK

Kontak Sengatan Gigitan

Kupu-kupu Lebah Kelabang

TDR Laba-laba
Kalajengking
Cimex
Kumbang lepuh
Sengkenit
Kontak
1. Alergi yang disebabkan kupu-kupu

 Kelas : Insecta
 Ordo : Lepidoptera
 Metamorfosis sempurna
 Ada 2 golongan :
 Butterfly
 Moth
 Mpy sayap 2 pasang, yang bersisik tebal
 Tipe mulut : dewasa  mengisap (siphoning)
larva  menggigit
Kupu-kupu siang (Butterfly)

 Badan langsing
 Sayap warna-warni
 Warna lebih terang
 Antena tidak bercabang
Kupu-kupu malam (moth)

 Badan gemuk
 Warna sayap lebih gelap
 Sisik sayap kasar
 Antena bercabang-cabang
Patologi dan gejala klinis
Erusisme/dermatitis ulat
(caterpillar dermatitis)

Larva (ulat bulu) Conjungtivitis


(ulkus kornea)

Kupu-kupu

Lepidopterisme

Dewasa Asma
Wabah ulat bulu di Probolinggo, 2011
Wabah ulat bulu di Lamongan, Jawa Timur (30/12/2015)

Liputan 6
Patologi dan gejala klinis
 Erusisme (caterpillar dermatitis)
- reaksi berbeda untuk tiap individu
- manifestasi klinik :
- toksin  histamin, serotonin, dan heparin 
urtikaria, nyeri, gatal dan panas
- toksin (anti koagulan)  perdarahan kulit
(grid like pattern)
- pembengkakan kelenjar limfe
- berlangsung 24 jam – 5 hari
© DermNetNZ.
Contoh : - Megalopyge opercularis (Amerika)
- Anaphe infracta (Eropa)
- Parasa hilarata (Asia)

Megalopyge opercularis

Parasa hilarata Anaphe infracta


 Lepidopterisme  Kupu-kupu dewasa :
Contoh :- Hylesia spp

Hylesia spp
Diagnosis
 Gejala klinis
 Riw. Kontak dengan ulat bulu atau kupu-kupu

Pengobatan
 Jangan digaruk
 Lesi direndam dalam air dingin
 Obat : analgetik, kortikosteroid, antihistamin
 Topikal, oral atau parenteral
Epidemiologi
 Kasus tergantung dari spesies kupu-
kupu, keadaan daerah dan kebiasaan
 Pencegahan : menghindari kontak
 Pemberantasan : insektisida
Kontak
2. Alergi yang disebabkan tungau
Dermatophagoides pteronyssinus
TDR (tungau debu rumah)

Male

Female
Kontak
3. Kumbang Lepuh (Blister beetle)
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera

 Lytta vesicatoria  Paederus sabaeus


(Meksiko) (Indonesia)
Kumbang mengandung kataridin
(bersifat diuretik)

Kontak dg kulit, kena sekret

Lepuh (blister)
Vesikel/bula
Gejala Klinis
1. Kemerahan dalam 24 jam
2. Jika digaruk lesi akan melebar dan
membentuk seperti garis lurus searah
alur garukan (dermatitis linearis)
3. Muncul vesikel
4. Tiga hari kemudian membesar, berubah
warna, pecah dan berair
Wabah Tomcat di Indonesia, 2012
Pengobatan
 Jangan memegang langsung
 Jangan digaruk
 Lesi dicuci dengan air dan sabun
 Obat : analgetik, kortikosteroid, antihistamin
SENGATAN
Lebah
• Ordo Hymenoptera
• Famili : Apidae, Vespidae, dan Bombidae
• Tubuh terdiri dari kepala, toraks dan
abdomen
Bombus spp • Mempunyai pinggang (pedisel)
• Tipe mulut : menggigit dan menjilat
• Bentuk badan :
- gemuk (Bombidae)
- langsing (Vespidae)
• Tanda khas:
- sayap depan dan belakang tipis
(membranosa)
Apis mellifera
 Alat penyengat di ujung abdomen
 Toksin :
 apamin
 melitin
Anafilaktogenik
 histamin Hemolitik
 asetilkolon Neurotoksik
 5-hidroksitriptamin Antigenik
sitolitik
 enzim
 substansi protein.
Patologi dan gejala klinis
GK ringan

• rasa nyeri
• gatal-gatal
Toksin • kemerahan
• edema pd tempat sengatan

GK berat sp kematian

Multiple stinging
mual, muntah, demam, sesak napas,
hipotensi dan kolaps.

Kematian : syok anafilaktik


Pengobatan
 Sengat yg tertinggal dibuang, dibersihkan, jgn
ditekan.
 Pasang turniket dan tinggikan bag proksimal
ekstremitas yg disengat.
 Kompres es
 Antihistamin lokal, analgetik oral, dan
anastetikum lokal scr infiltrasi.
 Penanggulangan syok : adrenalin,
kortikosteroid, dan antihistamin.
 Pencegahan :
- menghindari paparan
- tidak menggunakan pakaian yang berwarna terang/
mencolok
- menghindari pemakaian wewangian yang manis

 Pemberantasan : insektisida
SENGATAN

Kalajenking
 Kelas :Arachnida
 Ordo :Scorpionida
 Famili :Buthidae
 Genus :Centruroides
Buthus
 Spesies : C.suffussus
B. occitanus
 Aktif malam hari
 Vivipar
 Ukuran : 7 – 10 cm
 Tubuh tdr sefalotoraks, pre dan post
abdomen
 Kaki 4 pasang dg pedipalp 1 pasang (alat sapit)
 Mempunyai pecten dan telson(alat penyegat 
ruas trakhir abdomen)
Patologi dan Gejala Klinis
 Toksin :
 toksalbumin (neurotoksin dan hematoksin)
 Hemotoksin : perdarahan dan nekrosis
 Neurotoksin : rasa nyeri dan pedih yg menjalar
ke bagian sekitar pada daerah sengatan.
 Kematian : karena keracunan sistemik
(syok dan paralisis pernapasan)
Pengobatan
 Kompres es pada tempat sengatan.
 Obat : Kortikosteroid dan antihistamin
 Antiracun

Pemberantasan
 Insektisida
GIGITAN
Kelabang / Centipede
 Kelas : Chilopoda
 Genus : Scolopendra
 Spesies : S. subspinipes
 Ukuran : 2 -25 cm
 Bentuk tubuh : panjang, pipih dorsoventral,
beruas banyak
 Sepasang kaki pada tiap ruas
 Antena 1 pasang
 Habitat : dibawah batu dan kayu
 Makanan : insekta dan binatang kecil lainnya
 Metamorfosis : tidak sempurna
 Tanda Khas : kuku beracun (poison claw) pd
ruas pertama badan
Patologi dan Gejala Klinis
Nyeri
Toksin Gejala Eritema
Klinis Perdarahan
Nekrosis
antikoagulan Kematian (-)
5 hidroksi triptamin.

Pengobatan
 Kompres es pada tmpt sengatan.
 Obat : Kortikosteroid dan antihistamin
 Antiracun
LABA - LABA
 Kelas : Arachnida
 Ordo : Aranea
 Genus : Latrodectus
Loxosceles
 Cth spesies : Latrodectus mactans
Loxosceles laeta
 Metamorfosis tdk sempurna
 Ovivar
 Tubuh tdr sefalotoraks dan abdomen yg dihubungkan
oleh pedisel
 Kaki 4 pasang
 Laba-laba ♂ mati setelah kopulasi
 Makan insekta dan binatang kecil
 Sifat toksin : - Araknidisme nekrotik
- Araknidisme sistemik
 Indonesia belum ada laporan
 Tanda khas: sepasang chelicera (alat pelepas
racun) pada sefalotoraks (dikeluarkan mll mulut)
Latrodectus mactans

 Eropa, Australia, Selandia Baru, Afrika, USA,


Timur Tengah dan Vietnam.
 Ukuran: 13mm♀, 6 mm ♂
 ♀ wrn hitam, py gbran hour glass merah pd bag
ventral abdomen.
 ♂py grs median merah dan 3 grs transversal
putih pd bag dorsal abd.
 Toksin : Neurotoksik thdp saraf perifer (rasa
nyeri yg hebat, menjalar ke dada dan perut ≈
akut abdomen).
Tmpt gigitan : timbul benjolan merah biru,
dikelilingi lingkaran putih.
 Araknidisme sistemik
 Kematian : syok dan paralisis pernapasan
(18 – 36 jam)
 tanda patognomonik :
- target lesion
- nyeri hebat
- spasme otot
Pengobatan

 Penanganan luka
 ABC
 Obat = Opioid dan benzodiazepin
Efektif : parenteral opioid dan anti racun,
terutama untuk:
- anak-anak
- usia lanjut
- reaksi hipertensi
- acut respiratory distress
Loxosceles laeta
 Benua Amerika
 Ukuran : 8 – 15 mm
 Warna : Kuning –
tengguli tua
 Araknidisme nekrotik.
(tmpt gigitan : edema,
nyerinekrosis  ulcus)
 kematian terjadi karena
gagal jantung
Tarantula
 Lycosa tarantula
 Gigitan : rasa nyeri
setempat dan tidak
berbahaya
Pengobatan
 Kompres es pada tmpt sengatan.
 Obat : Kortikosteroid dan antihistamin
 Antiracun
Solenopsis geminata
 Kelas = insecta
 Ordo = hymenoptera
 Menimbulkan vesikel dan
pustul dibagian badan
yang disengat
Cimex (Kutu busuk)
 Kelas = insecta
 Ordo = hemiptera
 Spesies =
 Cimex hemipterus
(Ind)
 Cimex lectularis
(Eropa)
 Gigitan = dermatitis
Sengkenit (ticks)
 Ordo : Acarina
 Dibagi
 2 famili : ixodidae (sengkenit keras)
argasidae (sengkenit lunak)

Morfologi =
 Mulut : ada hipostoma dan kelisera yang bergigi
 Tubuh : terdiri atas kapitulum
 Abdomen : berupa kantong
 Kaki : dewasa = 4 pasang,
larva dan nimfa = 3 pasang
Daur Hidup
 Metamorfosis tidak sempurna
 Sebagai ektoparasit
 Sengkenit jantan mati setelah kopulasi
 Sengkenit betina bertelur ditanah
kemudian mati
 Makan : darah hospes
Patologi dan Gejala Klinis
 saat menghisap darah hospes  toksin yang
masuk bersama ludah  tick paralisis
(paralisis motorik)  kena otot pernapasan 
kematian.
 Gigitan  trauma mekanis berupa luka yang
mudah meradang (t.u jika kapitulumnya
tertinggal pada waktu sengkenit lepas)
Dermacentor andersoni Ixodes holocyclus

Dermacentor variabilis Amblyomma maculatum

Anda mungkin juga menyukai