Anda di halaman 1dari 29

Analisis Implementasi Program Deteksi Dini

Kanker Servik Dengan Metode Inspeksi Visual


Asam Asetat di Puskesmas 5 Ilir Kota
Palembang
Tahun 2018

OLEH
TRI RIZQI MULIA DAYA
10011481619021
Latar Belakang
Kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global sebagai penyebab
kematian. Berdasarkan data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens
sebesar 12,7 %. Menurut (IARC), bahwa angka kematian akibat kanker servik
pada tahun 2015 yaitu 265.672 (3,2%) serta prevalensi 5 tahun kejadian kanker
serviks 1.547.161 ( 4,8 %)

Profil kesehatan Sumsel (2015), Angka kejadian penyakit Penanggulan


kanker servik pada wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun kanker oleh
2015 mencapai 797 orang. Terhitung sejak tahun 2015 dirjen PPTM
hingga 2017 bahwa sebanyak 1.870 dari 5.226 perempuan di 2007 =
Sumatera Selatan terdeteksi kanker servik dan kanker IVA Test
payudara.

Program Deteksi Dini Program Nasional Peran Serta


Kanker Servik dan Masyarakat dalam Pencegahan dan
Kanker Payudara oleh Deteksi Dini Kanker Pada
Dirjen PPTM Tahun Perempuan Indonesia 2015 – 2019
2008 Oleh OASE KK
Cakupan
2007-2016 • Indonesia
280.847 orang
atau 5,15%

Cakupan 2017
• Palembang
1,71 %

Cakupan 2017 • Puskesmas


0,31% 5 Ilir
Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan tentang kanker


leher rahim kepada sasaran

Untuk mengetahui pelaksanaan konseling tentang faktor


risiko, penapisan dan pengobatan

Untuk menetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan program deteksi


dini kanker serviks dengan metode inpeksi visual asam asetat yang
meliputi: pemeriksaan IVA, Konseling pasca pemeriksaan, kontrol,
serta rujukan

Untuk mengetahui bagaimana sistem pencatatan dan


pelaporan

Untuk mengetahui bagaimana pengawasan


Tinjauan Pustaka
Kerangka Pikir
Jenis, cara
dan alat pengumpulan data

Jenis Cara Pengumpulan Data

Data Primer & Data 1. Wawancara mendalam


Sekunder 2. Observasi
3. Telaah dokumen

Alat
Pedoman wawancara dibuat berdasarkan
berbagai sumber yaitu: buku panduan
pencegahan kanker (2015), Permenkes
No.34 Tahun 2015 dan penelitian
sebelumnya oleh Riyadini (2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Informan
No Inisial Umur Pendidikan JK Masa Kerja
Terakhir

1 Y 44 Tahun Sarjana P 2 Tahun

2 R 48 Tahun Diploma P 8 Tahun

3 RA 32 Tahun Diploma P 4 Tahun

4 OA 24 Tahun Diploma P 3 Tahun

5 SR 27 Tahun Sarjana P 1 Tahun

6 RS 40 Tahun SLTA P

7 SY 49 Tahun SLTA P

8 S 41 Tahun SMP P
Tenaga
Sumber Daya Manusia
Pelaksana

Puskesmas 5 Ilir Permenkes No. 34 Tahun

HASIL
memiliki tenaga bidan di 2015 , kegiatan
ruangan KIA sebanyak 3 penapisan/skrining
orang bidan dengan massal dan penemuan
kualifikasi diploma dini massal serta tindak
kebidanan. Dari 3 bidan lanjut dini sebagaimana
yang ada di ruangan KIA dimaksud yang dilakukan
hanya satu orang yang pada masyarkat sehat

Pembahasan
telah mendapatkan dapat dilaksanakan oleh
pelatihan dokter dan bidan terlatih

Tenaga pelaksana yang terlibat dalam pemeriksaan IVA di


Puskesmas 5 Ilir sebagian besar adalah tenaga bidan yang
belum mendapatkan pelatihan dikarenakan hanya satu bidan
yang telah mendapatkan pelatihan dan jumlah tersebut tidak
memadai jika hanya satu orang pelaksana. Sehingga
implementasi program IVA memiliki kekuarangan tenaga
terlatih
TUPOKSI

Hasil:
Dalam pelaksanaan program IVA tenaga pelaksana yang
mengkoordinir dan bertanggung jawab adalah bidan.
Pembahasan:
Hal tersebut telah sesuai dengan tupoksi bidan di Puskesmas 5 Ilir
Kota Palembang. Berdasarkan telaah dokumen berupa tupoksi bidan
di ruangan KIA Puskesmas 5 Ilir

Melaksanakan pelayanan medik/asuhan (ANC, BUFAS, KB, IVA) sesuai


SOP.

Melaksanakan dan menjaga keselamatan pelayanan kesehatan pasien


KIA meliputi keamanan dan kebersihan alat dan ruangan.

Melakukan penyuluhan keseatan ibu hamil serta penyuluhan IVA di


Puskesnas dan Masyarakat.

Membuat rujukan pasien ke rumah sakit sesuai kriteria dan persyaratan


rujukan.
DANA

Hasil:
Tidak ada dana khusus yang diperuntukan untuk program deteksi dini kanker
servik dengan metode IVA. Dana yang digunakan menggunakan dana BOK
Puskesmas.

Pembahasan:
Berdasarkan juknis BOK Tahun 2015 bahwa ruang lingkup yang boleh
didanai sebagai berikut:
• Minimal 60% dari totoal alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
program kesehatan prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya ungkit
tinggi untuk pencapaian tujuan MDGs bidang kesehatan.
• Maksimal 40% dari totoal alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
Program Kesehatan lainnya dan Manajemen Puksesmas.
Penggunaan dana BOK belum sesuai dengan juknis diatas bahwa
penggunaan dana BOK lebih besar diperuntukan dalam manajerial
puskesmas seperti memebeli alat-alat perlengkapan di puskesmas
dibandingkan untuk mendanai program pelayanan terutama dalam
program yang bersifat promotif dan preventif seperti penyuluhan
dan edukasi
DANA

Laeliyah (2017) bahwa realisasi dana bantuan operasional


kesehatan (BOK) di Puskesmas Kota Serang dari Tahun 2014 -
2016 selalu mencapai 100% dengan alokasi dana untuk kegiatan
KIA lebih dari 30% setiap tahunnya, namun tidak berbanding
lurus dengan capaian cakupan pelayanan kesehatan

Dalam pelaksanaan pemeriksaan IVA, pasien umum yang melakukan


pemeriksaan dikenakan biaya Rp.25.000 namun apabila pasien
tersebut memiliki kartu BPJS atau menggunakan jaminan kesehatan
nasional tidak dikenakan biaya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan pasien yang menyatakan bahwa
melakukan pemeriksaan IVA dengan BPJS gratis.

Menurut Buletin BPJS Kesehatan (2016), pemeriksaan IVA masuk


dalam program promotif dan oreventif JKN-KIS. Ketua umum
OASE Kabinet Kerja berkerjasama dengan Kementrian Kesehatan,
BKKBN dan BPJS kesehatan untuk percapatan gerakan deteksi dini
kanker servik melalui IVA dan Papsmear.
Metode

Laeliyah (2017) bahwa sarana dan


prasarana program KIA di semua
• Puskesmas 5 ilir belum puskesmas yang diteliti juga masih
pernah melakukan sangat kurang terutama untuk
kegiatan secara mandiri
Pasif diluar gedung untuk kegiatan di luar gedung khususnya
mencari pasien kegiatan preventif dan promotif
dikarenakan kendala yang kegiatannya dibiayai oleh
fasilitas yang belum
memadai untuk dilakukan dana BOK.
diluar puskesmas.

• Sesuai dengan
SOP Dokumen SOP tidak ditemukan
di dinding ruangan KIA
Metode melainkan hanya menjadi arsip
dokumen. SOP Screening
seharusnya di sosialisasi
Fasilitas
Fasilitas dalam program IVA sudah lengkap dan tersedia dalam keadaan
baik.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti dalam melihat langsung kertesediaan alat yang ada di Puskesmas 5
Ilir. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan pasien yang telah
melakukan pemeriksaan bahwa fasilitas berupa alat-alat pemeriksaan
lengkap dan tertata rapi dan bersih
No Sarana Prasarana Tersedia Jumlah Keadaan

SOP screening dan pemeriksaan Ya Baik


2. Format hasil pemeriksaan Ya Baik
3. Format pelaporan puskesmas Ya Baik
4. Format rujukan kasus Ya Baik
5. Spekulum cocor bebek Ya 1 Baik
6. Lidi swab Ya >10 Baik
7. Larutan asam asetat 3-5% Ya 1 Baik
8. Lampu sorot Ya 1 Baik
9. Kursi Ginekologi Ya 2 Baik
10. Hand Scoon Ya >10 Baik
11. Ember ( Tempat Pencegahan Infeksi) Ya 1 Baik

12. Larutan Klorin Ya 1 Baik


13. Ruang pemeriksaan tertutup Ya Baik
Kemudian disamping alat-alat yang sudah lengkap, tempat pemeriksaan
deteksi dini kanker servik dengan metode IVA di Puskesma 5 Ilir sudah
nyaman dan tertutup Seperti yang dinyatakan oleh pasien bahwa ruangan
pemeriksaan tertutup dan nyanaman

Kursi Ginekologi Lidi swab IVA SET


Dalam hal pengadaan alat atau bahan yang habis pakai pihak puskesmas
bisa melakukan pengadaan langsung. Seperti yang terdapat pada kutipan
wawancara bahwa Prosedur pengadaan barangnya ada dua cara yaitu
biasanya program secara langsung kalau program IVA misalnya kita
dapat bantuan spekulum , bahan habis pakai, dan alat-alat iva. kalau
tidak ada bantuan langsung kita sudah masuk puskesmas blud jadi bisa
melakukan pengadaan sendiri

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan


dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Palembang bahwa alat-alat habis
pakai bisa menyediakan sendiri
Penyuluhan
Hasil:
Puskesmas sudah melakukan penyuluhan Sulistiawati (2013), pengetahuan
tetapi tidak dilakukan secara rutin. yang memadai tentang penyebab
Puskesmas memiliki jadwal 6 bulan sekali dan faktor risiko kanker servik
dalam memberikan penyuluhan kepada sangat mempengaruhi tindakan
kader dan kegiatan penyuluhan kepada untuk melakukan deteksi dini.
masyarakat telah masuk kedalamm
rencana BOK oleh bidan pelaksana dan
tenaga promkes Sudarmi (2013), masalah lain ialah
keengganan diperiksa karena malu,
keraguan, takut terhadap kenyataan
hasil pemeriksaan yang akan
dihadapi, ketakutan merasa sakit
pada pemeriksaan, rasa segan
diperiksa oleh bidan dan kurangnya
dorongan keluarga terutama suami.
Diperlukan penyuluhan kesehatan
penggunaan media yang bersifat
persuasif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat
Pelaksanaan Pemeriksaan
 Hasil:
Pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kankker servik dengan
metode IVA dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari
pendaftaran, kemudian pengisian informed consent dilanjutkan
dengan pemeriksaan.

Pemeriksaan diijadwalkan pada hari Senin, Rabu, Jumat

Hal tersebut sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti


bahwa terdapat lembar informed consent yang diisi sebelum
pasien melakukan pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan yang telah
dijelaskan tersebut telah sesuai dengan SOP pemeriksaan deteksi
dini

Dalam pelaksanaan Namun hal tersebut


pemeriksaan sebelum tidak sesuai dengan
pasien diperiksa terlebih informasi yang
dahulu pasien diberikan didapatkan oleh pasien
konseling oleh bidan yang pernah
melakukan
pemeriksaan
Pembahasan
pemeriksaan Pembahasan
Penyuluhan
Permenkes No.34 Tahun 2015

pelaksanaan Buku Panduan


pemeriksaan deteksi dini Pelaksanaan IVA Sadanis
kanker servik dilakukan (2015) sebelum
di pelayanan tingkat
pertama atau puskesmas melakukan pemeriksaan
2-3 kali dalam seminggu. deteksi dini kanker servik
dengan metode IVA,
petugas memberikan
konseling kepada pasien.
Sudarmi (2015),

Penilaian klien sebelum


dilakukan pemeriksaan
sangat penting hal ini pasien yang pernah
dilakukan terhadap
dirinya, dengan demikian melakukan pemeriksaan
klien dapat kooperatif saat deteksi dini kanker servik
dilakukan pemeriksaan dengan metode IVA tidak
dalam mempermudah diberikan konseling
petugas dalam melakukan tentang prosedur dan
pemeriksaan.
tujuan pemeriksaan.
Hasil
Rujukan
Jika terdapat kasus Berdasarkan
yang mencurigakan informasi dari
atau IVA positif pasien ketika
maka akan didpatkan hasil
dilakukan rujukkan yang mencurigakan
dialkukan rujukkan
ke Yayasan Kanker
Indonesia

Hasil
Pembinaan dan Pengawasan

 Hasil:
Pembinaan dalam program
deteksi dini kanker servik
staff di Puskesmas 5 Ilir telah
dengan metode IVA dilakukan
diberikan pelatihan sebanyak
secara periodik oleh pusat
3 orang yaitu satu bidan dan
untuk mempersiapkan tenaga
dua dokter.
ahli terlatih dalam bidang
skrining
Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan oleh
pihak Dinas Kesehatan Kota
Pengawasan dilakukan Palembang belum optimal karena
melalui laporan setiap hanya melalui laporan setiap bulan.
bulan oleh puskesmas Kemudian belum juga dilakukan
tindak lanjut ataupun evaluasi yang
ke Dinas Kesehatan dilakukan mengenai pelaksanaan
deteksi dini kanker servik.

Meytri dkk (2017) bahwa kegiatan


Sesuai dengan informasi supervisi atau pengawasan dari PTM
yang diberikan oleh DKK juga belum berjalan baik.
Supervisi yang dilakukan oleh DKK
pihak Dinas bahwa masih secara general dan tidak
pengawasan dilakukan memberikan feedack sehingga
melalui laporan masalah dan kendala di puskesmas
dan kurangnya tenaga terlatih IVA.
Pencatatan dan Pelaporan
Setelah melakukan
kegiatan pemeriksaan pencatatan kegiatan
deteksi dini kanker servik pemeriksaan deteksi dini
dengan metode IVA akan kanker servik dengan
dilakukan pencatatan pada metode IVA setiap hari
buku register dilakukan pelaporan setiap
bulannya.
Pencatatan dan Pelaporan

Permenkes No.34 Tahun 2015


petugas pelaksana program
bahwa setiap pimpinan fasilitas
melakukan pelaporan secara
pelayanan kesehatan, dokter,
manual. Kepala puskesmas
bidan dan tenaga kesehatan
mengatakan bahwa petugas
terlatih yang menjadi pelaksana
sudah ada pelatihan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat
pelaporan secara elektronik atau
dan atau pelayanan kesehatan
online. Namun berdasarkan
perorangan dalam program
informasi yang di dapat dari
deteksi dini kanker servik wajib
pihak Dinas Kesehatan Kota
melakukan pencatatan dan
Palembang pelaporan yang
pelaporan program berdasarkan
dilakukan oleh puskesmas Kota
surveilans penyakit tidak menular
Palembang baru dilakukan
sesuai dengan ketentuan
secara manual.
peraturan
Kesimpulan
SDM pada pelaksanaan IVA di puskesmas belum seluruhnya
mendapatkan pelatihan program IVA. Jumlah tersebut masih kurang
dari standar yang ditetapkan oleh Permenkes No.34 Tahun 2015.

Dana program deteksi dini kanker servik berasal dari APBN yaitu dana
BOK. Dana BOK puskesmas dalam program IVA diperuntukan untuk
membeli barang habis pakai yang digunakan dalam pemeriksaan IVA.
Pengunaan Dana BOK puskesmas belum optimal sesuai dengan juknis
bahwa peruntukan dalam pelayanan yang seharusnya lebih besar
daripada kegunaan manajerial

Fasilitas yang menunjang program deteksi dini kanker servik di


Puskesmas 5 Ilir Kota Palembang tersedia lengkap dan dalam
keadaan baik.
Kesimpulan
Metode yang digunakan dalam program IVA di
Puskesmas 5 Ilir masih menggunakan metode
pasif.

Kegiatan promosi dan edukasi tentang deteksi


dini kanker servik dengan metode IVA belum
berjalan optimal.

Pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kanker servik dengan


metode IVA dimulai dari konseling, pemeriksaan hingga
rujukan. Pasien yang telah melakukan pemeriskaan di
Puskesmas 5 Ilir ada yang tidak menerima konseling sebelum
pemeriksaan IVA.
Kesimpulan

Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Dinas


Kesehatan Kota Palembang hanya melalui
laporan bulanan yang dilakukan secara manual

Pencatatan dan pelaporan masih


menggunakan laporan manual, pencatatan dan
pelaporan secara online atau elektronik belum
berjalan.
Saran

• Meningkatkan
kegiatan sosialisasi
Dinkes
dan penyuluha
• Pimpinan • mendukung dan
Puskesmas • kegiatan pertemuan bersikap positif pada
melakukan evaluasi dan sosialisasi program berupa
program untuk program terkait dorongan dalam
menilai dan • meningkatakan memeriksakan diri
meningkatkan kegiatan supervisi sendiri atau kerabat
kinerja dengan
memeberikan timbal
balik dari kegiatan
Masyarakat
Puskesmas
Dokumentasi

Wawancara dengan Wawancara dengan


bidan pelaksana Wawancara dengan
Kepala Puskesmas pihak Dinas
Kesehatan

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai