Pankreas
dr. Rena Normasari, M.Biomed
Lab. Patologi Anatomi
FK UNEJ
1
Hepar
Kuadran kanan atas abdomen
Hati, empedu, saluran empedu
Hati; homeostasis metabolisme tubuh
Mengolah asam amino, karbohidrat, lemak
Membentuk protein serum
Detoksifikasi
Gejala klinis utama gg hati
Gagal hepar, sirosis, hipertensi porta, kolestasis
Tes penunjang
Tes laboratorium
Gold standard: liver biopsy
Hati mempunyai cadangan fungsional yg besar, pengangkatan
hati 60%, jika jar ikat utuh dp restitusi
2
3
4
5
Cedera hati
Respon umum pada cedera hati
Peradangan; peradangan di saluran porta atau parenkim,
Hepatitis
Degenerasi;
akibat gg toksik atau imunologi, hati membengkak, edema (degenerasi balon)
Bhn empedu yg tertahan di hati, hati membengkak seperti busa (degenerasi busa)
Akumulasi butiran lemak di hati (steatosis): s. mikrovaskuler, makrovaskuler
Kematian sel
Nekrosis koagulasi; hepatosit mumifikasi, tidak terwarna, akb iskemi
Nekrosis sentrilobularis; pd iskemi dan sejumlah reaksi obat/toksin, nekrosis
hepatosit tersebar di sekitar vena sentralis
Bridging nekrosis; cedera berat, nekrosis apoptosis meluas ke lobulus berdekatan
Nekrosis submasif dan masif gagal hati
Fibrosis; konsekuensi ireversibel kerusakan hati
Sirosis; fibrosis berlanjut, hati terbagi menjadi nodul2 dan dikelilingi jar parut
6
Jaundice dan kolestasis
Fungsi empedu
Jalur primer untuk mengeluarkan bilirubin, kelebihan kolesterol,
dan xenobiotik yg kurang larut air shg tdk dp dikeluarkan
bsama urine
Garam empedu dan fosfolipid yg dikeluarkan mdorong
emulsifikasi lemak dalam usus
Jaundice; diskolorisasi kuning pd kulit dan sklera (ikterik)
retensi sistemik bilirubin (>2mg/dL)
Kolestasis retensi bilirubin, dan zat yg dieliminasi
empedu (gr empedu dan kolesterol)
7
Bilirubin dan asam empedu
Bilirubin mrp produk akhir penguraian heme
Hem oksigenase mengoksidase hem mjd biliverdin
Oleh biliverdin reduktase direduksi mjd bilirubin, bilirubin
ekstrahepar terikat oleh albumin, dibawa ke dalam sel hepar, diserap
di mb sinusoid
Pengikatan protein di sitosol, penyaluran ke retikulum endoplasma
Konjugasi dg 1 atau 2 mol as glukoronat oleh bilirubin uridin difosfat-
glukoronosiltransferase (UGT1A1)
Ekskresi bilirubin glukoronida larut air nontoksik ke dlm empedu
Bilirubin glukoronida mengalami dekonjugasi oleh β-glukoronidase
bakteri usus mjd urobilinogen
Urobilinogen diekskresikan lwt feses, sebagian direabsorbsi di ileum
dan kolon ke hepar
Sejumlah kecil yg lolos sirkulasi enterohepatik diekskresikan melalui
urine
8
9
Patofisiologi ikterus
Bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin glukoronida dp
menumpuk scr sistemik dan mengendap dlm jaringan,
menimbulkan warna kuning ikterus
Bilirubin tak terkonjugasi, berikatan dg albumin, tak larut air, dp
berdifusi ke dalam jaringan, toksik
Bilirubin terkonjugasi, larut air, nontoksik, dikeluarkan melalui
urin
Ikterus tjd krn ketidakseimbangan ant produksi dan
pengeluaran bilirubin
Produksi berlebihan
Penurunan penyerapan oleh hati
Gg konjugasi
Penurunan ekskresi hepatoseluler
Gg aliran empedu
10
11
12
13
Kolestasis
Penimbunan pigmen empedu di parenkim hati (stasis
empedu)
Akibat disfungsi hepatoseluler atau obstruksi empedu
intra- atau ekstrahepar, dp mnyebabkan ikterus
Gejala;
Pruritus, peningkatan kadar asam empedu dlm plasma dan
pengendapan di jar perifer, terutama kulit
Xanthoma kulit (penimbunan fokal kolesterol)
Kurang adekuatnya penyerapan vitamin larut lemak (A, D, K)
Temuan lab;
Peningkatan kadar alkali fosfatase serum, suatu enzim yg tdp di
epitel duktus empedu, dan mb kanalikuli hepatosit
14
15
16
Gagal hati
Kerusakan hati yg mendadak dan masif, tahap akhir
kerusakan hati, baru timbul stlh kapasitas fungsional hati
berkurang 90%
Perubahan morfologi yg mnyebabkan gagal hati
Nekrosis hati masif; ec hepatitis virus, bhn kimia dan obat;
kerusakan toksik pd hepatosit
Penyakit hati kronis; sering mjd pnyebab ggl hati, berakhir pd
sirosis
Disfungsi hati; hepatosit msh hidup, namun fungsi turun; ec fatty
liver pd kehamilan, keracunan tetrasiklin, sindrom reye
17
Gejala klinis;
Ikterus, hipoalbuminemi (edema perifer), hiperamonia (gg fx
siklus urea hati), fetor hepatikus (pmbentukan merkaptan akb
bakteri sal cerna pd as amino yg mngandung sulfur), eritema
palmaris (gg metabolisme estrogen), spider angioma
Gagal hati mengancam nyawa
Kegagalan banyak organ, gagal nafas dg pneumonia dan sepsis
disertai gagal ginjal
Koagulopati, gg sintesis faktor pembekuan
18
Ensefalopati hepatika
Otak terpajan ling toksik metabolit karena
Fx hepatoseluler sangat berkurang
Pirau darah yg mngelilingi hati scr kronis
Gangguan metabolik SSP dan neuromuskuler
Peningkatan kadar amonia darah, mgganggu fx neuron,
edema otak generalisata
Gangguan kesadaran; stupor hingga koma
Tanda neurologis;
Rigiditas, hiperrefleks, perubahan elektro-enselografik
nonspesifik, kejang
Tanda khas, asteriksis; gerakan cepat ekstensi-fleksi nonritmik
kepala dan ekstremitas
19
Sindrom hepatorenal
Terjadinya gagal ginjal pd pasien dg penyakit hati yg berat
Fx ginjal pulih jika gagal hati dapat diatasi
Vasodilatasi splanknik dan vasokonstriksi sistemik
mnyebabkan penurunan hebat aliran darah ginjal
Ditandai dg
Penurunan ekskresi urine, disertai pningkatan kreatinin dan
nitrogen urea darah
Kemampuan memekatkan urine dipertahankan, shg
terbentuk urine hiperosmolar yg tidak mengandung
protein dan sedimen abnormal dg natrium rendah
20
Sirosis
Etiologi; alkohol, hepatitis kronis, py saluran empedu,
hemokromatosis herediter
Karakteristik
Bridging fibrous septa, jar parut lebar yg mgantikan lobulus
Nodul parenkim, tbentuk oleh regenerasi hepatosit
Kerusakan arsitektur hati
Patogenesa;
Kematian sel hati, regenerasi, dan fibrosis progresif
Hepar normal mengandung kolagen interstitium, pd sirosis
kolagen matriks mengendap di semua bag lobulus dan endotel
sinusoid kehilangan fenestrasinya
21
Rangsangan pngendapan kolagen;
Peradangan kronis, produksi TNF dan IL-1;
Pbentukan sitokin oleh sel endogen yg cedera (sel kupffer,
endotel, hepatosit, epitel sal empedu);
Gg matriks ekstrasel;
Stimulasi lgsg oleh toksin
Causa mortis;
gagal hati progresif, komplikasi hipertensi porta, ca
hepatoseluler
22
23
Hipertensi porta
Peningkatan resistensi aliran darah porta
Penyebab
Prehepatic; trombosis oklusif, splenomegali masif
Intrahepatic; sirosis, skistosomiasis, fatty liver masif
Posthepatic; ggl jantung kanan, perikarditis konstriktiva, obstruksi
aliran keluar v hepatika
Anastomosis ant sist arteri dan porta pd pita fibrosa jg dp
mnyebabkan hipertensi porta krn mengakibatkan sistem porta
yg bertekanan rendah mdpt tak arteri
Konsekuensi;
Asites
Portosistemik shunt
Splenomegali kongestif
Ensefalopati hepatika
24
25
Asites
Kumpulan kelebihan cairan di rongga peritoneum, dp
mnyebabkan distensi abdomen yg masif
Cairan brupa cairan serosa dg protein (albumin), glukosa,
natrium, dan kalium
Patogenesa
Hipertensi sinusoid; yg disertai hipoalbuminemia dpt mdorong
cairan ke ruang disse, dan dikeluarkan oleh pmbuluh limfe hati
Perembesan limfe hati ke dalam rongga perittoneum
Retensi natrium dan air oleh ginjal krn hiperaldosteronisme
sekunder
26
Portosistemik shunt
Dg meningkatnya tek porta, tbentuk shunt pd tempat yg
memiliki sirkulasi sistemik dan porta pd kapiler yg sama
Lokasi;
Vena di sekitar rektum (hemoroid)
Kardioesofagus (varises esofago-gastrik)
Retroperitoneum dan ligamentum falsiparum hati (kolateral dd
abdomen dan periumbilikus kaput medusa)
27
Splenomegali
Kongesti kronis dp mnyebabkan splenomegali kongestif
Derajat pembesaran bervariasi, tidak selalu berkaitan dg
hipertensi porta
Splenomegali masif dp secara sekunder memicu beragam
kelainan hematologik berkaitan dg hipersplenisme
28
Drug- or toxin-induced liver disease
Hati merupakan organ utama yg memetabolisme dan
mendetoksifikasi obat berpotensi mengalami kerusakan
Cedera dp tjd akb toksisias lgsg, tjd melalui konversi
suatu xenobiotik mjd toksin aktif
Atau ditimbulkan oleh mekanisme imunologik, obat atau
metabolitnya mengubah protein sel mjd imunogen
29
30
31
32
33
34
35
Virus Hepatitis A (HAV)
Penyakit jinak, self limited, masa inkubasi 2-6 mgg
Tidak mnyebabkan hep kronis atau karier, jarang mjd
fulminan
Menyebar melalui ingesti makanan dan minuman yg
tercemar, berhubungan dg higiene dan sanitasi buruk,
kontaminasi fecal-oral
HAV mrp picorna virus, single stranded RNA, kecil tidak
berkapsul, tidak bersifat sitotoksik thd hepatosit
IgM anti-HAV muncul saat gejala, menurun dlm bbrp bulan,
disertai munculnya IgG anti-HAV yg menetap seumur
hidup
36
Figure 15–9 The sequence of
serologic markers in acute hepatitis A
infection. HAV, hepatitis A virus. There
are no routinely available tests for
IgG anti-HAV; therefore the presence
of this antibody is inferred from the
difference between total and IgM-
HAV.
37
Virus Hepatitis B (HBV)
HBV menetap di darah selama stadium akhir dari masa
inkubasi yg lama (4-26mgg) dan selama episode aktif hep akut
dan kronis
Virus tdp di semua cairan tubuh, fisiologik dan patologik,
kecuali tinja (sekret tubuh; semen,air liur, keringat, airmata, air
susu, dan efusi patologis)
Penularan;
Vertikal, dari ibu ke anak
Horizontal, transfusi, produk darah, dialisis, jarum suntik
HBV mrp hepadnavirus, virus DNA
Resiko ca hepatoseluler
HBV tidak secara lgsg menimbulkan cedera hepatosit
Kerusakan hepatosit krn kerusakan sel yg terinfeksi virus oleh
sel T CD8+ (MHC kelas 1)
38
Genom HBV mengkode
Protein ‘core’ (HBcAg) tertahan di hepatosit, dan polipeptida ‘pre-
core’ (HBeAg) disekresikan ke darah
Glikoprotein selubung (HBsAg), antigen permukaan hep B, bersifat
imunogenik
DNA polimerase
HBV X protein, berfungsi sbg transcriptional transactivator untuk
bbrp virus dan gen melalui interaksi dg faktor transkripsi
Penanda serum
HBsAg muncul sblm onset gejala, memuncak saat muncul gejala, tdk
terdeteksi dlm 3-6bln
HBeAg, HBV-DNA, dan DNA polimerase muncul segera stlh HBsAg,
menandakan replikasi virus aktif
IgM anti-HBc terdeteksi sblm onset gejala
Antibodi anti-Hbe menandakan infeksi akut telah reda
IgG anti HBs blm meningkat hingga fase akut terlewati
39
40
41
42
Virus Hepatits C (HCV)
Penularan, inokulasi dan transfusi darah
HCV sering berkembang mjd penyakit kronis (krn infeksi
persisten) dan sirosis
HCV mrp virus RNA single stranded, Flaviviridae, memp
sekuens nukleotida yg tidak stabil mempersulit
pengembangan vaksin HCV, krn peningkatan IgG antiHCV
tdk memberi imunitas efektif thd infeksi HCV berikutnya
Inkubasi 2-26mgg
RNA HCV terdeteksi dalam darah 1-3mgg disertai
peningkatan aminotransferase serum
Gejala; 75% pasien asimtomatik
43
44
45
Other Viral Infections of the Liver
Infeksi Epstein-Barr virus (EBV) mnyebabkan mild hepatitis
Infeksi Cytomegalovirus infection, virus dp muncul di semua
sel hepar termasuk hepatosit, cholangiosit, dan endotel
Herpes simplex dp menginfeksi hepatosit
Yellow fever, menyebabkan apoptosis hepatosit.
Rubella virus, adenovirus, atau infeksi enterovirus
46
Anatomic pathology of hepatitis
Carrier state
liver biopsy normal usually
in HCV, may have evidence of low-grade inflammation
in HBV, may have “ground glass” appearance due to virus particles
Acute hepatitis
hydropic degeneration
chronic inflammation
necrosis of individual cells
Fulminant hepatitis or hepatic failure
extensive necrosis
Chronic hepatitis
see those changes seen in acute but more severe damage
disorganized
more intense inflammatory reaction
more extensive necrosis
scar tissue
48
Abses hati
Etiologi; infeksi parasit (amoeba, ekinokokus, protozoa,
cacing), bakteri atau jamur
Patogenesa;
Infeksi asenden di saluran empedu (kolangitis asenden)
Penyebaran melalui pemb darah, porta atau arteri
Infeksi lgsg ke hati melalui inf sekitar
Luka tembus
Muncul pd keadaan defisiensi imun (usia lanjut,
imunosupresi, kemoterapi)
Gejala; demam, nyeri kuadran kanan atas, sering tjd ikterus
49
Perlemakan Hati alkoholik
Steatosis hati
Asupan alkohol dlm jumlah sedang, dp tjd penimbunan
butir-butir lemak kecil (mikrovesikuler) dlm hepatosit
Pada asupan alkohol kronis, globulus makrovesikuler besar,
jernih, menggeser nukleus ke perifer
Morfologi
Pembengkakan dan nekrosis hepatosit
Badan mallory, akumulasi filamen intermediet sitokeratin,
tampak sbg badan inklusi eosinofilik di sitoplasma
Reaksi neutrofilik; neutrofil menembus lobulus dan berkumpul
di hepatosit yg mngalami degenerasi
Fibrosis; fibrosis sinusoid dan perivenula
50
Sirosis alkoholik; bentuk akhir dan irreversibel dari peny
hati alkoholik;
Awalnya septum fibrosis berjalan melalui sinusoid dari vena
sentralis ke porta
Aktivitas regenerasi parenkim terperangkap, mghasilkan nodus
dg ukuran seragam (sirosis mikronoduler)
septum fibrosa mnyelinap masuk dan mengelilingi nodus, hati
smkin fibrotik, khilangan lemak, menciut scr progresif
51
52
53
54
55
56
Perlemakan hati non-alkoholik
Gg indolen yg mnyebabkan peningkatan kadar
aminotransferase, resiko kecil tjd fibrosis dan sirosis
Parenkim berisi neutrofil dan mononukleus, hepatosit
mengandung hialin malory
Faktor resiko
Obesitas, DM tipe 2, intoleransi glukosa, serta hiperlipidemia
Gejala; sebagian besar asimtomatis, lelah, malaise, rasa
sebah di abdomen kuadran kanan atas
Diagnosis; biopsi hati
57
58
Karsinoma Hepatoseluler
Etiologi;
HBV, penyakit hati kronis (HCV dan alkohol), hepatokarsinogen
(aflatoksin)
Makroskopik
Tumor unifokus, masif
Keganasan multifokus tdr dari nodus dengan uk bervariasi
Kanker infiltratif difus, mengenai seluruh hati dg latar belakang
nekrosis
Histologis
Lesi berdiferensiasi baik hingga buruk
Lesi berdiferensiasi baik, sel tumor tersusun dlm sarang-sarang, kdg
dg lumen di tengahh, dp ditemukan empedu dlm sitoplasma sel
Gejala;
hepatomegali asimtomatis,
asites, demam, peningkatan α-fetoprotein
59
60
61
Kolelitiasis
Dua jenis batu;
Batu kolesterol (kristal kolesterol monohidrat), dan batu pigmen
(garam kalsium bilirubin)
Patogenesa
Empedu, mengeluarkan kelebihan kolesterol, sbg kolest bebas atau
sbg garam empedu
Kolesterol tdk larut air, agregasi melalui garam empedu dan lesitin
mjd larut air
Kelebihan kolest melebihi kemampuan solubilitas empedu
(supersaturasi), kolest tdk dlm keadaan terdispersi shg mnggumpal
mjd kristal
Tiga kondisi agar terjadi batu empedu
Supersaturasi oleh kolesterol, pembentukan inti batu, kristal
kolesterol cukup lama utk mjd batu
62
Faktor resiko
Usia dan jenis kelamin; perempuan, <40thn atau >80thn
Etnik dan geografik
Hereditas; herediter metabolisme, berkaitan dg gg sintesis dan sekresi
grm empedu
Lingkungan; estrogen, kontrasepsi dan kehamilan, obesitas
Penykit didapat; keadaan dg motilitas kandung empedu yg berkurang
(kehamilan, cedera medula spinalis)
Morfologi;
Batu kolesterol tampak kuning pucat, putih abu hingga hitam, bentuk
ovoid dan padat, sebagian besar radiolusen
Batu pigmen, tampak hitam coklat, radio-opak
Gejala klinis; sbagian besar asimtomatik, nyeri spasmodik (kolik)
akb obstruksi
63
64
65
Kolesistitis
Peradangan kandung empedu, dp bersifat akut, kronis,
hampir selalu berkaitan dg batu empedu
Morfologi;
Kolesistitis akut; kandung empedu membesar, tegang,
kemerahan atau bercak keunguan hingga hitam, lumen dp terisi
fibrin atau pus.
Histologis ddg edema, infiltrasi neutrofil, kongesti vaskuler,
pembentukan abses
Kolesisititis kronis; perubahan morfologi minimal, ulserasi
mukosa jarang tjd, tanda peradangan adanya limfosit dlm lumen
Gejala; asimtomatis, nyeri abdomen yg bersifat kolik,
demam, mual, leukositosis
66
Koledokolitiasis dan kolangitis
Koledokolitiasis, adanya batu di dalam saluran empedu
Gejala dpt timbul krn; obstruksi empedu, pankreatitis,
kolangitis, abses hati, peny hati kronis disertai sirosis biliaris
sekunder, kolesisititis akut
Kolangitis mrpkan peradangan akut ddg saluran empedu
Etiologi; Infeksi bakteri, tumor, pankreatitis akut dan striktur
ringan
Bakteri masuk melalui sfingter oddi, bukan rute hematogen
Bakteri tersering; aerob gram negatif (E.coli, Klebsiela,
Clostridium, Bacteroides, Enterobacter, Streptokokus)
Parasit; Fasciola hepatika, skistosomiasis, Clonorchis sinensis,
Opistorchis viverrini, kriptosporidiosis
Gejala; demam, menggigil,nyeri abdomen, ikterus
67
Pankreas
90% kelenjar eksokrin yang mengeluarkan enzim yang
diperlukan untuk pencernaan
10% kelenjar endokrin: pulau langerhans (sekresi insulin,
glukagon)
68
Pankreatitis akut
Peradangan pankreas, cedera sel asinus
Gejala; nyeri abdomen mendadak akb nekrosis dan
peradangan enzimatik, tjd peningkatan kadar enzim
pankreas dalam darah dan urine
Sekresi lipase pankreas nekrosis lemak di sekitar
pankreas
Morfologi; destruksi proteolitik substansi pankreas,
nekrosis pembuluh darah, nekrosis lemak, reaksi
peradangan akut
69
Patogenesa;
Autodigesti substansi pankreas oleh enzim pankreas yg aktif
Respon cedera sel asinus yg diperantarai oleh sitokin
proinflamasi
Terjadi pd dua keadaan primer;
obstruksi duktus pankreatikus;duktus koledokus dan duktus
pankreatikus menyatu, bila ada batu yg menekan ampula vateri
akan meningkatkan tekanan di duktus pankreatikus
cedera langsung pada sel asinus (misal parotitis, obat, trauma)
70
Gambaran klinis
Nyeri abdomen, nyeri ringan hingga parah
Lokasi khas di epigastrium dengan penyebaran ke punggung
Harus dibedakan dengan akut abdomen lain: perforasi ulkus
peptik, kolesistitis akut, infark usus
Kadar amilase dan lipase meningkat
71
72
73
Pankreatitis akut
74
Pankreatitis kronis
Ditandai dg serangan berulang peradangan pankreas
ringan hingga sedang, disertai berkurangnya secara terus-
menerus parenkim pankreas yg diganti dg jar fibrosa
Predisposisi; laki-laki, alkoholisme, hiperkalsemia dan
hiperlipoproteinemia
Morfologi;
Area fibrotik luas disertai atrofi kelenjar eksokrin
Makros; kelenjar mengeras, duktus melebar, dan daerah
kalsifikasi
Gejala klinis; asimtomatik, serangan berulang dari nyeri
abdomen
75
76
Ca Pankreas
Kanker di bagian eksokrin kelenjar pankreas
Sering menyebabkan kematian
Epidemiologi
Insidensi puncak >60thn
Angka insedensi tinggi pada perokok
Etiologi;
Mutasi multipel gen yg berkaitan dg kanker (K-RAS, CDKN2A,
TP53)
77
Morfologi;
70% kaput pankreas, 10% di korpus, sisanya di kauda
Mrp adenokarsinoma dari epitel duktus
Stroma fibrosa padat dalam substansi pankreas
Gejala;
Asimtomatis, nyeri, ikterus obstruksi, tromboflebitis migratorik
Diagosa;
USG, CT scan, biopsi
78
79
80
81