Anda di halaman 1dari 34

• Konseling diambil dari bahasa Latin yaitu

counsilium, artinya bersama atau bicara bersama.

• Menurut Baruth dan Robinson, pengertian


“berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah
pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang
atau beberapa klien (counselee).
• Konseling (kesehatan)  komunikasi tatapmuka untuk
membantu penderita menetapkan pilihan atas dasar
pemahaman yang lengkap tentang dirinya serta masalah
kesehatan yang sedang dihadapinya secara mandiri.

• Konseling  suatu bentuk wawancara untuk membantu


orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik
mengenaidirinya dalam usaha untuk memahami dan
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.
Konseling sebagai proses

• Konseling tidak dapat dilakukan sesaat, proses


artinya ada selang waktu yang diperlukan dalam
hubungan konseling dan dalam menyelesaikan
masalah klien.

• Untuk membantu klien yang memiliki masalah


yang cukup berat dan kompleks, konseling dapat
dilakukan beberapa kali pertemuan secara
berkelanjutan.
Konseling sebagai hubungan spesifik

• Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur


penting, yang dapat meningkatkan keberhasilan
konseling atau sebaliknya dapat pula membuat konseling
gagal.

• Hubungan yang dibangun berbeda dengan hubungan


sosial biasa, karena konseling membutuhkan hubungan
yang diantaranya perlu ada keterbukaan, pemahaman,
penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati.
Konseling adalah membantu
klien

• Hubungan konseling adalah memotivasi klien


untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah dan bukan
meletakkannya di bahu konselor.
Konseling untuk mencapai tujuan
hidup

• Konseling diselenggarakan untuk mencapai


pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar
dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan
belajar melakukan pemahaman yang lebih luas
tentang dirinya.
Konseling

suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh


konselor dalam hal ini petugas kesehatan dengan
pasien atau kliennya, agar klien memperoleh
pengertian lebih baik tentang dirinya dan
permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu
mengambil atau membuat suatu keputusan atau
memecahkan masalah melalui pemahaman tentang
fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat
didalamnya.
Tugas pertama seorang konselor adalah
menciptakan hubungan dengan klien, dengan
menunjukkan perhatian dan penerimaan melalui
tingkah laku verbal dan non verbal yang akan
mempengaruhi keberhasilan pertemuan tersebut.
• Dalam konseling, pengambilan keputusan adalah
tanggung jawab klien.

• Pada waktu konselor membantu klien terjadi


langkah-langkah komunikasi secara timbal balik
yang saling berkaitan untuk membantunya
mengambil keputusan
Konseling sebagai proses yang dapat membantu klien dalam :
a. Memperoleh informasi tentang masalah kesehatan keluarga
yang benar
b. Memahami dirinya dengan lebih baik
c. Menghadapi masalah–masalahnya sehubungan dengan
masalah kesehatan keluarga yang dihadapinya.
d. Mengutarakan isi hatinya terutama hal-hal yang bersifat
sensitif dan sangat pribadi.
e. Mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas
merubah perilaku.
f. Meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah
perilakunya.
g. Menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan
dengan masalah kesehatan keluarganya.
Konseling bukan percakapan tanpa tujuan. 
Konseling diadakan untuk mencapai tujuan tertentu
antara lain membantu klien untuk berani mengambil
keputusan dalam memecahkan masalah.

Konseling bukan berarti memberi nasihat atau


instruksi pada klien untuk sesuatu sesuai kehendak
konselor.
Aspek Konseling Konsultasi Peny. Kesehatan
Tujuan Membantu pasien / Membantu Menyadarkan
klien agar mampu mengidentifikasi dan masyarakat
mengambil menganalisis masalah–
keputusan sendiri masalah yang dihadapi
klien/ pasien
Sasaran Individu Individu Individu & Kelompok
Proses Pemberian Mengusulkan cara Memberikan
informasi yang tidak pemecahan masalah, informasi,
memihak dan bila diperlukan atau menanamkan
memberi dukungan diminta juga keyakinan dan
emosi (empati) membantu penerapan meningkatkan
cara pemecahan kemampuan
masalah
Hubungan / -horizontal/ sejajar - Vertikal, pihak atas dan Langsung/
Kedudu -Yang dihadapi pihak bawah tidak langsung
kan manusia - Yang dihadapi masalah
Teknik Pelaksanaan Konseling
1. Persiapan (P1)

• Menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan


tenang
• Menyiapkan informasi yang dibutuhkan
• Menyiapkan media bila diperlukan seperti poster,
lembar balik atau leaflet
• Mengatur waktu konseling yang tepat bagi klien
2. Pelaksanaan (P2)

Ada enam langkah dalam melaksanakan


konseling “SATU TUJU” yaitu:
SA-Salam, sambut :

• Beri salam, sambut klien dengan hangat


• Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti
keadaan dan keperluannya, bersedia menolongnya dan
mau meluangkan waktu.
• Tunjukkan sikap ramah
• Perkenalkan diri dan tugas Anda
• Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan
menjaga kerahasiaan percakapan anda dengan klien.
• Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan
diri.
T-tanyakan

1. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta klien untuk


menyampaikan masalahnya pada Anda.
2. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
3. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya
4. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya
5. Beritahu bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik
bagi klien.
U-uraikan :

• Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya


atau anda menganggap perlu diketahuinya agar
lebih memahami dirinya, keadaan dan
kebutuhannya untuk memecahkan masalah.
• Dalam menguraikan anda bisa menggunakan
media supaya lebih mudah dipahami.
J-Jelaskan :

• Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai


cara mengatasi permasalahan yang dihadapi klien
dari segi postif dan negatif serta diskusikan upaya
untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.
Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
tersebut.
U-Ulangi

• Ulangi pokok-pokok yang yang perlu


diketahui dan diingatnya.
• Yakinkan bahwa anda selalu bersedia
membantunya. Kalau klien memerlukan
percakapan lebih lanjut yakinkan dia
bahwa anda siap menerimanya.
3. Evaluasi (P3)

• Berhasil tidaknya konseling dapat dinilai dari


keberanian klien mengambil keputusan (langsung)
dan adanya perubahan perilaku (tidak langsung).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan konseling
1. Faktor konselor

a. Keahlian dan keterampilan

Kemampuan konselor sangat berpengaruh terhadap


cara membantu kliennya dalam mengatasi masalah.

Konselor harus menguasai informasi yang mungkin


dibutuhkan oleh klien, konselor yang memiliki
kemampuan akan dapat menghasilkan konseling
yang lebih baik dibandingkan dengan konselor yang
kemampuannya kurang baik.
b. Personal konselor

– Spontanitas
– Fleksibilitas
– Konsentrasi
– Keterbukaan
– Stabilitas emosi
– Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah
– Komitmen pada rasa kemanusiaan
– Kemauan membantu klien mengubah lingkungannya
– Totalitas
Ciri-ciri konselor yang baik

• Menjaga Hubungan
• Mengenali kebutuhan
• Mengerti perasaan orang lain
• Menumbuhkan peran serta
• Konselor tidak boleh membujuk orang untuk
mengikuti saran-sarannya.
• Menjaga kerahasiaan
• Informasi dan sumber daya
2. Faktor klien

– Hubungan dengan gangguan


– Karakteristik klien
– Kepribadian klien
Tahap-tahap Konseling
(Pietrofesa dkk, 1978)

– Konselor mula-mula memahami mengapa klien datang


ke konseling
– Konselor mulai membantu klien mengeksplorasi
perasaan dan perilaku yang mengganggu.
– Konselor dan klien mulai memformulasi tujuan konseling
secara bersama yang mengarahkan pada problem
solving dan kebutuhan.
Tempat dilaksanakannya konseling

1. Aman : Pilih tempat dimana klien/ pasien dapat


berbicara bebas tanpa diamati/didengar orang lain.
2. Nyaman : Hindari tempat yang suhunya terlalu
panas atau terlalu dingin, karena dapat
mengganggu proses konseling.
3. Tenang : Hindari tempat yang bising, sehingga
klien/pasien dan konselor bisa saling mendengar.
Masalah-masalah selama
konseling

– Klien diam.
– Klien menangis
– Klien berbicara terus tetapi isi pembicaraan tidak
sesuai dengan materi pembicaraan
Masalah yang timbul dari konselor

a. Konselor meyakini tidak ada jalan keluar untuk mengatasi


masalah klien

– Fokus utama konseling adalah pada subjek/ orangnya,


bukan masalah.
– Konselor dapat mengatakan kepada klien bahwa
konselor “tidak dapat mengubah keadaan”, tetapi
berdasarkan pengalaman semakin mengenal baik klien
dapat merubah wawasan klien sehingga mereka siap
menghadapi masalahnya.
– Konselor tidak boleh cepat mengambil kesimpulan.
b. Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan klien. 
Konselor mengatakan kepada klien bahwa dia tidak dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaannya tetapi akan berusaha
mencari informasi tersebut untuk klien.

c. Waktu terbatas  Memberikan informasi mengenai waktu


yang tersedia untuk konseling beberapa saat sebelum
pertemuan dan meminta maaf dan mengharapkan bertemu
pada pertemuan berikutnya
d. Konselor merasa malu dengan subyek pembicaraan 
Dalam hubungan yang melibatkan individu yang berbeda
pada cara pandang dan nilai-nilai yang dianut.

Oleh karena tugas konselor adalah membantu klien untuk


dapat menggunakan akal sehatnya dalam mengenali nilai-
nilai yang dianutnya, mengambil keputusan dan
menetapkan identitasnya sendiri..

Untuk itu konselor sebisa mungkin mengatasi rasa


malunya.
Kesimpulan

• Konseling adalah suatu proses pemberian


bantuan yang dilakukan oleh konselor dalam hal
ini petugas kesehatan dengan pasien atau
kliennya, agar klien memperoleh pengertian
lebih baik tentang dirinya dan permasalahan
yang dihadapi.
• Dalam konseling, pengambilan keputusan
adalah tanggung jawab klien.

Anda mungkin juga menyukai