KELOMPOK 3
• Zulfa Nurmanita Luthfiyandani 11161040000003
• Annajmi Indillah 11161040000007
• Mutiara Martin 11161040000010
• Risa Lusiana 11161040000016
• Intan Fauziah Dwi L 11161040000022
• Namira Safitri 11161040000031
• Fitri Fadila 11161040000036
• Sofia Dwi Mardianti 11161040000080
• Dawda Kairaba Kijera 11161040000089
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat rnenyerang
berbagai organ, terutama paru-paru.Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasiberbahaya hingga
kematian. TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun
sebelumMasehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit
TB baru terjadi dalamdua abad terakhir.
PENGERTIAN
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis).
(Kemenkes RI, 2013).
• Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal,
tulang, dan nodus limfe
(Smeltzer & Bare, 2002).
• Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensifitas
yang diperantarai sel (cellmediated hypersensitivity)
(Wahid dan Suprapto, 2014).
Cara Penularan TB
a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik
renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa
pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak
mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi
oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji ≤
dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui
pemeriksaan mikroskopis langsung.
b. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif
adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif
adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan
foto Toraks positif adalah 17%.
c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang
mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik).
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Perjalanan Alamiah TB Pada Manusia.
LANJUTAN….
KLASIFIKASI
Klasifikasi Tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai
berdasarkan kelainan klinis. radiologist dan mikrobiologis :
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberculosis
3. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
• TB paru tersangka yang diobati ( sputum BTA negatif, tapi tanda –
tanda lain positif )
• TB paru tersangka yang tidak dapat diobati (sputum BTA negatif dan
tanda – tanda lain meragukan )
( Depkes RI, 2006 )
Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
1) Pasien TB dengan HIV positif (pasien ko-infeksi TB/HIV): adalah pasien TB
dengan:
- Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART,
atau
- Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TB.
3) Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui: adalah pasien TB tanpa ada bukti
pendukung hasil tes HIV saat diagnosis TB ditetapkan.
Catatan:
Apabila pada pemeriksaan selanjutnya dapat diperoleh hasil tes HIV pasien, pasien
harus disesuaikan kembali klasifìkasinya berdasarkan hasil tes HIV terakhir.
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paru
oleh micobacterium tuberculosis yang merupakan bakteri berbentuk batang
dengan ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang
menunjukkan bakteri lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit
tuberculosis. bakteri ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat
bakteri lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia
dan fisik. Penyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu melalui droplet
nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi
(Depkes RI, 2002).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum TBC adalah sebagai berikut:
• Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau
berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam satu bulan setelah
diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
• Demam yang lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya
tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TBC pada
anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
• Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
• Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel,
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha.
• Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure
to thrive).
• Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
• Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
KOMPLIKASI
Komplikasi paru
1. Atelektasis
2. Hemoptisis
3. Fibrosis
4. Bronkiektasis
5. Pneumotoraks
6. Gagal napas