Anda di halaman 1dari 74

FISIOLOGI SISTEM

PENCERNAAN
dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed
SISTEM PENCERNAAN

 Berperan dalam homeostasis,


dengan memindahkan nutrien, air,
dan elektrolit dari lingkungan
eksternal ke lingkungan internal.
 Memungkinkan penyediaan
nutrien, air & elektrolit bagi sel-sel,
sebagai :
 Penyediaan energi
 Membangun jaringan
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN :
KUADRAN & REGIO ABDOMINOPELVIK
Mesenterium
Lembaran
membran
serosa yang
menyokong
bagian-
bagian
saluran
cerna.
HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN
1. Mukosa yang melapisi seluruh permukaan
luminal saluran .

Terdiri dari 3 lapisan :


- Membran mukosa; terbentuk dari sel epitel, sel
eksokrin, & sel endokrin
- Lamina propria ; tempat sel permukaan melekat,
berisi pembuluh darah halus, pembuluh limfe,
serat saraf, dan GALT (gut associated lymphoid
tissue)
- Mukosa muskularis : lapisan otot polos , sebelum
lapisan sub-mukosa (berperan dalam pelipatan
permukaan mukosa)
2. Submukosa
 Lapisan jaringan ikat, tebal, menghasilkan
kemampuan elastisitas dan distensibilitas.
 Mengandung saraf pleksus sub-mukosa.
 Pembuluh darah dan limfe lebih besar.
3. Muskularis eksterna
 Otot polos tersusun sirkular (dalam) &
longitudinal (luar)  menyebabkan kontriksi
lumen & pemendekan saluran.
 Mengandung saraf pleksus mienterikus, di
antara kedua lapisan otot.
4. Serosa
 Jaringan ikat di sebelah luar, menghasilkan
cairan serosa, dan menghubungkan saluran
cerna dengan mesenterium (penggantung
organ pencernaan)
SIRKULASI DARAH KE SALURAN CERNA

Arteri :

 Arteri Celiac : untuk 1/3 esofagus bawah


s/d duodenum, hepar, pankreas
 Arteri mesenteri superior : untuk 1/2
duodenom s/d 1/3 kolon transversum .
 Arteri mesenteri inferior : untuk 1/3
kolon transvesum ke distal
SIRKULASI DARAH DARI SALURAN CERNA

Vena
 Vena porta hepatik

 1/3 distal esofagus s/d


rektum
 Sirkulasi sistemik

 Oral s/d 1/3 esofagus


 Pertengahan rektum s/d
anus
PROSES PENCERNAAN

4 proses dasar
pencernaan :
 Motilitas
 Sekresi
 Pencernaan
 Absorpsi
1. Motilitas : kontraksi otot polos saluran
cerna, yang menghasilkan gerakan :
- Propulsif : mendorong/ memindahkan
- Mencampur : mencampur makanan dengan getah
pencernaan , dan memajankan isi lumen ke
permukaan saluran agar dapat diserap.

2. Sekresi : sejumlah sel eksokrin di sepanjang


saluran cerna mensekresi ‘getah pencernaa’ yang
berisi air, elektrolit dan konstituen oeganik spesifik
yang penting untuk proses pencernaan (enzim,
garam empedu, mukus)
PERPINDAHAN ISI SALURAN CERNA

 Peristalsis
 Penjalaran gelombang mendorong
bolus

 Segmentasi
 Gerakan mencampur dan
mengaduk bolus.
3. Pencernaan : proses penguraian
makanan dari struktur yang kompleks
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang
dapat diserap.
Proses secara mekanis (mengunyah,
menggiling) dan kimiawi (enzim).

4. Absorpsi (penyerapan). Memindahkan


satuan-satuan nutrien, air, vitamin,
elektrolit dan mineral dari lumen saluran
cerna ke dalam darah atau limfe.
PENCERNAAN KIMIAWI (KERJA ENZIM PENCERNAAN)

Location Enzyme Targets


Salivary Glands Amylase Starch
Lipase Triglycerides

Stomach Pepsin Proteins


Lipase Triglycerides

Pancreas Amylase Starch


Lipase and Colipase Triglycerides
Phospholipase Phospholipids
Trypsin Peptides
Chymotrypsin Peptides

Intestine Enterokinase Activates trypsin


Disaccharidases Complex sugars
Peptidases peptides
ABSORPSI aspirin
PENGATURAN FUNGSI SALURAN CERNA

5 faktor yang berperan mengatur fungsi


pencernaan:
1. Fungsi otonom otot polos
2. Pleksus saraf intrinsik
3. Saraf ekstrinsik ( sistem saraf otonom)
4. Hormonal saluran pencernaan
5. Mekanisme lokal
Local messenger yang berespon thd

perubahan pH atau stimulus kimia dan


fisik.
 Sebagian sel otot polos saluran cerna berfungsi
sebagai sel ‘pemacu’, yang memperlihatkan
aktivitas listrik spontan , berupa potensial
gelombang lambat disebut irama listrik dasar
(BER= basic electrical rhythm).
 Apabila depolarisasi mencapai ambang (akibat efek
mekanik, saraf dan hormonal), maka akan memicu
potensial aksi yang menyebabkan kontraksi otot
berulang-ulang.

 Kekuatan kontraksi berkisar dari tonus tingkat


rendah sampai gerakan mencampur dan mendorong
yang sangat kuat, bergantung pada konsentrasi
kalsium (Ca2+ sitosol) , akibat jumlah potensial
aksi yang dibangkitkan.
SARAF INTRINSIK & EKSTRINSIK
 Pleksus saraf intrinsik (sistem saraf
enterik), terdiri dari pleksus submukosa
(Auerbach) dan pleksus mienterikus
(Meissner), terdapat mulai dari esofagus
sampai anus.
 Mempersarafi /mempengaruhi semua
aktivitas saluran cerna : sel otot polos
(motilitas), sel kelenjar eksokrin (sekresi
getah pencernaan) dan kelenjar endokrin
(sekresi hormon)
 Saraf ekstrinsik (otonom simpatis dan
parasimpatis) mempengaruhi motilitas dan
sekresi melalui modifikasi terhadap aktivitas
yang berlangsung di pleksus intrinsik.
 Mengkoordinasikan aktivitas antara berbagai
bagian saluran cerna.

 Sistem parasimpatis (melalui n.Vagus)


cenderung meningkatkan motilitas otot polos,
relaksasi sfinkter saluran, sekresi enzim dan
hormon saluran cerna.
 Sistem simpatis, sebaliknya.
 Stresatau cemas dapat menginduksi : inhibisi
aktivitas saluran cerna bagian atas dan
stimulasi fungsi motorik saluran cerna bagian
bawah.

 Disebabkan pengaruh corticotropin-releasing


factor (CRF) endogen terhadap reseptor CRF di
sistem saraf pusat.
 Interaksi CRF pada reseptor CRF-2
menyebabkan inhibisi pengosongan lambung .
 Sedangkan reseptor CRF-1 berperan dalam
menghasilkan respon peningkatan motilitas
kolon saat stres.
HORMON
 Di dalam mukosa bagian tertentu saluran cerna
terdapat kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon, dikeluarkan ke dalam darah untuk
disampaikan ke bagian lain saluran cerna.
 Menimbulkan pengaruh eksitatorik atau
inhibitorik terhadap sel otot polos atau kelenjar
eksokrin.
 Hormon dikeluarkan sebagai respon terhadap
perubahan lokal spesifik isi lumen atau stimulus
saraf.
NERVOUS CONTROL OF THE GI TRACT

Nerves
Reflex or
Hormone
secretion
INGESTI & MASTIKASI
 Fungsi rongga mulut (oral/buccal cavity) :
 Analisa bahan yang ada di rongga mulut sebelum
ditelan
 Aktivitas pencernaan mekanis oleh gigi, lidah dan
palatum, dan bukal
 Lubrikasi

Mastikasi
 Bertujuan memecah makanan agar dapat
ditelan, mencampur dengan saliva, dan
merangsang papil pengecap.
ANATOMY OF THE ORAL CAVITY: MOUTH
ORAL CAVITY AND PHARYNX: ANTERIOR VIEW

Figure 23.7b
Mengunyah merupakan gerakan
volunter dan refleks ritmik
akibat tekanan makanan di
rongga mulut

Otot-otot pengunyahan :
 Utama : temporalis,

masseter, pterigoid lateral


& medial.
 Tambahan : milohioid &
geniohioid

Persarafan : n. Trigeminus (n. V)


LIDAH
 Fungsi utama :
 Membantu
pengunyahan dan
menelan, berbicara
 Memiliki reseptor
sentuh, suhu dan
rasa.
 Persarafan : N.
Hipoglosus & Fasialis
GIGI GELIGI
 Berfungsi mengunyah makanan menjadi bolus
 Dengan adanya kontak antara permukaan oklusal gigi
rahang atas dan bawah.
 Maloklusi menyebabkan pengunyahan tidak efisien
dan keausan permukaan gigi, serta disfungsi dan nyeri
sendi temporomandibula.
 3 lapisan :
 Enamel
 Dentin ( membentuk struktur dasar)
 Akar , dibungkus cementum
 Ligamen periodontal menahan gigi di alveolus
INGESTI & MASTIKASI
DECIDUOUS TEETH

PERMANENT TEETH
KELENJAR LIUR (SALIVARY GLANDS)
 Memproduksi dan mensekresi saliva untuk :
 Membersihkan mulut (membilas residu
makanan, epitel dan benda asing)
 Melembutkan dan melarutkan makanan
 Pembentukan bolus (makanan lunak)
 Mengandung enzim pemecah pati

 Tersiri dari kelenjar :


 Ekstrinsik : parotid, submandibular, dan
sublingual
 Intrinsik : kelenjar buccal (tersebar di mukosa
oral)
SALIVARY GLANDS
KOMPOSISI SALIVA
 Disekresi dari sel-sel serous dan mukus kelenjar
saliva

 Terdiri dari air 97-99.5% ; 0,5% protein dan


elektrolit (hipo-osmotik)

 Mengandung :
 Electrolit : Na+, K+, Cl–, PO42–, HCO3–
 Digestive enzim : amilase
 Proteins : mucin, lysozyme, defensins, and IgA
 Sisa metabolik : urea and uric acid
PENGATURAN SALIVASI

 Kelenjar Intrinsik : menjaga mulut tetap basah

 Kelenjar Ekstrinsik : mensekresi saliva yang


serous, kaya-enzim, sebagai respon terhadap :
 Makanan masuk  stimulasi kemoreseptor dan
mekanoreseptor
 Memikirkan & menghidu bau makanan

 Parasimpatis menstimulasi.
 Perangsangan simpatis yang kuat  inhibisi
salivasi  mulut kering
CONTROL OF SALIVARY SECRETION

cerebral cortex other inputs

conditioned
reflex
salivary centre
in medulla

simple autonomic nerves


reflex
pressure receptors
and chemoreceptors salivary glands
in the mouth

 salivary secretion
FARING DAN ESOFAGUS
 Menelan : proses memindahkan makanan dari
mulut melalui esifagus ke dalam lambung.
 Merupakan aktivitas motorik volunter dan
refleks.
 Volunter : memindahkan bolus ke faring
(menggunakan lidah)
 Refleks : tekanan bolus di faring  reseptor
tekanan  mengirim impuls aferen ke pusat
menelan di medula oblongata  saraf eferen 
mengaktifkan rangkaian otot yang terlibat
dalam proses menelan.
TAHAP MENELAN :
OROFARING DAN ESOFAGUS

Tahap orofaring (1 detik) ; memindahkan makanan


dari mulut ke esofagus melalui faring.

 Uvula terangkat ke belakang-atas : menutup


saluran hidung
 Elevasi laring, penutupan pita suara dan
penutupan glotis oleh epiglotis  menutup
saluran pernapasan
 Otot-otot faring berkontraksi  mendorong bolus
ke dalam esofagus.
Esofagus dimulai dari tingkat kartilago cricoid (C6)
sampai ke bagian kardia lambung, sepanjang ± 25 cm
pada pria dan 23 cm pada wanita. Diameter 2 cm.
 Mensekresi mukus : untuk lubrikasi bolus , dan
proteksi dinding terhadap asam.
 5 % bagian atas – otot rangka

½ bagian bawah – otot polos


di antaranya : campuran otot rangka & otot polos

Memiliki 2 sfingter :
1.Sfingter faringoesofagus (ketika menelan, sfingter
berkontraksi sehingga terbuka)
2. Sfingter gastroesofagus ((ketika menelan, sfingter
relaksasi sehingga terbuka)
Tahap esofagus (5-9 detk).

 Diawali oleh gelombang peristaltik primer yang


dikontrol oleh pusat menelan  memindahkan
makanan dan cairan melalui sfingter
gastroesofagus.
 Ketika peristaltik mencapai bagian bawah
esofagus  sfingter relaksasi  terbuka, bolus
masuk ke lambung.
 Apabila masih tersisa di esofagus : timbul
gelombang sekunder (tidak disadari).
LAMBUNG
Fungsi lambung :
 Menyimpan makanan yang masuk, dan
menyalurkan ke usus dengan kecepatan sesuai
 Mensekresi HCl dan enzim untuk memulai
pencernaan protein
 Menghaluskan dan mencampur makanan 
menghasilkan kimus (campuran kental)
 Menghasilkan faktor intrinsik, yang dibutuhkan
untuk penyerapan vitamin B12 di ileum.
ANATOMI LAMBUNG
 Cardia
 Fundus: bgn diatas
pintu masuk dari
esofagus.
 Korpus (body)

 Pylorus-antrum &
kanal pilorus yang
dekat ke
duodenum.
 Sfinkter pilorik
HISTOLOGI LAMBUNG
SEKRESI GETAH LAMBUNG
 Lambung mensekresi sekitar 2 ltr getah lambung
 Sekresi berasal dari sel-sel mukosa yang berada
di dalam kantung lambung (gastric pits).
 Letak sel tersebut dibagi 2, yaitu :
 Di bagian fundus-korpus (mukosa oksintik)
 Di bagian antrum(daerah kelenjar pilorik / DKP))

 Di antara kantung-kantung lambung, sel epitel


permukaan pada mukosa menghasilkan sekret
mukus kental alkalis. Menutupi permukaan
setebal beberapa milimeter.
 Sel-sel sekretori pada bagian
fundus dan korpus :
 Sel leher mukus (Mucous
neck cells) : mukus encer
 Sel parietal : HCl dan
faktor intrinsik
 Sel chief : pepsinogen

 Sel-sel sekretori pada DKP


 Sel chief : pepsinogen
(sedikit)
 Sel G : hormon gastrin
REGULASI & MEKANISME
SEKRESI HCL
PELINDUNG LAMBUNG
 Lumen lambung terisi pepsin (pencerna protein)
dan asam kuat
 Untuk mencegah hal tersebut merusak
dindingnya, lambung memiliki cara
perlindungan sbb:
 Mukus alkali (kaya bikarbonat) yang tebal
melapisi dindingnya
 Antar sel epitel disambungkan oleh taut erat
(tight junctions)
 Membran luminal sel impermeabel terhadap
ion H+
PENCAMPURAN DAN PENGOSONGAN
LAMBUNG
 Kontraksi peristaltik yang dimulai dari fundus
 makanan tercampur dengan sekresi lambung
 menghasilkan kimus.
 Sfinkter pilorus berada dalam kondisi kontraksi
tonik, terbuka sedikit  kimus dapat lewat
sedikit-sedikit.
 Ketika kontraksi peristaltik mencapai pilorus 
sfinkter kontraksi dan menutup  kimus
tertahan dan teraduk kembali maju-mundur
(retropulsi)
 Intensitas peristaltis bergantung pada beberapa
beberapa kondisi (faktor) : menentukan
kecepatan pengosongan lambung
FAKTOR YANG MENGATUR MOTILITAS DAN PENGOSONGAN
LAMBUNG

Faktor Efek
Di dalam lambung :
-Volume kimus Volume tingkatkan motilitas &
pengosongan
-Derajat keenceran Encer mempercepat pengosongan

Di dalam duodenum :
Lemak, asam, hipertonisitas & Menghambat motilitas dan
peregangan pengosongan

Di luar sistem pencernaan :


-Emosi Meningkatkan/menghambat motilitas
dan pengosongan
-Nyeri hebat Menghambat motilitas dan
pengosongan
-Penurunan pemakaian glukosa di Meningkatkan motilitas; disertai rasa
hipotalamus lapar
REGULASI KERJA LAMBUNG
 Fasesefalik : akibat adanya rangsangan
penglihatan, penciuman, sensasi oleh lidah →
lambung mempersiapkan diri akan
masuknya makanan

 Fase gastrik : akibat masuknya makanan

 FaseIntestinal : akibat feed back(umpan


balik) dari duodenum eksitatorik dan
inhibitorik
Melihat / memikirkan makanan
 stimulasi lambung melalui
n.vagus  kontraksi dan sekresi
terjadi

Figure 24.15a
Pengisian lambung 
menyebabkan distensi dan
perangsangan kemoreseptor 
mengaktivasi saraf intrinsik
menstimulasi sekresi getah
lambung dan kontraksi

Figure 24.15b
Akibat adanya lipid, KH,
dan asam :
Duodenum mengeluarkan
hormon  berefek di
lambung
USUS HALUS
 Berperan penting untuk mencerna dan
mengabsorpsi
 Menerima sekresi dari pankreas, dan kandung empedu

 Sekresi : 1,5 ltr larutan garam dan mukus cair

 Enzim pencernaan terdapat di dalam sel pada sel


batas (brush border) di epitel.

 Pada akhir usus halus terdapat sfinkter ileosekum


 Transisi dari usus halus ke usus besar.
Anatomi usus halus :
Duodenum (20 cm)
Jejunum (2,5 m)
Ileum (3,6 m)
Total : 6,3 m
HISTOLOGI USUS HALUS

 Plika
 Lipatan di sepanjang lumen usus
 Villi
 Penonjolan mukosa
Figure 23.21
HISTOLOGI
 Epitel mukosa terdiri dari :
 Sel absorptif dansel goblet
 Sel enteroendokrin
 Sel T yang disebut intraepithelial lymphocytes (IELs)
 IELs akan mengeluarkan sitokin apabila terpapar antigen

 Sel-sel pada kripta intestin mensekresi getah /


cairan usus
 Peyer’s patches (nodul limfooid) di lapisan
submukosa.
 Kelenjar Brunner’s di duodenum mensekresi
mukus alkalis
PENCERNAAN DI USUS HALUS

 Pencernaan di dalam lumen dilakukan oleh


enzim yang berasal dari pankreas, dan bantuan
sekresi empedu
 Di permukaan luminal sel epitel usus terdapat
tonjolan seperti rambut (mikrovilli = brush
border).
 Brush border mengandung 3 jenis enzim :

 Enterokinase : untuk mengaktifkan


tripsinogen
 Disakaridase (sukrase, maltase, laktase) :
menghidrolisis disakarida
 Aminopeptidase : menghidrolisis fragmen
peptida.
PENYERAPAN DI USUS HALUS
 Penyerapan dapat berlangsung di semua segmen
usus halus

 Penyerapan untuk semua produk pencernaan


(KH, protein, lemak), serta sebagian besar
elektrolit, vitamin dan air

 Penyerapan vitamin B12 dan garam empedu


hanya dapat dilakukan di ileum terminal
PANKREAS
 Duktus pankreatikus bermuara di dinding
duodenum
 Fungsi endokrine

 Menghasilkan Insulin and glukagon


 Fungsi eksokrin

 Mengeluarkan getah pencernaan yang terdiri


dari :
 Sekresi alkali encer yang kaya natrium

bikarbonat
 Sekresi enzimatik : enzim proteolitik, amilase
pankreas, dan lipase pankreas.
PANKREAS
ENZIM ENZIM
 Enzim proteolitik :
 Tripsinogen  tripsin (oleh enterokinase usus &
tripsin)
 Kimotripsinogen  komotripsin (oleh tripsin)
 Prokarboksipeptidase karboksipeptidase (oleh
tripsin)
 Amilase pankreas : mengubah polisakarida 
disakarida
 Lipase pankreas : menghidrolisis trigliserida 
monogliserida dan asam lemak bebas.
HEPAR & KANDUNG EMPEDU
 Sistem empedu mancakup : hati, kandung
empedu dan duktus-duktus.
 Empedu dibentuk di hepar dan disimpan dalam
kandung empedu.
FUNGSI HEPAR
1. Pengolahan metabolik nutrien setelah diserap
dari usus
2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan
hormon, serta obat dan senyawa lain
3. Sintesis protein plasma
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga dan
vitamin
5. Mengaktivasi vitamin D
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang
usang
7. Ekskresi bilirubin and cholesterol
8. Sekresi empedu
GALLBLADDER

Figure 24.21a, b
EMPEDU
 Empedu disekresikan oleh hepar, dan dialirkan ke
kandung empedu diantara waktu makan
 Kantung empedu menyimpan dan memekatkan
empedu.
 Pengeluaran empedu terjadi akibat stimulasi
hormon dari duodenum
 Empedu terdiri dari cairan alkalis encer, dan
bahan organik (garam empedu, kolesterol, lesitin
dan bilirubin)
 Garam empedu berfungsi mengemulsi lemak
(agar mudah dicerna lipase) dan pembentukan
misel (untuk mempermudah absorbsi)
USUS BESAR

Fungsi :
 Reabsobsi air , garam, dan memadatkan kimus
menjadi feses
 Absorbsi vitamin yang dihasilkan bakteri

 Mengumpulkan feses sebelum defekasi


BAGIAN-BAGIAN:

 Sekum
 Ascending

 Transverse

 Descending

 Sigmoid
KONTRAKSI USUS BESAR

 Mass movements

 Peristaltik haustra
REKTUM

 Ujung saluran cerna


 Berakhir di kanal anus

 Memiliki spinkter
internal dan eksternal
 Sfinkter eksternal
dikontrol secara volunter
REFLEKS DEFEKASI

Figure 24.25

Anda mungkin juga menyukai