TINGKAT KABUPATEN
TANGERANG Oleh :
H.LILI MAHPULI, S.Ag., M.A.
Penyelenggara Syariah
Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tangerang
27 Maret 2019
PENGERTIAN
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
Memandikan
Mengafani
(membungkus)
Menyalati
Menguburkan
Mempersiapkan Perawatan
KEMENTERIAN AGAMA
Jenazah
KAB. TANGERANG
• Siapkan ruangan tertutup (bila tidak ada ruangan khusus maka tanah lapang
2. yang dimodifikasi pun jadilah).
• Siapkan air bersih secukupnya. Minimal untuk 3 bagian air memandikan, yaitu air
untuk campuran daun bidara atau sidr, air bersih/ tanpa campuran, dan air untuk
4. campuran kamfer/kafur.
• Siapkan aliran agar air bekas memandikan dapat terbuang dengan baik tanpa
mengenai orang yang memandikan. Hal ini sebagai upaya pencegahan penyakit
5. menular akibat memandikan jenazah.
Mempersiapkan
KEMENTERIAN AGAMA
Perawatan Jenazah
KAB. TANGERANG
Pendahuluan
Tim Pelaksana menetapkan Niat.
Tim menetapkan pimpinan tim.
Lepas pakaian yang masih dikenakan jenazah sambil menutup auratnya
dengan kain atau sejenisnya.
Singkirkan kotoran ( kalau ada ) dari tubuh jenazah dengan air dan
kapas.
Bersihkan bagian kemaluan, dubur, dan sekitarnya dengan kapas sambil
menyiramkan air.
Pijit atau urut pada bagian perut dan bawah perut untuk memastikan
tidak ada lagi urine dan tinja yang tersisa.
Proses ini dilakukan dengan tetap menjaga bagian-bagian tersebut tetap
tertutup.
KEMENTERIAN AGAMA
Memandikan
KAB. TANGERANG
Proses Memandikan
Tetapkan niat karena dan untuk Allah semata
Ucapkan :
D. Memasang Kafan
Siapkan keranda, dipan atau sejenisnya.
Bentangkan kelasa pandan atau sejenisnya.
Pasang tali-tali pada posisi di atas kepala, dada, perut, paha dan bawah kaki. Posisikan agar simpul tali
berada pada bagian kiri jenazah.
Bentangkan ketiga kain pembungkus, posisikan agar dapat menutup sempurna tubuh jenazah.
Pasang serban pada perkiraan posisi kepala.
Pasang baju dalam keadaan terbuka/terbentang dengan lubang diposisikan pada serban (posisi kepala)
Pasang sarung dengan memperkirakan posisi pinggang sampai kaki.
Pasang daleman dengan memperkirakan posisi pinggul, lalu beri kapas selebar 2 telapak tangan pada
posisi anus / dubur.
Taburi kafan dengan sebagian parfum dan kapur barus yang sudah dihaluskan. Kafan siap dipakaikan.
KEMENTERIAN AGAMA
MENGAFANI
KAB. TANGERANG
F. Mengafani Jenazah
Selama proses ini usahakan jenazah tetap dalam keadaan tertutup, kecuali yang sudah tertutup kafan.
Baringkan jenazah, dengan kepala diposisikan pada serban.
Bacalah : “Bismillaahi wa‘alaa millati rosulillaah’
Taburi sekujur tubuhnya dengan kapur barus halus.
Pakaikan daleman.
- Tutup sekitar kemaluan dengan kapas kurang lebih selebar dua telapak tangan.
- Pakaikan daleman dengan melipatkannya ke atas
Pakaikan sarung
- Beri kapas pada jemari kedua kaki.
- Beri kapas pada kedua lutut.
- Beri kapas pada pusar.
- Pakaikan sarung dengan rapi mulai dari sisi sebelah kiri.
MENGAFANI
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
Pakaikan baju
- Beri kapas selebar kurang lebih dua telapak tangan pada :
* Antara telapak tangan kiri dengan dada / perut.
* Antara telapak tangan kanan dengan tangan kiri.
* Punggung telapak tangan kanan.
* Bagian dalam dan luar kedua siku.
* Pakaikan baju dengan menutupkan ke arah bawah sambil memasukkan kepala ke dalam lubang kepala pada baju.
* Dan rapikanlah.
Surban
- Tutup dengan kapas bagian-bagian :
* Kedua lubang hidung dan kedua lubang telinga
- Rapikan rambut
- Beri kapas pada bagian
* Ubun-ubun dan Leher
- Pakaikan surban dengan melingkarkannya melalui telinga dan pipi dengan kedua ujung surbannya dipertemukan di dada. Dan rapikanlah
Tutup pembungkus jenazah, mulai bagian kanan dulu. Tutup kanan jangan melebihi lengan kiri, juga sebaliknya.
Kemudian ikatlah dengan ‘tali wangsul’ (tali yang bisa dibuka dengan mudah) dengan simpul tali pada bagian kiri.
Taburi dengan parfum, secukupnya.
Jenazah siap dishalatkan.
KEMENTERIAN AGAMA
MENYALATI
KAB. TANGERANG
Pendahuluan
Meskipun hukum menyalati jenazah adalah fardhu khifayah, namun sangatlah keterlaluan bagi seorang
muslim yang tidak tergerak untuk menyalati jenazah saudaranya tanpa udzur.
Boleh menyalatkan jenazah lebih dari satu jenazah sekaligus
Apabila menyalatkan jenazah lebih dari satu orang, maka :
a.Yang dihadapan imam adalah jenazah yang lebih utama keshalihannya, jika jenazah
sama jenis kelaminnya.
b.Yang dihadapan imam adalah jenazah pria jika jenazah berbeda jenis kelaminnya
Pengaturan shaf hendaknya dengan pertimbangan memperbanyak shaf.
Disunnahkan imam berdiri setentang (dekat di depan (muka)) dengan kepala mayat jika mayat laki-laki
dan setentang dengan perut jika mayat wanita.
MENYALATI
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
/ ض ْال ِكفَايَ ِة َمأ ْ ُم ْو ًما ٍ ه ِذ ِه ْال َميِت َ ِة أ َ ْربَ َع ت َ ْكبِي َْرا/ ت
َ ت فَ ْر ِ ِعلَى هذَا ْال َمي َ ُ– أ
َ ص ِلى
هلل تَعَالَى
ِ ِإ َما ًما
– Aku niat shalat atas mayit ini empat rakaat fardlu kifayah menjadi makmum/imam karena Allah.
– Niat dia atas disesuaikan dengan mayatnya kalau laki-laki pakai dhamir mudzakar hadza al- mayyiti kalau
perempuan dhamir muanats hadzihi al-mayyitati.
2. Takbir pertama ( Takbiratul Ihram ) yaitu mengucap Allaahu Akbar sambil mengangkat kedua tangan, kemudian
sedekap lalu membaca Al-Fatihah
3. Takbir kedua, mengucap Allaahu Akbar, lalu membaca Shalawat sekurang-kurangnya:
َ علَى آ ِل
س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ علَى
َ س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ ص ِل
َ – الل ُه َّم
– Lebih lengkapnya :
َ ْت َعلَى
– سيِ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َْم َ صلَّي َ سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل
َ سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َكمـَا َ ص ِل َعلَى َ الل ُه َّم
َ ار ْك
ت َ سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل
َ َسيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َكمـ َا ب َ ار ْك َعلَى َ َو َعلَى آ ِل
ِ َسيِ ِدنَا ِإب َْرا ِهي َْم َوب
MENYALATI
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
– 4. Takbir ketiga, mengucap Allaahu Akbar, lalu membaca do’a :
ع ْنهُ
ْف َ – الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو ْ
ار َح ْمهُ َو َ
عا ِف ِه َواع ُ
– Lebih lengkapnya
اء َوالث َّ ْل ٍ
ج ع ْنهُ َوأ َ ْك ِر ْم نُ ُزلَهَُ ،و َو ِس ْع َم ْد َخلَهَُ ،وا ْغ ِس ْلهُ ِب ْال َم ِ
ْف َ عافِ ِه َواع ُ ار َح ْمهُ َو َالل ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو ْ
ارا َخي ًْرا ِم ْن َدا ِر ِه، ض ِمنَ ال َّدن َِسَ ،وأَ ْبد ِْلهُ َد ً َو ْالبَ َر ِد َون َِقه ِمنَ ْال َخ َ
طايَا َكمـَا يُنَقَّى الث َّ ْو ُ
ب اْأل َ ْبيَ ُ
ع َذا ِ
ب ب ْالقَب ِْر َو َ ع َذا ِ َوأ َ ْه ًًل َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِهَ ،وزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِهَ ،وأ َ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّةَ َوأَ ِع ْذهُ ِم ْن َ
ار النَّ ِ
– 5. Takbir keempat, mengucap Allaahu Akbar, lalu membaca do’a :
– الل ُه َّم ََل ت َ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرهُ َو ََل ت َ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغ ِف ْر لَنَا َولَهُ
– Lebih lengkap :
الل ُه َّم ََل تَ ْح ِر ْمنَا أَ ْج َرهُ َو ََل ت َ ْف ِتنَّا بَ ْع َدهُ َوا ْغ ِف ْر لَنَا َولَهُ ِو ِإل ْخ َوا ِننَا الَّ ِذيْنَ َ
سبَقُ ْونَ ِبا ْ ِإل ْي َم ِ
ان َو ََل تَ ْجعَ ْل
KEMENTERIAN AGAMA
MENYALATI
KAB. TANGERANG
ص ِغي ِْرنَا َو َك ِبي ِْرنَا َو َذ َك ِرنَا َوأ ُ ْنثَانَا، الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل َح ِينَا َو َم ِيتِنَا َوشَا ِه ِدنَا َوغَائِ ِبنَا َو َ
علَى اْ ِإل ْي َم ِ
ان علَى اْ ِإل ْس ًَل ِم َو َم ْن ت َ َوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا فَت َ َّوفَهُ َ الل ُه َّم َم ْن أ َ ْحيَ ْيتَهُ ِمنَّا فَأ َ ْحيِ ِه َ
ضلَّنَا بَ ْع َدهُ
الل ُه َّم ََل ت َ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرهُ َو ََل ت ُ ِ
– 6. Salam pertama, mengucap :
علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ ِ
هللا َوبَ َر َكاتُهُ سًلَ ُم َ
– ال َّ
– sambil menengokkan wajah ke kanan.
– 7. Salam kedua mengucap
علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ ِ
هللا َوبَ َر َكاتُهُ سًلَ ُم َ
– ال َّ
– sambil menengok ke arah kiri.
– Selesai dan Jenazah Siap untuk Dikuburkan
MENGUBUR
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
Pendahuluan
– Para pelayat hendaknya :
- mengiring jenazah dengan sikap yang sopan
- mengucap salam / do’a untuk ahli kubur saat hendak memasuki
area kubur
- melepas sandal, sepatu atau sejenisnya jika sudah memasuki area
kuburan.
- tidak menginjak, melompati apalagi duduk diatas kubur.
- tidak duduk apalagi meninggalkan area kuburan sebelum proses
penguburan selesai.
Tata Cara Mengubur Jenazah
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG
7. Jika ada anak lahir prematur yang kejadiannya belum sempurna dan mati,
tidak diwajibkan atas orang yang hidup untuk memeliharanya sebagai mayat.
Jika ada anak kecil yang dilahirkan tidak menangis, tidak bergerak, dan mati
tetapi kejadiannya telah sempurna, mayatnya hanya wajib dimandikan,
dikafani dan dikubur , tanpa disalati. Jika anak ketika dilahirkan telah dapat
bersuara dan bergerak , dan umurnya di dalam kandungan tidak kurang dari 4
bulan, kemudian mati, maka mayatnya wajiblah dipelihara sebagaimana mayat
orang dewasa, yakni dimandikan, dikafani, disalati, dan dikuburkan.
Beberapa Masalah yang Terkait
KEMENTERIAN AGAMA
dengan Jenazah
KAB. TANGERANG
8. Orang yang mati syahid karena terbunuh di medan perang melawan orang kafir
cukup dikubur dengan pakaian yang ada padanya tanpa dimandikan, tanpa dikafani,
dan tanpa dishalati. Hikmah dari tidak dishalatinya orang yang mati syahid ini adalah
karena shalat dilakukan atas mayat, sedangkan syahid tetap hidup.
9. Jika mayat orang muslim yang mati di suatu tempat, orang muslim yang
berada di tempat lain dibenarkan melakukan shalat gaib atas mayat
tersebut.
10. Orang yang ketinggalan di dalam shalat jenazah atau masbuq perlu mengqadha
(membayar) takbir yang telah tertinggal.
KEMENTERIAN AGAMA
KAB. TANGERANG