Anda di halaman 1dari 57

IBU MULTIGRAVIDA HAMIL PRETERM DENGAN

PREEKLAMPSIA BERAT + SINDROM HELLP +


PERDARAHAN ANTE PARTUM ec SUSPEK
SOLUSIO PLASENTA + BEKAS SC 2X + JANIN
TUNGGAL MATI PRESENTASI KEPALA

Penyaji Dr. Excellena


Moderator Dr. H. Nuswil Bernolian, SpOG (K) MARS
Rekam Medis
IDENTITAS
Nama : Ny. N
Umur : 35 Tahun
Suku : Sumatera
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Jalan Gelam No. 153 RT 01, RW 05, Kel. Mariana Ilir,
Kec. Banyuasin I, Kab. Banyuasin
MRS : 5 Maret 2019, Pukul 00.20 WIB
Rekam Medis
• Riwayat Reproduksi :
Menarche 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lamanya 5 hari, HPHT: Lupa
• Riwayat Pernikahan :
Menikah 1x, lamanya 15 tahun
• Riwayat Persalinan :
1. 2003, perempuan, 2800 g, aterm, spontan, ditolong bidan
2. 2007, laki-laki, 1700 g, preterm, SC a.i PEB, meninggal
3. 2013, laki-laki, 2700 g, aterm, SC a.i Bekas SC 1x, RS Kundur
4. Hamil ini
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Disangkal
• Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Disangkal
• Riwayat Gizi/ Sosial Ekonomi :
Sedang
Anamnesis Khusus
• Keluhan Utama :
Hamil kurang bulan dengan darah tinggi, bekas operasi melahirkan 2x, dan anak tidak
bergerak lagi
• Riwayat Perjalanan Penyakit :
± 4 jam yang lalu, pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke pinggang (+) disertai rasa
kencang dan tegang pada perut, keluar air-air (-), keluar darah lendir (-). Riwayat darah
tinggi (+) dalam kehamilan, riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat darah tinggi
kehamilan sebelumnya (+), riwayat darah tinggi dalam keluarga (-). Riwayat mual (+),
muntah (-), demam (-) pandangan mata kabur (-), nyeri kepala hebat (-), nyeri ulu hati.
Riwayat trauma (-), riwayat demam (-), riwayat keputihan (-), riwayat perut didorong-
dorong (-), riwayat minum obat atau jamu (-).
Pasien mengaku hamil kurang bulan dan gerakan anak tidak dirasakan lagi.
STATUS PRESENT
Pemeriksaan umum
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : E4M6V5
• Tipe badan : Atletikus
• Berat badan : 69 kg
• Tinggi badan : 150 cm
• Tekanan darah : 180/120 mmHg
• Nadi : 102 x/menit
• Pernafasan : 26 x/menit
• Suhu : 37,5 0C
STATUS PRESENT
Keadaan khusus
• Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera tidak ikterik
• Leher : Tekanan vena jugularis (5-2) cm H2O, KGB tidak teraba.
• Thoraks :
• Jantung : Murmur tidak ada, gallop tidak ada.
• Paru-paru : Vesikuler normal (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
• Ekstremitas : Edema pretibial -/-, varises tidak ada, reflex fisiologis +/+,
refleks patologis -/-
PEMERIKSAAN OBSTETRI

Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan luar:
Tinggi fundus uteri 4 jari bawah proc. xyphoideus (28cm), memanjang,
punggung kiri, kepala, U 5/5, Defans muskular (+), HIS sulit dinilai, DJJ (-), TBJ
2300 g
Pemeriksaan Dalam:
VT  porsio lunak, posterior, eff 0%, kuncup, kepala, floating, ketuban dan
penunjuk belum dapat dinilai
IG = 6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil Laboratorium 05.03.19 (01.20 WIB)
Hb 5,6 g/dL
WBC 12.730/mm3
PLT 96.000/µL
LDH 967 U/L
BSS 115 mg/dL
Na/Ca/Na/K 8,0/ 1,40/ 140/ 3,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
• JTM Preskep
• Biometri Janin
BPD 8,0 cm HC 27,31cm AC 22,17cm FL 5,25cm EFW 1321g
• Plasenta di korpus anterior, hematom retroplasenta (+),
ukuran 12,03 x 4,87 cm
• Cairan ketuban cukup, SDP 3,0 cm
• DJJ (-)
K/ Hamil 31 minggu, JTM Preskep dengan gambaran hematoma
retroplasenta
DIAGNOSIS

G4P3A0 hamil 31 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia


Berat + Sindrom HELLP parsial + perdarahan antepartum e.c
Solusio Plasenta + Bekas SC 2x Janin Tunggal Mati presentasi
kepala
TATALAKSANA
• Stabilisasi 3 jam
• Observasi TVI, DJJ, Perdarahan
• IVFD RL gtt XX/menit
• Cek DR, DK,UR, CM
• Kateter urin menetap 24 jam
• Inj. MgSO4 40%, dosis awal 8 g (IM), dilanjutkan 4 g/ 6jam (IM)
• Nifedipine tab 10mg/ 6 jam (per oral)
• Dexametason 10 mg / 12 jam (IM)
• Lapor DPJP:
• R/ Terminasi perabdominam
Laporan Operasi

• 03.00 WIB Operasi dimulai, insisi mediana diatas luka lama


• 03.15 WIB Lahir neonatus mati, laki-laki, BB 1300g, PB 41cm, Tampak maserasi grade 1
• 03.20 WIB Plasenta lahir lengkap. PTP 40 cm, diameter 14x15cm tampak darah dan bekuan darah
± 500cc  dilakukan evakuasi.
• Dilakukan evaluasi  tampak uterus couvelaire dan kontraksi uterus kurang  lapor dpjp
diputuskan untuk dilakukan histerektomi subtotal dengan cara : menjepit, memotong dan
mengikat ligamentum rotundum, tuba, ligamentum ovarii propil, arteri uterina, dilakukan
pemotongan uterus setinggi paracervical, lalu dilakukan penjahitan tunggul vagina, setelah
diyakini tidak ada sumber perdarahan cavum abdomen di jahit lapis demi lapis. Dilakukan
evaluasi  perdarahan aktif pervaginam
Laporan Operasi
• 04.45 WIB Dilakukan relaparotomi  dilakukan eksplorasi dan didapatkan
perdarahan pada bekas perlekatan operasi sebelumnya dan perdarahan
subhematom adnexa kanan perdarahan dirawat sebagaimana mestinya dan
diputuskan dilakukan SOD dengan cara menjepit, memotong dan mengikat tuba,
ligamentum propil.
• Dilakukan evaluasi tidak terdapat perdarahan aktif  dilakukan pemasangan stab
woud drain  cavum abdomen di jahit lapis demi lapis.
• 05.30 WIB Operasi selesai
• Perdarahan 1800cc ; Transfusi 9 Kolf PRC

Dx : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD a.i Solusio Plasenta + PEB + stab wound drain
Follow Up
Follow Up
OBGYN S: Selesai Operasi
05.03.2019
06.00 WIB O : Sens :DPO TD 109/68 HR 97x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2 90%
Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)

A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD a.i Solusio Plasenta + PEB

P : Obs. TTV, Perdarahan


- Pasien pindah ke P1
- Cek labor post operasi
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi FFP
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Therapi lain sesuai TS Anestesi

Laboratorium Hb 2.2 RBC 0.75 WBC 8.560 Ht 7 PLT 41 DC 0/0/76/18/6 PT 78.1 INR 8.67 APTT >140
05.03.2019 Fibrinogen <40 D-Dimer 12.66 Bilirubin Total 0.4 Albumin 0.7 BSS 204 Ureum 26
07.56 WIB Kreatinin 1.67 Ca 7 Mg 4.1 Na 142 K 4.7 Cl 111
Follow Up
OBGYN S: Perdarahan dari vagina
05.03.2019 O : Sens :E2M2Vt TD 98/56 HR 100x/m RR 18x/m T 36.50C SpO2100% Skor DIC = 8
11.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (+), terdapat bekuan darah keluar pervaginam.
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD (a.i Solusio Plasenta + PEB dengan HPP) + syok hemoragik grade IV + DIC + stab wound drain
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Asam Tranexamat 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi FFP
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- R/ Re laparatomi
OBGYN S: Perdarahan dari vagina tidak aktif
05.03.2019 O : Sens :DPO TD 103/67 HR 90x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2100%
12.30 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD (a.i Solusio Plasenta + PEB dengan HPP) + syok hemoragik grade IV + DIC + stab wound drain
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8 jam IV
- Gentamisin 80mg / 24 jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi FFP
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- R/ Re laparatomi  tunda
Follow Up
OBGYN S: Selesai transfusi FFP 9 kolf dan PRC 4 kolf
05.03.2019 O : Sens :E4M6Vt TD 125/75 HR 77x/m RR 23x/m T 36.50C SpO2100%
18.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD (a.i Solusio Plasenta + PEB dengan HPP) + syok hemoragik grade
IV + DIC + stab wound drain
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8 jam IV
- Gentamisin 80mg / 24 jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- Vitamin K 10mg/24jam IV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- R/ Transfusi FFP
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- R/ Re laparatomi  tunda
Laboratorium Hb 6.9 RBC 2.4 WBC 8.710Ht 20 PLT 52000 DC 0/0/78/16/4/6 PT 16.2 INR 1.25 APTT 35.4 Fibrinogen 243
05.03.2019 D-dimer 3.48 Bilirubin total 1.3 SGOT 165 SGPT 102 Albumin 2.9 Ureum 39 Asam Urat 8.7 kreatinin 2.36
18.30 WIB Ca 98 Mg 3.6 BSS 99 Na 144 K 4.2 Cl 109
Follow Up
OBGYN S: Perdarahan dari vagina tidak aktif
06.03.2019 O : Sens :E2M2Vt TD 145/87 HR 87x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2100%
05.30 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD (a.i Solusio Plasenta + PEB dengan HPP) + post syok hemoragik
grade IV + DIC + stab wound drain hari perawatan ke 1
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Gentamicin 80mg/24jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- Vitamin K 10mg/24jam IV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Terapi lain sesuai TS Anestesia
Laboratorium Hb 7.5 RBC 2.58 WBC 22.88 Ht 21 PLT 74.000 RDW-CV 15.6 DC 0/0/92/6/2 PT 13 INR 0.95 APTT 30
06.03.2019 Fibrinogen 465 D-Dimer 2.02 Bilirubin total 0.4 SGOT 217 SGPT 154 Albumin 3 BSS 105 Ureum 111
20.00 WIB Kreatinin 4.14 Ca 8 Phospor 8.6 Mg 3.2 Na 144 K 4.2 Cl 108

AGD Temp 37 FIO2 40 pH 7.357 pCO2 33.2 pO2 143.8 SO2 99 Hct 25 Hb 8.5 HCO3 18.8
Follow Up
OBGYN S: Perdarahan dari vagina tidak aktif
07.03.2019 O : Sens :E4M6Vt TD 140/82 HR 90x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2100%
07.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD (a.i Solusio Plasenta + PEB dengan HPP) + post syok hemoragik grade IV + DIC +
stab wound drain hari perawatan ke 2
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Gentamicin 80mg/24jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- Vitamin K 10mg/24jam IV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Methyldopa 500mg/8jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.1mcg/jam continue IV
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Konsul PDL untuk tatalaksana AKI stg III dan permintaan RB
- Dexmedetomidin 0.2ml/jam IV
- Terapi lain sesuai TS Anestesia
Laboratorium Ca 8 Fosfor 8.7 Mg 3.3 BSS 104 Na 143 K 4.3 Cl 108
07.03.2019 AGD : temp 36.7 pH 7.363 FIO2 40 pCO2 33.5 pO2 142 SO2% 99.2 Hct 28 Hb 9.4 Na+ 141 Ca++ 1.13 Lactat 1.4
07.00 WIB
Follow Up
Penyakit A : AKI stage III
Dalam - Anemia penyakit kronis
07.03.2019 - Krisis Hipertensi
11.00 WIB P : Lapor dr. Suprapti, SpPD, KGH
- Dehidrasi NaCl 0.9%  1000 cc dalam 1 jam  500cc dalam 3 jam
- Dexametasone 1 amp/12 jam IV
- Drip Nicardipin 10mg dalam NS 100 cc gtt xx/m mikro (0.5mcg/jam Continous IV)
- Obs. Urine output
- ACC RB

Laboratorium PT 12.1 INR 0.87 APTT 26.4 Fibrinogen 524 D-Dimer 1.17 SGOT 103 SGPT 139 LDH 766
07.03.2019 AGD : temp 36.7 pH 7.363 FIO2 40 pCO2 33.5 pO2 142 SO2% 99.2 Hct 28 Hb 9.4 Na+ 141 Ca++ 1.13
21.17 WIB Lactat 1.4
Follow Up
OBGYN S: -
08.03.2019 O : Sens :CM GCS : E4M6Vt TD 132/82 HR 91x/m RR 16x/m on ventilator SpO2100%T 36.50C
05.30 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III + stab
wound drain hari perawatan ke 3
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Gentamicin 80mg/24jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- Vitamin K 10mg/24jam IV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Methyldopa 500mg/8jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.1mcg/jam continue IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III
- Dexmedetomidin 0.2ml/jam IV
- Terapi lain sesuai TS Anestesi
Laboratorium Hb 8.9 RBC 3.08 WBC 19.51Ht 25 PLT 128.000 PT 12.4 INR 0.9 APTT 25.5 Fibrinogen 679 D-Dimer 0.93
08.03.2019 SGOT 70 SGPT 115 Bilirubin Total 0.2 LDH 670 GDS 141 Ur 148 Cr 4.34 AsamUrat 13.3
06.00 WIB AGD Temp 37 FIO2 40 pH 7.36 pCO2 33.6 pO2 118.7 SO2 99
Follow Up
Penyakit A : AKI stage III dd acute on CKD
Dalam - Anemia penyakit kronis
08.03.2019 - Krisis Hipertensi
10.00 WIB P:
- Dexametasone 1 amp/12 jam IV
- Drip Nicardipin 10mg dalam NS 100 cc gtt xx/m mikro (0.5mcg/jam Continous IV)
- Obs. Urine output
- Hemodialisa

Laboratorium HbsAg non reactive


08.03.2019 Anti HCV non reactive
18.00 WIB Anti HIV non reactive
TPHA non reactive
VDRL non reactive

Laboratorium Hb 9.7 RBC 3.34 WBC 21.82Ht 28 PLT 224.000 PT 13.5 INR 1 APTT 62.2 Fibrinogen 352 D-Dimer 1.55
Post HD LDH 670 GDS 103 Ur 107 Cr 2.5
09.03.2019
06.00 WIB AGD Temp 37 FIO2 40 pH 7.375 pCO2 41.2 pO2 53.3
Follow Up
OBGYN S:-
09.03.2019 O : Sens :CM GCS : E4M6Vt TD 165/92 HR 91x/m RR 16x/m on ventilator SpO2100%T 36.50C
07.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III dd
acute on CKD on HD + stab wound drain hari perawatan ke 4
P : Obs. TTV,Perdarahan
- Meropenem 2gr / 24 jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- Vitamin K 10mg/24jam IV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.1mcg/jam continue IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III
- Dexmedetomidin 0.2ml/jam IV
- Terapi lain sesuai TS Anestesia
Follow Up
Penyakit Dalam A : AKI stage III
09.03.2019 - Anemia penyakit kronis
10.00 WIB - Krisis Hipertensi
P : Dexametasone 1 amp/12 jam IV
- Drip Nicardipin 10mg dalam NS 100 cc gtt xx/m mikro (0.5mcg/jam Continous IV)
- Obs. Urine output
- Hemodialisa Selasa dan Jumat
Anesthesia Dilakukan Ekstubasi diteruskan dengan NRM 10 lpm
09.03.2019 16.00
S : Nyeri perut
OBGYN O : Sens :CM GCS : E4M6V5 TD 155/88 HR 93x/m RR 23x/mnt SpO2100% T 36.50C
09.03.2019 Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, perdarahan aktif (-)
19.00 WIB A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III dd acute on CKD
on HD + stab wound drain hari perawatan ke 4
P : Obs. TTV,Perdarahan
- 02 10 lpm
- Meropenem 2gr / 24 jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.5mcg/KgBB/mnt IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III (HD selasa – jumat)
- N- AsetilSistein 200 g/ 8 jam NGT
- Terapi lain sesuai TS Anestesia
Follow Up
OBGYN S :-
10.03.2019 O : Sens :CM GCS : E4M6V5 TD 168/86 HR 91x/m RR 22xSpO2100%T 36.50C
05.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsitee, Perdarahan aktif (-)LingkarPerut 93 cm
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III dd acute on
CKD on HD + Anemia sedang (Hb 9.7) + stab wound drain hari perawatan ke 5
P : Obs. TTV,Perdarahan
- 02 3lpm
- Meropenem 2gr / 24 jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.5mcg/KgBB/mnt IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III (HD selasa – jumat)
- N- AsetilSistein 200 g/ 8 jam NGT
- R/ Pindah Bangsal
- Terapi lain sesuai TS Anestesia

Laboratorium Hb 10 WBC 17.050 Ht 29 PLT 256.000


10.03.2019 DC 0/0/91/7/2; SGOT 37 SGPT 65 Albumin 3,3 LDH 695;
07.10 WIB Ureum 120; creatinin 2,46; Ca 9,0; Na 146; K 4,7;Cl 110

AGD Temp 36 FI02 60 pH 7,414 pCO2 38 pO2 114,9 HCO3 24,5


Follow Up
OBGYN S :-
10.03.2019 O : Sens :CM GCS : E4M6V5 TD 168/86 HR 91x/m RR 22xSpO2100%T 36.50C
05.00 WIB Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsitee, Perdarahan aktif (-)LingkarPerut 93 cm
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III dd acute on
CKD on HD + Anemia sedang (Hb 9.7) + stab wound drain hari perawatan ke 5
P : Obs. TTV,Perdarahan
- 02 3lpm
- Meropenem 2gr / 24 jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.5mcg/KgBB/mnt IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III (HD selasa – jumat)
- N- AsetilSistein 200 g/ 8 jam NGT
- R/ Pindah Bangsal
- Terapi lain sesuai TS Anestesia

Laboratorium Hb 10 WBC 17.050 Ht 29 PLT 256.000


10.03.2019 DC 0/0/91/7/2; SGOT 37 SGPT 65 Albumin 3,3 LDH 695;
07.10 WIB Ureum 120; creatinin 2,46; Ca 9,0; Na 146; K 4,7;Cl 110

AGD Temp 36 FI02 60 pH 7,414 pCO2 38 pO2 114,9 HCO3 24,5


Follow Up
OBGYN S : kembung (-), nyeri perut (-)
11.03.2019 O : Sens :CM GCS : E4M6V5 TD 148/83 HR 82 x/m RR 16 x, SpO299 %, T 36.50C
05.00 WIB Abdomen: Supel, tampak bekas operasi tertutup opsitee, Perdarahan aktif (-) LingkarPerut 89 cm
A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal (a.i Solusio Plasenta + PEB) + post SOD (ai HPP) + DIC + AKI Stg III dd
acute on CKD on HD + Anemia ringan (Hb 10) + stab wound drain hari perawatan ke 6
P : Obs. TTV,Perdarahan
- 02 3lpm
- Meropenem 2gr / 24 jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Omeprazole 40mg/24jam IV
- Dexametasone 5mg/12 jam IV
- Nicardipin 0.5mcg/KgBB/mnt IV
- RB PDL untuk tatalaksana AKI stg III (HD selasa – jumat)
- N- AsetilSistein 200 g/ 8 jam NGT
- Terapi lain sesuai TS anestesi
- R/ Pindah Bangsal
PERMASALAHAN

Bagaimanakah Bagaimanakah
diagnosis pada tatalaksana
pasien ini ? pada pasien ini ?
PEMBAHASAN
Hipertensi

dan
PREEKLAMPSIA BERAT
PADA PASIEN INI

• Pada pasien ini, saat MRS, diketahui memiliki tekanan darah tinggi yaitu
180/120 mmHg proteinuria (+) ditambah gejala berat seperti
trombositopenia sehingga kondisi preeklampsia berat telah dapat
ditegakan.
• Dilakukan stabilisasi 3 jam dan pemberian tatalaksana sesuai protab PEB.
Kemudian dilakukan terminasi perabdominam
Kriteria HELLP
• Kriteria sindrom HELLP menurut klasifikasi Tennesse adalah:
1. Adanya hemolisis yang ditandai dengan hasil apusan darah tepi abnormal,
LDH >600 IU/L, bilirubin total ≥1,2 mg/dl
2. Peningkatan enzim hati, yaitu kadar SGOT atau SGPT ≥ 70 IU/L
3. Trombosit <100.000/mm3.12,19

• Audibert, dkk. (1996) mengklasifikasikan sindroma HELLP menjadi sindroma


HELLP komplit apabila dijumpai perubahan pada ketiga karakteristik tersebut
(H, EL, LP); dan sindroma HELLP parsial bila hanya dijumpai satu atau dua
perubahan
ANALISIS HELLP PADA PASIEN INI
• Pemeriksaan laboratorium darah kimia menunjukan peningkatan LDH dan
penurunan trombosit, pasien mengalami komplikasi sindrom HELLP parsial.
• Tatalaksana pemberian dexametason pun diberikan.
• Menurut literatur, masih sangat sedikit bukti untuk merekomendasikan
penggunaan dexamethason atau steroid lainnya sebagai terapi spesifik untuk
sindrom HELLP.
• Namun, terapi awal dexametason mungkin sebaiknya diberikan mengingat
sindrom HELLP sendiri secara signifikan meningkatkan mortalitas dan morbiditas
termasuk gagal ginjal akut, gangguan hati, disseminated intravascular
coagulopathy, edema pulmo, kerusakan serebrovaskular, dan sepsis.10
ANALISIS HUBUNGAN PADA KASUS INI
• Awal sumber masalah pada kasus ini dimungkinkan dimulai dari PEB yang
mengalami komplikasi
• Komplikasi maternal dari PEB diantaranya sindrom HELLP, disseminated
intravascular coagulation (DIC), edema pulmo, solusio placentae, gagal
ginjal, gagal jantung , kejang (eclampsia), perdarahan cerebral, perdarahan
hepar, dan kematian maternal.

Gambar Ilustrasi hubungan hipertensi, kebocoran


kapiler, gejala-gejala maternal, dan fibrinolisis/ hemolisis
pada spectrum preeklampsia
Dikutip dari Sibai
SOLUSIOPLASENTA
• Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta
dari tempat implantasinyayang normal
pada uterus, sebelum janin dilahirkan.
(Sarwono prawirohardjo 2014)

• Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian


atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu ke 22sampai
lahirnya anak.
(Saefuddin AB,2006)
KLASIFIKASI SOLUSIO PLACENTA
DERAJAT
PELEPASAN

BENTUK
PERDARAHAN

TINGKAT
GEJALA KLINIS
Berdasarkan : Derajat Pelepasan Plasenta
Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta
menurut derajat pelepasan plasenta:
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas
seluruhnya
2. Solusio plasenta parsialis, plasenta terlepas
sebagian
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas
Berdasarkan: Bentuk Perdarahannya

P. Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut


bentuk perdarahan
1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
2. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi,
yang membentuk hematoma retroplacenter
3. Soluio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam
kantong amnion
Berdasarkan:TingkatGejala Klinisnya
Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya
mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
1.Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada
tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta <1/6 bagian
permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg%
2.Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda
pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta
1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3.Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda
renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3
bagian atau keseluruhan.
Faktor-faktor risiko yang menyebabkan solusio
plasenta yaitu :

Faktor Risiko Risiko relatif (%)


Meningkatnya usia dan paritas Tidak tercatat
Preeklamsia 2,1 -4,0
Hipertensi kronik 1,8 -3,0
Ketuban Pecah Sebelum waktunya 2,4 -3,0
Perokok 1,4 -1,9
Thrombophilia Tidak tercatat
Pecandu narkotika Tidak tercatat
Riwayat solusio pada kehamilan sebelumnya 10 -25
Myoma uteri Tidak tercatat.
TANDA& GEJALA
Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan yang disertai nyeri.
2. Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
3. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
4. Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin baik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus
(karena isi rahim bertambah).
8. Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
Komplikasi Solusio
Perdarahan ke desidua
basalis / hematom Plasenta pada Pasien Ini
Terpisahnya plasenta dari
dinding uterus (kompresi
aliran darah ke fetus)
Merembes ke dalam
miometrium Uterus Couvelaries

Keluarnya darah Pengeluaran


pervaginam atau terjebak Syok Hipovolemik tromboplastin ke sistemik
di belakang plasenta maternal

Nyeri perut / nyeri DIC


pinggang atau kontraksi
prematur
• Kematian perinatal pada kasus solusio plasenta
mencapai 25%. Kare-gard dan Gensser (1996) di Swedia
melaporkan bahwa kematian perinatal akibat solusio
plasenta sebanyak 20%. Di Amerika kematian perinatal
pada kehamilan dengan solusio plasenta sebanyak 20%
dari 884 kehamilan dengan komplikasi solusio plasenta.
DIC

• Sindrome DIC ditandai dengan terdapatnya gumpalan fibrin di


dalam arteri – arteri dan vena seluruh organ tubuh. Organ yang
paling sering dipengaruhi oleh proses ini adalah ginjal, paru, hati,
limpa, otak dan hipofise. Organ yang terlibat tergantung tipe dari
penyakit yang mendasari proses DIC tersebut.
Mekanisme kompensasi dari proses DIC ini adalah :
• Aksi inhibisi koagulasi
• Peningkatan fungsi dari sistem reticuloendothelial dalam
menghancurkan thromboplastin dan monomer fibrin dan hasil dari
pemecahan fibrin polimer.
• Meningkatnya proses fibrinolisis di seluruh pembuluh darah.
• Dari keterangan diatas, proses DIC merupakan proses yang terjadi dari
komplikasi proses syok dan proses kompensasi terjadi pada seluruh
sistem vaskularisasi.
Merzaka Lazdam,1 Esther F. Davis,1 Adam
J. Lewandowski,1 Stephanie A. Worton,2
Yvonne Kenworthy,1 Brenda Kelly,2 and
Paul Leeson1. Prevention of Vascular
Dysfunction after Preeclampsia: A Potential
Long-Term Outcome Measure and an
Emerging Goal for treatment. 2012
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai