Anda di halaman 1dari 10

HIPERTENSI

KELOMPOK 2
DWI YULIANA (811418175)
AISHA NURAINI IRWANSYAH (811418133)
LUTFIAH NURUL AFIFAH (811418121)
MIFTA HULZANA YUNUS (811418127)
NABILA DG. MAROLA (811418179)
KHAIRUNNISA DM (811418118)
SITI RAHMATIA ALI (811418035)
Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi.


Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari
jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu,
dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung
(misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan
normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih
tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140
mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa
darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG
mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan
rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Faktor Penyebab Hipertensi

Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi


primer tidak diketahui penyebabnya secara pasti.
Sedangkan Hipertensi Sekunder umumnya disebabkan oleh
berbagai kondisi seperti:

1. Penyakit ginjal
2. Kehamilan
3. Penyakit kelenjar tiroid
4. Tumor kelenjar adrenal
5. Kelainan bawaan pada pembuluh darah
6. Kecanduan Alkohol
7. Penyalahgunaan NAPZA
8. Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea)
9. mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas,
pereda rasa sakit, obat batuk pilek, atau pil KB.
Sebagian besar penderita hipertensi menderita
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang menderita hipertensi, antara lain:
1. Usia
2. Keturunan
3. Obesitas
4. Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit
mengonsumsi makanan yang mengandung kalium
5. Kurang aktivitas fisik dan olahraga
6. merokok
Faktor Resiko

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, lebih dari 25%


penduduk Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita
tekanan darah tinggi maupun prehipertensi.
Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja
diklasifikasikan sebagai hipertensi primer. Seperti orang dewasa,
penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa
remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena tekanan darah
tinggi dari orangtua mereka, sementara yang lain menjadi korban
gaya hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas dan bentuk tubuh
tidak ideal yang istilahnya disebut dokter sebagai “menurunnya
kebugaran kardiovaskular”.
Namun secara umum, beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi adalah:
1. Kelelahan
2. Diabetes
3. Asam urat
4. Obesitas
5. Kolesterol tinggi
6. Penyakit ginjal
7. Kecanduan alkohol
8. Wanita yang menggunakan pil KB
9. Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan
tekanan darah tinggi.
Gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun


demikian seara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung, dan ginjal

Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembekakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.
Pencegahan Hipertensi

Adapun Cara mencegah hipertensi yaitu:


1. Menjaga berat badan ideal.
Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
2. Berolahraga secara rutin.
Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar dari risiko terserang hipertensi.
Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
3. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat.
Misalnya, roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
4. Kurangi garam.
Batasi garam dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
5. Kurangi konsumsi alkohol.
Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan risiko
hipertensi.
6. Berhenti merokok.
Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tetapi rokok bisa
membuat arteri menyempit, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
7. Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan.
Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
Pengobatan Hipertensi

Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi,


yaitu:
1. Perubahan gaya hidup.
Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan
tekanan darah dalam beberapa minggu.
2. Penggunaan Obat-obatan.
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus
mengonsumsi obat untuk seumur hidup. Namun, dokter bisa
menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika
tekanan darah penderita sudah terkendali dengan mengubah
gaya hidup. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat
dalam dosis yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter
jika ada efek samping yang muncul.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai