Oleh :
Ketut Wikantika
1
ATURAN/KEPATUHAN
• Kuliah 1 jam hari Kamis, digunakan untuk
Responsi dan QUIZ (tidak ada susulan QUIZ)
• Praktikum akan dipandu oleh asisten (jadwal
menyusul)
• Porsi nilai :
• UTS 25%
• UAS 25%
• Quiz 20%
• Praktikum 20% (yang mengulang wajib ikut)
• Partisipasi 10%
• Pelaku Pelanggaran Akademik: Wajib mengulang tahun
akademik berikutnya
2
ATURAN/KEPATUHAN
• Tidak boleh bicara ketika perkuliahan, kecuali ditanya
dan bertanya. Boleh ngantuk/tidur (tertib), tapi kalau
ditanya harus bisa menjawab.
• Kalau malas ikut kuliah, boleh absensi saja langsung
keluar (10 menit di awal)
• Tidak boleh diabsensikan teman
• Tidak boleh pake sandal (jepit)
• Quiz dan Ujian tidak boleh nyontek (berbicara dengan
kawan dianggap nyontek dan diberi nilai 0) kecuali ada
ijin tertentu
• Tugas tidak boleh terlambat, terlambat ditolak
• 90% kehadiran, dibawah ini, nilai akhir E
3
ATURAN/KEPATUHAN
• Maksimum keterlambatan masuk kelas: 15
menit
• Membuat keributan/kegaduhan di kelas
akan diberikan sanksi
4
JADWAL SEMENTARA
• KULIAH:
• Hari Selasa jam 15.00 – 17.00
• PRAKTIKUM:
• Hari Kamis jam 9.00 – 11.00
5
Semester terakhir
Kurikulum 2008 - 2013
7
1. KARAKTERISTIK PENGINDERAAN JAUH
Materi:
1. Pendahuluan (Teknologi Pemetaan)
2. Sejarah Penginderaan Jauh
3. Hubungan antara GIFOV dan spektral band
4. Contoh hiperspektral
5. Ekstraksi informasi
6. Faktor spektral
7. Profil/signature spektral
8. Sistem inderaja
7.1. Sensor optik
7.2. Karakteristik temporal
8. Sistem penyajian citra
9. Sistem data
8
Ujian Tengah Semester
9
1. MODEL RADIASI OPTIK
Materi:
1. Pendahuluan
2. Spektrum VIS ~ SWIR
2.1. Radiasi Solar
2.2. Komponen Radiasi
2.3. Contoh Citra Pada Spektrum VIS~SWIR
3. Spektrum Midwave ~ Thermal Infrared
3.1. Radiasi Thermal
3.2. Komponen Radiasi
3.3. Total Solar dan Thermal Upwelling Radiance
3.4. Contoh Citra Pada Spektrum Thermal
10
Ujian Akhir Semester
11
Referensi
• Floyd F. SABINS, Jr, Remote Sensing , Principles and
Interpretation.W. H.FREEMAN and Company, San
Francisco.
• Robert N. Colwell, Manual of Remote Sensing. American
Society of Photogrammetry & Remote Sensing
• John R. Jensen, Introductory to Digital Image Processing.
Prentice Hall Series in Geographic Information Science,
1996.
• Lillesand, T. M. and R. W. Kiefer, 2000. Remote Sensing
and Image Interpretation. 4thed., John Wiley and Sons,
Inc.: New York.
12
Referensi
• Rafael C. Gonzalez and Richard E. Woods, Digital Image
Processing, 3rd Edition, Prentice Hall, 2002. (atau yg
Matlab version)
• Schowengerd. A. Robert, Remote Sensing , Model and
Methods for Image Processing, Second Edition, Academic
Press, 1997
13
KARAKTERISTIK PENGINDERAAN
JAUH DAN MODEL RADIASI OPTIK
Bahan Ajar Matakuliah Inderaja (S-1)
GD 3202 Inderaja 1
Oleh :
Ketut Wikantika
14
KARAKTERISTIK
PENGINDERAAN JAUH
Bahan Ajar Matakuliah Inderaja S-1
Oleh :
Ketut Wikantika
15
Materi
17
Proses Pengadaan Data (Data
Acquisition)
18
1. SEJARAH PENGINDERAAN JAUH
Thaddeus S. C. Lowe
20
Wilbur Wright
(1909)
21
amphibious bushplane
22
Perang Dunia II
23
Perang Dunia II
25
Citra Infra merah
26
Kini….
27
Kini….
28
Aplikasi Penginderaan Jauh
Definisi Inderaja : “Measurement of object properties on the earth’s surface
using data acquired from aircraft and satellites”
Data Inderaja terdiri dari data diskrit, pengukuran-pengukuran titik atau profil sepanjang
jalur terbang.
Atau dengan kata lain disebut dengan grid spatial dua dimensi (citra).
Beberapa aplikasi teknologi inderaja :
Monitoring dan penilaian lingkungan (pertumbuhan kota)
Monitoring dan deteksi perubahan global (penipisan lapisan ozon, deforesasi, pemanasan
global)
Pertanian (kondisi, prediksi panen, erosi tanah)
Eksplorasi sumber daya tidak bisa diperbaharui (mineral, minyak, gas alam)
Eksplorasi sumber daya bisa diperbaharui (lahan basah, tanah, hutan, laut)
Meteorologi (dinamika atmosfer, prediksi cuaca)
Pemetaan (topografi, tata guna lahan, rekayasa sipil)
Militer (kebijakan strategi, taktik)
Media informasi/berita (ilustrasi, analisis)
Spektral
Keperluan Spasial
Pemakai Temporal 29
Sistem Penginderaan Jauh
Apa itu Penginderaan Jauh ? : “ilmu dan teknologi pengumpulan informasi
tentang permukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung dengan
objek bersangkutan” Ini dilakukan dengan penginderaan dan perekaman
energi elektromagnetik yang dipantulkan kemudian memroses,
menganalisa dan mengaplikasikan informasi tersebut.
D E
A
H
B B G
F
C
(A)Sumber energi (E)Transmisi, resepsi, pemrosesan
(B)Radiasi dan atmosfir (F)Stasiun bumi dan penyimpanan
Interaksi dengan obyek (G)Interpretasi dan analisis
(D)Perekaman energi oleh sensor (H)Aplikasi 30
Hubungan resolusi spasial, spektral dan temporal
spasial spektral
rendah multi
lokal skala global
31
RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
34
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
35
SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
36
37
Maxwell’ s Wave Equation
38
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
39
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
INTERAKSI DENGAN ATMOSFER
40
INTERAKSI RADIASI DAN TARGET (OBYEK)
D
A
E H
B B G
F
C
41
JENIS REFLEKTANSI
Respon spektral bisa bervariasi bahkan pada target yang sama, waktu dan lokasi.
Untuk itu perlu mengetahui dan memahami karakteristik spektral suatu target
sehingga dapat melakukan koreksi-koreksi terhadapnya.
43
Spectrometer
44
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
KARAKTERISTIK CITRA (I)
1. Energi elektromagnetik dapat dideteksi secara fotografis maupun elektronis.
Proses fotografis menggunakan reaksi-reaksi kimia pada permukaan film
untuk mendeteksi dan merekam variasi energi.
2. Adalah hal penting untuk membedakan antara citra dan foto dalam
penginderaan jauh. Citra mengacu kepada representasi segala ‘pictorial’
tanpa memperhatikan alat atau gelombang elektromagnetik inderaja yang
dipakai untuk mendeteksi dan merekam energi elektromagnetik.
3. Sedangkan foto mengacu secara khusus kepada citra yang dideteksi dan
direkam pada film fotografi. Foto hitam-putih di bawah diambil pada spektrum
cahaya tampak (kiri) dan berwarna (kanan).
4. Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa foto adalah citra
tetapi bukan berarti semua citra adalah foto.
45
KARAKTERISTIK CITRA (II)
Foto dapat dipresentasikan dan disajikan dalam
format dijital dengan cara membagi-baginya
menjadi bagian kecil yang disebut dengan
piksel (picture-element). Piksel ini
merepresentasikan nilai kecerahan
target/obyek dalam bentuk angka numerik atau
DN (digital number). Mata dapat melihat warna
karena mata dapat mendeteksi cahaya tampak
kemudian diproses lebih lanjut oleh otak. Bisa
dibayangkan jika mata hanya dapat mendeteksi
hanya sebagian kecil gelombang cahaya
tampak ?
46
SENSOR
D
A
E H
B B G
F
C
Sensor:
On the ground
On an Aircraft or Balloon (some other platform within the Earth’s
atmosphere)
On a Spacecraft or Satellite Outside of the Earth’s Atmosphere
QUESTION: What advantages do sensors carried on board satellites
have over those carried on aircraft? Are there any disadvantages that
you can think of?
47
SENSOR
D
A
E H
B B G
F
C
48
49
KARAKTERISTIK ORBIT SATELIT
36,000 km
Orbit geostasioner :
Satelit cuaca dan komunikasi Ascending-descending
Near-polar orbits
Garis edar yang diikuti oleh satelit disebut dengan orbit. Satelit mengorbit sesuai dengan
kemampuan dan tujuan sensor yang dibawa. Pemilihan orbit dapat bervariasi dalam
terminologi ketinggian, yaitu ketinggian di atas permukaan bumi, arah dan rotasi yang relatif
terhadap bumi.
Satelit dengan orbit yang sangat tinggi, yang mana dapat mencakup porsi yang sama untuk
permukaan bumi pada saat kapanpun, maka dikatakan satelit ini mempunyai orbit
geostasioner. Satelit geostasioner mempunyai ketinggian hampir 36.000 km dengan
kecepatan rotasi yang hampir sama dengan kecepatan rotasi bumi sehingga tampak satelit
seperti diam (stationary) terhadap permukaan bumi.
Banyak wahana satelit yang didisain mengikuti orbit utara-selatan bersamaan dengan rotasi
bumi (barat-timur) sehingga dapat mencakup hampir seluruh permukaan bumi dalam waktu
tertentu. Orbit ini dinamakan orbit polar. 50
KARAKTERISTIK ORBIT SATELIT
Geostationary Orbits:
• These satellites are at very high
altitudes, which view the same portion
of the Earth’s surface at all times. 36,000 km
• These satellites, at altitudes of
approximately 36,000 kilometers, Orbit geostasioner :
revolve at speeds which match the Satelit cuaca dan komunikasi
rotation of the Earth so they seem
stationary, relative to the Earth’s
atmosphere.
Near-Polar Orbits:
• These satellites are designed to follow an orbit
(basically north-south) which, in conjunction with the
Earth’s rotation (west-east), allows them to cover most
of the Earth’s surface over a certain period of time
• Two types of near-polar orbits:
Sun-Synchronous:
o Cover each area of the world at a constant local time of day
o At any given latitude, the position of the sun in the sky as
Near-polar orbits
the satellite passes overhead will be the same within the
same season
52
KARAKTERISTIK ORBIT SATELIT
Near-Polar Orbits:
The satellite travels northward on one side of the
Earth and then toward the southern pole on the
second half of its orbit. These are called ascending
and descending passes, respectively.
If the orbit is also sun-synchronous, the ascending
pass is most likely on the shadowed side of the Earth
while the descending pass is most likely on the sunlit
side.
Sensors recording reflected solar energy only image Near-polar orbits
Orbit Length:
Orbit Length: If we start with any randomly selected
pass in a satellite’s orbit, an orbit cycle will be
completed when the satellite traces its path, passing
over the same point on the Earth’s surface directly
below the satellite (called the nadir point) for a
second time
54
LUAS SAPUAN (SWATH) DAN RESOLUSI
Satelit yang mengitari bumi akan dapat ‘melihat’ bagian tertentu
dari permukaan bumi. Daerah yang dapat direkam oleh sensor
tersebut didefinisikan sebagai luas sapuan (swath). Luas sapuan
untuk sensor berwahana satelit pada umumnya berkisar antara
puluhan sampai ratusan kilometer.
57
SATELIT OBSERVASI LAUT
Satelit pengamat laut pertama, Marine Observation Satellite (MOS-1) diluncurkan oleh
Jepang pada February, 1987 kemudian diikuti oleh generasi selanjutnya yaitu MOS-1b,
pada February, 1990. Satelit ini membawa tiga jenis sensor berbeda yaitu : 4 band
Multispectral Electronic Self-Scanning Radiometer (MESSR), 4 band Visible and
Thermal Infrared Radiometer (VTIR), dan 2 band Microwave Scanning Radiometer
(MSR).
SeaWiFS (Sea-viewing Wide-Field-of View Sensor) ditempatkan pada pesawat ruang
angkasa SeaStar yang mempunyai sensor lanjut yang didisain untuk monitoring
keadaan laut. Sensor ini terdiri dari 8 band yang saling berdekatan yang secara
khusus mendeteksi dan memonitor fenomena laut termasuk produksi primer laut,
proses phytoplankton dan pengaruh laut terhadap proses iklim dan memonitor siklus
karbon, sulfur dan nitrogen. Ketinggian orbitnya adalah 705 km. 58
PENERIMAAN, TRANSMISI DAN PENGOLAHAN DATA
59
PENGINDERAAN JAUH GELOMBANG MIKRO
Penginderaan jauh gelombang mikro bersifat aktif dan pasif. Seperti
dijelaskan sebelumnya bagian gelombang mikro dari rentang
spektrum gelombang elektromagnetik adalah berkisar dari 1cm
sampai 1m. Karena karakteristik panjang gelombangnya dan
dibandingkan dengan cahaya tampak dan infrared, maka gelombang
mikro mempunyai karakteristik spesifik yang bermanfaat bagi
penginderaan jauh. Radiasi gelombang mikro yang lebih panjang
dapat menembus awan, kabut, debu dan hujan lebat. Sifat ini
bermanfaat dalam mendeteksi fenomena pada kondisi cuaca buruk
dan pada saat kapanpun.
Sensor aktif mempunyai sumber energi sendiri melalui radiasi gelombang mikro
untuk mengiluminasi target/obyek. Sensor gelombang mikro aktif biasanya dibagi
60
menjadi 2 yaitu : RADAR dan non-imaging.
SISTEM RADAR BERWAHANA PESAWAT DAN SATELIT
SEASAT(USA) ERS-1(EUROPE)
RADARSAT(CANADA)
AirSAR (USA)
JERS-1(JAPAN) 61
INTERPRETASI DAN ANALISIS CITRA
D
A Interpretasi dan analisis citra
inderaja meliputi identifikasi
E H
dan atau pengukuran
bermacam-macam obyek
B B agar dapat mengekstrak
G
informasi yang bermanfaat
tentang obyek tersebut.
F
C
Pada umumnya interpretasi dan identifikasi obyek pada citra inderaja dapat
dilakukan secara manual/visual (dengan indera mata). Dalam banyak kasus
ini dilakukan menggunakan citra yang disajikan dalam bentuk pictorial
maupun format foto yang tidak tergantung pada tipe sensor dan bagaimana
data dikumpulkan. Dalam kasus ini dikatakan bahwa data mempunyai format
analog analog. Citra inderaja dapat dipresentasikan dengan komputer sebagai
kumpulan piksel dimana setiap piksel berkorespondensi dengan angka dijital
(digital number) yang menyatakan tingkat kecerahan piksel tersebut pada
citra. Oleh sebab itu dikatakan data tersimpan dalam bentuk dijital.
Interpretasi visual mungkin dapat dilakukan dengan sajian dijital pada layar
komputer. Analog dan dijital dapat ditampilkan dalam hitam-putih (monokrom)
digital atau berwarna yang merupakan kombinasi beberapa spektral (band).
62
INTERPRETASI VISUAL
Pengenalan target/obyek merupakan kunci untuk melakukan interpretasi dan ekstraksi
informasi. Pengamatan perbedaan-perbedaan antara target/obyek dan latar
belakangnya meliputi perbandingan target berbeda berdasarkan beberapa atau semua
elemen-elemen visual seperti derajat keabuan (tone), bentuk (shape), ukuran (size), pola
(pattern), tekstur (texture), bayangan (shadow) dan asosiasi (association). Interpretasi
visual menggunakan elemen-elemen ini yang sering berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari secara sadar atau tidak.
63
TEXTURE SHADOW ASSOCIATION
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Sekarang dengan perkembangan teknologi komputer maka hampir semua data inderaja
disimpan dalam bentuk digital sehingga secara ‘virtual’ semua proses interpretasi dan
analisis citra melingkupi beberapa elemen pengolahan digital. Pengolahan citra digital
meliputi beberapa prosedur termasuk memformat dan mengkoreksi data, perbaikan
secara digital untuk memfasilitasi interpretasi visual lebih baik bahkan mengklasifikasi
seluruh obyek secara otomatis dengan komputer. Agar dapat mengolah citra inderaja
secara digital maka data harus disimpan dalam bentuk digital.
Video, tape
65
Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (1)
66
Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (2)
67
Temperatur permukaan air laut
Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (3)
Monitoring lingkungan delta
68
Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (4)
KEBAKARAN HUTAN
69
GEOLOGI (1)
Pemetaan Geomorfologi dan Geologi
70
GEOLOGI (2)
Monitoring penurunan muka tanah akibat penambangan
71
MITIGASI BENCANA
Monitoring kebakaran hutan dan area terbakar SEBELUM
SESUDAH
72
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (1)
Inventarisasi Hutan Tropik
Penggundulan hutan
73
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (2)
Prediksi daerah tangkapan ikan
74
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (3)
75
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (4)
90
70 potato
cabbage
60
30
20
10
-
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
Wavelength (nm )
76
A B
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (1)
IRIGASI
77
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (2)
PETA PARIWISATA
78
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (3)
79
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (4)
PEMETAAN KADASTER
80
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan
Tutupan Lahan
82
Identifikasi & Menghitung Luas Penggunaan Lahan
dan Tutupan Lahan (sesudah tsunami)
83
Kondisi Penggunaan Lahan dan Tutupan
Lahan Pasca Tsunami
Sebelum Sesudah
No Jenis Penggunaan Lahan Banyak unit Luas Wilayah Banyak unit Luas Wilayah
(unit) (Ha) (unit) (Ha)
1 Rumah 4196 171.2 563 11.7
2 Tambak 225 237,7 - -
3 Vegetasi (pertanian,kebun,hutan) 171 5460.5 152 2095.6
4 Genangan - - 155 1132.3
5 Lahan terbuka (akibat tsunami) - - 5 2576.4
Keterangan
84
Rekonstruksi Batas Persil
Titik X Y
"1" 181087.0175 457749.4261
"2" 181395.7009 457748.3096
"3" 181704.3836 457747.1942
"4" 181085.9054 457441.9974
"5" 181394.5898 457440.8817
"6" 181703.2736 457439.767
"7" 181084.794 457134.5688
"8" 181393.48 457133.4537
"9" 181702.1644 457132.34
85
Rekonstruksi Batas Persil (2)
86
2. Hubungan antara GIFOV dan spektral
ASTER=Advanced
Spaceborne Thermal
Emission and Reflection
Radiometer;
AVHRR=Advanced Very
High Resolution Radiometer;
AVIRIS=Airborne
Visible/Infrared Imaging
Spectrometer;
HSI=HyperSpectral Imager;
HYDICE=Hyperspectral
Digital Imagery Collection
Experiment;
MODIS=Moderate
Resolution Imaging
Spectroradiometer;
LISS=Linear Self Scanning
IKONOSv,p Sensor;
Quickbirdv,p TIMS=Thermal Infrared
Multispectral Scanner;
WiFS=Wide Field Sensor;
MISR=Multi-angle Imaging
SpectroRadiometer
87
http://modis.gsfc.nasa.gov
3. Contoh sensor Hyperspectral
88
Jenis sensor hyperspectral (1)
89
Jenis sensor hyperspectral (2)
90
Jenis sensor hyperspectral (3)
91
Situs hyperspectral
92
http://www.rsinc.com/envi/index.asp
Newsletter hyperspectral
http://www.techexpo.com/WWW/opto-knowledge/hyperspectrum/
93
4. Ekstraksi informasi
Penggunaan data inderaja biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu :
-Pendekatan tradisional (image-centered)
-Pendekatan dimensi data (data-centered)
95
5. Faktor spektral
Name Wavelength Radiation Surface property
range Source of interest
Visible (V) 0.4 – 0.7 mm Solar Reflectance
97
Hubungan antara panjang gelombang mikro
dengan frekuensi
98
6. Profil/signature spektral
99
Reflektansi Pada Daun Hijau
Cahaya tampak dpt dibagi menjadi beberapa komponen
warna dari yg berenergi lebih tinggi, panjang gelombang
lebih pendek ; violet, indigo dan blue, green, yellow, ke
energi lebih rendah yaitu orange dan merah.
Dalam kasus daun hijau, blue dan red diserap oleh
khroloplast, dan digunakan sbg sumber energi utk
fotosintesis, tetapi proporsi green yg lebih besar
dipantulkan (gambar 1).
100
Gambar 2
Contoh Pengukuran Reflektansi
102
Data Pengukuran (1)
Spectral Reflectance Profile for Dry Grass
60
50
Reflectance (%)
40
30
20
10
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
Wavelength (nm)
50
Reflectance (%)
40
30
20
10
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
25
20
Reflectance (%)
15
10
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
Wavelenght (nm)
35
30
Reflectance (%)
25
20
15
10
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
dry grass
50
asphalt
healthy grass
Reflectance (%)
40
soil
30
20
10
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
Wavelength (nm)
105
7. Sistem Inderaja
Setiap pixel berdimensi 3 yaitu : keruangan (space), panjang gelombang
(wavelength), dan waktu (time). Jika dibayangkan citra berdimensi 3 ini
mempunyai koordinat spasial (x,y) dan rentang spektral () maka dapat
divisualisasikan setiap pixel pada citra tsb direpresentasikan oleh integrasi
elemen yang membentuk “volume-volume kecil”.
(y) (x, y, )
(x)
()
106
Visualisasi resolusi spektral
dan spasial Landsat-TM
dengan AVIRIS
Pixel grid yang merupakan citra dijital
didapat dari scanning arah ‘cross-track’
(tegak lurus dengan pergerakan platform)
dan arah platform atau ‘in-track’.
107
Jenis Scanner
Line scanner :
Menggunakan detektor tunggal
Men-scan keseluruhan ‘scene’
108
Karakteristik Temporal
36,000 km
Geostationary orbits :
weather and communications satellites
Ascending-descending
Near-polar orbits
Daylight equatorial
System Revisit interval (days) crossing time
Landsat 1,2,3 18 9.30 – 10.00 a.m.
Landsat 4,5 16 9.45 a.m.
AVHRR 1 7.30 a.m.
7 hours 2.30 p.m.
SPOT 26, 1, 4-5 10.30 a.m.
IRS-1 A,B 22 10.30 a.m.
MODIS 2 10.30 a.m. or 1.30 p.m.
GOES 30 minutes 109
8. Sistem penampilan citra
Pada umumnya data inderaja disimpan
Dalam 3 format : BSQ, BIL atau BIS/BIP.
Citra biasanya ditampilkan 8 bits/pixel
dalam grey-scale atau 24 bits/pixel dalam
warna aditive. Konversi dari digital number
ke grey level digunakan LUT (look up table).
GLrange = [0, 255]
RGB = [GLR, GLG, GLb]T
R
DN1 LUT GLR D/A
G
DN2 LUT GLG D/A RGB
B
DN3 LUT GLB D/A
110
Sistem warna RGB
111
9. Sistem data
Tujuan dari ‘preprocessing’ adalah untuk membuat basis data citra yang
konsisten dan dapat dipercaya. Beberapa cara/metode utk
mendapatkannya adalah :
-kalibrasi radiometrik
-koreksi geometrik
-menghilangkan/mengurangi gangguan dari sensor
Bagian khusus lainnya dari preprocessing juga tergantung pada jenis
karakteristik sensor.
Data inderaja/satelit disimpan dalam tingkat/level yang beragam. Biasanya
terdiri dari 4 level :
-reformatted raw data
-sesnsor-corrected data :
-geometric corrections
-radiometric corrections
-scene-corrected data
- geometric corrections
- radiometric corrections
-geophysical data
112
Contoh level citra (NASA-EOS)
113
Contoh level citra (SPOT)
114
Contoh level citra (TM)
115
116
MODEL RADIASI OPTIK
Bahan Ajar Matakuliah Inderaja (S-1)
Oleh :
Ketut Wikantika
117
Materi Kuliah
1. Pendahuluan
2. Spektrum VIS ~ SWIR
2.1. Radiasi Solar
2.2. Komponen Radiasi
2.3. Contoh Citra Pada Spektrum VIS~SWIR
3. Spektrum Midwave ~ Thermal Infrared
3.1. Radiasi Thermal
3.2. Komponen Radiasi
3.3. Total Solar dan Thermal Upwelling Radiance
3.4. Contoh Citra Pada Spektrum Thermal
118
1. Pendahuluan (1)
Semua objek termasuk manusia, meja, buku, permukaan tanah, laut, gas
atmosfer mengeluarkan radiasi. Perbedaan mendasarnya adalah pada tipe
dan besarnya radiasi yang dikeluarkan.
119
1. Pendahuluan (2)
Inderaja pasif pada spektrum optik (VIS~Thermal)
tergantung pada2 sumber radiasi.
121
2.1. Radiasi Solar (1)
Sumber energi untuk inderaja pada rentang spektral VIS – SWIR adalah matahari.
Matahari adalah radiator yang hampir sempurna sehingga disebut dengan
‘balckbody’ karena dapat memancarkan radiasi hampir maksimum pada suhu
efektifnya.
Spektral radiance M dari matahari dapat dimodelkan dengan persamaan Planck
sbb :
M = C1/5[eC2/(T) – 1]
Dengan menggunakan nilai dan panjang gelombang dalam mm dan suhu dalam K
akan menghasilkan spektral radiant W m-2 mm-1, yaitu power (flux) per area unit dari
permukaan matahari, per unit panjang gelombang.
122
2.1. Radiasi Solar (2)
Fungsi blackbody mencapai nilai maksimum pada panjang gelombang sesuai
dengan hukum Wien :
max = 2898/T
124
2.2. Komponen Radiasi
Atmosfer adalah efek yang tidak dapat dihindari pada sistem inderaja
(space borne atau airborne systems), khususnya pada rentang spektral
VIS - SWIR.
Atmosfer menghamburkan dan menyerap radiasi antara matahari dan
bumi sepanjang ‘solar path’ dan antara bumi dan sensor sepanjang ‘the
view-path’. scattering absorption
Jika dalam atmosfer terkandung partikel kecil seperti aerosol (smoke, smog, dust,
fog) maka Mie scattering akan berperan. Untuk partikel dengan diameter lebih
besar dari 2 / maka tingkat hamburan tidak tergantung pada panjang gelombang.
128
Solar irradiance pada Spektrum VIS - SWIR
n ( x, y ) ke sensor
E(x,y) = s() Eo n(x, y).s
s
= s() Eo cos[ ( x, y )]
Vektor s mengarah ke matahari dan
vektor n adalah grs normal ke permukaan.
Sudut elevasi matahari : , sudut
incidence: , sudut exitance dari
permukaan ke sensor : . Cosinus Geometri irradiance pada
dihasilkan dari perkalian vektor s dan n. permukaan bumi
130
Reflektansi pada permukaan bumi
Irradiance diasumsikan terjadi pada
permukaan Lambertian, kemudian
E(x,y) = s() Eo n(x, y).s dikonversi menjadi radiance yang
meninggalkan permukaan bumi
= s() Eo cos[ ( x, y )] (reflektansi). Permukaan Lambertian
Incident irradiance akibat memberikan radiance yang sama
pengaruh terrain
pada kesemua arah.
s ( ) E
o
L ( x, y ) ( x, y, ) cos[ ( x, y )]
131
Atmospheric path transmittance (sensor)
132
Radiance yang diterima sensor, Lsu (dipengaruhi
oleh view path transmittance)
L su
v ( ) L
v ( ) s ( ) E o
L su
( x, y , ) cos[ ( x, y )]
Komponen yang membawa pengamatan sinyal
dinamakan distribusi spatial-spectral reflectance
133
Surface-reflected skylight,
the down scattered component, Lsd
Sensor juga mengamati radiance yang dihamburkan kebawah oleh
atmosfer kemudian dipantulkan oleh permukaan bumi keatas. L sd
berkaitan dengan fakta/fenomena yang teramati secara umum yaitu
bahwa bayangan tidak berwarna hitam. Sedangkan reflected-
skylight proporsional dengan diffuse-surface-reflectance dan
irradiance pada permukaan sehubungan dengan skylight, Ed. Ada
kemungkinan langit tidak secara keseluruhan terlihat dari piksel
yang diamati sehubungan dengan intervensi faktor topografis,
F(x,y).
v ( ) E d
L sd
F ( x, y ) ( x, y , )
134
Path-scattered component, Lsp
135
Total solar radiance pada sensor, Ls
137
Contoh respon spectral vegetasi menggunakan
MODTRAN dan citra AVIRIS
138
2.3. Contoh Citra Dalam Spektrum VIS – SWIR (1)
• Faktor cosinus yang muncul dari
relief terrain pada persamaan
sebelumnya akan menjadi
penting dan berkaitan dengan
karakteristik spasial citra
tersebut.
• Citra bayangan relief dibuat
dengan DEM dengan cara
menghitung cos[(x,y)] pada
setiap pikselnya
• Perbedaan antara citra bayangan
relief dengan citra kontras adalah
sehubungan dengan variasi
reflektansi pada citra relief tidak
dimodelkan
• Model reflektansi vegetasi dari
kanopi sangat kompleks
139
2.3. Contoh Citra Dalam Spektrum VIS – SWIR (2)
142
3.1. Radiasi Thermal
143
3.2. Komponen Radiasi
Ada 3 komponen pancaran thermal :
• Radiasi yang dipancarkan dari
permukaan (surface-emitted
radiation), Leu
• Pancaran kebawah (the down-
emitted surface reflected radiation)
dari atmosfer, Led
• Path-emitted radiance, Lep
[a T ( x, y ) b ]
L ( x, y ) ( x, y, )
Dimana a dan b secara praktis diberikan oleh karakteristik
sensor.
148
Hitungan radiasi yang dipancarkan dari permukaan
bumi sepanjang ‘view path’
eu
L ( x, y ) v ( ) L ( x, y )
v ( )[ a T ( x, y ) b ]
( x, y , )
149
Atmospheric transmittance pada rentang spektrum
MWIR-TIR
Kurva ini mirip seperti pada rentang spektrum VIS dan SWIR yang
dihitung dengan MODTRAN. Solar elevasi = 45o
150
Surface-reflected, atmosphere-emitted component
Led
Atmosfer juga memancarkan radiasi thermal kebawah kemudian
dipantulkan oleh permukaan bumi dan dijalarkan lewat atmosfer
menuju sensor. Hal ini mirip dengan komponen skylight yang muncul
dari hamburan pada VIS.
v ( ) M
a
F ( x, y , ) ( x, y , )
ed
L
Ma adalah atmospheric-emitted radiance. Faktor F adalah fraksi dari
‘hemisphere sky’ yang dapat dilihat dari permukaan (x,y).
Hubungan antara emisivitas dan reflektansi suatu obyek mengikuti
hukum Kirchoff (untuk setiap gelombang) :
( x, y , ) 1 ( x, y , ) 151
Path-emitted component, Lep
Atmosfer juga memancarkan radiasi kearah atas (sesuai dengan hukum
Planck) sebagai fungsi dari suhu pada ketinggian yang berbeda.
Total energi yang diterima oleh sensor merupakan integrasi dari ‘view
path’ setiap kontribusi ketinggian. Distribusi spektral secara spesifik
tidak menyerupai ‘blackbody’ pada suhu tertentu, melainkan campuran
‘blackbody’ pada rentang suhu tertentu.
Radiasi dari ketinggian lebih rendah diserap dan dipancarkan kembali
pada ketinggian yang lebih tinggi, sehingga membuat situasi semakin
kompleks.
Oleh sebab itu, cukup beralasan jika mengasumsikan komponen ini
secara signifikan tidak bervariasi dalam satu scene, kecuali pada sudut
yang besar dari nadir (diatas 20o), dimana ‘path-emitted’ cendrung
meningkat, dan pada daerah dimana suhu permukaan mempunyai variasi
spasial tinggi kemungkinan akan mempengaruhi suhu atmosfer dekat
permukaan. 152
Total emitted-radiance pada sensor, Le
s e
L ( x, y ) L ( x, y ) L ( x, y )
Telah dijelaskan bahwa Le (x,y) dapat ditiadakan pada VIS dan
SWIR, sedangkan Ls (x,y) dapat ditiadakan pada spektrum TIR.
Pada MWIR keduanya secara signifikan berpengaruh tergantung
pada reflektansi permukaan, emisivitas dan suhu.
154
Radiance sensor pada spektrum MWIR dan TIR
Kontribusi komponen solar irradiance pada bumi kecil, tetapi memberikan kontribusi
yang besar pada rentang 2.5 – 5 mm. Diatas 5 mm, upwelling radiance sesuai dengan
ketiga komponen terkait.
155
Contoh Citra pada spektrum Thermal (1)
Walaupun atmosfer
memancarkan radiasi
thermal, hanya lapisan
yang dekat dengan
permukaan bumi yang
mempunyai suhu 300 K.
Ketinggian meningkat
maka suhu akan secara
drastis menurun.
156
Contoh Citra pada spektrum Thermal (2)
157
Contoh Citra pada
spektrum Thermal (3)
158
Contoh Citra
pada spektrum
Thermal (4)
159
SELESAI
Ganbatte Kudasai !
Selamat Berjuang
Semoga Sukses
160
Penilaian
• Peserta kuliah diberi nilai awal: B
• Nilai akhir peserta kuliah (>B atau <B)
bergantung pada: niat, partisipasi, usaha,
dan kepatuhan.
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
RESOLUTION
• Sistem penginderaan jauh memiliki empat
jenis resolusi:
1. Resolusi Spasial: ukuran objek yang
terdeteksi
2. Resolusi Spektral: panjang gelombang yang
digunakan
3. Resolusi Radiometrik: derajat kedetilan
pengamatan
4. Resolusi Temporal: lama waktu perulangan
pengamatan pada daerah yang sama
172
173
174
175
176
177
178
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
Spectrometer
• Spectrometers are used to detect, measure, and chart the
spectral content of the incident electromagnetic field
• This type of information plays a key role in identifying the
chemical composition of the object being sensed, be it a
planetary surface or atmosphere
• In the case of surface studies, both spatial and spectral
information are essential, leading to the need for imaging
spectrometers
179
Spectrometer
180
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
Radiometer
181
Radiometer
Scatterometer
• use to accurately measure the backscattered field when the
surface is illuminated by a signal with a narrow spectral
bandwidth
Polarimeter
• The polarization characteristic of reflected or scattered
sunlight provides information about the physical properties
of planetary atmospheres
182
Altimeter/Interferometer
• Use to measure three-
dimensional spatial
characteristics and location of
the object.
• altimeters and interferometric
radars are used to map the
surface topography
Figure 1-17. Subsurface layering in the ice cover and bedrock profile acquired with an airborne 184
electromagnetic sounder over a part of the Antarctic ice sheet.
Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing. Second Edition. Elachi C. 2006
Atmospheric Correction
185
http://www.geosystems.de/atcor/examples/index.html
Atmospheric Correction
186
http://www.geosystems.de/atcor/examples/index.html
Atmospheric Correction
187
http://www.geosystems.de/atcor/examples/index.html
Learning Contract
• Instructor
• On time and prepared.
• Answers questions.
• Approachable and friendly.
• Fair with assignments and grades.
• Genuinely concerned about your learning and
intellectual development.