1
MANFAAT RM
(Permenkes 749a tahun 1989 Bab III Pasal 14 )
6
Penjelasan Pasal 54
Ayat (1) Tindakan disiplin dalam ayat ini adalah salah satu
bentuk tindakan administrasi misalnya pencabutan izin untuk
jangka waktu tertentu atau hukuman lain sesuai dengan
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
Ayat (2) Untuk memberikan perlindungan yang seimbang dan
objektif baik kepada tenaga kesehatan maupun pihak penerima
pelayanan kesehatan, pertimbangan ada tidaknya kesehatan
atau kelalaian atas penerapan standar profesi dilakukan oleh
sebuah majelis. Majelis ini tidak hanya terdiri dari tenaga
kesehatan saja tetapi juga tenaga bidang lain yang berlkaitan
dengan masalah yang dihadapi seperti ahli hukum, ahli
psikologi, ahli sosiologi, ahli agama, yang diketuai oleh seoarang
sarjana hukum
Ayat (3) cukup jelas 7
PP No. 32 / 1996 tentang
TENAGA KESEHATAN
Pasal 21 Setiap tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi standar
profesi tenaga kesehatan
Standar profesi tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri.
8
Bagitenaga kesehatan jenis tertentu
dalam melaksanakan tugas profesi
berkewajiban untuk
Menghormati hak pasien
Menjaga kerahasiaan identitas dan data
kesehatan pribadi pasien
Memberikan informasi yang berkaitan dengan
kondisi dan tindakan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan terhadap tindakan yang
akan dilakukan
Membuat dan memelihara rekam medis
9
Pasal 4 Tenaga kesehatan hanya dapat
melaksanakan upaya kesehatan setelah
tenaga kesehatan yang bersangkutan
memiliki izin dari Menteri. Dikecualikan
dari pemilikan izin sebagaimana
dimaksudkan dalam ayat (1) bagi tenaga
kesehatan masyarakat
Penjelasan Pasal 4
Pengertian izin dalam ayat ini misalnya :
Surat penugasan bagi tenaga kesehatan
Surat izin praktek / izin kerja bagi tenaga
kesehatan tertentu 10
Pasal 35 : Berdasarkan ketentuan pasal 86
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, barang siapa dengan sengaja :
1) Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
2) Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan
adaptasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1)
3) Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan
standar profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
4) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (1); dipidana denda paling banyak
Rp. 10.000.000,00,- 11
UU 29/2004 - UUPK
Pasal 50 dan 51, mengatur tentang "hak dan kewajiban dokter" dan
Pasal 52 dan 53 mengatur tentang "hak dan kewajiban pasien". Dilihat
dari konstruksi hukum yang menentukan di dalam hubungan hukum
terdapat hak dan kewajiban yang timbal balik, maka kewajiban dokter
diatur dalam Pasal 51 (ex kewajiban dokter) dan Pasal 53 (ex hak
pasien).
Pasal 51 UUPK, yang menjadi hak pasien, berbunyi: "Dokter dan dokter
gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:
a. memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
dan kedokteran gigi.
12
Pelanggaran terhadap kewajiban yang
ditentukan melalui Pasal 51 UUPK, diatur
melalui Ketentuan Pidana yang diatur di dalam
Pasal 79 Ayat (c) UUPK sehubungan dengan
pelanggaran terhadap seluruh Pasal 51, yang
berbunyi:
"Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), setiap dokter
atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d
atau huruf e.
13
Papan Nama dan Membuat Rekam
Medis
Tidak memasang Papan Nama dan tidak membuat
Rekam Medis adalah pelanggaran terhadap ketentuan
Pasal 41 Ayat (1) dan Pasal 46 Ayat (1) UUPK, yang
diancam dengan hukuman penjara atau denda, yang
diatur di dalam Pasal 79 Ayat (a) dan (b) UUPK, yang
berbunyi:
"Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang:
dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana
dimaksud dengan Pasal 41 Ayat (1);
dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 Ayat (1).
14
Permenkes no. 749a tahun 1989
tentang Rekam Medis/Medical
Records
Pasal 2: Setiap sarana pelayanan kesehatan
yang melakukan pelayanan rawat jalan maupun
rawat nginap wajib membuat rekam medis
Pasal 3: Rekam medis sebagaimana dimaksud
pasal 2 dibuat oleh dokter dan atau tenaga
kesehatan lain yang memberi pelayanan
langsung kepada pasien
Pasal 4: Rekam medis harus dibuat segera dan
dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima
pelayanan 15
Permenkes no. 749a tahun 1989….
Pasal 7: Lama penyimpanan rekam medis sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
Lama penyimpanan rekam medis yang berkaitan
dengan hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan
tersendiri.
Pasal 8: Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud
pasal 7 dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.
Pasal 9: Rekam medis harus disimpan oleh
petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
16
Permenkes no. 749a tahun 1989….
Pasal 5: Setiap pencatatan ke dalam rekam medis
harus dibubuhi nama dan tandatangan petugas
yang memberikan pelayanan atau tindakan. Hal ini
dimaksudkan untuk pertanggungjawaban terhadap
pelayanan yang bersangkutan, sehingga bila akan
dilakukan evaluasi pelayanan tampak jelas siapa
yang bertanggungjawab
Pasal 6: Pembetulan kesalahan catatan dilakukan
pada tulisan yang salah dan diberi paraf oleh
petugas yang bersangkutan. Penghapusan tulisan
dengan cara apapun tidak diperbolehkan
17
Permenkes no. 749a tahun 1989….
Pasal 10: Berkas rekam medis milik sarana
pelayanan kesehatan. Isi rekam medis milik
pasien.
Pasal 11: Rekam medis merupakan berkas yang
wajib dijaga kerahasiaannya.
Pasal 12: Pemaparan isi rekam medis hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan
izin tertulis pasien. Pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis tanpa
izin pasien berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
18
Permenkes no. 749a tahun
1989….
Pasal 13: Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas: hilangnya, rusaknya, atau
pemalsuan rekam medis dan penggunaan oleh
orang/badan yang tidak berhak.
Pasal 14: Rekam medis dapat dipakai sebagai: (a)
dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien, (b) bahan pembuktian dalam perkara hukum,
(c) bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan,
(d) dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan,
(e) bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
19
Permenkes no. 749a tahun
1989….
Pasal 15: Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan
dapat dibuat sekurang-kurangnya memuat : identitas,
anamnese, diagnosis, dan tindakan/pengobatan.
Pasal 16: Isi rekam medis untuk pasien rawat nginap
sekurang-kurangnya memuat : (a) identitas pasien, (b)
anamnesa, (c) riwayat penyakit, (d) hasil pemeriksaan
laboratorik, (e) diagnosis, (f) persetujuan tindakan
Medis, (g) tindakan/pengobatan, (h) cacatan perawat,
(i) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan (j)
resume akhir dan evaluasi pengobatan.
20
PP No 10 Tahun 1966 tentang WAJIB
SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN
22
Tanggung jawab tenaga medis
dan para medis
Melengkapi data pasien Merahasiakan isi
yang dirawatnya meliputi dokumen rekam medis
identitas dirinya (DRM)
hasil anamnesa,
hasil pemeriksaan fisik,
Penandatanganan dan
hasil pemeriksaan penulisan nama secara
panunjang, jelas
diagnosis, Melaksanakan informed
pengobatan dan tindakan consent
sebab kematian Dilarang melakukan
laporan operasi,
laporan anaestesi,
penghapusan pencatatan
laporan persalinan,
rekam medis
laporan bayi lahir,
23
Tanggung jawab tenaga non medis
Membantu penyelenggaraan pelayanan rekam
medis yang berhubungan dengan
kegiatan farmasi
pelayanan keuangan
sumber daya manusia
peralatan medis
peralatan non medis
24
Tanggungjawab perekam medis
Pencatatan identitas Penyimpanan dan
pasien penjagaaan atas
Pencatatan register kerahasiaan isi DRM
pelayanan rekam medis Meretensi DRM
Penyediaan DRM baru Pembuatan abstrak rekam
atau lama medis
Evaluasi konsistensi dan Pengabadian DRM tertentu
penelitian kelengkapan isi Pembuatan laporan/
DRM informasi data rekam medis
Pemberian kode penyakit Analisis data rekam medis
dan operasi
Pengindeksan penyakit,
operasi dan kematian 25
Tanggung jawab sarana
kesehatan
Menetapkan pimpinan Unit Pelayanan Rekam
Medis
Membina serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan perrekam medis
Membuat dan menyelenggarakan rekam medis
Menyimpan DRM sedikitnya 5 th setelah pasien
berobat terakhir
Melakukan pemusnahan dan pengabadian
DRM tertentu
Kehilangan, kerusakan, pemalsuan dan
penggunaan oleh yang tak berhak
26
Peminjaman rekam medis
Peminjaman rekam medis untuk keperluan pembuatan
makalah, riset, dan lain-lain oleh seorang dokter/tenaga
kesehatan lainnya sebaiknya dikerjakan di kantor rekam
medis.
Mahasiswa kedokteran dapat meminjam rekam medis
jika dapat menunjukkan surat pengantar dari dokter
ruangan.
Dalam hal pasien mendapat perawatan lanjutan di
rumah sakit/institusi lain, berkas rekam medis tidak
boleh dikirimkan, akan tetapi cukup diberikan resume
akhir pelayanan.
27
Penyampaian informasi rekam
medis kepada orang/badan yang
diberi kuasa
Adanya surat kuasa pasien atau yang
bertanggungjawab (yang disediakan oleh sarkes/
rumahsakit)
Pemegang kuasa harus menunjukkan identitas
diri
Memperoleh ijin dari pimpinan sarkes setelah
disetujui oleh komite medis dan rekam medis
Data sosial boleh disampaikan
28
Rekam medis dalam pengadilan
Sebagai dokumen resmi kegiatan rumahsakit
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
isinya
Dapat diberikan salinannya atas pemintaan
pengadilan
Bila diminta aseli harus ada tanda terima dari
pengadilan
Keraguan terhadap isi DRM pengadilan dapat
memerintahkan saksi ahli
29
Informed consent
Persetujan tindakan medis yang diberikan pasien
atau keluarganya setelah memperoleh informasi
tentang tindakan medis yang akan diterminya
Informasi tersebut meliputi
diagnosis dan alasan tindakan yang akan dilakukan
kemungkinan apabila tindakan tersebut tak dilakukan
kemungkinan apabila tindakan tersebut dilakukan
prognosis penyakitnya
pengobatan dan cara pengobatannya
Pesetujuan/penolakan dapat diberikan secara :
lisan, tertulis atau tindakan
Dilakukan setiap kali tindakan medis akan
dilakukan 30
Penyelenggaraan rekam medis
Kewajiban sarana pelayanan kesehatan
menyelenggarakan, memelihara dan melindungi
Tenaga yang berhak dan berkewajiban serta
bertanggungjawab membuat rekam medis
mencatat, melengkapai data
Tanggung jawab perekam medis dalam
penyelenggaraan rekam medis
mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengelola,
melindungi
31
Penyelenggaraan rekam medis
Pembetulan kesalahan catatan
Penyimpanan dan lama penyimpanan rekam
medis
Retensi dan pemusnahan
Kepemilikan dan manfaat
Pelepasan informasi
Informed consent
32
Peminjaman rekam medis
Peminjaman rekam medis untuk keperluan
pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh
seorang dokter/tenaga kesehatan lainnya sebaiknya
dikerjakan di kantor rekam medis.
Mahasiswa kedokteran dapat meminjam rekam
medis jika dapat menunjukkan surat pengantar dari
dokter ruangan.
Dalam hal pasien mendapat perawatan lanjutan di
rumah sakit/institusi lain, berkas rekam medis tidak
boleh dikirimkan, akan tetapi cukup diberikan
resume akhir pelayanan.
33
Penyampaian informasi rekam
medis kepada orang/badan yang
diberi kuasa
Adanya surat kuasa pasien atau yang
bertanggungjawab (yang disediakan oleh sarkes/
rumahsakit)
Pemegang kuasa harus menunjukkan identitas
diri
Memperoleh ijin dari pimpinan sarkes setelah
disetujui oleh komite medis dan rekam medis
Data sosial boleh disampaikan
34
Rekam medis dalam pengadilan
Sebagai dokumen resmi kegiatan rumahsakit
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
isinya
Dapat diberikan salinannya atas pemintaan
pengadilan
Bila diminta aseli harus ada tanda terima dari
pengadilan
Keraguan terhadap isi DRM pengadilan dapat
memerintahkan saksi ahli
35
Informed consent
Persetujan tindakan medis yang diberikan pasien
atau keluarganya setelah memperoleh informasi
tentang tindakan medis yang akan diterminya
Informasi tersebut meliputi
diagnosis dan alasan tindakan yang akan dilakukan
kemungkinan apabila tindakan tersebut tak dilakukan
kemungkinan apabila tindakan tersebut dilakukan
prognosis penyakitnya
pengobatan dan cara pengobatannya
Pesetujuan/penolakan dapat diberikan secara :
lisan, tertulis atau tindakan
Dilakukan setiap kali tindakan medis akan
dilakukan 36
37
1.Kerasahasiaan Rekam Medik
Permenkes no.269 tahun 2008 BAB.4 pasal
10 Ayat 1
:informasi tentan identitas,diagnosis,riwayat
penyakit,riwayat pemeriksaaan dan riwayat
pengobatan pasien harus di jaga
kerahasiaannya oleh dokter,dokter gigi,tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelolah dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
38
2.Defiisi Rekam Medis
3.Manfaat Rekam Medis
4.masa simpan Reka Medis
5.Cara pemusnaha Reka Medik
6.kepanjangan dari:
a.BOR d.BTO
b.ALOS e.GDR
C.TOI f.NDR
39
7.Jelaskan tentang INACBG
8Tuliskan kepanjangan ICD-10 dan ICD-9 CM
40