Anda di halaman 1dari 15

Malnutrisi Energi

Protein(MEP)

KEPERAWATAN ANAK
KELOMPOK 1

1. Ni Putu Diah Wulan Kartini (KP.10.17.003)


2. Esti Pramasari (KP.10.17.022)
3. Ni Kadek Sri Wahyuni (KP.10.17.033)
Definisi Malnutrisi Energi Protein
– Malnutrisi energi protein merupakan keadaan tidak cukupnya
masukan protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau
dikenal dengan nama marasmus dan kwasiorkor, kwasiorkor
disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas
maupun segi kuantitas. Sedangkan marasmus disebabkan oleh
kekurangan kalori dan protein (Hidayat, 2008)
Etiologi MEP
– Menurut Sodikin (2011) penyebab terjadinya malnutrisi energi protein
diantaranya ada 3 faktor yang dapat melatarbelakangi terjadinya MEP
yaitu:

masalah
sosial

ekonomi

lingkungan
Klasifikasi MEP
– Marasmus merupakan suatu bentuk malgizi protein energi karena
kelaparan dan semua unsur diet kurang, marasmus dapat terjadi pada
semua umur akan tetapi lebih banyak terjadi pada awal masa bayi.
Marasmus berhubungan dengan kegagalan pemberian ASI dan
perkembangan gastrointestinal
– Kwashiorkor merupakan suatu bentuk gangguan gizi dengan penyebab
utama penyakit ini adalah defisiensi protein, hal ini terutama karena
kekurangan zat protein, keadaan ini digambarkan dengan adanya gagal
untuk tumbuh, edema, apatis, anoreksia, muntah, dan diare. Kwashiorkor
hampir tidak ditemukan pada bayi yang diberikan ASI
Pathofisiologi MEP
– Terjadinya kwasiorkor atau marasmus,
dapat diawali oleh faktor makanan yang
kadar proteinnya kurang dari kebutuhan
tubuh sehingga akan kekurangan asam
amino esensial dalam serum yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan
perbaikan sel.
– Kemudian produksi albumin dalam hati
mulai berkurang sehingga berbagai
kemungkinan yang terjadi adalah
hipoproteinemia yang dapat
menyebabkan edema dan akhirnya
menyebabkan asites, gangguan mata,
kulit, dll.
P
A
T
H
W
A
Y

M
E
P
Manifestasi klinis

Marasmus
1. Wajah seperti orang tua Kwashiorkor
2. Kurus 1. Rambut tipis, pirang,
3. Gelombang peristaltik mudah dicabut
mudah terlihat melalui 2. Lengan atas kurus
dinding abdomen yang tipis 3. Terdapat edema
4. Protein serum sangat 4. Berat badan rendah
kurang 5. Anemia ringan
5. Terdapat perubahan warna 6. Ditekan meninggalkan
kulit dan rambut lekukan
6. Tidak ada edema
Pencegahan MEP
– Pemberian ASI sampai usia 2 tahun merupakan sumber energi yang
paling baik untuk bayi
– Pemberian makanan tambahan yang bergizi pada usia 6 bulan ke
atas
– Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan hygiene personal
– Pemberian imunisasi
– Program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
sering
– Penyuluhan atau pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang
adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang
– Surveilans yang teratur pada anak balita di daerah endemis kurang
gizi dengan penimbangan berat badan setiap bulan
Pengkajian Keperawatan
A. Pemeriksaan Fisik B. Antropometri
1. Muka sembab 1. Berat badan dan tinggi badan
2. Letargi mengalami keterlambatan
3. Edema 2. Jaringan otot mengecil
4. Warna rambut pirang seperti warna 3. Jaringan subkutan tipis dan
rambut jagung lembut
5. Anoreksia 4. Kulit bersisik atau berkeriput
6. Tampak anemia 5. Anemis
7. Gagal tumbuh 6. Turgor kulit rusak
8. Perubahan berat badan 7. Albumin rendah
9. Kurus
10.Tampak seperti orang tua
11.Letargi
12.Ubun-ubun cekung pada bayi
13. Malaise
14.Apatis dan kelaparan
Diagnosa Keperawatan
– Kurang nutrisi (Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan nafsu makan yang menurun
– Kurang volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan
proses penyerapan, berkembangbiaknya flora usus yang menimbulkan
diare
– Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tubuh kekurangan zat
gizi (Kalori dan protein) berakibat kulit mudah mengalami kerusakan
– Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
(Khususnya kekebalan seluler)
– Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang
penyediaan, cara pemberian makanan pada anak dengan gizi seimbang
I
n
t
e
r
v
e
n
s
i
L
A
N
J
U
T
A
N
ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai