Anda di halaman 1dari 14

“ KEBUTHUAN NUTRISI UNTUK IBU DENGAN GANGGUAN KEHAMILAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Fitria Ningsih
2. Wiji suwanti
3. Indri Novitasari
4. Moh. Zainal Abidin
DEFISIENSI NUTRISI IBU HAMIL
Anemia Defisiensi Besi merupakan suatu polemik bagi kesehatan di indonesia
yang sering terjadi pada ibu hamil. Dimana Anemia defisiensi besi mengakibatkan
terjadinya berbagai disfungsi antara lain berupa penurunan daya tahan tubuh, tumbuh
kembang yang terlambat, pada ibu dan janin yang sedang di kandung nya. Anemia
dalam kehamilan adalah suatu kondisi dimana ibu dengan kadar nilai hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5
gr% pada trimester dua, kurang dari kondisi hemoglobin normal.
Karbohidrat
Makanan sehari-hari yang kita makan dan pilih dengan baik akan
memberikan semua zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Bila makanan
tidak dipilih dengan baik maka akan mengalami kekurangan zat-zat gizi
esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan
dari makanan.Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh :
 Memberi energi = Karbohidrat, lemak dan protein
 Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh= protein, air dan
mineral.
 Pengatur proses tubuh = protein, mineral air dan vitamin.
Akibat gangguan gizi pada fungsi tubuh :
• Bila kekurangan
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti :
Gangguan pertumbuhan pada Janin
Gangguan produksi kerja pada Ibu hamil
Gangguan pertahanan tubuh
Gangguan struktur dan fungsi otak
Bayi beresiko BBLR, lahir premature, kecerdasan rendah, dan mudah sakit.
• Bila kelebihan
Gizi lebih menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas, dan
merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit
degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan penyakit kantong
empedu, dll.
Lemak
1. Kekurangan

Kekurangan asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) pada masa janin
mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak.

2. Kelebihan lemak pada ibu hamil

Konsumsi berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan. Kegemukan


berkaitan dengan timbulnya penyakit kronis seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah dan diabetes mellitus.

ibu hamil obesitas akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes
pada kehamilan, sementara risiko kepada anak termasuk yang lahir cacat
kelebihan berat badan dan kelahiran.
Protein
Manfaat Protein Bagi Ibu Hamil - Ibu hamil membutuhkan nutrisi lengkap agar
menghasilkan bayi yang sehat dan berkualitas. Makanan-makanan yang mengandung
gizi seimbang harus dipenuhi setiap harinya, berupa karbohidrat 55-60 persen, lemak 30
persen, dan protein 15 persen.
Bayi Jadi Cacat Karena Ibu Hamil Kekurangan Protein
Dampak lain dari kekurangan asupan protein saat hamil bisa menyebabkan resiko bayi
terlahir kecil, dan bayi juga beresiko mengalami masalah-masalah kelainan pada
fisiknya seperti bibir sumbing dan lain sebagainya
Vitamin
 Kekurangan vitamin A
Asupan vitamin A yang kurang selama hamil bisa mempengaruhi
kemampuan penglihatan dan juga perkembangan paru-paru janin.
• Kekurangan kalsium dan vitamin D
Kebutuhan kalsium dan vitamin D akan meningkat selama kehamilan
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tulang serta gigi
bayi.
• Kekurangan vitamin B12
Selama hamil cadangan vitamin B12 dalam tubuh kemungkinan habis
yang membuatnya berisiko mengalami defisiensi. Kekurangan vitamin
B12 bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilannya.
Mineral
• Mineral Zat Besi
Mineral zat besi erat kaitannya dengan ketersediaan darah pada tubuh manusia. Terlebih
bagi ibu hamil, darah berfungsi untuk media transportasi berbagai nutrisi penting dari sistem
pencernaan ke seluruh jaringan tubuh termasuk janin yang ada di dalam kandungan
• Mineral Iodium
Iodium merupakan mineral penting bagi ibu hamil dalam mencegah risiko keguguran dan
pembentukan hormon tiroid, hormon yang berguna dalam pembentukan dan perkembangan
otak janin.
• Mineral Kalsium
Kalsium berguna untuk menunjang pertumbuhan janin dan menjaga kesehatan ibu hamil di
masa mendatang.
• Mineral Seng
Ibu hamil biasanya lebih rentan terserang patogen penyebab penyakit, untuk itu konsumsi
mineral seng tentu dapat menangkal masuknya patogen tersebut.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebih pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan. Umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi, kedapatan pada kehamilan semester I. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormuon estrogen dan HCG dalam
serum. Keluhan dan gejala fisiologi menentukan berat ringannya penyakit.

Gejala dan Tanda


Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan :

1. Tingkat I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
tidak adanya nafsu makan, berat badan menurun, dan terasa nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 /menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering, mata cekung.
2. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
mengering, dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguvari dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat ; suhu meningkat dan tensi menurun. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukan adanya payah hati.

• Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh


keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh yaitu hepar, jantung otak
dan ginjal
PREEKLAMPSA
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga)
atau bisa lebih awal terjadi.
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi
penyebab kematian ibu.

Faktor Risiko Preeklamsia


Kehamilan pertama
Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan
tekanan darah tinggi)
Kehamilan kembar
Gambaran Klinis Preeklampsia
a. Gejala subjektif

Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan
kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Tekanan darah pun akan meningkat
lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.

a. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30mmHg dan
diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90mmHg. Tekanan darah pada
preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ.
Selain itu kita juga akan menemukan takikardia, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran,
hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak.

Patofisiologi Preeklampsia
• Perubahan kardiovaskuler.

• Metabolisme air dan elektrolit yaitu mata, otak, uterus, dan paru-paru
Jenis preeklamsia
a. Preeklamsia Ringan

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
b. Preeklamsia Berat
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih.

Ada 3 macam pemberian diet untuk preeklampsi yaitu :


• Diet preeklampsi I, diet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsi berat.
• Diet preeklampsi II diberikan kepada preeklampsi yang penyakitnya tidak terlalu berat atau
sebagai makanan peralihan dari diet preeklampsi I. makanan diberikan dalam bentuk saring atau
lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam.
• Diet preeklampsi III diberikan kepada pasien dengan preeklampsi ringan atau sebagai peralihan
dari diet preeklampsi II. Pada diet ini makanan mengandung protein tinggi dan rendah garam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai