Oleh :
Nur Awaliah Maharani, S.Ked
12 16 777 14 163
Pembimbing Klinik :
dr. Abdul Faris, Sp.OG (K)
LAPORAN KASUS
• Tanggal Pemeriksaan : 10-7-2018
• Jam : 15.00 WITA
• IDENTITAS
• Nama : Ny. N
• Umur : 20 Tahun
• Alamat : Tikke
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SMP
ANAMNESIS
P1 A0
HPHT : 03-10-2017 Menarche : 13 tahun
TP : 10-07-2018 Perkawinan : perkawinan pertama
selama 1,5 tahun
Riwayat Imunisasi :
Suntikan TT dilakukan 2 kali
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,8º C
Pernafasan : 20x/menit
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra
(-/-), pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, ictus cordis tidak tampak.
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area
jantung, batas paru-hepar SIC VII linea midclavicula
dextra, batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.
Bunyi jantung I/II murni Reguler.
Abdomen :
I : Tampak perut cembung, seirama gerak nafas, sikatrik (-)
stria (-)
A : Peristaltik (+), kesan normal
P : Pekak (+) kuadran kuadran kanan dan kiri bawah,
lainnya timpani (+).
P : Nyeri tekan (-), Teraba massa uterus bulat dan keras, TFU
: 2 jari di bawah umbilikus, kontraksi (+).
Pemeriksaan genitalia :
Vagina : Laserasi mukosa vagina,
Perineum : Laserasi commisura labiorum
posterior, kulit perineum, musculus
perineum
Anus : Laserasi m.sphincter ani
Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-).
Bawah : akral hangat (+), edema (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Wbc : 11.8 x 103/mm3
Hb : 11.5 gr/dL
Hct : 34,7 %
Plt : 262 x 103/mm3
Rbc : 4.4 x 106/mm3
GDS : 99 mg/dL
HbSAg : non reaktif
RESUME
RL 20 Tpm
Inj. Asam Tranexamat 100 mg/12 jam/iv
Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/iv
Pasang kateter
Rencana Hecting Perineum
Laporan Operasi
Sangobiat 1 x 1 tab
A. Definisi
Riwayat Persalinan
F. Klasifikasi
Tingkat II :
Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selama
mengenai selaput muskulus perinei transversalis,
tapi tidak mengenai sfingter ani.
Tingkat III :
Robekan yang terjadi mengenai seluruh
perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani.
Ruptur perinei totalis di beberapa kepustakaan
yang berbeda disebut sebagai termasuk dalam
robekan derajat III atau IV.
Tingkat IV :
Robekan hingga epitel anus
Teknik menjahit ruptur perineum :
• Tingkat I :
Penjahitan ruptur perineum tingkat I dapat
dilakukan hanya dengan memakai catgut yang
dijahitkan secara jelujur (continuous suture) atau dengan
cara angka delapan (figure of eight).
• Tingkat II :
Sebelum dilakukan penjahitan pada ruptur
perineum tingkat II maupun tingkat III, jika dijumpai
pinggir yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir
bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahulu.
Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan
penjahitan luka robekan.
Untuk memperbaiki robekan perineum derajat III
dan IV adalah teknik ‘end-to-end’ baik interuptus
ataupun jahitan angka delapan. Tetapi bila pasien
mengalami inkontinensia faekal, kolorektal maka
teknik untuk memperbaiki spingter menggunakan
teknik ‘overlap”.
H. Komplikasi
Perdarahan
Fistula
Hematoma
Infeksi
PEMBAHASAN
Pada kasus ini diketahui ibu mengalami ruptur
perineum tingkat III, yaitu ruptur yang mengenai
mukosa vagina, kulit perineum, muskulus
bulbocavernosus, muskulus transversus perinei,
komisura labiorum posterior, muskulus sfingter ani
tanpa laserasi pada epitel anus.
Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
terjadinya ruptur yaitu faktor ibu dimana ketika
pembukaan lengkap dan dipimpin mengedan ibu
mengalami kelelahan dan faktor penolong meliputi
cara memimpin mengejan, cara berkomunikasi
dengan ibu.
Cont...
Teknik penanganan trauma perineal grade lanjut
terbagi menjadi dua yaitu teknik end-to-end dan
overlapping.
Teknik end-to-end adalah teknik yang berusaha
menyambung otot sfingter ani dengan
mempertemukan tepi luka. Bisa dengan teknik
jahitan interupted atau dengan teknik jahitan
menyerupai angka delapan.
Sementara, teknik overlapping yaitu dengan cara
menjahit otot sfingter anal eksterna dengan cara
menggabungkan tepi luka dengan tepi luka yang
lain dengan saling tumpang tindih.
Cont...
Komplikasi jangka pendek dan jangka panjang
dapat terjadi setelah perbaikan luka pada
episiotomi atau robekan perineum.
Komplikasi jangka pendek yang paling utama
adalah hematoma dan infeksi, sedangkan
komplikasi jangka panjang adalah inkontinensia
feses dan nyeri perineum persisten.
Pada pasien ini terjadi komplikasi jangka pendek
yaitu terjadinya hematoma.
Cont.....
Mayoritas pasien dengan episiotomi atau robekan
akan sembuh dengan sangat baik, dengan
menghilangnya nyeri 6 minggu setelah persalinan
dan bekas luka yang minimal.