Anda di halaman 1dari 13

NAPZA

Siti Hajar Nur Safita


Pengertian
• Narkotika, ALKOHOL , Psikotropika dan Zat adiktif Lainnya
• Kelompok zat /obat-obatanpsikoaktif yang banyak dimanfaatkan dan diperlukanbagi upaya
penyembuhan (terutama penyakit yangberkaitan dengan syaraf pusat dan pelayanan kesehatan
sertauntuk pengembangan ilmu pengetahuan.
• Tergolong obat-obatan daftar G dan F yang diawasi dan diatur secara ketat oleh BPOM terhadap:
1. Produsen
2. Penyalur
3. Pengguna
• Penyalahgunaan terhadap NAPZA baik produsen, penyalur dan pengguna akan dikenai sangsi
tegas.
NARKOTIKA
Adalah Zat kimia/obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menimbulkan penurunan atau perubahan kesadaran dan
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan
PENGGOLONGAN DAN JENIS-JENIS NARKOTIKA

Menurut cara atau proses pengolahannya, Narkotika dibagi menjadi


tiga golongan, yaitu
1. Narkotika alam adalah Narkotika yang berasal dari hasil olahan tanaman yang dapat
dikelompokkan dari tiga jenis tanaman masing-masing :
a). Opium atau candu, yaitu hasil olahan getah dari buah tanaman papaver somniferum. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah opium mentah, opium masak dan morfin. Jenis opium
ini berasal dari luar negeri yang diselundupkan ke Indonesia, karena jenis tanaman ini tidak
terdapat di Indonesia.
b). Kokain, yang berasal dari olahan daun tanaman koka yang banyak terdapat dan diolah
secara gelap di Amerika bagian selatan seperti Peru, Bolivia, Kolombia.
c). Canabis Sativa atau marihuana atau yang disebut ganja termasuk hashish oil (minyak
ganja). Tanaman ganja ini banyak ditanam secara ilegal didaerah khatulistiwa khususnya di
Indonesia terdapat di Aceh.
Lanjutan
2. Narkotika semi sintetis, yang dimaksud dengan Narkotika golongan ini
adalah Narkotika yang dibuat dari alkaloida opium dengan
inti penathren dan diproses secara kimiawi untuk menjadi bahan obat yang
berkhasiat sebagai Narkotika. Contoh yang terkenal dan sering
disalahgunakan adalah heroin dan codein.
3. Narkotika sintetis, Narkotika golongan ini diperoleh melalui proses kimia
dengan menggunakan bahan baku kimia, sehingga diperoleh suatu hasil
baru yang mempunyai efek Narkotika seperti Pethidine, Metadon dan
Megadon.
Berkaitan dengan penggolongan Narkotika, diatur dalam Pasal 6
Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
yaitu :
a. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi yang sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi yang tinggi mengakibatkan ketergantugan.
c. Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengembangan
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Menurut efek yang di timbulkan di bagi dalam 3
golongan:
1. Depresan adalah zat atau jenis obat yang berfungsi mengurangi
aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini dapat membuat pemakai merasa
tenang bahkan tertitur atau tak sadarkan diri misalnya opioda, opium
atau putau , morfin, heroin, kodein opiat sintesis.
2. Stimulan adalah zat atau obat yang dapat merangsang fungsi tubuh
dan meningkatkan gairah kerja serta kesadaran misalnya : kafein,
kokain, nikotin amfetamin atau sabu-sabu.
3. Halusinogen zat atau obat yang menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan fikiran misalnya : Ganja, Jamur Masrum
Mescaline, psilocybin, LSD.
Psikotropika
• Berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA
• Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Penggolongan
berdasarkan efek psikoaktif
• Dibagi menjadi 4 golongan
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
Contoh : MEKATINONA, TENAMFETAMINA TENOKSILIDINA , ETISIKLIDINA, ETRIPTAMINA, KATINONA
1. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : AMFETAMINA ,Amineptina, MetilFenidat, Sekobarbital
3. Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : AMOBARBITAL, BUPRENOFRIN, BUTALBITAL, LUNITRAZEPAM, PENTOBARBITAL SIKLOBARBITAL
3. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Allobarbital, Alprazolam, Dietilprapion, Aminoreks, Bromazepam, Delorazepam, Diazepam, Fenobarbital , Flurazepam,
Etinamat, Halazepam, loprazolam
Prekursor
• Berdasarkan Peraturan pemerinta NOMOR 44 TAHUN 2010 tentang prekursor
• Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan psikotropika.
• Golongan dan Jenis Prekursor
Tabel 1 : Acetic Anhydride, N-Acetylanthranilic Acid, Ephedrine., Ergometrine ,
Ergotamine, Isosafrole, Lysergic Acid, 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-
propanone, Norephedrine, 1-Phenyl-2-Propanone, Piperonal,
Potassium Permanganat, Pseudoephedrine, Safrole.
Tabel 2 : Acetone ,Anthranilic Acid , Ethyl Ether, Hydrochloric Acid, Methyl Ethyl
Ketone, Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene
Yang dimaksud Prekursor dalam penggolongan Tabel I merupakan bahan awal dan
pelarut yang sering digunakan dan diawasi lebih ketat dibandingkan Prekursor
dalam penggolongan pada Tabel II.
Minuman Keras / Alkohol
Berdasarkan Permenkes
Minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan obat,
meliputi minuman keras golongan A, minuman keras golongan B dan
minuman keras golongan C.
1. Minuman keras golongan A dalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2HsOH) 1% (satu persen) sampai dengan 5% (lima persen).
2. Minuman keras golongan B adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2H5OH) lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20 % (duapuluh
persen).
3. Minuman keras golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2HsOH) lebih dari 20 % (duapuluh persen) sampai dengan 55 %
(limapuluh lima persen).
Zat Aktif
Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau
ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai
perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat
untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan
penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut
daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat
menyebabkan keadaan gejala putus zat.
Contoh : Rokok (Nikotin) , Tar , Lem (Asam Lisergat Dietilamida)
Nikotin dan Tar
• Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat
dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau
sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.
• Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan
saat Rokok dibakar setelah dikurangi Nikotin dan air, yang bersifat
karsinogenik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Direktur Sos Sertifikasi CPOTB Fin
    Direktur Sos Sertifikasi CPOTB Fin
    Dokumen17 halaman
    Direktur Sos Sertifikasi CPOTB Fin
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • ASMA
    ASMA
    Dokumen24 halaman
    ASMA
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Antimalaria
    Antimalaria
    Dokumen9 halaman
    Antimalaria
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • AUTOKOID
    AUTOKOID
    Dokumen23 halaman
    AUTOKOID
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Penggolongan Obat
    Penggolongan Obat
    Dokumen14 halaman
    Penggolongan Obat
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Farmakodinamik
    Farmakodinamik
    Dokumen48 halaman
    Farmakodinamik
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Obat SSP
    Obat SSP
    Dokumen22 halaman
    Obat SSP
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • RESEP & Informasi Pada Obat
    RESEP & Informasi Pada Obat
    Dokumen14 halaman
    RESEP & Informasi Pada Obat
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen21 halaman
    HIPERTENSI
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Autokoid
    Autokoid
    Dokumen10 halaman
    Autokoid
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dosis
    Perhitungan Dosis
    Dokumen12 halaman
    Perhitungan Dosis
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Obat Sistem Saraf Otonom
    Obat Sistem Saraf Otonom
    Dokumen23 halaman
    Obat Sistem Saraf Otonom
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Direktur Pengawasan OTSKK Sos PerBPOM No.4 Tahun 2021
    Direktur Pengawasan OTSKK Sos PerBPOM No.4 Tahun 2021
    Dokumen29 halaman
    Direktur Pengawasan OTSKK Sos PerBPOM No.4 Tahun 2021
    Nining Tridilla Swesty
    Belum ada peringkat
  • Efek Samping Obat
    Efek Samping Obat
    Dokumen21 halaman
    Efek Samping Obat
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    Dokumen46 halaman
    Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    kudonichi
    Belum ada peringkat
  • Dosis OBAT
    Dosis OBAT
    Dokumen20 halaman
    Dosis OBAT
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen44 halaman
    An Tibi Otik
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • ANASTETIK
    ANASTETIK
    Dokumen11 halaman
    ANASTETIK
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Diuretik
    Diuretik
    Dokumen14 halaman
    Diuretik
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Anestetik Lokal2
    Anestetik Lokal2
    Dokumen22 halaman
    Anestetik Lokal2
    Gari Gege Esun Bue
    Belum ada peringkat
  • Farmakodinamik
    Farmakodinamik
    Dokumen34 halaman
    Farmakodinamik
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Farmakologi
    Pengantar Farmakologi
    Dokumen17 halaman
    Pengantar Farmakologi
    pajerukansuper
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen44 halaman
    An Tibi Otik
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi Pertemuan 14
    Farmakologi Pertemuan 14
    Dokumen179 halaman
    Farmakologi Pertemuan 14
    Nadilla Alfitri
    Belum ada peringkat
  • Model Non Kompartemen
    Model Non Kompartemen
    Dokumen10 halaman
    Model Non Kompartemen
    Jeffrey Ramos
    Belum ada peringkat
  • Antijamur
    Antijamur
    Dokumen23 halaman
    Antijamur
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat
  • Anti Trombotika
    Anti Trombotika
    Dokumen5 halaman
    Anti Trombotika
    shg13shg
    Belum ada peringkat
  • Angina Pektoris
    Angina Pektoris
    Dokumen21 halaman
    Angina Pektoris
    Sista Rosana Wulandara
    Belum ada peringkat
  • ANTIMIKROBA
    ANTIMIKROBA
    Dokumen19 halaman
    ANTIMIKROBA
    Siti Hajar Nur Safita
    Belum ada peringkat