Anda di halaman 1dari 32

DEMAM TIFOID

Bunga Vanadia (130112160522)


Dina Sofiana (130112160510)
Ita Anggraini (130112160672)

Preseptor:
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., SpA(K),MM.
DEFINISI

Demam tifoid merupakan infeksi sistemik akut yang


disebabkan oleh bakteri patogen enterik
Salmonellae typhi
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Etiologi
Salmonellae typhi
 famili Enterobacteriaceae
 batang gram (-)
 anaerob fakultatif
 tidak berkapsul
 berflagela
 Trasmisi :
via food/contaminated water

Jumlah minimal menyebabkan


demam tifoid:
105 (25%), 107 (50%), 109 (95%)
Etiologi
Salmonellae typhi

Struktur antigen
Antigen somatik (O)  komppleks fosfolipid protein polisakarida.
Kurang imunogenik, namun memiliki nilai diagnosis yang lebih tinggi.
Tahan terhadap pendidihan, alkohol, dan asam. Antibodinya IgM
Antigen flagel (H)  Protein termolabil dan bersifat sangat
imunogenik. Rusak terhadap pendidihan dan alkohol, tidak rusak dengan
formaldehid. Antibodinya IgG
Antigen Vi (K)  antigen termolabil, berasal dari kapsul, terdiri dari
lipopolisakarida dan protein. Terbentuk dan lama menetap di dalam
darah sebagai petunjuk seseorang merupakan karier Salmonella.
Faktor Risiko

 Rendahnya personal hygiene (misalnya jarang mencuci tangan)


 Rendahnya kebesihan makanan dan minuman
 Sanitasi lingkungan yang kumuh dan padat
 Penyediaan air bersih tidak memadai
PATOGENESIS DEMAM TIFOID
PATOFISIOLOGI DEMAM TIFOID
Manifestasi Klinis
• Masa inkubasi : 7-14 hari
Malaise
Mialgia
Anoreksi
Nyeri abdomen
Demam sampai hari ke-4 bersifat remiten dengan pola seperti anak
tangga, sesudah hari ke-5 sampai akhir minggu pertama pola demam
menjadi kontinu
Diare dapat ditemukan pada hari-hari pertama sakit kemudian
menjadi konstipasi
Mual dan muntah terjadi pada minggu pertama, jika ditemukan pada
minggu kedua atau ketiga dapat dicurigai menjadi tanda komplikasi
Manifestasi klinis
Minggu pertama: tanda-tanda Minggu ke-2
infeksi akut
• Demam • Demam
• Nyeri kepala • Bradikardia relatif
• Pusing • Lidah tifoid
• Nyeri otot • Hepatomegali
• Anoreksia • Splenomegali
• Mual • Meteorismus
• Muntah • Gang. Kesadaran
• Obstipasi • Roseola
• Perasaan tidak nyaman perut
• Batuk
• Epistaksis
Tongue typhoid
Diagnosis
Anamnesis
• Demam bertahap
• Gangguan Saluran Penernaan
• Gangguan Kesadaran
• Lemah, Anoreksia, Penurunan BB
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Bradikardi relatif
• Hepatomegali, splenomegali, distensi abdomen yang
disertai nyeri
• Tifoid Tongue
• Rose Spot
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
• Biakan salmonela
Darah : umumnya (+) pada minggu pertama dan awal
minggu kedua (60-80%) dan rose spots (60%)
• Serologi
Tes Widal
IgM anti-S.typhi
Definisi Kasus
• Suspek demam tifoid: gejala (+), belum dibantu dengan pemeriksaan
penunjang
• Demam tifoid klinis (probable typhoid fever): gejala (+), didukung oleh
pemeriksaan serologi Widal yang dinyatakan possitif. Pemeriksaan Widal
satu kali dengan titer O 1/320, atau tergantung kepada tingkat sensitivitas
Widal pada masing-masing daerah
• Demam tifoid konfirmasi: kasus yang sudah dipastikan tifoid dengan
menunjukkan hasil biakan positif untuk Salmonella typhi atau pemeriksaan
serologi Widal serial dengan menunjukkan kenaikan titer 4 kali lipat pada
pemeriksaann 5-7 hari.
TATA LAKSANA
Umum:
Isolasi
Tirah rebah selama panas
Diet makanan lunak yang mudah dicerna
TATA LAKSANA
Khusus:
Eradikasi kuman (antibiotik)
Kloramfenikol 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis
selama 10-14 hari.
Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari.
Ktrimoksasol 6 mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari,
Seftriakson 80 mg/kgbb/hari, intravena atau intramuskular, sekali sehari,
selama 5 hari.
Sefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari.
TATA LAKSANA
Terapi penyulit
Kortikosteroid:
•Pada kasus berat dengan gangguan kesadaran (stupor, koma), gangguan
sirkulasi, dan gejala berkepanjangan Deksametason 3 mg/kgBB inisial, diikuti 1
mg/kgBB tiap 6 jam selama 48 jam. Bila dikhawatirkan terjadi hipotermia akibat
pemberian deksametason, pengalaman kami menunjukkan pemberian dengan
dosis 0,15 mg/kgBB cukup aman dan efektif
Bedah:
•Tindakan bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus
Obat
KOMPLIKASI
Pada umumnya terjadi pada akhir minggu kedua atau awal minggu ketiga
berupa:
•Perforasi intestinal (0,5–3%),
•perdarahan intestinal (1–10%),
•hepatitis tifosa,
•kolesistitis, pankreatitis,
•sepsis, pielonefritis,
•ensefalopati,
•pneumonia,
dan lain-lain.
PENCEGAHAN
penggunaan standar yang tepat dalam pengolahan makanan.
penyediaan air bersih dan cara mencuci tangan yang baik, serta
cara menyiapkan dan menyimpan makanan
bijaksana dalam penggunaan antibiotik,
Kejadian infeksi harus dilaporkan kepada otoritas kesehatan masyarakat
Meskipun beberapa vaksin telah digunakan pada hewan, tidak ada vaksin
manusia terhadap infeksi Salmonella nontyphoidal saat ini tersedia.
kontrol infeksi pada ternak,
RAWAT INAP

Demam tifoid berat harus dirawat inap di rumah sakit.


Cairan dan kalori
Terutama pada demam tinggi, muntah, atau diare. Bila perlu, asupan
cairan dan kalori diberikan melalui sonde lambung.
Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 4/5
kebtuhan dengan kadar natrium rendah
Penuhi kebtuhan volume cairan intravaskular dan jaringan
Pertahankan oksigenisasi jaringan, bila perlu berikan O2
Pelihara keadaan nutrisi
Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit
RAWAT INAP
Antipiretik: diberikan apabila demam >39oC, kecuali pada pasien dengan
riwayat kejang demam dapat diberikan lebih awal
Diet
Makanan tidak berserat dan mudah dicerna
Setelah demam reda, dapat seera diberikan makanan yang lebih padat
dengan kalori cukup
Transfusi darah: kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna
dan perforasi usus.
PEMANTAUAN
Evaluasi demam dengan memonitor suhu. Apabila pada hari ke-4 sampai
dengan hari ke-5 setelah pengobatan demam tidak reda, maka harus segera
kembali dievaluasi ada atau tidaknya komplikasi, sumber infeksi lain,
resistensi S.typhi terhadap antibiotik, atau kemungkinan salah menegakkan
diagnosis.
KRITERIA DIPERBOLEHKAN PULANG

Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24 jam tanpa


antipiretik, nafsu makan membaik klinis perbaikan, dan tidak dijumpai
komplikasi. Pengobatan dapat dilanjutkan di rumah.
PROGNOSIS

Kebanyakan anak dengan status gizi baik dan sehat ketika menderita
salmonella gastroenteritis akan pulih sepenuhnya.
Bayi dan pasien immunocompromised sering mengalami gangguan secara
sistemik dan berkepanjangan, biasanya ekstraintestinal.
Secara khusus, anak-anak dengan infeksi HIV dan infeksi Salmonella dapat
memiliki bercak kemerahan yang terus-menerus.
Penanganan kasus yang tidak optimal

• Karier tifoid: seseorang yang selalu mengandung basil


Salmonella sehingga menjadi sumber infeksi (menular) untuk
orang lain. Deteksi dilakukan dengan biakan feses.
• Relaps: kambuh kembali gejala-gejala klinis demam tifoid
setelah 2 minggu masa penyembuhan. Berhubungan dengan
pengobatan yang tidak adekuat baik dosis ataupun lama
pemberian antibiotika
• Resistensi: basil yang tidak peka lagi terhadap antimikroba yang
lazim dipakai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai