Anda di halaman 1dari 92

Pemicu 5

Kelompok 9
Cekot-cekot kepalaku
Seorang perempuan berusia 24 tahun, bekerja sebagai
sekretaris datang ke dokter dengan riwayat sakit kepala sejak 12 tahun
yang lalu. Sakit kepala mulai dirasakan sejak duduk di kelas 2 SMP
sehingga saat itu ia sering tidak masuk sekolah. Sakit kepala timbul 1
sampai 2 kali dalam sebulan. saKit kepala dimulai pada daerah mata
kanan dan biasanya didahului dengan gambaran-gambaran kilatan
cahaya serta garis zig zag. Serangan sakit kepala disertai rasa mual yang
hebat dan muntah. Keluhan adan berkurang apabila ia beristirahat di
ruang yang gelap.
Biasanya serangan sakit kepala berlangsung selama 4-6 jam,
namun ia merasa lemah sehingga ia harus beristirahat tanpa melakukan
kegiatan apapun dalam 24 jam berikutnya. Serangan sakit kepala
semakin berat apabila pasien akan menstruasi dan mengkonsumsi jenis
makanan dan minuman tertentu seperti coklat atau anggur merah.
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis dalam batas normal

Apa yang dapat anda pelajari dari kasus di atas?


Anggota Kelompok
Nama Nim Keterangan
ERIK ADITYA 405070051 Anggota
KELVIN CRISTIAN H 405080009 Anggota
ANITA ONGKOWIDJOJO 405080030 Anggota
ANGGELINA ANGKOLA 405080042 Anggota
INDRA SYAHPUTRA R L 405080057 Anggota
SHERLINE 405080069 Anggota
IKKE KRIS W 405080083 Anggota
ABRAHAM KEVIN 405080121 Anggota
ANDREAS STEVAN 405080123 Sekretaris
CICILIA YUNITA P 405080132 Ketua
SUCI MEGASARI 405080186 Penulis
ANDRE PUTRA 405080204 Anggota
Sakit Kepala
• Karena kelainan yang diakibatkan oleh terpengaruhnya
struktural-struktural dari kepala dan leher yang sensitif
terhadap rasa sakit (meninges, pembuluh darah, saraf, dan
otot).
Pertimbangan Umum
Rasa Sakit Penjelasan
Kualitas Rasa tegang, nyeri, tekanan, tiba-tiba,
tajam, rasa ditusuk, nyeri berdenyut.
Keparahan Inkapasitasi pasien (performa kerja),
kesulitan tidur.
Lokasi Unilateral/bilateral; terlokalisir pada
daerah tertentu (jidad, maxilla,
sekitar mata, occipitonuchal,
frontotemporal, etc)
Durasi dan rentang waktu Detik atau menit; lama-lama menjadi
beberapa jam atau hari; kemudian
minggu ke bulan. Pada pagi, sore,
malam, kapanpun.
Evaluasi
• Riwayat sakit kepala
• Bagaimana munculnya? (tiba2 atau gradual)
• Dimana lokasinya? Apa nyerinya di belakang mata atau
menyebar dari leher?
• Kualitasnya? (throbbing, pressing, stabbing)
• Uni- atau bilateral?
• Faktor apa saja yang menyebabkan atau memperparah
sakit kepala?
• Bagaimana durasi dan periodenya? Frekuensinya?
• Gejala lain yang menyertai sakit kepala?
Evaluasi
• Pemeriksaan
• Hasil umumya normal pada primary headache disorders, kec
complicated form of migraine dgn defek lapang pandang atau
kelemahan otot
• Defisit neurologik fokal  secondary headache disorders
• Papilledema  peningkatan TIK
• Kaku kuduk  inflamasi meningeal
• Temproral artery tenderness  giant cell arteritis
Pain Sensitive Cranial Structures
• Skin
• Subcutaneous tissue
• Muscles
• Extracranial arteries
• Periosteum of the skull
• Eye
• Ear
• Nasal cavities
• Paranasal sinuses
• Intracranial venous sinuses and their large tributaries, especially
pericavernous structures
• Parts of the dura & the arteries within the dura (proximal parts of the
anterior and middle cerebral arteries and the intracranial segment of the
internal carotid artery)
• The middle meningeal and superficial temporal arteries
• The optic, oculomotor, trigeminal, glossopharyngeal, vagus, and first
three cervical nerves
Etiologi sakit kepala dan nyeri fasial
• Akut • Subakut
• Perdarahan subaraknoid • Giant cell arteritis
• CVD • Massa intrakranial
• Meningitis atau encephalitis (tumor,abses, dll)
• Gangguan okular (glaukoma) • Pseudotumor cerebri (benign
• Kejang intracranial hypertension)
• Hipertensive Encephalopathy • Trigeminal neuralgia
• Coitus
• Glossopharyngeal neuralgia
• Kronik • Postherpetic neuralgia
• Migrain • Hypertension
• Cluster headache
• Atypical facial pain
• Tension headache
• Cervical spine disease
• Sinusitis
• Dental disease
Klasifikasi Umum

Sumber : Blueprints in Neurology


HEADACHE KLASIFIKASI

SECONDARY HEADACHE
PRIMARY • Subarachnoid
HEADACHE hemorrhage
• Migraine • Temporal arteritis
•Trigeminal neuralgia
• Tension – type • Idiopathic intracranial
• Cluster headache hypertension
•Paroxysmal (Pseudotumor cerebri)
Hemicrania • Post – lumbar puncture
or Low pressure
headache
Jenis atau Penyebab Ciri Khas Pemeriksaan Diagnostik

Sakit kepala sering terjadi


Pemeriksaan untuk menyingkirkan
Nyeri hilang timbul, tidak terlalu
penyakit fisik
Ketegangan otot berat & dirasakan di kepala bagian
Penilaian faktor psikis &
depan & belakang, atau penderita
kepribadian
merasakan kekakuan menyeluruh

Nyeri dimulai di dalam & di sekitar


mata atau pelipis, menyebar ke
Jika diagnosisnya masih
satu atau kedua sisi kepala,
meragukan & sakit kepala baru
biasanya mengenai seluruh kepala
Migren terjari, dilakukan CT scan atau
tetapi bisa hanya pada satu sisi
MRI atau diberikan obat migren
kepala, berdenyut & disertai
untuk melihat efeknya
dengan hilangnya nafsu makan,
mual & muntah
Serangannya singkat (1 jam)
Nyeri sangat hebat & dirasakan di
satu sisi kepala Obat migren diberikan untuk
Serangan terjadi secara periodik melihat efeknya (misalnya
dalam sebuah kelompok (diselingi sumatriptan, metisergid atau obat
Sakit kepala cluster
periode bebas sakit kepala) & vasokonstriktor, kortikosteroid,
terutama menyerang pria indometasin atau menghirup
Disertai dengan pembengkakan oksigen
mata, hidung meler & mata berair
pada sisi yg sama dengan nyeri
Jarang menyebabkan sakit kepala,
kecuali pada tekanan darah tinggi
yg berat karena adanya tumor di
Tekanan darah tinggi Analisa kimia darah, pemeriksaan
kelenjar adrenal
(hipertensi) ginjal
Nyerinya berdenyut & dirasakan di
kepala bagian belakang atau di
puncak kepala
Nyeri dirasakan di kepala bagian
depat atau di dalam & di seluruh
Kelainan mata
mata, bersifat sedang sampai berat Pemeriksaan mata
(iritis, glaukoma)
& seringkali memburuk jika mata
dalam keadaan lelah
Nyeri bersifat akut atau subakut
(tidak menahun), dirasakan di
kepala bagian depan, bersifat
Kelainan sinus tumpul atau berat & biasanya Rontgen sinus
memburuk di pagi hari, membaik di
siang hari & memburuk dalam
keadaan dingin atau lembab
Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul,
bersifat ringan sampai berat,
dirasakan di satu titik atau di
seluruh kepala
Tumor otak Kelemahan di salah satu sisi tubuh MRI atau CT scan
semakin meningkat, kejang,
gangguan penglihatan, kemampuan
berbicara hilang, muntah, perubahan
mental
Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul,
bersifat ringan sampai berat,
dirasakan di satu titik atau di
Infeksi otak seluruh kepala
MRI atau CT scan
(abses) Sebelumnya penderita mengalami
infeksi telinga, sinus atau paru-paru
atau penyakit jantung rematik atau
penyakit jantung bawaan
Nyeri baru dirasakan,
menetap, berat & dirasakan
di seluruh kepala, menjalar
ke leher
Infeksi pada jaringan di
Penderita tampak sakit, Pemeriksaan darah, pungsi
sekitar otak
disertai demam, muntah & lumbal
(meningitis)
sebelumnya mengalami
nyeri tenggorokan atau
infeksi pernafasan, leher
sulit ditekuk
Nyeri baru dirasakan,
hilang-timbul atau terus
menerus, bersifat ringan
sampai berat, bisa
dirasakan di satu titik atau
Hematoma subdural MRI atau CT scan
di seluruh kepala, menjalar
ke leher
Sebelumnya telah terjadi
cedera, bisa disertai
penurunan kesadaran
Nyeri baru dirasakan,
menyebar, hebat & MRI atau CT scan, jika
Perdarahan subaraknoid menetap, kadang dirasakan hasilnya negatif dilakukan
di dalam & di sekitar mata, pungsi lumbal
kelopak mata turun
Nyeri baru dirasakan,
menyebar, hebat & MRI atau CT scan, jika
Perdarahan subaraknoid menetap, kadang dirasakan hasilnya negatif dilakukan
di dalam & di sekitar mata, pungsi lumbal
kelopak mata turun

Nyeri bersifat tumpul


sampai berat & dirasakan di
Sifilis
seluruh kepala atau di
Tuberkulosis
puncah kepala
Kriptokokosis Pungsi lumbal
Demam tidak terlalu tinggi
Sarkoidosis
dan terdapat riwayat sifilis,
Kanker
tuberkulosis, kriptokokosis,
sarkoidosis aatau kanker
Algoritme Sakit Kepala
Patofisiologi Umum Sakit Kepala
PATOFISIOLOGI
Orbita, telinga, sinus paranasal, hidung,
Rangsang mastoid, orofaring, gigi, otot-otot
mekanik, kimia, panas Ekstrakranial okspital, temporal dan frontal, kulit
kepala, periostium.

Kerusakan jaringan Intrakranial Pembuluh Darah Besar


Mediator nyeri
Duramater Bawah Tengkorak

Nociceptor Saraf Spinalis (C1, C2, C3)

Saraf sensoris
(aferen)

Pusat nyeri 
SSP
otak besar

NYERI
KEPALA
PATOFISIOLOGI

N. trigeminus
struktur di atas Nyeri biasanya disalurkan
tentorium serebeli ke daerah tengkorak bagian
melalui : frontal, temporal dan
parietal.

Jalur Nyeri
N. glossofaringeus, N. vagus
struktur dibawah dan akar saraf servikal
tentorium serebeli bagian atas
melalui: Nyeri dirasakan didaerah
oksipital dari kepala.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Etiologi berdasarkan onset dan sifat
ETIOLOGI SAKIT KEPALA BERDASARKAN ONSET & SIFAT
AKUT, LOKAL AKUT, AKUT, KRONIK, KRONIK,
MENYELURUH REKUREN PROGRESIF NON-
PROGRESIF
Sinusitis, Infeksi Migrain Hipertensi Jenis tension
otitis, sistemik intrakranial
influenza (meningitis) idiopatik
Paska-trauma Hipertensi Space occupying Psikiatrik
lesion (tumor, (depresi, fobia
abses, pendarahan, sekolah)
hidrosefalus)
Abses dental, Pendarahan,
TMJD, migrain exertional
pertama kali
Precipitating Factors
• Precipitating factors • menses;
can provide a guide to • hunger;
the cause of headache. • ice cream;
Such factors include
recent • foods containing
• eye or dental nitrite (hot dogs,
surgery; salami, ham, and
most sausage),
• acute exacerbation phenylethylamine
of chronic sinusitis (chocolate), or
or hay fever; tyramine (cheddar
• systemic viral cheese); and
infection; • bright lights.
• tension, emotional
stress, or fatigue;
Precipitating Factors
• Precipitation of • The use of oral
headache by alcohol is contraceptive agents or
especially typical of other drugs such as
cluster headache. nitrates may precipitate
Chewing and eating or exacerbate migraine
commonly trigger and even lead to stroke.
glossopharyngeal Intense headache can
neuralgia, tic occur in response to
douloureux, and the jaw coughing in patients
claudication of giant cell with structural lesions in
arteritis; these activities the posterior fossa; in
also trigger pain in other instances no
patients with specific cause for cough
temporomandibular headache can be
joint dysfunction. identified.
Characteristics of Pain
• Headache or facial pain • A steady sensation of
is most often described tightness or pressure is
as throbbing; a dull, also commonly seen
steady ache; or a with tension headache.
jabbing, lancinating pain. The pain produced by
• Pulsating, throbbing intracranial mass lesions
pain is frequently is typically dull and
ascribed to migraine, but steady.
it is equally common in
patients with tension
headache.
Characteristics of Pain
• Sharp, lancinating • Headache of virtually
pain suggests a any description can
neuritic cause such as occur in patients with
trigeminal neuralgia. migraine or brain
Ice picklike pain may tumors; however, the
be described by character of the pain
patients with migraine, alone does not provide
cluster headache, or a reliable etiologic
giant cell arteritis. guide.
Location of Pain
• Unilateral headache is an • Paranasal pain localized to
invariable feature of cluster one or several of the sinuses,
headache and occurs in the often associated with
majority of migraine attacks; tenderness in the overlying
most patients with tension periosteum and skin, occurs
headache report bilateral with acute infection or outlet
pain. obstruction of these
• Ocular or retroocular pain structures.
suggests a primary • Headache from intracranial
ophthalmologic disorder such mass lesions may be focal (“it
as acute iritis or glaucoma, hurts right here”), but even in
optic (II) nerve disease (e.g., such cases it is replaced by
optic neuritis), or retroorbital bioccipital and bifrontal pain
inflammation (e.g., Tolosa- when the intracranial
Hunt syndrome). It is also pressure becomes elevated.
common in migraine or
cluster headache.
Location of Pain
• Bandlike or occipital • Lancinating pain localized to
discomfort is commonly the second or third division of
associated with tension the trigeminal nerve (Figure
headaches. Occipital 2-1B) suggests tic douloureux.
localization can also occur • The pharynx and external
with meningeal irritation from auditory meatus are the most
infection or hemorrhage and frequent sites of pain caused
with disorders of the joints, by glossopharyngeal
muscles, or ligaments of the neuralgia.
upper cervical spine.
• Pain within the first division
of the trigeminal nerve,
characteristically described as
burning in quality, is a
common feature of
postherpetic neuralgia.
MIGRAIN
Definisi
• Nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan
nyeri yang berlangsung selama 4-72 jam, biasanya
unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-
berat, diperhebat oleh aktifitas fisik rutin, dapat disertai
nausea, fotofobia, dan fonofobia.

• Beberapa migrain didahului oleh gejala sensoris/aura


(classic migrain) seperti melihat kilatan cahaya, blind
spots, perasaan gatal pada tangan dan kaki, dizziness,
fotofobia dan visual scintillations (bright zigzag lines)
• Sering diikuti dengan nausea, vomiting, dan sensitivitas
terhadap cahaya dan suara
Epidemiologi
• Merupakan tipe nyeri kepala terbanyak kedua setelah
Tension headaches
• Lebih sering ditemukan pada wanita dengan rasio 3 : 1
• Pada anak-anak, migraine lebih sering ditemukan pada
anak laki2 dibandingkan anak perempuan wanita
• 80% pasien mendapatkan serangan utama pada usia 30th
• Predileksi umur 30-40th, jarang > 50th
• Migrain pd > 55th  suspek kelainan inrakranial
Faktor Pencetus
• Genetik (70-80%)
• Obat2an (kontrasepsi oral, terapi hormon, vasodilators)
• Perubahan hormonal pada wanita
 Fluktuasi estrogen (kehamilan, menopause)
• Kelelahan / stress emosional
• Alkohol dan makanan tertentu
• alkohol, keju, makanan asin, kafein
• Stimulus sensorik : cahaya terang, cahaya matahari, suara yg keras,
bau/wewangian tertentu
• Gangguan pola tidur : jet lag
• Perubahan lingkungan
Faktor Resiko
• Genetik
• Usia < 40tahun
• Separuh penderita migrain dimulai pada usia 20 th,
paling sering pada usia 30-40 th
• Wanita  3x > rentan
• Perubahan hormonal pada menstruasi, kehamilan dan
menopause
Klasifikasi
• Migrain diklasifikasikan menjadi :
• Migrain dengan aura (disebut "classic" migraine) 20%
• Migraine tanpa aura (disebut "common" migraine)  80%
• Status migraneous  yang tidak sembuh sendiri
SubKlasifikasi
• Asephalic migraine • Hemiplegic migraine
– tipe migraine dengan aura – familial dan terjadi pada
tanpa disertai sakit kepala sesuatu yang irregular
yang berikutnya. kasus dengan kemungkinan
• Basilar migraine aura dari hemiplegia
– migraine aura dengan • Status migrainosus
dysarthria, vertigo, – serangan miraine lebih dari
diplopia dan penurunan 72 jam.
kesadaran disertai dengan • Childhood periodic
mati rasa pada kedua sisi.
symptoms
• Migraine kronis – disertai paroxysmal
– migraine tanpa aura vertigo, nyeri perut yang
dengan sakita paling teratur dan muntah
sedkitnya setengah hari.
Phases of the Migraine
Phase Time Course Symptoms
Prodrome Hours to days prior to Anxiety, irritability, euphoria,
Headache or drowsiness
Sensitive to sound, light, or
smell
Aura Precedes headache Visual aura most common
Develops over 5-20 Zigzag lines and scintillating
minutes images
Can last up to 60 Paresthesias and visual field
minutes defects
Headache 4-72 hours Unilateral pain often in
> 72 hours = status temple
migrainosus Nausea, vomiting, sensitive to
light, smell, and
sound
Worsens with physical activity
Postdrome Follows severe attack Exhaustion and scalp
tenderness
PRODROMAL PATOFISIOLOGI
F VASOKONTRIKSI INTRAKRANIAL
AURA (OCCIPITAL)
A
“spreading depression”
S
Saraf sensorik trigeminal perivaskuler
E
Nucleus caudalus trigeminal di batang otak
(trigeminovascular system)
M
I VASODILATASI
Periaqueductal gray,
G SAKIT KEPALA talamus sensorik, EKSTRAKRANIAL
cortex sensorik
R
A INPUT SENSORIK DITERIMA
Korteks Batang Otak
Kontralateral

I  NYERI

N
POST-DROMAL
PATOFISIOLOGI
The Migraine Process: Activation of the
Trigeminal Nucleus Caudalis (TNC)

45
Activation of the TNC May Result in Referred Pain that Could be
Perceived Anywhere along the Trigeminocervical Network

46
CSD Stimulates Trigeminal Sensory
Fibers (TSF)
1
Serat Trigerminal di
pembuluh darah
meningeal

2 3
Release of CGRP, substance P &
Inflammatory Cytokines
1 2 3

4 5 6
Tanda dan gejala
• Garis zig zag yang melayang di pandangan
• Kehilangan penglihatan
• Pandangan gelap
• Kilatan cahaya
• Nyeri kepala hebat, sering satu sisi
• Mual dan muntah
• Sensasi lain yang mungkin menyertai :
– Kesemutan di ekstremitas atau di wajah
– Confusion
– Kesulitan dalam berbahasa
Gejala Klinis
• Headache Unilateral / hemicrania (30-40% are bilateral)
• Moderate to severe pain
• Nyeri kepala berdenyut
• Terjadi selama 4-72jam
• Nyeri memburuk pasca aktivitas fisik

Systemic manifestations
• Nausea (80-90%)
• Vomiting (40-60%)
• Photophobia (80%)
DIAGNOSIS
• Migrain tanpa aura  Migrain dgn aura
• Minimal 5 serangan  Minimal 3 dari 4 kriteria
berikut.
• antara 4-72 jam
1. Gangguan aura reversibel
• Unilateral, berdenyut,
(gangguan visual, sensasi
intensitas sedang-
kulit abN, sulit bicara,
berat, bertambah saat
kelemahan otot).
beraktivitas
2. Aura > 4 menit atau 2x
• Mual muntah,
berturut-turut.
fotofobia, fonofobia
3. Aura berakhir < 60 menit.
4. Aura tdk tjd > 60 menit sblm
tjdnya serangan sakit kepala
A
l
g
o
r
i
t
m
e
Pemeriksaan Fisik
• Melakukan skrining pemeriksaan neurologis
• Tidak ada manifestasi fisik tertentu
• Adanya photophobia / phonophobia
• Adanya gejala sistemic : myalgia, fever, malaise, weight
loss, scalp tenderness, jaw claudication
• Kelainan neurologis fokal : confusion, seizures,
gangguan kesadaran, unilateral paralysis or weakness,
Aphasia, syncope
• Kelumpuhan N III  ocular muscle paralysis, respons
pupil, ptosis
• Ophthalmic migraines  gangguan visual
Pemeriksaan Penunjang
• Computerized tomography (CT)
Dugaan Diagnosa : tumors, infections dan penyebab medik lain dari nyeri
kepala
• Magnetic resonance imaging (MRI)
Dugaan Diagnosa : tumors, strokes, aneurysms, neurological diseases and
other brain abnormalities.
Dapat juga digunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah yang
menyuplai otak
• Spinal tap (lumbar puncture)
Diagnosa : meningitis
In this procedure, a thin needle is inserted between two vertebrae in your
lower back to extract a sample of cerebrospinal fluid (CSF) for laboratory
analysis.
DD
• Headache Cluster
• Stroke hemoragik/ iskemik
• Headache tension
• Meningitis
• Perdarahan subarachnoid
• Tumor otak ( TIK↑)
• Gangguan vaskular (aneurisma)
TATA LAKSANA
• Profilaksis • Abortif
• Hindari faktor pemicu • Analgesik ringan 
• Obat: Aspirin (DOC)
• Beta blocker • NSAIDS
• Antidepresan trisiklik • Gol. Triptan
• Metisergid
• Ergotamin
• Asam/ Na Valproat
• Metoklopramid
• NSAIDS
• Verapamil • Kortikosteroid
• Topiramat • Analgesik opiat
Keterangan - Terapi Abortif
• Analgesik ringan: Aspirin (DOC), parasetamol
• NSAIDS:
• Hambat sintesis prostaglandin, agregasi platelet, & pelepasan 5-
HT
• Naproksen terbukti lbh baik drpd ergotamin
• Pilihan lain: ibuprofen, ketorolak
• Gol. Triptan
• Agonis reseptor 5-HT  menyebabkan vasokonstriksi
• Hambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenik
• Sumatriptan PO >>efektif drpd Ergotamin PO
• Ergotamin
• Stimulasi reseptor 5-HT1 presinaptik  memblok inflamasi
neurogenik
• IV  u/ serangan hebat.
• Metoklopramid
• u/ cegah mual muntah
• 15-30 menit sblm antimigrain; bs diulang stlh 4-6 jam.
• Kortikosteroid
• u/ mengurangi inflamasi
• Analgesik opiat
• c/: butorphanol
Keterangan - Terapi Profilaksis
• Beta blocker  DOC u/ profilaksis
• c/: atenolol, propanolol, metoprolol, nadolol
• Antidepresan trisiklik
• Pilihan: amitriptilin, lainnya: imipramin, doksepin, nortriptilin.
• Efek antikolinergik  KI: glaukoma, hiperplasia prostat.
• Metisergid
• Senyawa ergot semisintetik, antagonis 5HT2
• Asam/ Na Valproat
• Dpt menurunkan keparahan, frekuensi, & durasi pd 80%
penderita migrain.
• NSAIDS
• Aspirin & Naproksen
• Tidak u/ jangka panjang  g3 GIT
• Verapamil
• Terapi lini kedua atau ketiga
• Topiramat
• mengurangi kejadian migrain.
Cluster Headache
Cluster headache
• Termasuk dalam golongan “trigeminal autonomic cephalgias’
• Serangannya multipel dan berat bersifat unilateral pada
daerah orbital.
• Lebih sering pada pria. 4:1
• Prevalensinya sekitar 15 kasus per 100.000 orang.
Faktor Risiko
• Pria
• Usia lebih dari 30 tahun
• Vasodilator (misal:alkohol)
• Trauma kepala atau operasi sebelumnya
Gejala klinik
• Serangan dapat
berlangsung setiap saat.
• 1 – 4 serangan per hari ,
20 menit – 3 jam
• Bersifat unilateral,
serangan pada malam
hari,
seperti tertusuk benda
tajam
Diagnosis
• Serangan multipel dari nyeri orbital unilateral, supraorbital, atau
temporal yang berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati.

• Selama nyeri kepala, minimal 1 dari berikut ini:


– Konjungtiva yang hipermia, lakrimasi unilateral atau keduanya
– Kongesti nasal ipsilateral, rhinorrhea atau keduanya
– Edema kelopak mata ipsilateral
– Berkeringat di wajah atau dahi ipsilateral.
– Ptosis, miosis ipsilateral atau keduanya.
– Sensasi “restlessness” atau agitasi.

• Frekuensi serangan terbentang dari 1 setiap hari lain sampai 8


kali perhari.
Terapi
• Meliputi terapi simptomatik dan profilaktik.
• Symptomatik: inhalasi oksigen, injeksi sumatriptan.
• Preventive: kotikosteroid dosis tinggi, verapamil, divalproex,
litium karbonat.
Prognosis
• Umumnya menjadi masalah seumur hidup.
• Beberapa pasien mengalami complete remissions setelah
menderita serangan rekuren beberapa tahun.
Tension type headache
Tension type headache

• Disebabkan oleh kontraksi otot di kepala


• Nyeri tumpul konstan ,atau terasa penekanan pada
leher,pelipis,dahi dan kepala
• Terjadi bilateral
• Terbanyak usia 20 sampai 40 tahun
• Mekanisme patofisiologi tidak diketahui
• Nyeri biasanya pada bilateral dan bagian occipital, sering
dirasakan seolah2 kepala terikat kencang
• Biasanya nyeri kepala tidak berdenyut
• Beberapa obat migrain efektif terhadap tension type
• Selain itu, penanganan dilakukan terapi fisik, penanganan
stress, psikoterapi

Sumber : Blueprints in Neurology


• Episodic tension headache= menderita sedikitnya 10 kali
sakit kepala ,durasi 30 menit-7hari, terjadi<180 kali dalam
setahun
• Kriteria :
• Rasa menekan di kedua sisi kepala
• Sakit intensitas ringan-sedang
• Tidak bertambah dengan aktifitas fisk rutin
• Tidak mual atau muntah
• Sensitif terhadap cahaya atau suara
• Chronic tension headache= menderita sakit
kepala 15 hari dalam sebulan selama 6
bulan+ kriteria episodic tension headache
TENSION HEADACHE
Terapi non farmakologi

• Melakukan peregangan leher atau otot bahu 20-30


menit
• Ubah posisi tidur
• Pernapasan dengan diafragman
• Penyesuaian lingkungan :
• Pencahayaan yang tepat saat melakukan aktifitas
• Hindari pajanan terus menerus pada suara keras dan
bising
Terapi farmakologis

• Analgesik :
• Aspirin,asetaminophen,ibuprofen atau naproxem sodium
• antidepresan
Subarachnoid hemorrhage
Perdarahan subarachnoid
Gejala klinis :
• Sakit kepala yang sangat hebat ( tidak pernah dirasakan
sebelumnya )
• Timbul mendadak
• Konfirmasi dengan CT scan dan LP ( darah , yellow or
xanthochromic CSF )
Temporal Arteritis
• = giant cell arteritis (GCA)
• Merupakan arteritis granulomatosa sistemik
yang melibatkan arteri berukuran sedang –
besar, umumnya menyerang ps > 50 thn
• Sakit kepala yang menyertai GCA tidak memiliki
karakteristik khusus, mgkn berkaitan dgn
• Tenderness of the scalp
• Thickening, nodulation, tenderness of temporal
arteries to palpation
Temporal arteritis
• Gejala-gejala penyerta
• Claudication of the jaw with chewing
• Gejala sistemik  demam, BB ↓, fatigue
• Pemeriksaan
• Erythrocyte sedimentation rate dan CRP ↑
• Biopsi arteri temporal  vakulitis dgn infiltrasi sel mononuklear dan
perubahan granulomatosa
• Komplikasi
• Antrior ischemic optic neuropathy  Visual loss
• Terapi
• Prednisone (45 to 60 mg/d in single or divided doses)  several weeks
 gradual reduction to 10 to 20 mg/d and maintenance at this dosage
for several months or years
Resume
• Wanita 24 tahun sakit kepala selama 12 tahun.
• Serangan :
• Onset : 12 tahun
• Durasi : 4-6 jam
• Frekuesnsi: 1-2 kali per bulan

• (1) Mulai dari mata kanan, disertai dengan aura (kilatan


cahaya dan garis zig-zag).
• (2) Bertambah berat saat menstruasi dan konsumsi makanan
dan minuman seperti coklat dan anggur merah.
• (3) Sakit berkurang saat beristirahat di ruang gelap.

• Gejala penyerta : mual dan muntah.


Kesimpulan dan saran
• Wanita ini mengalami migranie dengan aura (classic migraine)
yang dipicu oleh siklus mens, coklat, dan anggur merah.
• Farmako : Dianjurkan terapi profilaksis. Dan terapi saat
serangan (analgesik dan 5-HT Receptor Agonist).
• Non-farmako : hindari faktor pemicu (coklat dan anggur
merah).
Daftar pustaka
• Drislane FW, Benatar M, Chang B, Acosta J, Tarulli A, Caplan L.
Headache and facial pain. In:blueprints neurology. 3rd ed.
Philadelphia:Lippincott Williams&wilkins. 2009. Pp.69-74
• Ropper AH, Samuels MA. Headache and other craniofacial
pains. In: adams and victor’s Principles of Neurology.9th ed.
USA:Mc Graw Hill. 2009
• Green MW. Headache & facial pain. In : Current Diagnosis and
Treatment Neurology Lange. New York : Mc Graw Hill. 2007.
pp : 64-76.
• Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Headache & Facial Pain.
In: Clinical Neurology. 7th ed. USA: McGraw-Hill. 2009. pp. 89-
92
• Rohkamm R. Headache. In: Color Atlas of Neurology. New
York: Thieme. 2004. pp. 186-91.

Anda mungkin juga menyukai